Anda di halaman 1dari 6

BAB III

KASUS

KASUS 1

Ny. B bersama suaminya Tn. A datang ke PMB bidan E untuk melakukan


pemeriksaan ANC. Ny.B berusia 23 tahun G2P1000 usia kehamilan 37 minggu. Ny B
merupakan guru SD dengan background pendidikan S1, sedangka Tn. A bekerja
sebagai karyawan bank swasta. Pada riwayat kehamilan sebeblumnya 1,5 tahun yang
lalu Ny. B melahirkan anak stillbirth dengan berat 3,2 kg berjenis kelamin laki-laki
secara sectio caesaria dengan indikasi ruptur uteri hal ini disebabkan saat proses
persalinan Ny. B mengkonsumsi air rendaman rumput fatimah yang dibawa oleh
keluarganya. Pada kehamilan kali ini Ny.B berkeinginan untuk melahirkan secara
VBAC (vaginal birth after caesarian), karena menurutnya jika belum melahirkan
secara normal berarti belum menjadi ibu seutuhnya. Ny B telah mengikuti berbagai
macam persiapan seperti mengikuti kelas prenatal yoga. Namun ketika melakukan
pemeriksaan USG di dokter spesialis obstetri dangynecology, hasil USG menyatakan
semuanya normal, namun beliau menyatakan bahwa Ny B tidak dapat melakukan
persalinan normal karena memiliki riwayat SC kurang dari dua tahun, dikhawatirkan
akan menyebabkan ruptur uteri lagi. Ny.B tidak bisa menerima hal tersbut, oleh
karena itu dia mendatangi bidan E untuk membantunya melakukan persalinan secara
VBAC (vaginal birth after caesarian).
 jika sudah waktunya nanti. Bidan E menjelaskan bahwa ibu dengan riwayat
persalinan SC bukan merupakan kewenangannya dan harus melakukan persalinan di
rumah sakit. Mendengar penjelasan tersebut Ny. B merasa marah dan memaki bidan E
bahwa dia tidak kompeten di bidangnya dan tidak mendukung keinginannya utuk
melakukan persalinan secara VBAC (vaginal birth after caesarian).

PENYELESAIAN KASUS

Kasus diatas menjadi dilema etik bagi bidan, dimana kasus dilema etik meupakan
suatumasalah yang melibatkan dua atau lebih landasan moral tetapi tidak dapat
dilakukan keduanya.Menurut Thomson & Thomson (1981) dilema etik merupakan
suatu masalah yang sulit dimanatidak ada alternatif yang memuaskan dengan
memuaskan yang sebanding. Untuk membuatkepuusan yang etis bidan harus bisa
berikir secara rasional dan bukan emosional. Bidan dalammemberikan asuhan
kebidanan diharapkan sesuai dengan etika dan legal yaitu denganmenghargai
keputusan pasien, selain itu juga memiliki tanggung jawab untuk
memberikan pelayanan yang terabik bagi keselamatan jiwa dan kesehatan
pasien.Ketika keputusan pasien berlawanan dengan tujuan penyelamatan jiwa pasien
maka bidanharus memiliki alternatif solusi untuk megatasi permasalahan tersebut
dengan tetapmemperhatikan konsekuensinya. Oleh karea itu diperlukan strategi dan
langkah-langkah untuK menyelesaikan kasus dilema etik tersebut. Pada kasus diatas
berikut adalah langkah-langkahyang digunakan untuk penyelesaian kasus :
1. PENGKAJIAN
 Ny. B berusia 23 tahun tahun G2P1000 usia kehamilan 37 minggu, datang bersama
suaminyaTn B ke PMB bidan Z untuk melakukan pemeriksaan ANC. Riwayat persalinan
pada 1,5 tahun yang lalu melahirkan anak laki-laki dengan berat badan 3,2 kg stillbirth
dengan operasi SC dikarenakan telah terjadi ruptur uteri. Hasil USG dari dokter Obgyn adalah
normal, namun beliau menyatakan bahwa Ny. B dianjurkan melahirkan secara SC di rumah
sakit. Ny.B tidak menerima hal tersebut, dan datang ke bidan E untuk membantunya
melakukan persalinansecara VBAC (vaginal birth after caesarian)  jika waktunya bersalin
nanti.
2. Indentifiksi masalah
Masalah yang muncul adalah Ny A meminta untuk melakukan VBAC (vaginal birth
after caesarian). Dimana bidan Z mengetahui bahwa VBAC (vaginal birth after
caesarian) bukan merupakan wewenangnya, jika dilakukan makan bidan E akan
melanggar kode etik danmerupakan tindakan yang ilegal.3.Identifikasi masalah etik 
a. Autonomy Sebagai seorang bidan kita berhak menghormati keinginan dan keputusan
dari Ny.B untuk melakukan persalinan secara VBAC (vaginal birth after caesarian).
Akan tetapi disisi lainsebagai sorang bidan memiliki kode etik yang harus dipatuhi,
yang mana jika dilanggar dapat berakibat pada jatunya sanki. 
b. BeneficienceKetika bidan E menyarankan Ny B untuk melakukan persalinan dirumah
sakit, hal inidilakukan supaya ketika terjadi kegawatdaruratan dapat segera ditangani.
Akan tetapi halini bertentangan dengan prinsip autonomy.
c. Non – maleficence Rekomendasi dari dokter obgyn dan bidan terhadap Ny.B untuk
melakukan persalinan dirumah sakit secara operasi SC bertujuan untuk keselamatan
jiwa dan kesehatan Ny.B dan bayinya.
d. Varacity Sebagai seorang bidan, seharusnya memberikan informasi mengenai
kelebihan dankekurangan dari VBAC (vaginal birth after caesarian). karena Ny. B
berhak untuk mengetahui informasi tersebut sebelum membuat keputusan.
e. Justice Sebagai seorang bidan tidak boleh membedakan jenis pelayanan yang
diberikan, namuntetap berpegang pada kode etik profesi yang ada.4.Identifikasi pihak
yang terlibat
1) Bidan E.
2) Ny B
3) Suami Ny B
4) Dokter Obgyn
5) Tindakan yang diusulkan
a) Mengusulkan untuk dilakukan persalinan di rumah sakit, tetapi Ny. B
memiliki autonomy untuk menentukan tempat persalinan, petugas kesehatan
dan metode persalinan yangnanantinya akan dilakukan saat persalinan.
Maksud dari tindakan yaitu : memberikan pendidikan konselor dan advokasi
agar Ny.B dan suami dapat memebrikan keputusan yang tepat dalam kasus
ini dan mau untuk  bersalin di rumah sakit. Tujuannya jika terjadi
kegawatdaruratan pada Ny B dapat segera teratasi Konsekuensi dari
tindakan yang dilakukan:
 Akan memerlukan biaya yang banyak jika persalinan di rumah
sakit-Tidak sesuai dengan keinginan Ny B
  Mengusulkan untuk bersalin secara operasi SC, yang mana tidak
sesuai dengan autonomy Ny B namun tindakan ini mengandung
prinsip etik beneficience dan non- maleficence. Maksud dari
tindakan yaitu: memberikan pendidikan konselor dan advokasi agar
Ny.B dapat mengikuti saran untuk melakukan persalinan secara
scTujuannya : menghindari ruptur uteri, dan mnyelamatkan
keselamatan jiwa dan kesehatan Ny. B serta janin yang dikandung.
 Konsekuensi Tidak sesuai dengan keinginan pasien-
6) Mengidentifikasi konflik yang terjadi berdasarkan situasi tersebutUntuk
menentukan apakah Ny. B melakukan persalinan secara VBAC (vaginal birth
after caesarian) sebagai tenaga kesehatan bidan dihadapkan prinsip etik yaitu
menghormatikeputusan pasien (Autonomy). Namun jika bidan menyetujui untuk
melakukan tindakantersebut maka akan bertentangan dengan kode etik dan
merupakan tindakan ilegal. Bidan memberikan informasi kepada Ny.B sebelum
membuat keputusan , namun dapat mengakibatkan Ny.B menjadi khawatir dan
berdampak pada kondisi psikologis dimana Ny.B  beranggapan bahwa untuk
menjadi ibu seutuhnya salah satunya dengan melahirkan secara normal serta
bidan juga melangkahi wewenang dari dokter obgyn yang seharusnya
memberikan informasi tersebut namun jika tidak disampaikan maka bidan tidak
bekerja sesuaidengan standar profesi.
7) Membuatkan tindakan alternatif tentang rangkaian tindakan yang direncanakan
danmempertimbangkan konsekuensi tindakan tersebut.
 Menjelaskan tentang VBAC (vaginal birth after caesarian) dari
keuntungan dankerugiannya. Konsekuensi: Ny B dan suaminya Tn A
memperoleh informasi yang nantinya dapat berdampak pada
pengambilan keputusan. 
 Mengadvokasi Ny.B dan Tn.A untuk mengikuti anjuran dari dokter
obgyn Konsekuensi : tidak sesuai dengan keinginan Ny.B dan Ny.A,
berdampak pada kondisi psikologi Ny.B
 Menjelaskan misspersepsi tentang menjadi seorang ibu tidak dilihat dari
proses persalinannya. Konsekuensi : Ny B. menjadi paham tentang figure
menjadi seorang ibu.
8) Menentukan siapa pengambil keputusan yang tepat pada kasus ini pengambil
keputusan yang tepat adalah dokter obgyn yang mana VBAC(vaginal birth after
caesarian) merupakan kewenangannya.
9) Mendefinisikan kewajiban bidan dalam kasus ini
Memberikan informasi yang lengkap pada Ny.B dan Tn.A secara jujur, tidak bisa
dapat dipahami, menggunakan alternatif media dan paling baik dilakukan secara
tatap muka.
 Membantu Ny. B dan Tn. A dalam menggunakan hak autonominya
dalam memutuskan apa yang diinginkan dalam asuhan kebidanan yang
diinginkan oleh klien. Bidan harus dapatmenjamin bahwa sebelum klien
membuat keputusan semua informasi yang diperlukan telah disampaikan
secara jelas dan lengkap.-Menjaga fokus asuhan berdasarkan bukti ilmiah
/ evidence based dengan mekan konflik serendah mungkin
 Melakukan asuhan kebidanan sesuai dengan kewenangan yang telah
tercantum dalam kodeetik kebidanan.
10) Membuat keputusan Dalam kasus ini pembuat keputusan tetap berada ditangan
klien akan tetapi tugas bidan dandokter obgyn saling bermitra untuk memberikan
pendekatan yang paling menguntungkan/ paling tepat untuk klien. Dengan
memerhatikan prinsip etik seperti autonomy, beneficience,non malefecience.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
1. Decision making dalam pelayanan kebidanan adalah suatu
pendekaan yang sistematis terhadap hakekat suatu masalah dengan
pengumpulan fakta-fakta dan data, menentukan alternatif yang
matang untuk mengambil suatu tindakan yang tepat dalam praktek
kebidanan.
2. Ada lima hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan
keputusan :
a. Pengambilan keputusan tidak terjadi secara kebetulan
b. Pengambilan keputusan dilakukan pada sistematikan
tertentu :
1) Tersedianya sumber-sumber untuk melaksanakan
keputusan yang akan diambil.
2) Kualifikasi tenaga kerja yang tersedia.
3) Falsafah yang dianut organisasi.
4) Situasi lingkungan internal dan eksternal yang akan
mempengaruhi administrasi dan manajemen di dalam
organisasi.
c. Masalah harus diketahui dengan jelas.
d. Pemecahan masalah harus didasarkan pada faka-fakta yang
terkumpul dengan sistematis.
e. Keputusan yang baik adalah keputusan yang  telah dipilih
dari berbagai alternatif yang telah dianalisa secara matang.
3. Keterlibatan bidan dalam proses pengambilan keputusan sangat
penting karena dipengaruhi oleh 2 hal :
a. Pelayanan ”one to one” : Bidan dan klien yang bersifat sangat
pribadi dan bidan bisa memenuhi kebutuhan.
b. Perawatan berfokus pada ibu(women centered care) dan asuhan
total( total care).
4. Untuk membuat keputusan yang etis bidan harus bisa berikir secara
rasional dan bukan emosional. Bidan dalam memberikan asuhan
kebidanan diharapkan sesuai dengan etika dan legal yaitu dengan
menghargai keputusan pasien, selain itu juga memiliki tanggung
jawab untuk memberikan pelayanan yang terabik bagi keselamatan
jiwa dan kesehatan pasien.Ketika keputusan pasien berlawanan
dengan tujuan penyelamatan jiwa pasien maka bidanharus
memiliki alternatif solusi untuk megatasi permasalahan tersebut
dengan tetapmemperhatikan konsekuensinya.
B. SARAN

Anda mungkin juga menyukai