Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN HIPOGLIKEMIA

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

Keperawatan Kritis

Dosen Pengampu :

Kasmad, M.Kep

Disusun oleh : Kelompok 5

Muhamad Nur Lukman Sandra Yulia Dara


Nani Nurhaeni Siti Solihah
Novita Rian Safitri Tuti Rahayu
Resha Avira

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN (EKSTENSI) B

TINGKAT 1 SEMESTER 2

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN CIREBON

TAHUN 2024

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT limpahan rahmat-Nya penyusun dapat


menyelesaikan makalah Keperawatan Kritis yang berjudul “Asuhan Keperawatan
pada Klien Hipoglikemia”. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah guna
memenuhi tugas Keperawatan Kritis.

Penyusun mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah


Keperawatan Kritis yaitu Kasmad, M.Kep. Makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sebagai perbaikan
dan penyempurnaan makalah ini.

Cirebon, 13 Maret 2024

penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................2
C. Tujuan.............................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................3
A. Pengertian Hipoglikemia................................................................................3
B. Etiologi............................................................................................................3
C. Manifestasi Klinis...........................................................................................6
D. Pemeriksaan Penunjang..................................................................................6
E. Patofisiologi....................................................................................................7
F. Pathway...........................................................................................................8
G. Komplikasi .....................................................................................................9
BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diabetes mellitus adalah salah satu penyakit tidak menular yang ditandai
dengan peningkatan kadar gula dalam darah sebagai akibat adanya gangguan
sistem metabolisme (Azwar, 2021). Menurut International Diabetes Federation
(IDF) tahun 2019, jumlah penderita diabetes di dunia mencapai 463 juta jiwa
pada usia 20-79 tahun atau setara dengan prevalensi sebesar 8,3% dan kematian
akibat penyakit ini mencapai 4,2 juta jiwa. Indonesia menempati peringkat ke-7
dengan jumlah penderita sebesar 10,7 juta jiwa (International Diabetes
Federation, 2019).
Salah satu komplikasi akut yang sering muncul atau sering dialami penderita
diabetes adalah hipoglikemia (Maria, 2021). Hipoglikemia adalah kondisi dimana
kadar glukosa darah sangat rendah (Sutanto, 2013). Diperkirakan sekitar 2-4%
kematian orang dengan diabetes tipe 1 berkaitan dengan hipoglikemia.
Hipoglikemia juga umum terjadi pada diabetes tipe 2, dengan tingkat prevalensi
70-80% (Setyohadi,
2011).
Hipoglikemia merupakan suatu kondisi yang bersifat emergensi dan
memerlukan penanganan yang cepat dan tepat. Apabila tidak mendapat
penanganan dengan cepat akan menimbulkan konsekuensi klinis yang berat
seperti gangguan kognitif, penurunan kesadaran, dapat memicu penyakit
kardiovaskular, bahkan menyebabkan kegagalan fungsi otak hingga kematian
(Mansyur, 2018).
Penatalaksanaan utama pada penderita hipoglikemi adalah mengatasi
hipoglikemia dan mencari penyebabnya. Penilaian keadaan pasien yang meliputi
keadaan umum, tingkat kesadaran, tanda vital, pengukuran konsentrasi gula
darah, riwayat penggunaan insulin dan obat antidiabetik oral, dan penilaian

1
riwayat nutrisi yang diberikan kepada pasien serta tatalaksana sesuai dengan alur
pengelolaan hipoglikemia harus segera dilakukan (Setyohadi, 2011). Hal yang
perlu ditekankan pada terapi hipoglikemia yaitu mencegah timbulnya
hipoglikemia berulang. Pasien harus memahami dan bisa mengidentifikasi
manifestasi klinis serta penanganan hipoglikemia. Selain itu, pasien harus
memperhatikan penggunaan insulin dan menyesuaikan diet serta aktivitas
olahraga yang dilakukan untuk mencegah terjadinya hipoglikemia (Black &
Hawks, 2021). Bedasarkan hal – hal tersebut kami menulis makalah ini yang
berjudul “ Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Hipoglikemia”

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari hipoglikemia?
2. Apa saja etiologi dari hipoglikemia ?
3. Apa saja manifestasi klinis dari hipoglikemia ?
4. Bagaimana pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk mengetahui
hipoglikemia?
5. Bagaimana pathofisiologi dari hipoglikemia?
6. Bagaimana pathway dari hipoglikemia?
7. Apa saja komplikasi dari hipoglikemia?
8. Bagaiman konsep asuhan keperawatan untuk klien dengan hipoglikemia?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari hipoglikemia.
2. Untuk mengetahui etiologi dari hipoglikemia.
3. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari hipoglikemia.
4. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk
mengetahui hipoglikemia.
5. Untuk mengetahui pathofisiologi dari hipoglikemia.
6. Untuk mengetahui komplikasi dari hipoglikemia.

2
7. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan untuk klien dengan
hipoglikemia.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Hipoglikemia
Menurut Pekeni (2019). Hipoglikemia adalah penurunan konsentrasi glukosa
serum dengan tanpa adanya gejala-gejala sistem autonom. Hipoglikemia ditandai
dengan menurunya kadar glukosa kurang dari 70 mg/dL. Keadaan hipoglikemia
sering dialami oleh pasien Diabetes Militus tipe 1, diikuti oleh pasien Diabetes
Militus tipe 2 yang diterapi dengan insulin dan sulfonilurea.
Hipoglikemia adalah gangguan kesehatan yang terjadi ketika kadar gula di
dalam darah berada di bawah kadar normal. Hipoglikemia adalah komplikasi
yang paling umum terjadi pada individu dengan diabetes melitus (Kemenkes RI,
2017). Hipoglikemia ditandai dengan menurunnya kadar glukosa darah <60
mg/dL (Perkumpulan Endrokinologi Indonesia, 2011). Nilai peringatan
hipoglikemia pada pasien rawat inap ddidefinisikan sebagai glukosa darah <70
mg/dL (3,9 mmol/L), sedangkan hipoglikemia yang signifikan secara klinis
didefinisikan sebagai nilai glukosa <54 mg/dL (3,0 mmol/L). (American Diabetes
Assosiation,2018).
Hipoglikemia adalah ciri umum dari DM tipe 1 dan juga dijumpai pada klien
dengan DM tipe 2 yang menjalani terapi obat insulin atau obat oral. Hipoglikemia
dapat disebabkan karena dosisinsulin berlebihan, asupan makanan lebih sedikit
dari biasanya, aktivitas berlebihan, ketidakseimbangan nutrisi dan cairan serta
riwayat mengkonsumsi alcohol (Black dan Hawks, 2021).

B. Etiologi
Hipoglikemia bisa disebabkan oleh:

3
1. Pelepasan insulin yang berlebihan oleh pancreas
2. Dosis insulin atau obat lainnya yang terlalu tinggi, yang diberikan
kepada penderita diabetes untuk menurunkan kadar gula darahnya
3. Kelainan pada kelenjar hipofisa atau kelenjar adrenal
4. Kelainan pada penyimpanan karbohidrat atau pembentukan glukosa di hati.
Adapun penyebab Hipoglikemia yaitu :
a) Dosis suntikan insulin terlalu banyak.
Saat menyuntikan obat insulin, anda harus tahu dan paham dosis obat
yang anda suntik sesuai dengan kondisi gula darah saat itu. Celakanya,
terkadang pasien tidak dapat memantau kadar gula darahnya sebelum disuntik,
sehingga dosis yang disuntikan tidak sesuai dengan kadar gula darah saat itu.
Memang sebaiknya bila menggunakan insulin suntik, pasien harus memiliki
monitor atau alat pemeriksa gula darah sendiri.
b) Lupa makan atau makan terlalu sedikit.
Penderita diabetes sebaiknya mengkonsumsi obat insulin dengan kerja
lambat dua kali sehari dan obat yang kerja cepat sesaat sebelum makan. Kadar
insulin dalam darah harus seimbang dengan makanan yang dikonsumsi. Jika
makanan yang anda konsumsi kurang maka yang anda konsumsi kurang maka
keseimbangan ini terganggu dan terjadilah hipoglikemia.
c) Aktifitas terlalu berat.
Olahraga atau aktifitas berat lainnya memiliki efek yang mirip
dengan insulin. Saat anda berolah berolah raga, anda akan menggunakan
menggunakan glukosa glukosa darah yang banyak sehingga sehingga kadar
glukosa glukosa darah akan menurun. Maka dari itu, olah raga merupakan
cara terbaik untuk menurunkan kadar glukosa darah tanpa menggunakan
insulin.
d) Minum alkohol tanpa disertai makan.
Alkohol menganggu pengeluaran glukosa dari hati sehingga kadar
glukosa darah akan menurun.
e) Menggunakan tipe insulin yang salah pada malam hari.

4
Pengobatan diabetes yang intensif terkadang mengharuskan
mengkonsumsi obat diabetes pada malam hari terutama yang bekerja secara
lambat. Jika anda salah mengkonsumsi obat misalnya anda meminum obat
insulin kerja cepat di malam hari maka saat bangun pagi, akan mengalami
hipoglikemia.

f) Penebalan di lokasi suntikan.


Dianjurkan bagi mereka yang menggunakan suntikan insulin agar
merubah lokasi suntikan setiap beberapa hari. Menyuntikan obat dalam waktu
lama pada lokasi yang sama akan menyebabkan penebalan jaringan. Penebalan
ini akan menyebabkan penyerapan insulin menjadi lambat.
g) Kesalahan waktu pemberian obat dan makanan.
Tiap – tiap obat insulin sebaiknya dikonsumsi menurut waktu yang
dianjurkan. Anda harus mengetahui dan mempelajari dengan baik kapan obat
sebaiknya disuntik atau diminum sehingga kadar glukosa darah menjadi
seimbang.
h) Penyakit yang menyebabkan gangguan penyerapan glukosa.
Beberapa penyakit seperti celiac disease dapat menurunkan penyerapan
glukosa oleh usus. Hal ini menyebabkan insulin lebih dulu ada di aliran
darah dibandingan dengan glukosa. Insulin yang kadung beredar ini akan
menyebabkan kadar glukosa darah menurun sebelum glukosa yang baru
menggantikannya.
i) Gangguan hormonal.
Orang dengan diabetes terkadang mengalami gangguan hormon
glukagon. Hormon ini berguna berguna untuk meningkatkan meningkatkan
kadar gula darah. Tanpa hormon ini maka pengendalian pengendalian kadar
gula darah menjadi terganggu.
j) Pemakaian aspirin dosis tinggi.
Aspirin dapat menurunkan kadar gula darah bila Aspirin dapat
menurunkan kadar gula darah bila dikonsumsi melebihi dosis 80 mg. nsumsi

5
melebihi dosis 80 mg.
k) Riwayat hipoglikemia sebelumnya.
Hipoglikemia yang terjadi sebelumnya mempunyai efek yang masih
terasa dalam beberapa waktu. Meskipun saat ini anda sudah merasa baikan
tetapi belum menjamin tidak akan mengalami hipoglikemia lagi.

C. Menifestasi Klinis
Gejala hipoglikemia dikategorikan ke dalam neuroglikopenia, yaitu gejala

yang berhubungan langsung dengan otak ketika terjadi kekurangan glukosa

darah. Otak sangat bergantung pada glukosa darah yang terus menerus untuk

mendorong metabolisme dan dukungan kognitif. Jika kada glukosa darah

menurun maka disfungsi kognitif tidak bisa dihindari. Gejala hipoglikemia yang

kedua, bersifat autonom, yaitu gejala yang terjadi akibat dari aktivasi sistem

simpato-adrenal yang mengakibatkan perubahan persepsi fisiologi.

Menurut PERKENI Adapun gejala – gejala hipoglikemia antara

lain :

Tabel Gejala – gejala Hipoglikemia

Adrenergik Neuroglikopenia
Pucat Bingung
Keringat dingin Bicara tidak jelas
Takikardi Perubahan sikap
perilaku
Gemetar Lemah
Lapar Disorientasi
Cemas Penurunan
kesadaran
Gelisah Kejang

D. Pemeriksaan Penunjang

6
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada pasien diabetes melitus
yang mengalami hipoglikemia antara lain (Black dan Hawks, 2021) :
1. Gula darah puasa, diperiksa untuk mengetahui kadar gula darah puasa
(sebelum diberi glukosa 75 gram oral) dan nilai normalnya antara 70- 110
mg/dl.
2. Pemeriksaan AGD, bisanya masih dalam batas normal namun dapat terjadi
asidosis respiratorik sedang.
3. Gula darah 2 jam post prandial, diperiksa 2 jam setelah diberi glukosa
dengan nilai normal < 140 mg/dl/2 jam normal < 140 mg/dl/2 jam
4. HBA1c, pemeriksaan dengan menggunakan bahan darah untuk
memperoleh kadar gula darah yang sesungguhnya karena pasien tidak
dapat mengontrol hasil tes dalam waktu 2 – 3 bulan. HBA1c menunjuk
bulan. HBA1c menunjukkan kadar hemoglobin kan kadar hemoglobin
terglikosilasi yang pada orang terglikosilasi yang pada orang normal antara
4 – 6%. Semakin tinggi maka akan menunjukkan bahwa orang tersebut
bahwa orang tersebut menderita menderita DM dan beresiko terjadinya
komplikasi.
5. Elektrolit, tejadi peningkatan creatinin jika fungsi ginjalnya telah
terganggu.
6. Leukosit, terjadi peningkatan jika sampai terjadi infeksi.

E. Patofisiologi
Ketergantungan obat menit demi menit pada suplai glukosa melalui sirkulasi
diakibatkan oleh ketidakmampuan otak untuk membakar asam lemak bebas
rantai panjang, kekurangan cadangan glukosa sebagai glikogen didalam otak
orang dewasa dan adanya jg ketersediaan keton. Otak megenali defisiensi
energy tersebut ketik kada glukosa serum turun secara tiba-tiba sampai kadar
sekitar 45mg/dL. Istilah neuroglikopenia ini menunjukkan derajat hipoglikemia
yang cukup dapat menyebbakan disfungsi otak yang mengakibatkan perubahan
kepribadaian dan kemunduran intelektual. Tetapi juga kadar yang tepat yang

7
dapat menyebabkan gejala sangat bervariasi antara satu orang dan orang lain
dan kadar serendah 30-35 mg/dL biasa terjadi tanpa gejala apapun yang terjadi
pada pasien diabetes jangka panja. Gejala yang ditimbulkan dari respons sistem
saraf simpatik terhadap hipoglikemia atau dari respons neuroglikopenik.
Dimana hipotalamus bereaksi terhadap kadar glukosa yang rendah untuk
meningkatkan respons adrenergic yang mencakup takikardia, palpitasi, tremor
dan kecemasan. Dan tujuannya ialah untuk mengaktifkan hormon pengaturan
keseimbangan (glucagon, katekolamin, kortison, hormone pertumbuhan) untuk
meningkatkan kadar glukosa dan melindungi organ-prgan vital dari
hipoglikemia.
F. Pathway

Reaksi autoimun Usia, obesitas,genetik

8
DM Type 1 DM type 2

Sel Beta Pancreas Sel beta pancreas


hancur menurun

Anabolisme proses Deficit insulin Penurunan glukosa Epineprin meningkat

Kerusakan pada antibodi Defisit Nutrisi


Liposis meningkat
Penurunan nutrisi Jaringan Hipoglikmia

Kekebalan tubuh Kelemahan Otot -Pelepasan adrenalin


Gula darah menurun < 60
Aterosklerosis mg/dl Mual Muntah -Takikardia, pucat,
Sulit konsentrasi, gemetar
Neurropati sensori
kejang, koma Pengaktifan saraf
simpatis
Klien merasa sakit pada Resiko Ketidakseimbangan
luka Cairan

G. Kompilasi
Makro vaskuler Makro vaskuler

Jantung Cerebri Retina Ginjal

Miokard Penyumba
Gangguan Neuropati
infark tan pada
penglihatan
otak

Nyeri Akut HipoglikemiaGagalmerupakan


ginjal komplikasi penting dari suatu
penyakit. Upaya pengendalian glikemik intensif selalu meningkatkan risiko
hipoglikemia. Peningkatan kematian ada sebanyak enam kali lipat

9 Penurunan Curah
Jantung
disebabkan oleh pasien yang mengalami hipoglikemia berat. Episode
hipoglikemia yang berulang dapat menyebabkan gangguan sistem kontra-
regulasi yang berpotensi menimbulkan ketidaksadaran
hipoglikemia. Komplikasi jangka pendek dan jangka panjang dari
hipoglikemia terkait diabetes termasuk presipitasi penyakit serebrovaskular
akut, infark miokard, disfungsi neurokognitif, kematian sel retina dan
kehilangan penglihatan selain masalah kualitas hidup terkait kesehatan yang
berkaitan dengan tidur, mengemudi, pekerjaan, kegiatan rekreasi yang
melibatkan olahraga dan perjalanan. Ada kebutuhan mendesak untuk
mengkaji spektrum klinis dan beban hipoglikemia sehingga tindakan
pengendalian yang memadai dapat diterapkan terhadap komplikasi yang
mengancam jiwa yang terabaikan ini. Pengenalan dini terhadap faktor risiko
hipoglikemia, dengan pemilihan rejimen pengobatan yang tepat dengan
risiko hipoglikemia yang minimal atau tanpa risiko hipoglikemia, dan
program pendidikan yang tepat bagi profesional kesehatan adalah cara
utama untuk mempertahankan kontrol glikemik yang baik, meminimalkan
risiko hipoglikemia. risiko hipoglikemia dan dengan demikian mencegah
komplikasi jangka panjang.

BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

10
A. Konsep Asuhan Keperawatan Teori
1. Pengkajian
a. Identitas klien
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama : sakit kepala, lemah, mual dan nafsu makan
menurun.
2) Riwayat kesehatan sekarang
3) Riwayat kesehatan dahulu
4) Riwayat kesehatan keluarga
5) Riwayat kesehatan lingkungan
6) Riwayat tumbuh kembang per sistem
c. Pola pengkajian fungsional
1) Nutrisi metabolik : intake makanan yang melebihi kebutuhan, terapi
obat-obatan yang mempengaruhi glukosa darah perhentian insulin
atau obat antihiperglikemia, nafsu makan menurn.
2) Eliminasi
3) Aktivitas istirahat : lemah, letih, sulit bergerak, kram otot, ganguan
istirahat, takikardia,
4) Kongnitif-perseptual : fungsi sensori, status pendengaran, status
penglihatan, masalah dengan pengecap, perasaan baal, kesemutan.
5) Konsep diri-persepsi diri
6) Seksual reproduksi
7) Nilai kepercayaan
2. Diagnosa Keperawatan
a) Penurunan Curah Jantung b.d epineprin meningkat
b) Defisit nutrisi b.d anoreksia, mual dan muntah.
c) Risiko ketidakseimbangan cairan b.d kehilangan cairan aktif, kekurangan
intake cairan.
3. Intervensi Keperawatan
a) Penurunan curah jantung b.d epineprin meningkat

11
Perawatan jantung (SIKI, I 02076)
- Identifikasi tanda atau gejala primer dan sekunder penurunan curah
jantung.
- Monitor tekanan darah dan saturasi oksigen.
- Monitor EKG.
- Posisikan semi fowler.
- Berikan diet yang sesuai.
- Berikan oksigen
- Kolaborasi dengan dokter dalam memberikan obat antiaritmia.
b) Defisit nutrisi b.d anoreksia, mual dan muntah.
Manajemen nutrisi (SIKI, I.03119)
- Identifikasi status nutrisi.
- Monitor asupan makanan.
- Monitor berat badan.
- Berikan makanan tinggi serat.
- Ajarkan diet yang diprogamkan.
- Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan.
- Kolaborasi dengan ahli gizi.
c) Resiko ketidakseimbangan cairan b.d kehilangan cairan aktif,
kekurangan intake cairan.
Manajemen Hipovolemia (SIKI, I.03116)
- Monitor intake dan output cairan.
- Hitung kebutuhan cairan.
- Anjurkan pemberbanyak asupan cairan oral.
- Kolaborasi pemberian cairan intravena.

DAFTAR PUSTAKA

12
Sisilia Indriasari, Iriene Kusuma, Irine Yuliana, Etik Lusiani. (2022).
KEPERAWATAN GAWAT DARURAT: Pendekatan Dengan Sistem. Banda
Aceh: Syiah Kuala University Press.
Rusdi, M. S. (2020). Hipoglikemia Pada Pasien Diabetes Melitus. Journal
Syifa Sciences and Clinical Research (JSSCR), 2(2), 83- 90.
Smeltzer, S, C. (2017). Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddart
Edisi 12.
Jakarta : EGC.
Morton, P, G. (2011). Keperawatan Kritis : Pendekatan Asuhan Holistik.
Jakarta : EGC.
Sole, M, Lou, Deborah, G. Klein and Marthe J. Moseley. (2011).
Introduction to Critical Care Nursing. America : Elsevier Saunders.
Black, Joyce M & Hawks, Jane. (2021). KEPERAWATAN MEDIKAL
BEDAH. Singapure: Elsevier.
Berz JP, Orlander JD. (2007). Ataksia Seleberal Berkepanjangan:
Komplikasi Hipoglikemia Yang Tidak Biasa. J Gen Magang Med. 23 : 105-
5

13

Anda mungkin juga menyukai