Anda di halaman 1dari 2

NAMA : NUR RAHMA

NIM : A1A222036

MATA KULIAH : PROFESIONALISME DALAM KEBIDANAN

KOMUNIKASI EFEKTIF KEBIDANAN

A. Komunikasi Positif
1. Suatu hari ada seorang ibu datang ke PMB bersama suaminya untuk memeriksakan
kehamilan yang sudah memasuki trimester 2. Ibu mengatakan keluhan yang saat ini
dirasakan adalah mudah lelah dan pusing. Kemudian bidan melakukan pemeriksaan
kehamilan, hasil yang didapatkan yaitu kenaikan berat badan ibu sangat sedikit dari berat
sebelum hamil. Bidan melakukan anamnesa kepada ibu tentang bagaimana pola makan
dan istirahat selama hamil ini, ibu mengatakan bahwa selama hamil ini pola istirahat
cukup dan sehari-hari ibu makan nasi dengan sayur karena mitos yang dipercaya
penduduk desanya bahwa ibu hamil tidak boleh makan amis-amisan nanti anaknya akan
memiliki rambut tipis dan kulit bersisik.
Mendengar hal tersebut lantas bidan memberikan edukasi kepada ibu terkait kebutuhan
nutrisi ibu hamil dengan lengkap dan jelas, serta memberikan pengertian kepada ibu
bahwa makanan amis bukan penyebab dari rambut tipis dan kulit bersisik. Hal tersebut
dapat terjadi karena asupan nutrisi yang kurang dan kemungkinan penyebab lain.
Akhirnya ibu dan suami telah paham dan mengerti pentingnya pemenuhan nutrisi bagi
ibu hamil, dan bersedia makan makanan amis.
2. Disebuah tempat dipinggiran kota ada seorang ibu bernama Ibu Rima. Ibu Rima kini
tengah hamil anak pertama dengan usia kandungan 8 minggu. Suatu sore Bu Rima
sedang berkumpul bersama tetangganya. Mereka saling bertukar kabar hingga cerita
tentang stretchmark yang membekas akibat kehamilan. Salah satu teman Ibu Rima
mengatakan bahwa stretchmark tersebut sangat mengganggu bagi dirinya dan suami
sehingga ia berusaha sebisa mungkin untuk memudarkan stretchmark tersebut. Setelah
pertemuan itu Bu Rima sempat berfikir bahwa apa yang disampaikan temannya akan
terjadi pada dirinya. Suatu hari Bu Rima berinisiatif mengunjungi bidan di daerahnya
untuk menanyakan terkait stretchmark tersebut karena takut kalau setelah melahirkan dia
menjadi tidak menarik bagi suaminya. Kemudian bidan memberikan edukasi kepada Bu
Rima terkait bagaimana stretchmark itu terjadi dan cara meminimalisirnya, bidan juga
memberikan dukungan emosional kepada ibu bahwa stretchmark merupakan bukti cinta
kasih serta perjuangan seorang ibu kepada anaknya sehingga dia harus mensyukuri itu.
Sepulang dari PMB Bu Rima berkaca dengan memperlihatkan perutnya dan berafirmasi
bahwa tidak apa-apa ada stretchmark asal bayinya sehat.
B. Komunikasi Negatif
1. Bu Ina salah satu warga di desa pinggiran kota datang ke sebuah PMB untuk
berkonsultasi. Bu Ina mengatakan bahwa saat ini dirinya tengah hamil trimester 2 dan
beberapa hari belakangan suami mengajak ibu untuk berhubungan seksual. Karena Bu
Ina takut jika nanti terjadi hal yang tidak diinginkan maka Bu Ina menolak ajakan suami.
Kemudian bidan memberikan edukasi bahwa aman untuk berhubungan seksual saat hamil
namun dengan posisi tertentu yang tidak membahayakan janin.
Selang 2 hari kemudian Bu Ina datang kembali ke PMB untuk memeriksakan
kehamilannya, ibu mengatakan merasa perutnya kencang-kencang sejak subuh.
Kemudian bidan melakukan observasi dan anamnesa pada ibu, yang ternyata 1 hari yang
lalu ibu melakukan hubungan seksual dengan suami. Lalu bidan menjelaskan kembali
secara detail syarat-syarat boleh dilakukannya hubungan suami istri salah satunya yaitu
boleh dilakukan saat kehamilan mendekati usia persalinan.
2. Di sebuah desa terdapat PMB yang ramai dikunjungi oleh pasien. Hari itu ada seorang
ibu yang selesai melahirkan dan diperbolehkan pulang. Sebelum pulang bidan
memberikan edukasi kepada ibu dan keluarga terkait proses masa nifas dan perawatan
bayi baru lahir. Pada perawatan bayi baru lahir bidan tidak lupa mengedukasi cara
perawatan tali pusat, yaitu dengan membiarkan tali pusat dalam keadaan terbuka tanpa
dibalut kasa karena di lingkungan tersebut masih kerap dijumpai ibu-ibu yang
membungkus tali pusat dengan kasa.
Selang 7 hari kemudian ibu datang bersama bayinya untuk kunjungan ulang. Bidan
terlebih dahulu melakukan pemeriksaan pada ibu dan hasilnya keadaan ibu baik, proses
nifas berjalan dengan normal. Kemudian bidan melakukan pemeriksaan pada bayi, hasil
yang didapatkan pada tali pusat tampak kemerahan. Bidan menanyakan kepada ibu
bagaimana cara perawatan tali pusat di rumah. Ternyata ibu memberikan sebuah minyak
yang didapatkan dari mertuanya, katanya minyak tersebut bisa mempercepat pelepasan
tali pusat. Kemudian bidan memberikan edukasi kepada ibu bahwa tali pusat akan
terlepas sendiri tanpa diberi apapun, dengan dioleskan minyak atau racikan-racikan lain
dapat memperlambat proses pelepasan tali pusat dan dapat menyebabkan infeksi.

Anda mungkin juga menyukai