Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN DALAM PELAYANAN


KEBIDANAN

Dosen Pembimbing : Bdn. Dewi Aprilia Ningsih I, SST, M.Kes

Disusun Oleh:

SASKIA ALEISYA SAFRINI


NPM. 2226040201.P

Kelas : B.5 Kebidanan

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
TRI MANDIRI SAKTI
BENGKULU
2023
MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN
DALAM PELAYANAN KEBIDANAN

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan tepat


1. Berikan contoh penerapan etika yang kurang dalam menjalankan sebuah
pelayanan kebidanan yang bertentangan dengan nilai, norma, dan hak baik
individu maupun komunitas yang bertentangan dan berikan contohnya
Jawaban :
Seorang Ibu primigavida beerusia 3 tahun dan usia kehamilannya 32 minggu
tengah mengalami kontaksi Dia segera mendatangi Bidan. Ternyata Ibu
tersebut mengalami KPD ( Ketuban Pecah Dini ) dan kondisi Ibu sangat parah
bidan berusaha unutk menolong peralinan tersebut. Setelah kondisi
Ibusemakin lama semakin maurun baru bidan merujuk Ibu ke RS setelah
diperiksa oleh dokter ternyata bayi sudah meninggal didalam kandungan
sebelum dilahirkan. Akhirnya bidan tersebut ditegur oleh dokter, dikarenakan
bidan lali tidak segera merujuk . akhirnya bidan tersebut diberi sanksi dari IBI.
Issue etik yang timbul, kelalaian seorang Bidan sehingga menimbulkan
malpraktek.
Sedangkan dilemma etik yang timbul yaitu :
a. Bidan terancam dicabut izin prakteknya
b. Dan Bidan tidak dipercaya lagi oleh masyarakat

2. Sebutkan beberapa tips terhindar dari sebuah tuntutan malpraktik


Jawaban :
a. Berbicara jika Anda memiliki pertanyaan atau masalah.
Anda memiliki hak untuk bertanya siapa saja yang terlibat dengan
perawatan Anda.
b. Pastikan bahwa seseorang, seperti dokter perawatan primer Anda adalah
pusat perawatan Anda.
c. Hal ini terutama penting jika Anda memiliki banyak masalah kesehatan
atau di rumah sakit.
d. Pastikan bahwa semua dokter Anda memiliki informasi kesehatan yang
penting bagi Anda.
Jangan berasumsi bahwa setiap orang memiliki semua informasi yang
mereka butuhkan.
e. Meminta anggota keluarga atau teman untuk pergi ke sarana kesehatan
dengan Anda.
Bahkan jika Anda tidak membutuhkan bantuan sekarang, Anda mungkin
perlu nanti.
f. Ketika Anda keluar dari rumah sakit, minta dokter Anda untuk
menjelaskan rencana perawatan Anda di rumah.
Ini termasuk belajar tentang obat-obatan baru Anda, pastikan Anda tahu
kapan jadwal tindak lanjut janji, dan mencari tahu ketika Anda dapat
kembali ke kegiatan rutin Anda.
Hal ini penting untuk mengetahui apakah Anda harus terus mengkonsumsi
obat Anda sebelum Anda meninggalkan rumah sakit. Mendapatkan
instruksi yang jelas dapat membantu mencegah perjalanan kembali tak
terduga ke rumah sakit.
g. Operasi
Jika Anda menjalani operasi, pastikan bahwa Anda, dokter, dan dokter
bedah Anda semua sepakat tentang apa yang akan dilakukan.
Menjalani operasi di lokasi yang salah (misalnya, operasi pada lutut kiri,
bukan kanan) jarang terjadi. Tetapi bahkan setelah terlalu sering. Kabar
baiknya adalah bahwa operasi yang salah-situs adalah 100 persen dapat
dicegah. Ahli bedah diharapkan untuk menandatangani inisial mereka
langsung di situs yang akan dioperasikan pada sebelum operasi.

3. Buatlah contoh kasus, lalu sebutkan dan jelaskan contoh penerapan informed
consent dan informed choice yang memperlihatkan peran bidan sebagai
pemimpin dalam penerapan manajemen pelayanan kebidanan melalui kasus
tersebut!
Jawaban :
Teknik transplantasi, dimungkinkan untuk memindahkan suatu organ atau
jaringan tubuh manusia yang masih berfungsi baik, baik dari orang yang
masih hidup maupun yang sudah meninggal, ke tubuh manusia lain.
Dalam penyembuhan suatu penyakit, ada kalanya transplantasi tidak dapat
dihindari dalam menyelamatkan nyawa si penderita. Dengan keberhasilan
teknik transplantasi dalam usaha penyembuhan suatu penyakit dan dengan
meningkatnya keterampilan dokter-dokter dalam melakukan transplantasi,
upaya transplantasi mulai diminati oleh para penderita dalam upaya
penyembuhan yang cepat dan tuntas.
Untuk mengembangkan transplantasi sebagai salah satu cara penembuhan
suatu penyakit tidak dapat bagitu saja diterima masyarakat luas. Pertimbangan
etik, moral, agama, hukum serta sosial budaya ikut mempengaruhinya.
Dalam kasus diatas Bidan berperan sebagai advocator dengan tugas antara lain
: Mempromosikan dan melindungi kepentingan orang-orang dalam pelayanan
kebidanan, yang mungkin rentan dan tidak mampu melindungi kepentingan
mereka sendiri, bidan harus melakukan Informed Consent dan Informed
Choice kepada pasien atau keluarga pasien tentang persetujuan terhadap
prosedur klinik suatu metode kontrasepsi yang akan dilakukan pada klien. Dan
harus ditandatangani oleh klien sendiri atau walinya apabila akibat kondisi
tertentu klien tidak dapat melakukan hal tersebut.
Informed choice penting dilakukan agar pasien bisa memilih pelayanan yang
dirasa aman dan nyaman baginya. Karena itu, seorang bidan harus bisa
menyampaikan dengan jelas setiap pilihan yang diberikan kepada pasien.
Hal tersebut sejalan dengan kode etik internasional bidan yang menyatakan
bahwa bidan harus menghormati hak wanita setelah mendapatkan penjelasan
dan mendorong wanita untuk menerima tanggung jawab dari hasil pilihannya.
Contoh informed choice dalam pelayanan kebidanan antara lain sebagai
berikut:
a. Gaya, bentuk pemeriksaan antenatal dan pemeriksaan
laboratorium/screening antenatal.
b. Tempat bersalin, apakah ingin dilakukan di rumah, polindes, rumah
bersalin, rumah sakit bersalin, atau rumah sakit. Ini juga mencakup kelas
perawatan yang ada di rumah sakit.
c. Pendampingan saat bersalin.
d. Percepatan persalinan.
e. Metode monitor denyut jantung janin.
f. Diet selama proses persalinan.
g. Pemakaian obat pengurang rasa sakit.
h. Mobilisasi selama proses persalinan.
i. Posisi ketika bersalin.
j. Keterlibatan suami saat bersalin (misalnya pemotongan tali pusar).
k. Klisma dan cukur daerah pubis.
Setelah memberikan informasi mengenai berbagai pilihan yang ada, bidan
harus memberikan kesempatan kepada klien dan keluarganya untuk
mempertimbangkan semua pilihan tersebut.
Informed Consent
Informed consent sejatinya memiliki tujuan yang serupa dengan informed
choice, yakni untuk mengedepankan hak-hak pasien selama masa perawatan.
Mengutip buku Prinsip Etika dan Moralitas dalam Pelayanan Kebidanan oleh
Widya Juliarti, informed consent merupakan persetujuan yang diberikan oleh
pasien atau walinya setelah mendapatkan informasi (informed choice).
Lebih lengkap, informed consent dapat didefinisikan sebagai suatu
persetujuan atau kesepakatan pasien atas upaya medis yang akan dilakukan
dokter terhadap pasien setelah pasien mendapatkan informasi mengenai hal
tersebut lengkap dengan segala risiko yang mungkin terjadi.

Anda mungkin juga menyukai