COVER
1
2
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN
Disusun Oleh:
Oleh:
Pembimbing :
3
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT., atas segala berkah,
rahmat, dan nikmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah seminar
yang berjudul “Asuhan Keperawatan Hiperglikemi” dengan tepat waktu dan
sebagai salah satu syarat menyelesaikan Pendidikan Keperawatan.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapatkan banyak bantuan dari
pihak yang membimbing, menyemangati, dan menuntun serta memberikan
penjelasan dengan baik. Maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Pembimbing yang telah membimbing, memberikan pengarahan sehingga
tugas ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna , oleh
karena itu penulis mengharapakan kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk kedepannya, semoga dengan tersusunya makalah ini dapat memberikan
manfaat untuk pembaca.
Penulis
4
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR GAMBAR v
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 2
BAB II 4
TINJAUAN TEORI 4
A. Pengertian 4
B. Etiologi 4
C. Patofisiologi 4
D. Pathway Keperawatan 6
E. Manifestasi Klinik 7
F. Klasifikasi 8
G. Pemeriksaan Penungjang 8
H. Komplikasi 9
I. Penatalaksanaan 10
J. Proses Keperawatan 11
5
DAFTAR GAMBAR
A. Latar Belakang
Hiperglikemia merupakan pengertian dari suatu kondisi ketika
kadar glukosa darah meningkat melebihi batas normalnya. Hiperglikemia
menjadi salah satu gejala awal seseorang mengalami gangguan metabolik
yaitu diabetes mellitus (Kementerian Kesehatan RI, 2014).
Hiperglikemia dapat disebabkan oleh ketidakmampuan pancreas
dalam menghasilkan insulin maupun ketidakmampuan tubuh dalam
menggunakan insulin yang dihasilkan dengan baik (Kementerian
Kesehatan RI, 2014).
WHO mengatakan bahwa hiperglikemia dapat disebabkan oleh
berbagai hal, namun hiperglikemia paling sering disebabkan oleh DM.
Pada DM gula menumpuk dalam darah sehingga gagal masuk ke dalam
sel. Kegagalan tersebut terjadi akibat hormon insulin jumlahnya kurang
atau cacat fungsi. Hormon insulin merupakan hormon yang membantu
masuknya gula darah (PERKENI, 2021)
Dampak dari hiperglikemia dapat beresiko terjadi komplikasi yaitu
komplikasi mikrovaskuler dan komplikasi makrovaskuler. Komplikasi
jangka pendek yang akan terjadi diabetes berupa peningkatan kadar
glikemik yang dapat menimbulkan ketoasidosis, kerusakan jaringan organ
tubuh, dan tubuh akan kekurangan insulin dikarenakan glukosa yang
tersedia tidak dapat digunakan oleh tubuh. Sedangkan komplikasi jangka
panjang berupa neuropati, stroke, kerusakan mata dan gangguan pada
jantung serta pembuluh darah (Kurniawan, 2021).
Prevalensi diabetes melitus setiap tahun mengalami peningkatan
diseluruh dunia. Menurut Internasional Diabetes Federation tahun 2019,
diperkirakan orang yang menderita diabetes sebanyak 463 juta orang.
Angka tersebut diperkirakan akan terus meningkat pada tahun 2030
mencapai 578 juta orang, dan 700 juta orang pada tahun 2045.
Diperkirakan pada tahun 2019, lebih dari 4 juta orang berusia 20 sampai
1
2
A. Pengertian
Hiperglikemia adalah keadaan dimana kadar glukosa darah di dalam
tubuh tinggi ditandai dengan poliuria, polidipsia, polifagia, kelelahan yang
parah (fatigue), dan pandangan kabur (Depkes, 2005). Menurut consensus
hiperglikemia ditandai dengan kadar glukosa puasa yaitu lebih dari sama
dengan 100 mg/dL (Soelistijo, 2021).
B. Etiologi
Sedangkan etiologi hipoglikemia adalah pengunaan insulin atau obat
glikemik oral, hiperinsulinnemia, endokrinopati, disvungsi hati, difungsi ginjal
kronis, efek agen farmakologi, tindakan pembedahan neoplasma dan
gangguan metabolic bawah Tanda dan gejala mayor hiperglikemia berupa data
subjektif meliputi pasien mengatakan lelah atau lesu, sedangkan data
objektifnya meliputi kadar glukosa dalam darah/urin tinggi (Ham & Saraswati,
2018).
C. Patofisiologi
Insulin adalah hormon yang diproduksi oleh sel beta yang terdapat di
pancreas. Pada keadaan normal, kadar insulin dalam darah akan berfluktuasi
tergantung kadar gula dalam darah. Fungsi utama insulin yaitu
mendistribusikan glukosa yang terdapat dalam darah ke seluruh tubuh untuk
dimetabolisme untuk menghasilkan energi (Fattorusso et al., 2018).
Glukosa merupakan karbohidrat sederhana yang terdapat dalam darah
dan perangsang atau stimulator utama pelepasan insulin dari sel beta (Bilous
dkk, 2014). Pada resistensi insulin, terjadi peningkatan produksi glukosa dan
penurunan penggunaan glukosa sehingga mengakibatkan hiperglikemia (Sari,
2022)
Gula yang tidak dapat masuk ke dalam sel mengakibatkan kadar
glukosa dalam darah meningkat dan menyebabkan hiperglikemi. Pengobatan
yang tidak teratur serta ketidakpatuhan dalam diit mengakibatkan glukosa
4
5
Sel kelaparan
6
E. Manifestasi Klinik
Manifestasi klinik utama hiperglikemia berdasarkan Manurung (2020) :
1. Poliuri (banyak kencing )
Poliuri merupakan keadaan dimana volume air kemih selama 24 jam
meningkat melebihi batas normal. Poliuri ini timbul sebagai gejala DM
karena kadar gula dalam tubuh relatif tinggi sehingga tubuh tidak sanggup
untuk mengurainya dan berusaha untuk mengeluarkannya melalui urin.
Pengeluaran urin ini lebih sering terjadi pada malam hari dan urin yang
dikeluaarkan mengandung glukosa.
2. Polidipsi (banyak minum)
Meningkatnya difusi cairan dari intrasel kelam vaskuler menyebabkan
penurunan volume intrasel sehingga mengakibatkan dehidrasi sel.
Akibatnya mulut menjadi kering dan sensor haus teraktivasi menyebabkan
seseorang haus terus menerus dan ingin selalu minum.
3. Polipaghi (banyak makan)
Pasien DM akan cepat merasakan lapar dan lemas, hal ini disebabkan
karena glukosa dalam tubuh semakin habis sedangkan glukosa dalam
darah cukup tinggi.
4. Gangguan penglihatan
Tingginya kadar gula darah dapat mengakibatkan gangguan penglihatan
berupa lesi mikrovaskuler pada retina dan akan menyebabkan penurunan
fungsi macula. Gangguan penglihatan yang umum terjadi pada orang DM
antara lain : katarak, retinopati dan glaukoma, selain itu gangguan
penglihatan daapat terjadi karena penebalan dan penyempitan pembuluh
darah, sehingga nutrisi yang seharusnya didapat oleh sel-sel mata
terhambat.
5. Kelelahan
Kelelahan merupakan perasaan letih yang luar biasa dan pada orang
sengan DM dapat disebabkan karena faktor fisik seperti metabolisme yang
tinggi dan faktor depresi dan ansietas.
6. Penyusutan berat badan
8
Karena glukosa tidak dapatdi transport kedalam sel maka sel kekurangan
cairan dan tidak mampu mengadakan metabolisme, akibatnya sel akan
menciut, sehingga seluruh jaringan terutama otot mengalami atrofidan
penurunan secara otomatis (Suzanne C. Smeltzer, Brenda G. Bare, 2013).
F. Klasifikasi
Hiperglikemia terdiri atas 2 yakni akut dan kronis. Hiperglikemia akut
terjadi jika kadar glukosa darah meningkat atau menurun tajam dalam waktu
singkat. Komplikasi akut yang biasanya terjadi adalah hipoglikemia, keadaan
kadar glukosa darah kurang dari 50 mg/dL. Hiperglikemia kronis
mengakibatkan kelompok sel noninsulin dependent seperti sel endotel
pembuluh darah kebanjiran glukosa (hiperglisemia). Hiperglisolia kronik
mengakibatkan perubahan homeostatis biokimia intra sel sehingga sel endotel
rusak. Glukosa diubah menjadi zat yang sangat hidrofilik yaitu sorbitol dan
fruktosa sehingga membrane pembuluh darah menjadi bengkak dan tebal
(Yasa dkk, 2022)
G. Pemeriksaan Penungjang
Pemeriksaan penunjang menurut PERKENI (2021) :
1. Pemeriksaan glukosa plasma sewaktu >200 mg/dL
2. Pemeriksaan glukosa plasma puasa ≥ 126 mg/dL dengan adanya keluhan
klasik.
3. Tes toleransi glukosa oral (TTGO). Meskipun TTGO dengan beban 75 g
glukosa lebih sensitif dan spesifik dibanding dengan pemeriksaan glukosa
plasma puasa, namun pemeriksaan ini memiliki keterbatasan tersendiri.
TTGO sulit untuk dilakukan berulang-ulang dan dalam praktek sangat
jarang dilakukan karena membutuhkan persiapan khusus.
4. Pengukuran tekanan darah, termasuk pengukuran tekanan darah dalam
posisi berdiri untuk mencari kemungkinan adanya hipotensi ortostatik,
serta ankle brachial index (ABI),untuk mencari kemungkinan penyakit
pembuluh darah arteri tepi
a. Pemeriksaan funduskopi
b. Pemeriksaan rongga mulut dan kelenjar tiroid
9
c. Pemeriksaan jantung
d. Evaluasi nadi, baik secara palpasi maupun dengan stetoskop
e. Pemeriksaan ekstremitas atas dan bawah, termasuk jari
f. Pemeriksaan kulit (acantosis nigrican dan bekas tempat penyuntikan
insulin) dan pemeriksaan neurologis
g. Tanda-tanda penyakit lain yang dapat menimbulkan DM tipe-lain
h. Glukosa darah puasa dan 2 jam post prandial
i. Pemeriksaan A1C
j. Profil lipid pada keadaan puasa (kolesterol total, HDL, LDL, dan
trigliserida)
k. Kreatinin serum, albuminuria, keton, sedimen, dan protein dalam uri
H. Komplikasi
Komplikasi hiperglikemi menurut Dafriani, (2022) adalah sebagai berikut:
1. Komplikasi akut
a. Ketoasidosis diabetic
b. Koma hiperglikemik hiperismoler non ketotik
c. Hipoglikemia
d. Asidosis lactate
e. Infeksi berat
2. Komplikasi kronik
f. Komplikasi vaskuler
g. Makrovaskuler : PJK, stroke , pembuluh darah perifer
h. Mikrovaskuler : retinopati, nefropati
i. Komplikasi neuropati
Neuropati sensorimotorik, neuropati otonomik gastroporesis, diare
diabetik, buli-buli neurogenik, impotensi, gangguan refleks
kardiovaskuler.
j. Campuran vascular neuropati
k. Komplikasi pada kulit
10
I. Penatalaksanaan
Menurut PERKENI 2021 komponen dalam penatalaksan hiperglikemi
yaitu:
1. Diet
Syarat diet hendaknya dapat:
a. Memperbaiki kesehatan umum penderita
b. Mengarahkan pada berat badan normal
c. Menekan dan menunda timbulnya penyakit angiopati diabetic
d. Memberikan modifikasi diit sesuai dengan keadaan penderita
Prinsip diet DM,adalah:
a. Jumlah sesuai kebutuhan
b. Jadwal diet ketat
c. Jenis: boleh dimakan/ tidak
Dalam melaksanakan diet diabetes sehari hari hendaknya diikuti
pedoman 3 J yaitu:
a. Jumlah kalori yang diberikan harus habis,jangan dikurangi atau
ditambah
b. 2) Jadwal diet harus sesuai dengan intervalnya
c. 3) Jenis makanan yang manis harus dihindari
Penentuan jumlah kalori diet DM harus disesuaikan oleh status gizi
penderita,penetuan gizi dilaksankan dengan menghitung percentage of
relative body weight( BPR=berat badan normal) dengan rumus:
BPR= BB(kg) X 100%
TB(cm) -100
Keterangan :
1) Kurus (underweight) :BPR<90%
2) Normal (ideal) :BPR 90% -110%
3) Gemuk (overweight) :BPR >110%
4) Obesitas apabila :BPR> 120%
a) Obesitas ringan :BPR 120% -130%
b) Obesitas sedang :BPR 130% - 140%
11
DAFTAR PUSTAKA