PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
namun angka ini tidak meningkat cukup signifikan, yaitu sekitar 44% bayi
usia 0-6 bulan di seluruh dunia yang mendapatkan ASI eksklusif selama
periode 2015-2020 dari 50% target pemberian ASI eksklusif menurut WHO
(Nurhidyati, 2021)
mendapat ASI eksklusif di Indonesia tahun 2020 yaitu sebesar 66,06%. Angka
tersebut sudah melampaui target renstra tahun 2020 yaitu 40%. Persentase
Papua Barat (33,96%). Terdapat empat provinsi yang belum mencapai target
Renstra tahun 2020, yaitu Maluku dan Papua Barat (Kementrian Kesehatan
RI, 2021).
tahun 2016, penyebab berhasil atau tidaknya pemberian ASI Ekslusif antara
lain, pengetahuan, sikap, dukungan keluarga dan tenaga kesehatan, dan status
1
Faktor lain yang bisa mempengaruhi produksi ASI adalah berat badan
lahir bayi. Bayi dengan berat badan lahir rendah atau kurang dari 2.500 gram
yang lemah. Masa nifas (puerperium) adalah dimulai setelah plasenta lahir dan
Lama masa nifas 6-8 minggu. Selama masa ini, saluran reproduktif
jadwal dan tidak diberi makanan lain, walaupun air putih, sampai bayi
produksi ASI tidak meningkat hingga hari ke-3 bahkan hari ke-4 pasca
ASI. Produksi dan pengeluaran ASI dipengaruhi oleh dua hormon, yaitu
bayi. Semakin sering putting susu dihisap oleh bayi maka semakin banyak
Salah satu penyebab dari ASI tidak keluar dikarenakan faktor nutrisi.
Jumlah dan kualitas makanan Ibu sangat mempengaruhi pada jumlah ASI
tambahan gizi untuk produksi ASI dan energi ibu. Salah satunya adalah
kacang hijau sebagai makanan yang bermanfaat sebagai pelancar produksi
tanaman yang mudah didapatkan seperti daun buah pepaya, daun kelor, daun
murbei, lampes, kacang hijau, adas manis, bayam duri, bidara upas, blustru,
dadap ayam, jinten hitam pahit, nangka, patikan kebo, pulai, temulawak, dan
Protein sangat diperlukan oleh ibu pada masa menyusui dan dapat
ASI. Kandungan gizi kacang hijau cukup tinggi dan komposisinya lengkap.
(olahan) asal kacang hijau seperti bubur kacang hijau, minuman kacang hijau,
kue tradisional, dan kecambah kacang hijau yang telah lama dikenal
diketahui bahwa rata-rata Produksi ASI sebelum diberikan Sari Kacang Hijau
dengan merk dagang Sari Kacang Hijau Ultra Jaya adalah 0,045 yang berarti
tidak lancar dan rata-rata Produksi ASI sesudah diberikan Sari Kacang Hijau
Ultra Jaya adalah 0,82 yang berarti lancar . Dan nilai p-value adalah 0,046
(p≤0,05). Ini berarti ada pengaruh pemberian sari kacang hijau dengan merk
Sari Kacang Hijau Ultra Jaya terhadap produksi ASI pada ibu menyusui.
Pemberian Sari Kacang Hijau Terhadap Peningkatan Volume Asi pada Ibu
minuman sari kacang hijau efektif meningkatkan volume ASI dengan nilai p
Menurut data Dinkes Kota Bengkulu pencapaian bayi yang diberi ASI
eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan di provinsi Bengkulu tahun 2020 sebanyak
15.977 (73%) dari 21.820. Bayi yang ada cangkupan bayi yang mendapatkan
Pengeluaran ASI tidak lancar dengan jumlah ibu nifas dari Januari 2021-
desember 2021 yang berbeda-beda setiap PMB, pada PMB “M” jumlah ibu
nifas yang mengalami ASI tidak lancar yaitu 0 orang dari 16 ibu nifas, pada
PMB “F” terdapat 10 orang yang mengalami ASI tidak lancar dari 48 ibu
nifas, pada PMB “H” terdapat 15 orang yang mengalami ASI tidak lancar dari
53 ibu nifas.
Dari data di atas menunjukan bahwa kejadian ASI tidak lancar pada ibu
nifas paling banyak terjadi di PMB “H” maka penulis tertarik membuat tugas
laporan akhir tentang Pengeluaran ASI tidak lancar dengan judul “Asuhan
B. Rumusan Masalah
kebidanan pada ibu nifas dan menyusui dengan pengeluaran ASI tidak lancar
1. Tujuan Umum
Melakukan “Asuhan Kebidanan Pada Ibu nifas dan menyusui Pada Ny.
“L” umur 30 tahun dengan ASI tidak lancar di PMB “H” Kota Bengkulu.
2. Tujuan Khusus
data subjektik dan objektif Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Ny. ”L”
Umur 30 Tahun P1A0 Dengan ASI Tidak Lancar Di PMB “H” Kota
Bengkulu.
Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Ny. “L” Umur 30 Tahun P1A0
Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Ny. “L” Umur 30 Tahun P1A0
Ibu Nifas Ny. “L” Umur 30 Tahun P1A0 Dengan ASI tidak lancar di
Nifas Ny. “L” Umur 30 Tahun P1A0 Dengan ASI tidak lancar di PMB
“L” Umur 30 Tahun P1A0 Dengan ASI Tidak Lancar Di PMB “H”
Kota Bengkulu.
“L” Umur 30 Tahun P1A0 Dengan ASI Tidak Lancar Di PMB “H”
Kota Bengkulu.
h. Melakukan dokumentasi.
1. Manfaat Teoritis
Hasil studi kasus ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis untuk
ASI tidak lancar pada ibu nifas serta dapat menambah sumber referensi
2. Manfaat Praktis
kebidanan pada ibu nifas dengan ASI tidak lancar sehingga dapat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Media
1. Masa Nifas
8
masa nifas secara sistematis yaitu mulai pengajian data subjektif,
dapat dilaksanakan.
bayi.
psikologis.
bayinya.
khusus.
yaitu:
pelayanan rujukan.
Menurut Rukiyah (2018), peran dan tanggung jawab bidan pada masa
nifas yaitu:
1) Bidan harus tinggal bersama ibu dan bayi dalam beberapa saat
pada jam kedua, jika kontraksi tidak kuat. Massase uterus sampai
menghentikan pendarahan.
3) Periksa tekanan darah, kandung kemih, nadi, perdarahan tiap 15
menit pada jam pertama dan tiap 30 menit pada jam kedua.
kebersihan diri.
rasa nyaman.
Menurut Martalia (2017), peran dan tanggung jawab bidan dalam masa
nifas yaitu:
dan menyusui.
menyusui.
mobilisasi segera.
2) Puerperium Intermedial
3) Remote Puerperium
a. Pengertian
ASI yang membutuhkan calon ibu yang siap secara psikologis dan fisik,
kemudian bayi yang telah cukup sehat untuk menyusu, serta produksi
lalu kedalam mulut bayi. Pengaruh hormonal bekerja melalu dari bulan
bayinya. Dalam proses menyusui terjadi hubungan yang erat dan dekat
antara ibu dan anak. Tentunya kaum ibu ingin dapat melaksanakan
2016).
1) Posisi menyusui
Posisi menyusui yang benar menurut Yusari Asih (2016), yaitu :
a) Posisi Menggendong :
c) Poisisi menjepit :
Gambar 1
Posisi Saat Menyusui
(2016), yaitu :
a) Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan
(1) Ibu duduk atau berbaring santai. Bila duduk lebih baik
(2) Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada
tangan ibu.
satu didepan.
payudara
c) Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain
mamae saja.
dengan cara :
Gambar 3
Cara memasukan puting yang benar
(3) Usahakan sebagian besar areola dapat masuk kedalam mulut
dan lidah bayi yang akan menekan ASI keluar dari tempat
dipegang lagi.
f) Menyendawakan bayi
yaitu :
Gambar 4
Cara menyendawakan bayi
c. Manfaat menyusui
1) Bagi Bayi
2) Bagi Ibu
3) Bagi Masyarakat
b) Menbantu program KB
4) Bagi Keluarga
5) Bagi Negara
obatan
perlengkapan menyusui
c) Mengurangi polusi
a. Pengertian
hingga hari ke-3 bahkan hari ke-4 pasca persalinan (Monika, 2014).
a. Ibu cemas
b. Pengaruh obat-obatan
c. Kelainan hormone
3. Cara mengatasinya :
ASI
1. Tanda-tanda :
dengan kebutuhan)
2. Penyebab :
f. Kelainan hormon
3) Cara mengatasi :
4) Ibu mendorong cukup lama (lebih dari 1 jam) pada tahap akhir
persalinan,
6) Kelainan plasenta.
9) Obesitas
(2016), yaitu:
6) Mengkonsumsi rokok
7) Mengkonsumsi alkohol
8) Pil kontrasepsi
orangtua merasa bahwa ASInya masih sedikit atau takut anak tidak
tidak lancar.
5) Hindari penggunaan DOT atau empeng.
normal. Namun, bila berat badan bayi terus menurun serta bayi
masalahnya
Menurut Yusari Asih (2016), bayi usia 0-6 bulan dapat dinilai
1) Bayi minum ASI tiap 2-3 jam atau dalam 24 jam minimal
3) Bayi akan buang air kecil (BAK) paling tidak 6-8 x sehari.
7) Pertumbuhan berat badan (BB) bayi dan tinggi badan (TB) bayi
dengan cukup.
tertidur pulas.
terhadap produksi ASI, Karena apabila makanan yang ibu makan cukup
akan gizi dan pola makan yang teratur, maka produksi ASI akan
Vit B12 25 gr, Asam folat 15 gr. Upaya yang dilakukan tenaga
a. Pengerian
– 4 cm. Kulit biji tebal, berwarna cokelat muda atau tua, bagian tengah
bubur, sayur (tauge), kue – kue, dan selain itu juga berkhasiat sebagai
obat tradisional.
Sari kacang hijau merupakan minuman yang didapat dari
Sari kacang hijau memiliki rasa yang manis. Sari kacang hijau
penyempurnaan otak dan tulang. Selain itu sari kacang hijau merupakan
salah satu jenis makanan yang dapat dikonsumsi karena kaya zat besi
yaitu polifenol.
dan asam amino dengan cara merangsang alveoli yang bekerja aktif saat
pembentukan ASI. Hormon oksitosin akan menambah produksi ASI.
(Ritonga, 2019)
Sari Kacang Hijau pada 7 orang ibu menyusui terdapat 4 orang (57,1%)
yang ASInya keluar dengan lancar dan 3 orang (42,9%) yang ASInya
Hijau merk dagang Ultra Jaya adalah 0,045 yang berarti tidak lancar
dan rata-rata Produksi ASI sesudah diberikan Sari Kacang Hijau adalah
0,82 yang berarti lancar . Dan nilai p-value adalah 0,046 (p≤0,05). Ini
ASI pada ibu menyusui di Klinik Pratama Tutun Sehati Desa Limau
a. Pengertian
dari pemberi asuhan. Proses manajemen ini bukan hanya terdiri dari
(Handayani, 2017)
meliputi :
kondisi pasien.
a. Pengertian
1) Data Subjektif
data dibelakang hruf “S”, diberi tanda huruf “O” atau”X”. Tanda
akan disusun.
2) Data Objektif
orang lain dapat dimasukkan dalam data objektif ini sebagai data
3) Analysis
4) Penatalaksanaan
mempertahankan kesejahteraanya.
37
C. Kerangka Konsep
P : 23 x/menit, S : 36,6 C
c. Menjelaskan kepada ibu penyebab ASI
tidak lancar yaitu ibu cemas, pengaruh
obat-obatan, dan kelainan hormone.
a. Menjelaskan kepada ibu untuk banyak
istirahat dan menghindari stress agar
39
Bagan I
Kerangka Konsep
68
BAB III
METODE PENELITIAN
studi kasus berupa asuhan kebidanan dengan metode Varney. Metode deskriptif
yaitu suatu metode yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat
penelitian dengan pendekatan studi kasus adalah suatu cara untuk meneliti suatu
permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal. Unit
tunggal yang dimaksud dapat berarti dapat berarti satu organ atau sekelompok
penduduk yang terkena masalah. Studi kasus ini dianalisis secara mendalam
meliputi berbagai aspek yang cukup luas serta penggunaan berbagai teknik
Subjek yang diambil dalam asuhan kebidanan ini adalah satu ibu nifas
dengan pengeluaran ASI tidak lancar serta keluarga tidak mengetahui cara
mengatasi keluhan yang dialami oleh ibu nifas dan bersedia menjadi responden
Waktu yang digunakan untuk melakukan studi kasus pada bulan 28 Juni 2022
40
41
Instrument studi kasus yang digunakan dalam asuhan kebidanan ini adalah
atau seluruh elemen populasi yang menunjang dan mendukung studi kasus.
1. Data primer
Data primer merupakan materi atau kumpulan fakta data yang dikumpulkan
a. Wawancara
face).
b. Observasi
diteliti.
c. Pemeriksaan fisik
secara sistematis.
42
d. Pemeriksaan penunjang
yang jelas.
2. Data Sekunder
a. Studi Dokumentasi
Pengambilan kasus ini menggunakan catatan yang ada pada daftar atau
status pasien untuk memperoleh data informasi medik yang ada di PMB
b. Studi Kepustakaan
Pada kasus ibu nifas dengan pengeluaran ASI tidak lancar penulis
Alat dan bahan yang dibutuhkan dengan teknik pengumpulan data antara lain :
a. Format pengkajian pada ibu nifas dan menyusui dengan pengeluaran ASI
tidak lancar
c. Tensi meter
d. Thermometer
e. Stetoskop
f. Jam tangan
b. Kamera
c. Sari Kacang Hijau 250 ml dengan merek dagang Sari kacang hijau Ultra
Jaya.
44
BAB IV
TINJAUAN KASUS
A. Tinjauan Kasus
No. Register :
1. Pengkajian
A. Data subjektif
1. Identitas
43
45
2. Keluhan Utama
a. Ibu mengatakan melahirkan anak pertama 4 hari yang lalu dan tidak
pernah keguguran
kekurangan ASI
d. Ibu mengatakan jarak menyusui kurang dari 2 jam karna bayi sering
minta menyusu
3. Riwayat kesehatan
Ibu mengatakan saat ini tidak sedang menderita penyakit menular (HIV,
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang pernah atau sedang
4. Riwayat perkawinan
b. Kawin ke : 1 (pertama)
5. Riwayat Menstruasi
a. Menarche : 14 tahun
b. Lama : 4 hari
c. Siklus : 30 hari
e. Lama persalinan
Kala I : 10 jam
Kala II : 30 menit
Kala IV : 2 jam
47
f. Perdarahan
Kala I : - cc
Kala II : 250 cc
Kala IV : 100 cc
h. Penolong : Bidan
k. Anak ke : 1 (pertama)
m. PB : 49 cm
7. Riwayat KB
Pola Istirahat
Kesulitan tidur Tidak ada Tidak ada
Tidur malam 6-7 Jam 5-6 jam
Tidur siang 1 Jam 2 Jam
48
Personal hygiene
Mandi 3 x sehari 3 x sehari
Keramas 3 x minggu 2 x minggu
Gosok gigi 3 x sehari 3 x sehari
Ganti pakaian 3 x sehari 3 x sehari
Ganti pakaian 3 x sehari 3 x sehari
dalam
9. Data psikososial
Ibu mengatakan ibu dan keluarga merasa senang akan kelahiran bayinya
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
c. Tanda-tanda vital
1) TD : 120/80 mmhg
2) Suhu : 36,6oC
3) Pernafasan : 23 x/ menit
4) Nadi : 81 x/ menit
d. Pengukuran Antopometri
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
3) Kebersihan : Bersih
b. Mata
1) Bentuk : Simetris
2) SKlera : An Ikterik
3) Konjungtiva : An Anemis
c. Hidung
2) Kebrsihan : Bersih
d. Mulut
e. Telinga
1) Bentuk : Simetris
f. Leher
g. Payudara
1) Bentuk : Simetris
3) Areola : Hiperpigmentasi
h. Abdomen
3) Linea : Nigra
i. Genetalia
3) Lochea : Sanguilenta
j. Ekstremitas
1) Atas
b) Kebrsihan : Bersih
51
2) Bawah
b) Kebrsihan : Bersih
2. Interpretasi Data
1. Diagnosa Kebidanan
Ny “L” Umur 30 Tahun P1A0 Post Partum Hari Ke 4 dengan ASI Tidak
Lancar
lalu dan tidak pernah keguguran. Ibu mengeluh ASI nya tidak lancar,
bayinya rewel dan menangis saat menyusui, bayinya tidak aktif dalam
menyusu dan ibu mengatakan pola BAB bayi tidak teratur , tinja bayi keras
dan berwarna coklat gelap serta ibu mengatakan dirinya merasa khawatir dan
Dasar Obyektif :
3. Kebutuhan
Tidak ada
4. Tindakan Segera
c. Jelaskan kepada ibu utntuk banyak istirahat dan hindari stress agar
d. Jelaskan kepada ibu untuk makan makanan yang mengandung protein tinggi
e. Jelaskan asuhan yang akan dilakukan dengan menggunakan sari kacang hijau
6. Pelaksanaan Asuhan
1) Pemeriksaan Umum
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
P : 23 x/menit, S : 36,6 C
53
2) Pemeriksaan Fisik
b. Menjelaskan kepada ibu penyebab ASI tidak lancar yaitu ibu cemas,
c. Menjelaskan kepada ibu untuk banyak istirahat dan menghindari stress agar
7. Evaluasi
a. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan yang sudah dilakukan
Objektif :
1) Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda-tanda Vital
TD : 120/80 mmHg
N : 79 kali permenit.
P : 24 kali permenit
S : 36,7 ᵒC
2) Pemeriksaan Fisik
Payudara
Kebersihan : Bersih
Areola : Hyperpigmentasi
Papila : menonjol
Keluhan : Pengeluaran ASI tidak
lancar, ASI akan keluar
55
apabila payudara
ditekan.
Genetali : Lochea sangunolenta,
pengeluaran normal
Analisa :
Ny ”L” umur 30 Tahun. P1 A0 Postpatrum
Hari ke 5 dengan ASI tidak lancar
Penatalaksanaan :
1. Melakukan informent consent pada ibu
Ev : Informmed telah di lakukaan
2. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
KU : Baik
Kesadaran : Compos Mentis (CM)
TD : 120/80 mmHg
N : 79 kali permenit.
P : 24 kali permenit
S : 36,7 ᵒC
Ev : Ibu mengetahui hasil pemeriksaan
3. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang
cukup dan menghindari stress agar ASI tetap
lancar
Ev : Ibu bersedia untuk istirahat yang cukup
dan menghindari stress
4. Menganjurkan ibu untuk makan makanan
yang mengandung protein tinggi seperti
ikan, daging dan kacang-kacangan.
EV : Ibu bersedia makan makanan yang
mengandung protein tinggi
5. Menganjurkan ibu untuk tetap
mengkonsumsi sari kacang hijau 1x1 hari di
pagi hari untuk memperlancar ASI
Ev : Ibu bersedia mengkonsumsi sari kacang
hijau
56
Objektif :
1) Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda-tanda Vital
TD : 120/70 mmHg
N : 82 kali permenit.
P : 22 kali permenit
S : 36,6 ᵒC
2) Pemeriksaan Fisik
Payudara : Pengeluaran ASI tidak lancar
Genetalia : Lochea sangunolenta,
pengeluaran normal
Analisa :
Ny ”L” umur 30 Tahun. P1 A0 Postpatrum
Hari ke 6 dengan ASI tidak lancar
Penatalaksanaan :
1. Mengobservasi TTV dan perkembangan
Ev: ibu mengetahui hasil pemeriksaan yang
telah dilakukan
TD : 120/70 mmHg
N : 82 kali permenit.
P : 22 kali permenit
S : 36,6 ᵒC
2. Mengkaji pengeluaran ASI ibu
Ev : Pengeluaran ASI masih sedikit
57
Objektif :
1) Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda-tanda Vital
TD : 120/70 mmHg
N : 80 kali permenit.
P : 23 kali permenit
S : 36,5 ᵒC
2) Pemeriksaan Fisik
Payudara : Pengeluaran ASI tidak lancar,
ASI akan keluar apabila payudara ditekan
Genetalia : Lochea sangunolenta,
pengeluaran normal
Analisa :
Ny ”L” umur 30 Tahun. P1 A0 Postpatrum
Hari ke 7 dengan ASI tidak lancar
Penatalaksanaan :
1. Mengobservasi TTV dan perkembangan
Ev: ibu mengetahui hasil pemeriksaan yang
telah dilakukan
TD : 120/70 mmHg
N : 80 kali permenit.
P : 23 kali permenit
S : 36,5ᵒC
2. Mengkaji pengeluaran ASI ibu
Ev : Pengeluaran ASI masih sedikit
59
Objektif :
1) Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda-tanda Vital
TD : 110/70 mmHg
N : 78 kali permenit.
P : 21 kali permenit
S : 36,7 ᵒC
2) Pemeriksaan Fisik
Payudara : ASI tidak lancar, ASI akan
keluar apabila payudara ditekan
Genetalia : Lochea sangunolenta,
pengeluaran normal
Analisa :
Ny ”L” umur 30 Tahun. P1 A0 Postpatrum
Hari ke 8 dengan ASI tidak lancar
Penatalaksanaan :
1. Mengobservasi TTV dan perkembangan
TD : 110/70 mmHg
N : 78 kali permenit.
P : 21 kali permenit
S : 36,7 ᵒC
Ev: ibu mengetahui hasil pemeriksaan yang
telah dilakukan
61
Objektif :
1) Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda-tanda Vital
TD : 110/70 mmHg
N : 81 kali permenit.
P : 22 kali permenit
S : 36,6 ᵒC
2) Pemeriksaan Fisik
Payudara : Pengeluaran ASI tidak lancar,
ASI keluar hanya sedikit
Genetalia : Lochea serosa, pengeluaran
normal
Analisa :
Ny ”L” umur 30 Tahun P1 A0 Postpatrum
Hari ke 9 dengan ASI tidak lancar
Penatalaksanaan :
1. Mengobservasi TTV dan perkembangan
TD : 110/70 mmHg
N : 81 kali permenit.
P : 22 kali permenit
S : 36,6 ᵒC
Ev: ibu mengetahui hasil pemeriksaan yang
telah dilakukan
Objektif :
1) Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda-tanda Vital
TD : 120/70 mmHg
N : 79 kali permenit.
P : 22 kali permenit
S : 36,5 ᵒC
2) Pemeriksaan Fisik
Payudara : Pengeluaran ASI sudah lancar
Genetalia : Lochea serosa, pengeluaran
normal
Analisa :
Ny ”L” umur 30 Tahun P1 A0 Postpatrum
Hari ke 10 dengan ASI sudah lancar
Penatalaksanaan :
1. Mengobservasi TTV dan perkembangan
TD : 120/70 mmHg
N : 79 kali permenit.
P : 22 kali permenit
S : 36,5 ᵒC
Ev: ibu mengetahui hasil pemeriksaan yang
telah dilakukan
2. Mengkaji pengeluaran ASI ibu
Ev : Pengeluaran ASI masih sedikit tanpa
ditekan
3. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang
cukup dan menghindari stress agar ASI tetap
lancar
65
Objektif :
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda-tanda Vital
TD : 110/70 mmHg
N : 80 kali permenit.
P : 24 kali permenit
S : 36,6 ᵒC
2. Pemeriksaan Fisik
Payudara : ASI sudah lancar
Genetalia : Lochea serosa, pengeluaran
normal
Analisa :
Ny ”L” umur 30 Tahun. P1 A0 Postpatrum
Hari ke 11
Penatalaksanaan :
1. Mengobservasi TTV dan perkembangan
TD : 110/70 mmHg
N : 81 kali permenit.
P : 22 kali permenit
S : 36,6 ᵒC
Ev: ibu mengetahui hasil pemeriksaan yang
telah dilakukan
2. Mengkaji pengeluaran ASI ibu
Ev : Pengeluaran ASI sudah banyak
3. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
dan menghindari stress agar ASI tetap lancar
Ev : Ibu bersedia untuk istirahat yang cukup
dan menghindari stress
4. Menganjurkan ibu untuk makan makanan
67
B. Pembahasan
Pada pengkajian yang dilakukan penulis pada ASI tidak lancar yaitu
mengumpulkan data dasar meliputi data subyektif dan data obyektif. Data
dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi pasien. Data pada kasus
Ny. L, ibu mengatakan bernama Ny. L umur 30 tahun habis melahirkan 4 hari
yang lalu pada tanggal 24 Juni 2022. Ny. L mengatakan pengeluaran ASI nya
152 cm, TFU 3 jari di bawah pusat, kontraksi keras, lochea sanguinolenta.
Diagnosa kebidanan yang dapat ditegakan dalam kasus yaitu Ny. “L” umur 30
nonfarmakologi yaitu pemberian sari kacang hijau merk ultra jaya 250 ml
sebanyak 1x1 hari, dan menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan
asuhan seperti mengkonsumsi sari kacang hijau, pasien juga bersedia untuk
istirahat yang cukup dan menghindari stress agar ASI tetap lancar, sehingga
69
dalam waktu 7 hari keadaan umum pasien baik, tanda-tanda vital normal dan
Lactation/DOL) adalah kondisi ketika produksi ASI tidak meningkat hingga hari
Salah satu penyebab dari ASI tidak keluar dikarenakan faktor nutrisi. Jumlah
dan kualitas makanan Ibu sangat mempengaruhi pada jumlah ASI yang
gizi untuk produksi ASI dan energi ibu. Salah satunya adalah kacang hijau
2020).
mudah didapatkan seperti daun buah pepaya, daun kelor, daun murbei, lampes,
kacang hijau, adas manis, bayam duri, bidara upas, blustru, dadap ayam, jinten
hitam pahit, nangka, patikan kebo, pulai, temulawak, dan beberapa metode yang
(olahan) asal kacang hijau seperti bubur kacang hijau, minuman kacang hijau, kue
70
tradisional, dan kecambah kacang hijau yang telah lama dikenal masyarakat
bahwa rata-rata Produksi ASI sebelum diberikan Sari Kacang Hijau merk dagang
Ultra Jaya adalah 0,045 yang berarti tidak lancar dan rata-rata Produksi ASI
sesudah diberikan Sari Kacang Hijau adalah 0,82 yang berarti lancar . Dan nilai p-
value adalah 0,046 (p≤0,05). Ini berarti ada pengaruh pemberian sari kacang hijau
terhadap produksi ASI pada ibu menyusui di Klinik Pratama Tutun Sehati Desa
Limau Manis Deli Serdang tahun 2019. (Ritonga, 2019). Dalam hal ini penulis
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asuhan kebidanan pada Ny. “L” umur 30 tahun post partum 4 hari dengan
pada Ny. ”L” dengan ASI tidak lancar penulis mengambil kesimpulan : Dari
hasil pengkajian pada Ny. “L” ibu mengatakan berumur 30 tahun nifas ke-4
dan mengeluh ASI nya hanya keluar sedikit dan tidak lancar, ibu
ASI.
c. Diagnosa potensial pada Ny. “L” yaitu tidak dapat memberikan ASI Eksklusif.
70
72
Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan Menganjurkan ibu untuk
g. Evaluasi dari asuhan yang telah di berikan pada Ny. L dengan ASI tidak
B. Saran
1. Teoritis
2. Praktis
73
a) Bagi PMB
mengetahui tanda dan gejala dari ASI tidak lancar sehingga dapat dideteksi
b) Bagi Pasien/Keluarga