Anda di halaman 1dari 9

ISSU ETIK DALAM

KEBIDANAN
1. Issu Etik Antara Bidan
Dengan Klien, Keluarga,
Masyarakat.
2. Issu Etik Antara Bidan
Dengan Teman Sejawat.
3. Issu Etik Antara Bidan
Dengan Tenaga Kesehatan
Lain.
4. Issu Etik Antara Bidan
Dengan Organisasi Profesi.
Issu Etik Antara Bidan
Dengan Klien, Keluarga,
Masyarakat
Seorang klien hamil 39 minggu datang keseorang bidan dengan keluhan perutnya
terasa mules dan sakit sejak 5 jam yang lalu. Setelah dilakukan pemeriksaan dalam,
didapatkan hasil pembukaan empat dan janin dalam letak sungsang. Kemudian bidan
menyarankan agar dirujuk ke rumah sakit, karena kondisi tersebut di luar kewenangan
bidan dan janin tersebut sebaiknya dilakukan melalui operasi. Namun keluarga klien
terutama suami menolak dengan alasan tidak mempunyai biaya untuk membayar
operasi. Bidan telah berusaha memberikan penjelasan bahwa tujuan dilakukan rujukan
demi keselamatan janin dan juga ibunya, namun jika tetap tidak mau dirujuk akan
sangat membahayakan janin dan juga ibunya. Keluarga bersikeras agar bidan mau
menolong persalinan tersebut, apapun yang akan terjadi. Sebenarkan bidan tidak yakin
bisa berhasil menolong persalinan dengan keadaan letak sungsang seperti ini. Oleh
karena keluarga tetap memaksa, akhirnya bidan pun menuruti kemauan klien serta
keluarga untuk menolong persalinan tersebut. Persalinan berjalan sangat lama karena
kepala janin tidak bisa keluar. Setelah bayi lahir ternyata bayi sudah meninggal.
Akhirnya keluarga menyalahkan bidan, mereka beranggapan bidan tidak bisa bekerja
secara profesional dan berita itu pun tersebar di masyarakat bidan tersebut kemudian di
anggap sangat lamban dan tidak sesuai prosedur dalam melakukan tindakan.
Issu Etik Antara Bidan Dengan
Teman Sejawat.
Disuatu desa yang tidak jauh dari kota dimana didesa tersebut ada dua orang bidan
”Ani” dan bidan “Rina” yang sama-sama memiliki BPM dan ada persaingan dintara
dua bidan tersebut. Pada suatu hari datang seorang pasien yang akan melahirkan di
BPM bidan “Rina” yang lokasinya tidak jauh dari BPM bidan “Ani”. setelah
dilakukan pemeriksaan ternyata pembukaan masih belum lengkap dan bidan “Rina”
menemukan letak sungsang dan bidan tersebut tetap akan menolong persalinan
tersebut meskipun mengetahui bahwa hal tersebut melanggar wewenangnya sebagai
bidan demi mendapatkan banyak pasien untuk bersaing dengan bidan “Ani”
sedangkan bidan “Ani” mengetahui hal tersebut. Jika bidan “Rina” tetap akan
menolong persalinan tersebut, bidan “Ani” akan melaporkan bidan “Rina” untuk
menjatuhkan bidan “Rina” karena dianggap melanggar wewenang profesi bidan
Issu Etik Antara Bidan Dengan
Tenaga Kesehatan Lain.
Disuatu desa yang ada sebuah BPS, suatu hari ada seorang Ibu berusia 35
Tahun keadaannya sudah lemah. bidan menanyakan kepada keluarga pasien
apa yang terjadi pada pasien. Dan suami pasien menjawab ketika dirumah
Pasien jatuh & terjadi perdarahan hebat. Setelah itu bidan memberikan
pertolongan , memberikan infuse dst…. Bidan menjelaskan pada keluarga,
agar istrinya di bawa ke rumah sakit untuk dilakukan curretase. Kemudian
keluarga pasiien menolak saran bidan tsb, dan meminta bidan yang
melakukan currentase. selang waktu 2 hari pasien mengalami perdarahan
lagi kemudian keluarga merujuk ke RS. Dokter menanyakan kapeda suami
px, apa yang sebenarnya terjadi dan suami px menjelaskan bahwa 3 hari
yang lalu istrinya mengalami keguguran & di currentase bidan didesanya.
dokter mendatangi bidan terebut. Maka Terjadilah konflik antara bidan &
dokter.
Issu Etik Antara Bidan Dengan
Organisasi Profesi
Seseorang ibu hamil merasa sangat puas dan sengan dengan
pelayanan seorang bidan., sehingga ia rutin melakukan
pemeriksaaan kehamilannya dan berencana akan melahirkan
ditempat bidan tersebut. Namun hasil pemeriksaaan bidan
menunjukan bahwa kondisi medis ibu berisiko untuk persalinan
pervaginam, karena ibu memiliki riwayat hipertensi dan anemia.
Hal ini berbahaya bagi keselematan ibu dan janin. Bidan tersebut
telah mengetahui resiko buruk tersebut, yaitu terjadinya perdarahan
pada ibu dan gawat janin. Akan tetapi ia lebih mementingkan
egonya sendiri karena takut kehilangan komisinya dari pada dirujuk
ke rumah sakit. Setelah janin lahir ibu mengalami perdarahan
hebat, sehingga kejang-kejang dan meninggal. Saat berita itu
terdengar organisasi profesi (IBI), maka IBI memberikan sanksi
yang setimpal dari kecerobohan bidan yang berakibat fatal. Sebagai
gantinya, izin praktek (BPM) bidan A dicabut dan dikenakan denda
sesuai dengan pelanggaran tersebut.

Anda mungkin juga menyukai