Anda di halaman 1dari 5

1. Seorang ibu PP masuk kamar bersalin dalam keadaan inpartu.

Sewaktu dilakukan anamnesa


dia mengatakan tidak mau di episiotomi dan sekarang ini pasien tersebut berada dalam kala II
dan kala II yang berlangsung agak lambat tetapi ada kemajuan. Perineum masih kaku dan
tebal. Keadaan ini dijelaskan kepada ibu oleh bidan tetapi ibu tetap pada pendirian dan
sementara waktu berjalan terus dan djj mulai menunjukkan keadaan yang tidak stabil/ fetal
distress dan ini mengharuskan bidan untuk mempertimbangkan melakukan episiotomi tetapi
ibu tersebut tidak menggubrisnya. Bidan berharap  bayinya selamat. Sementara itu ada bidan
yang memberitahukan bahwa dia pernah melakukan hal ini tanpa persetujuan pasien untuk 
melindungi bayinya. Jika bidan melakukan episiotomi tanpa  persetujuan pasien, maka bidan
akan dihadapkan kepada sederetan tututan …
Terkait kasus di atas, perlindungan hukum yang akan didapat bidan adalah ….
a. Permenkes No 585/ Men.Kes/Per/IX/1989 tentang persetujuan Tindakan medis ,
dimana pada pasal 4 ayat (2) menyebutkan dalam memberikan informasi kepada
pasien/ keluarga, kehaidran seorang perawat/ paramedis lainnya sebagai saksi sangat
penting
b. Permenkes No 290/Menkes/Per/III/2008 tentang persetujuan Tindakan kedokteran,
pasal 4 ayat 1, Tindakan medis dapat dilakukan kepada pasien gawat darurat meski
tanpa adanya informed consent
c. Permenkes RI No 585/Men.Kes/Per/X/1989 , pada pasal 1 (a) menyatakan bahwa
persetujuan Tindakan medis (informed consent) adalah persetujuan yang diberikan
oleh pasien atau keluarganya atas dasar penjelasan mengenai Tindakan medis yang
akan dilakukan terhadap pasien
d. UU No 36 Tahun 2009 tentang kesehatan disebutkan bahwa setiap orang berhak
memperoleh informasi tentang data kesehatan dirinya termasuk Tindakan dan
pengobatan
e. Tindakan medis yang dilakukan tanpa persetujuan pasien atau keluarga terdekatnya,
dapat digolongkan sebagai Tindakan penganiayaan

2. Seorang perempuan berusia 38 tahun hamil anak keempat dan kembar datang ke bidan
praktek mandiri dan mengatakan ingin meneran, tidak lama kemudian lahirlah bayi kembar
pervaginam berjenis kelamin perempuan keduanya. Lahir menangis kuat dengan BB bayi
pertama 2600 gram, BB bayi kedua 1500 gram. Bidan akan melakukan rujukan ke rumah
sakit tetapi istri dan suami menolak.
Apakah tindakan yang tepat dilakukan bidan untuk kasus di atas ?
a. Memberikan informed consent
b. Memberikan informed choice
c. Segera mencari transportasi untuk ke rumah sakit
d. Konseling tentang tanda bahaya bayi baru lahir dan ibu post partum
e. Menyarankan orang tua bayi untuk Konsul ke dokter anak

3. Seorang bidan melakukan kunjungan nifas hari ke 3 ke rumah seorang ibu usia 25 tahun. Ibu
mengeluh pusing dan mengeluarkan darah yang banyak. Hasil pemeriksaan TD 90/60 mmHg,
N : 98x/mnt, R : 16x/mnt, S: 36°C, akral dingin, TFU sepusat, kontraksi agak lembek,
perdarahan pervaginam darah segar 500cc, Hb 6gr%.
Apakah tindakan bidan sesuai standar pelayanan kebidanan sesuai kasus di atas?
a. Pemenuhan nutrisi
b. Eksplorasi sisa plasenta
c. Lakukan masase uteri
d. Lakukan persiapan rujukan
e. Berikan terapi tablet Fe 1x 225mg

4. Seorang ibu Ny. I berusia 22 tahun 1 bulan lalu menjalani persalinan pertamanya. Diduga
karena kecerobohan bidan yang masih magang saat menolong persalinannya di Puskesmas,
pasien mengalami luka robek di bagian organ vital hingga ke bagian anus. Akibatnya, selain
terus-menerus mengalami kesakitan, Ny. I terpaksa buang kotoran melalui alat kelaminnya.
Saat menjalani proses persalinan, Ny. I dibantu oleh beberapa bidan magang, atas
pengawasan bidan Puskesmas. Namun salah seorang bidan magang diduga melakukan
kesalahan saat menggunting perineum
Aspek legal yang salah dalam kasus di atas adalah ?
a. Episitiotomi hingga menyebabkan anus pasien robek merupakan Tindakan kelalaian
bidan
b. Menurut UU No 36 Tahun 2014 tentang tenaga kesehatan kompetensi adalah
kemampuan yang dimiliki seorang tenaga kesehatan berdasarkan ilmu pengetahuan,
keterampilan, dan sikap professional untuk menjalankan praktek
c. Bidan magang harus sering membaca literasi tentang asuhan persalinan dan
keterampilan yang harus dimiliki saat menolong persalinan
d. Bidan magang berkonsultasi pada bidan puskesmas yang lebih senior, sehingga
mendapatkan solusi atau koreksi tentang rencana Tindakan yang akan diambil dalam
prosedur asuhan persalinan
e. Bidan senior sebaiknya mengoreksi apabila ada Tindakan bidan magang yang tidak
tepat sehingga tidak membahayakan pasien

5. Dua orang bidan yang menolong persalinan di Puskesmas dikenakan hukuman kode etik atas
kasus kelahiran bayi meninggal yang menyebabkan kepala dan tangan bayi terpisah dari
tubuh bayi. Berdasarkan informasi tenaga kesehatan Puskesmas, kepala bayi memang terpisah
saat persalinan, namun sang bayi sudah tidak bernyawa sejak di dalam kandungan. Tetapi
keluarga pasien menuntut adanya dugaan malpraktek yang dilakukan Puskesmas.
Tindakan bidan yang tidak sesuai dengan aspek legal dan keselamatan pasien adalah ?
a. Bidan mengikuti seminar dan pelatihan guna mengupgrade ilmu untuk meningkatkan
kompetensi yang dia miliki
b. Setiap Tindakan medis yang bidan lakukan harus dilengkapi dengan dokumentasi ,
yang dapat dijadikan bukti jika nanti dimintai kesaksian hukum
c. Bidan bekerja sesuai dengan standar profesi bidan dan kode etik bidan
d. Bidan melakukan Kegiatan malpraktek , karena bidan tidak melakukan prosedur
sesuai dengan asuhan kebidanan selama asuhan kebidanan persalinan dengan baik
e. Bidan bijak dalam mengambil keputusan medis demi keselamatan pasien

6. Di suatu desa ada sebuah Tempat Praktek Mandiri Bidan (TPMB), suatu hari ada seorang ibu
berusia 35 tahun keadaannya sudah lemah, bidan menanyakan kepada keluarga pasien apa
yang terjadi pada pasien. Dan suami pasien menjawab Ketika di rumah pasien jatuh dan
terjadi perdarahan hebat. Setelah itu bidan memberikan pertolongan, memberikan infus dan
sebagainya. Bidan menjelaskan kepada keluarga, agar istrinya dibawa ke rumah sakit untuk
dilakukan kuret. Kemudian keluarga pasien menolak saran bidan tersebut. Dan meminta bidan
yang melakukan kuret. Selang waktu 2 hari pasien mengalami perdarahan lagi kemudian
keluarga merujuk ke rumah sakit. Dokter menanyakan kepada suami pasien, apa yang
sebenarnya terjadi dan suami menjelaskan bahwa 3 hari yang lalu istrinya mengalami
keguguran dan dikuret bidan didesanya. Dokter mendatangi bidan tersebut. Maka terjadilah
konflik antara bidan dan dokter.
Pada kasus tersebut apa konflik yang dialami oleh bidan tersebut?
a. Seorang bidan melakukan pertolongan persalinan normal
b. Seorang bidan melakukan pertolongan persalinan sungsang
c. Seorang bidan melakukan persalinan sungsang untuk mendapatkan pasien demi
persalinan
d. Seorang bidan melakukan malpraktek diluar pelanggaran
e. Bidan melakukan kuretase diluar wewenangnya sehingga terjadi konflik antara bidan
dan dokter

7. Di suatu daerah dilaporkan ada praktek bidan desa yang selalu menyarankan pasien untuk
operasi di rumah sakit tertentu, dimana bidan mendapatkan keuntungan materi dari rumah
sakit yang menjadi rujukannya. Laporan dari masyarakat banyak yang mengeluh praktik
bidan desa diwilayahnya , dimana dalam melayani pasien yang akan melakukan persalinan,
bidan langsung memberi surat rujukan ke salah satu RS untuk dilakukan seksio sesarea,
padahal sebenarnya persalinan dapat dilakukan secara normal. Berdasarkan laporan ini,
kemungkinan bidan akan mendapatkan ancaman berupa izin praktek dicabut
Dalam kasus di atas merupakan salah satu contoh isu
a. Issue etik yang terjadi antara bidan dengan klien, keluarga dan masyarakat
b. Issue etik yang terjadi antara bidan dengan teman sejawat
c. Issue etik bidan dengan organisasi profesi
d. Issue etik bidan dengan pemerintah
e. Issue etik bidan dengan diri sendiri

8. Seorang ibu yang ingin bersalin di TPMB Bidan A. Sejak awal kehamilan ibu tersebut
memang sudah sering memeriksakan kehamilannya. Menurut hasil pemeriksaan bidan, ibu
tersebut mempunyai Riwayat hipertensi maka kemungkinan lahir pervaginam sangat berisiko
saat persalinan tiba. Tekanan darah ibu menjadi tinggi jika tidak dirujuk maka berisiko
terhadap janin dan kondisi ibu itu sendiri. Selain itu risiko pada janin terjadi gawat janin dan
perdarahan pada ibu. Bidan A mengerti risiko yang akan terjadi. Tetapi lebih mementingkan
egonya sendiri karena takut kehilangan komisinya daripada dirujuk ke rumah sakit. Setelah
janin lahir ibu mengalami kejang-kejang disertai perdarahan hebat hingga meninggal. Berita
itu terdengar organisasi profesi IBI , maka IBI memberikan sanksi yang setimpal dari
kecerobohannya sudah merugikan orang lain. Sebagai gantinya, izin praktik TPMB bidan A
dicabut dan dikenakan denda.
Berdasarkan kasus di atas , apakah dilemma etik yang terjadi ?
a. Terjadi malpraktik
b. Pelanggaran wewenang bidan
c. Warga yang mengetahui hal tersebut segera melaporkan kepada organisasi profesi dan
diberikan AMP
d. Bidan diberikan sanksi
e. Bidan melanggar kode etik profesi bidan

9. Disuatu desa terpencil ditempatkan seorang bidan PTT ,yaitu bidan E. bidan E ini sangat
jarang sekali berada di tempat. Sehingga dimasa kerjanya bidan yang seharusnya dibutuhkan
ini tidak memberikan pelayanan sebagaimana mestinya. Ini merupakan pelanggaran yang
dilakukan terhadap profesinya. Hal ini terdengar oleh organisasi profesi bidan (IBI) dan bidan
PTT bisa dikenakan sanksi yang setimpal atas pelanggarana yang ia lakukan.
Kasus di atas merupakan issue etik antara
a. Bidan dengan profesi
b. Bidan dengan klien
c. Bidan dengan keluarga
d. Bidan dengan masyarakat
e. Bidan dengan teman sejawat

10. Disuatu desa, ditempatkan seorang bidan Bernama bidan N, bidan ini terkenal sekali
matrelialistis, sampai-sampai pelayanan yang diberikannya saja tergolong mahal. Suatu hari
datang pasien Bernama L (22tahun) untuk bersalin. Setelah persalinan selesai suami dari Ny.
L tidak bisa membayar semua uang persalinannya dengan lunas. Bidan tidak terima dengan
hal tersebut dan terus mendesak untuk melunasinya dan menceritakan kepada orang lain.
Sikap yang harus ditunjukkan sebagai seorang bidan adalah …
a. Janganlah dinilai masyarakat sebagai sosok yang materialistis karena bidan menolong
persalinan itu berdasarkan hati Nurani
b. Lebih memaksa agar klien membayar lunas biaya persalinan
c. Menilai masyarakat sebagai sosok yang materialistis
d. Memarahi klien yang tidak bisa membayar biaya persalinan secara lunas
e. Meminta uang muka dulu setiap akan memberikan pelayanan kepada pasien, sehingga
tidak perlu menagih kepada pasien

Anda mungkin juga menyukai