Anda di halaman 1dari 4

TUGAS UJIAN AKHIR SEMESTER

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PRAKTIK KEBIDANAN

NAMA : Ririn parismawati

KELAS : A1

NPM : 230504891071

Dosen Pengampu :

Bdn. Marisa Marcelina Limbong, S.Tr. Keb., MKM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI

STIKES BHAKTI PERTIWI INDONESIA


TAHUN 2023/2024

KASUS

Di sebuah Desa ada seorang Bidan yang sudah membuka praktek kurang lebih satu tahun.
Pada suatu hari datang seorang pasien bernama Ny. M bersama suami dan keluarganya, usia
kehamilan 38 minggu ini merupakan kehamilan pertama dan tidak pernah keguguran, setelah
dilakukan pemeriksaan didapat hasil TTV dalam batas normal, TB 145 cm, pasien mengatakan
perutnya terasa tegang saat 5hari, lalu, keluar lendir bercampur darah setelah di lakukan VT
didapatkan hsail pembukaan 3 cm, kepala di Hotge 1, ketuban (+) pengukuran TFU didapatkan
perkiraan tafsiran berat badan janin 3700gr oleh karena itu bidan menyarankan agar pasien
dirujuk ke RS untuk melahirkan secara SC karena tinggi badan ibu yang kurang dan janin besar
dikhawatirkan pasien tidak bisa lahir normal. Namun keluarga pasien dan suami menolak untuk
dirujuk ke RS dengan alasan tidak ada biaya untuk membayar Operasi SC dan pasien tetap
menginginkan persalinan normal karena pasien berharap pada kehamilan berikutnya bisa normal.
Tetapi bidan D berusaha untuk memberi penjelasan bahwa tujuan dirujuk demi keselamatan ibu
dan janinnya tetapi keluarga bersikeras agar bidan mau menolong persalinan tersebut..

PENYELESAIAN KASUS

1. Pengkajian
Ny.M G1P0A0 usia kehamilan 38 minggu datang bersama dengan suami dan
keluarga untuk melakukan pemeriksaan. Karena Ny. M merasa perutnya sudah sering
tegang dan sudah keluar lender bercampur darah, melihat tinggi badan ibu yang
kurang dan tafsiran berat bdan janin yang besar tidak memungkinkan u tuk n\bersalin
secara normal dan bidan menganjurkan untuk persalinan secara SC di RS, namun NY.
M tidak menerima hal tersebut dan tetap ingin melahirkan secara normal dengan
alasan kehamilan berikutnya bisa normal.
2. Identifikasi Masalah
Masalah yang muncul adalah pasien meminta tetap melahirkan secara normal padal
bidan sudah menjelaskan bayinya besar dan akan sulit untuk melahirkan secara
normal karena tinggi badan ibu kurang dan kepala janin tidak turun-turun
kemungkinan ibu hamil dengan CPD dan jika bidan tetap melakukan bukan
merupakan wewenangnya bidan sudah melanggar kode etik dan merupakan tindakan
illegal.
3. Tindakan yang diusulkan
a. Mengusulkan untuk dilakukan persalina di RS, tetapi Ny. M memiliki autonomy
untuk menentukan tempat persalinan, petugas kesehatan dan metode persalinan.
Maksud dari tindakan yaitu : memberikan pendidikan konselor dan advokasi agar
pasien dan keluarga dapat memberikan keputusan yang tepat dalam kasus ini dan
pasien mau untk bersalin di RS.
b. Mengusulkan bersalin secara SC, yang mana tidak sesuai dengan autonomy
pasien dan keluarga namun tindakan ini mengandung prinsip etik beneficience
dan non maleficence.
Maksud dari tindakan tersebut : memberikan pendidikan konselor dan advokasi
agar pasien dan keluarga dapat mengikuti saran untuk melakukan persalinan
secara SC. Tujuannya menghindari rupture uteri dan menyelamatkan keselamatan
ibu dan bayinya.
4. Mengidentifikasi Konflik yang terjadiberdasarkan Situasi tersebut
Untuk menentukan apakah Ny M melakukan persalinan secara VBAC (Vaginal Birth
After Caesarian) sebagai tenaga kesehatan bidan dihadapkan prinsip etik yaitu
menghormati keputusan pasien (Autonomy). Namun jika bidan menyetujui untuk
melakukan tindakan tersebut maka akan bertentangan dengan kode etik dan
merupakan tindakan illegal. Bidan memberikan informasi kepada pasien dan keluarga
sebelum membuat keputusan.
5. Membuat tindakan alternative tentang rangkaian tindakan yang di rencanakan dan
mempertimbangkan konsekuensi tindakan tersebut
a. Menjelaskan tentang VBAC (Vaginal Birth After Caesarian) dari keuntungan dan
kerugian.
b. Mengadvokasi pasien dan keluarga untuk mengikuti anjuran Dokter Obgyn.
c. Menjelaskan misspersepsi tentang menjadi seorang ibu tidak dilihat dari proses
persalinannya.
6. Menentukan siapa pengambilan keputusan yang tepat
Pada kasus ini pengambil keputusan yang tepat adalah dokter obgyn yang mana
VBAC (Vaginal Birth After Caesarian).
7. Mengidentifikasi kewajiban bidan dalam kasus ini
a. Memberikan imformasi yang lengkap pada pasien dan keluarga secara jujur, tidak
bias dan dapat dipahami, menggunakan alternatif media dan paling baik
dilakukkan secara tatap muka.
b. Membantu pasien dan keluarga dalam menggunakan hak autonominya dalam
memutuskan apa yang diinginkan dalam asuhan kebidanan yang diinginkan
pasien. Bidan harus bisa menjamin bahwa sebelum pasien membuat keputusan
semua informasi yang diperlukan telah disampaikan secara jelas dan lengkap.
c. Menjaga focus asuhan berdasarkan bukti ilmiah / evidence based dengan menekan
konflik serendah mungkin.
d. Melakukan asuhan kebidanan sesuai dengan kewenangan yang telah tercantum
dalam kode etik kebidanan.
8. Membuat keputusan
Dalam kasus ini pembuat keputusan tetap berada ditangan pasien dan keluarga tetapi
tugas bidan dokter kandungan saling bermitra untuk memberikan pendekatan yang
paling menguntungkan / paling tepat untuk pasien. Dengan memperhatikan prinsip
etik, seperti autonomy, beneficience dan non malefecience.

Anda mungkin juga menyukai