Disusun Oleh:
3. Buatlah contoh kasus, lalu sebutkan dan jelaskan contoh penerapan informed
consent dan informed choice yang memperlihatkan peran bidan sebagai
pemimpin dalam penerapan manajemen pelayanan kebidanan melalui kasus
tersebut!
Jawaban :
Teknik transplantasi, dimungkinkan untuk memindahkan suatu organ atau
jaringan tubuh manusia yang masih berfungsi baik, baik dari orang yang
masih hidup maupun yang sudah meninggal, ke tubuh manusia lain.
Dalam penyembuhan suatu penyakit, ada kalanya transplantasi tidak dapat
dihindari dalam menyelamatkan nyawa si penderita. Dengan keberhasilan
teknik transplantasi dalam usaha penyembuhan suatu penyakit dan dengan
meningkatnya keterampilan dokter-dokter dalam melakukan transplantasi,
upaya transplantasi mulai diminati oleh para penderita dalam upaya
penyembuhan yang cepat dan tuntas.
Untuk mengembangkan transplantasi sebagai salah satu cara penembuhan
suatu penyakit tidak dapat bagitu saja diterima masyarakat luas. Pertimbangan
etik, moral, agama, hukum serta sosial budaya ikut mempengaruhinya.
Dalam kasus diatas Bidan berperan sebagai advocator dengan tugas antara lain
: Mempromosikan dan melindungi kepentingan orang-orang dalam pelayanan
kebidanan, yang mungkin rentan dan tidak mampu melindungi kepentingan
mereka sendiri, bidan harus melakukan Informed Consent dan Informed
Choice kepada pasien atau keluarga pasien tentang persetujuan terhadap
prosedur klinik suatu metode kontrasepsi yang akan dilakukan pada klien. Dan
harus ditandatangani oleh klien sendiri atau walinya apabila akibat kondisi
tertentu klien tidak dapat melakukan hal tersebut.
Informed choice penting dilakukan agar pasien bisa memilih pelayanan yang
dirasa aman dan nyaman baginya. Karena itu, seorang bidan harus bisa
menyampaikan dengan jelas setiap pilihan yang diberikan kepada pasien.
Hal tersebut sejalan dengan kode etik internasional bidan yang menyatakan
bahwa bidan harus menghormati hak wanita setelah mendapatkan penjelasan
dan mendorong wanita untuk menerima tanggung jawab dari hasil pilihannya.
Contoh informed choice dalam pelayanan kebidanan antara lain sebagai
berikut:
a. Gaya, bentuk pemeriksaan antenatal dan pemeriksaan
laboratorium/screening antenatal.
b. Tempat bersalin, apakah ingin dilakukan di rumah, polindes, rumah
bersalin, rumah sakit bersalin, atau rumah sakit. Ini juga mencakup kelas
perawatan yang ada di rumah sakit.
c. Pendampingan saat bersalin.
d. Percepatan persalinan.
e. Metode monitor denyut jantung janin.
f. Diet selama proses persalinan.
g. Pemakaian obat pengurang rasa sakit.
h. Mobilisasi selama proses persalinan.
i. Posisi ketika bersalin.
j. Keterlibatan suami saat bersalin (misalnya pemotongan tali pusar).
k. Klisma dan cukur daerah pubis.
Setelah memberikan informasi mengenai berbagai pilihan yang ada, bidan
harus memberikan kesempatan kepada klien dan keluarganya untuk
mempertimbangkan semua pilihan tersebut.
Informed Consent
Informed consent sejatinya memiliki tujuan yang serupa dengan informed
choice, yakni untuk mengedepankan hak-hak pasien selama masa perawatan.
Mengutip buku Prinsip Etika dan Moralitas dalam Pelayanan Kebidanan oleh
Widya Juliarti, informed consent merupakan persetujuan yang diberikan oleh
pasien atau walinya setelah mendapatkan informasi (informed choice).
Lebih lengkap, informed consent dapat didefinisikan sebagai suatu
persetujuan atau kesepakatan pasien atas upaya medis yang akan dilakukan
dokter terhadap pasien setelah pasien mendapatkan informasi mengenai hal
tersebut lengkap dengan segala risiko yang mungkin terjadi.