Anda di halaman 1dari 19

Naskah Publikasi

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BEKERJA BESERTA SUAMI


DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI POSYANDU GENDENG BANGUNJIWO
KASIHAN BANTUL

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh

Derajat Sarjana Ilmu Keperawatan pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh

Rizkiariati Widya Sari

20120320137

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2016
ii
Rizkiariati Widya Sari (2012). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu bekerja Beserta Suami
Dengan Pemberian ASI Eksklusif

Dewi Puspita,S.Kp.,M.Sc

INTISARI

Menurut UNICEF, cakupan rata-rata ASI eksklusif di dunia adalah 38% pada tahun
2011. Target cakupan ASI eksklusif di Indonesia adalah 80%. Rendahnya cakupan
pemberian ASI eksklusif disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya pengetahuan ibu
yang kurang memadai tentang ASI eksklusif, beredarnya mitos pemberian ASI yang kurang
baik misalnya menyusui akan mengurangi keindahan payudara, kesibukan ibu bekerja dan
singkatnya cuti melahirkan,pengetahuan dan dukungan keluarga, terutama suami dapat
menentukan keberhasilan atau kegagalan menyusui. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah ada hubungan tingkat pengetahuan ibu bekerja beserta suami
dengan pemberian ASI eksklusif. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional.
Populasi penelitian ini adalah ibu bekerja yang berusia 20-35 tahun beserta suami yang
mempunyai bayi yang berusia 0-6 bulan yang ada di Posyandu Gendeng Kelurahan
Bangunjiwo Kecamatan Kasihan Bantul berjumlah 35 orang ibu bekerja dan 35
suami.Teknik pengambilan sampel ini dengan menggunakan total sampling / sampling
jenuh.Dalam penelitian ini penggumpulan data menggunakan kuesioner.Analisa yang
digunakan adalah analisa univariat dan analisa bivariat dengan menggunakan Kolmogorov
Smirnov.
Dapat diambil simpulan bahwa: Pemberian ASI Eksklusif Pada Ibu Bekerja Beserta
Suami di Posyandu Gendeng Bangunjiwo Kasihan Bantulsebagian besar adalah responden
memberikan ASI ekslusif. Ada hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Bekerja Dengan
Pemberian ASI Eksklusif di Posyandu Gendeng Bangunjiwo Kasihan Bantulp value sebesar
0.004 (p = 0,004< 0,05). Tidak ada hubungan Tingkat Pengetahuan Suami Dengan
Pemberian ASI Eksklusif di Posyandu Gendeng Bangunjiwo Kasihan Bantul dengan nilai p
value sebesar 0.423 (p = 0,423>0,05).
Bagi puskesmas diharapkan dapat membuat program berupa adanya penyuluhan
kepada masyarakat untuk meningkatkan pemberian ASI eksklusif pada ibu menyusui,
memberikan penyuluhan kepada ibu hamil tentang persiapan menyusui dan pemantauan
pemberian ASI setelah ibu melahirkan dan meningkatkan peran serta orang tua dalam
kelompok pendukung ASI eksklusif.

Kata Kunci: Pengetahuan Ibu Bekerja Beserta Suami, Pemberian Asi Eksklusif

iii
Rizkiariati Widya Sari (2012) : RELATIONSHIP OF MOTHER WORKING KNOWLEDGE AND
HUSBAND WITH EXCLUSIVE BREASTFEEDING IN THE POSYANDU GENDENG
BANGUNJIWO KASIHAN BANTUL

Advisor :Dewi Puspita,S.Kp.,M.Sc

ABSTRACT

According to UNICEF, the average coverage of exclusive breastfeeding in the world


was 38% in 2011.The low coverage of exclusive breastfeeding due to: the knowledge of
mothers are less about exclusive breastfeeding, the circulation of myths breastfeeding
unfavorable eg breastfeeding reduces breast beauty, the bustle of working mothers and short
maternity leave, knowledge and support of the family, especially the husband can determine
the success or failure breastfeeding.This study attempts to know the correlation between
knowledge of working mothers and their husbands to the exclusive breastfeeding.This study
used cross sectional design. The population research is a mother working 20-35 years old
and husband who have the babies 0-6 months old is are oblique bangunjiwo urban districts
pity bantul were 35 the mother working and 35 the husband.This sampling technique using
total sampling / sampling saturated. In this research, data collection using
questionnaires.The analysis used univariate and bivariate analysis using the Kolmogorov-
Smirnov.
Can be taken drawing conclusions that:Exclusive breastfeeding in working with their
husbands in Posyandu Gendeng Bangunjiwo Kasihan Bantul majority of respondents give
exclusive breastfeeding. There was a level knowledge a mother working by the provision of
breastfeeding exclusive the posyandu bangunjiwo pity bantul p value of 0.004 ( p = 0,004 >
0.05 ).There was nolevel knowledge husband by the provision of breastfeeding exclusive the
posyandu gendeng bangunjiwo kasihan bantul with the p value of 0.423 ( p = 0,423 > 0.05).

For puskesmas is expected to make the program of the counseling to the community to
improve the delivery of breastfeeding exclusive in nursing mother, giving counseling to
pregnant women preparation of suckling and monitoring the provision of breastfeeding after
the mother gives birth and enhance the role of older people in a support group breastfeeding
exclusive.

Keyword: knowledge a mother working and husband , the provision of breastfeeding


exclusive

iv
Latar Belakang 2013 sebesar 30,2%, dan data cakupan di
Air susu ibu diciptakan oleh Tuhan Wilayah DIY pada tahun 2013 sebesar
dengan segala kelebihannya, dan sudah 51,6% di Kabupaten Sleman sebesar
tercantum dalamFirman Allah SWT Al- 80,23%, di Kabupaten Kulon Progo
Qur’an, QS. Al-Baqoroh ayat 233 sebesar 70,4%, di Kabupaten Bantul
mengatakan: “para ibu hendaklah sebesar 62,05%, di Kabupaten Gunung
menyusui anak-anaknya selama dua tahun Kidul sebesar 56,5%. Walaupun di kota
penuh, yaitu bagi yang ingin Yogyakarta cakupan ASI eksklusif hanya
menyempurnakanpenyusuan dan apabila sebesar 51,6% tetapi mengalami
keduanya ingin menyapih(sebelum 2 peningkatan dibandingkan dengan tahun
tahun) dengan kerelaan keduanya dan 2012 yaitu sebesar 46,4% dan di
permusyawaratan, maka tidak ada dosa Kabupaten Bantul yang mengalami
atas keduanya. Dan jika kamu ingin penurunan yaitu sebesar 63,51%. Dari
anakmu disusukan oleh orang lain, maka rata-rata di atas dapat di simpulkan bahwa
tidak ada dosa bagimu apabila kamu cakupan ASI eksklusif di Indonesia masih
memberikan pembayaran menurut yang sangat jauh dari target MDGs tahun 2015
patut. Bertakwalah kamu kepada Allah yaitu sebesar 80% ( Dinas Kesehatan
dan ketahuilah bahwa Allah Maha melihat Yogyakarta, 2014)
apa yang kamu kerjakan. ASI Rendahnya cakupan pemberian
merupakanmakanan pertamadan terbaik ASIeksklusif disebabkan oleh beberapa
pada bayi dan juga tanpa zat kimia.” faktor, diantaranya pengetahuan ibu yang
WHO (World Health kurang memadai tentang ASI eksklusif,
Organization) merekomendasikan untuk beredarnya mitos pemberian ASI yang
pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0- kurang baik misalnya menyusui akan
6 bulan. ASI tidak hanya makanan tetapi mengurangi keindahan payudara,
juga penyelamat kehidupan, seperti ASI kesibukan ibu bekerja dan singkatnya cuti
bisa membantu bayi terhindar dari melahirkan,pengetahuan dan dukungan
penyakit. Setiap tahunnya lebih dari keluarga, terutama suami dapat
25.000 bayi Indonesia dan 1,3 juta bayi di menentukan keberhasilan atau kegagalan
seluruh dunia dapat diselamatkan dengan menyusui (Evareny et al,2010).
ASI (Evareny et al, 2010). Di Indonesia Pengetahuan memegang peranan
juga menerapkan kebijakan terkait penting bagi seseorang untuk melakukan
pentingnya ASI eksklusif yaitu dengan suatu tindakan (Notoatmodjo,
mengeluarkan peraturan pemerintah (PP) 2014).Menurut penelitian Rohani (2007)
nomor 33/2012 tentang pemberian ASI menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan
eksklusif yang telah diputuskan tanggal 1 ibu sangat berpengaruh terhadap
Maret 2012 ini berisi tentang pemberian pemberian ASI eksklusif, hal ini
ASI eksklusif dalam peraturan pemerintah menunjukaan akan terjadi peningkatan
ini dibuat guna menjamin pemenuhan hak pemberian ASI eksklusif jika disertai
bayi untuk mendapatkan sumber makanan dengan peningkatan pengetahuan tentang
terbaik sejak dilahirkan sampai berusia 6 ASI eksklusif.
bulan,selainitu, kebijakan ini juga untuk Calon ayah berperan aktif terhadap
melindungi ibu dalam memberikan ASI berhasilnya pemberian ASI berdasarkan
eksklusif kepada bayinya(Peraturan pada tingkat pengetahuan tentang ASI,
Pemerintah, 2012). suami yang memiliki tingkat pengetahuan
Menurut UNICEF, cakupan rata- yang baik tentang ASI eksklusif akan
rata ASI eksklusif di dunia adalah 38% cenderung memiliki perhatian yang lebih
pada tahun 2011. Target cakupan ASI untuk ibu menyusui, sehingga proses
eksklusif di Indonesia adalah 80%. Tahun menyusui dipelajari dan dikembangkan
2010 cakupannya di Indonesia hanya pengetahuan mengenai laktasi sehingga
61,3%, tahun 2012 sebesar 48,6%, tahun suami mendapatkan manfaat yang optimal

1
(Roesli, 2005). Menurut penelitian untuk menghentikan pemberian ASI
Evariny (2010) menunjukkan bahwa secara eksklusif selama 6 bulan. Dengan
terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan yang benar tentang
pengetahuan suami terhadap pemberian menyusui, perlengkapan memerah ASI,
ASI. Pengetahuan suami yang tinggi dan dukungan lingkungan kerja, seorang
mempunyai prevalensi 1,84 kali lebih ibu yang bekerja dapat tetap memberikan
tinggi untuk mempraktikkan pemberian ASI secara eksklusif(Roesli, 2007).
ASI secara eksklusif dibandingkan dengan Berdasarkan hasil studi pendahuluan
suami yang berpengetahuan rendah. yang peneliti lakukan pada tanggal 18
Suami harus mempunyai pengetahuan Maret 2016 di Posyandu Gendeng
yang baik tentang ASI pada ibu bekerja Bangunjiwo Kasihan Bantul wilayah
sehingga bisa mendukung terlaksananya binaan Puskesmas Kasihan 1 Bantul, data
pemberian ASI eksklusif.Menurut dari kader posyandu Gendeng
penelitianLos Angeles (2006) Bangunjiwo menunjukkan bahwa ibu
mendapatkan hasil yangmelalui intervensi yang mempunyai bayi usia 0-24 bulan
berupa edukasi ke ayah tentang sebanyak 125 orang ibu. Hasil wawancara
manajemen laktasi, tentang perawatan dan dengan ibu kader yang mempunyai bayi
penggunaan pompa ASI, penyimpanan usia 0-6 bulan dan memilikipekerjaan
ASI perah, serta cara mengatasi kesulitan diluar rumah beserta bayi diasuh oleh
menyusui yang terkait payudara, keluarga maupun baby sister sebanyak 35
menunjukkan bahwa rata-rata ayahnya orang.
mengikuti program edukasi adalah sebesar Pada survey tersebut peneliti
69% di mana bayi tersebut masih menanyakan kepada 5 ibu pekerja beserta
menerima ASI eksklusif hingga enam suami yang mempunyai anak diatas 6
bulan. bulan. Hasil menunjukkan bahwa ibu
Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia bekerja beserta suami yang memberikan
tahun 2013 menunjukkan bahwa saat ini ASI secara eksklusif dan pengetahuan
angka ibu bekerja di Indonesia cukup suami yang baik tentang peberian ASI
besar dimana jumlah pekerja wanita tahun eksklusif sebanyak 1 orang dan 4 orang
2012 di Indonesia mencapai 46,51 juta sisanya memberikan ASI ketika pulang
jiwa, terjadi peningkatan jumlah pekerja kerja dan di berikan susu formula saat
wanita mencapai 46, 80 juta jiwa pada ditinggal bekerja dan suami menyatakan
tahun 2013 dan sekitar 32, 17 juta jiwa memberikan ASI ketika ibu berangkat
berada dalam usia produktif.Penelitian bekerja dan pulang bekerja, pada saat ibu
yang dilakukan oleh Yuliarsi di kelurahan bekerja bayi di berikan susu formula dan
Sawangan Depok Jawa Barat tahun 2012 buah pisang agar bayi tidak
didapatkan hasil sebagian besar ibu menangis.Dari permasalahan di atas
bekerja memiliki fasilitas penunjang di penelitian ingin mengetahui apakah ada
tempat kerja (66,7%) memberikan ASI hubungan tingkat pengetahuan ibu
eksklusif dan sebagian kecil ibu bekerja bekerjabeserta suami dengan pemberian
yang tidak memiliki fasilitas penunjang ASI eksklusif.
ditempat kerja (33,3%) tidak memberikan Penelitian sebelumnya sudah
ASI eksklusif, sehingga dapat banyak meneliti tentang tingkat
disimpulkan bahwa yang memiliki pengetahuan ibu bekerja tetapi tingkat
fasilitas penunjang ditempat bekerja pengetahuan suami ibu bekerja atau ayah
sebagian besar dapat memberikan ASI bayi terkait pemberian ASI eksklusif
eksklusif. Ibu yang pengetahuan tentang belum banyak diteliti.Oleh karena itu
ASI luas, baik mengenai manfaat, tujuan, pentinguntuk melakukan penelitian
kapan dan sebagainya dengan sendirinya tentang hubungan tingkat pengetahuan ibu
ia akan memberikan ASI kepada bekerja beserta suami dengan pemberian
anaknya.Ibu–ibu bekerja bukan alasan ASI eksklusif.

2
Rumusan Masalah Gendeng Bangunjiwo Kasihan Bantul
Berdasarkan latar belakang diatas Berdasarkan hasil penelitian, dapat
yang telah diuraikan maka rumusan dideskripsikan karakteristik responden di
masalahnya adalah “Apakah ada posyandu Gendeng Bangunjiwo Kasiahan
hubungan tingkat pengetahuan ibu Bantul yaitu sebagai berikut:
bekerjabeserta suami dengan pemberian
ASI eksklusif”. Tabel 4.1 KarakteristikIbu Pemberi
Asi Eksklusif di posyandu
Metodepenelitian Gendeng Bangunjiwo
Penelitian ini menggunakan Kasihan Bantul
rancangan cross sectional, yaitu data yang Kategori Frekuensi Prosentase
menyangkut variable bebas dan variable Umur
terikat akan dikumpulkan dalam waktu < 25 Tahun 7 20.0
yang bersamaan (Notoatmodjo, 25 - 35 Tahun 28 80.0
2012).Populasi penelitian ini adalah ibu Total 35 100.0
bekerja beserta suami yang mempunyai Pendidikan
bayi yang berusia 0-6 bulan yang ada di SD 1 2.9
Posyandu Gendeng Kelurahan SMP 6 17.1
Bangunjiwo Kecamatan Kasihan Bantul SMA 22 62.9
berjumlah 35 orang ibu bekerja dan 35 Diploma 2 5.7
orang suami.Teknik pengambilan sampel Sarjana 4 11.4
ini dengan menggunakan total sampling / Total 35 100.0
sampling jenuh.Pengambilan data Pekerjaan
dilakukan dalam rentang waktu 3 hari Swasta / 31 88.6
yaitu tanggal 16 – 18 Agustus Karyawan
2016.Penelitian ini dilakukan di Posyandu Pengusaha 2 5.7
Gendeng KelurahanBangunjiwo PNS / TNI / 2 5.7
Kecamatan Kasihan Bantul.Dalam POLRI
penelitian ini penggumpulan data Total 35 100.0
menggunakan kuesioner. Analisa data Penghasilan
yang digunakan adalah analisis Univariat < UMR 29 82.9
dan Analisa bivariat dalam penelitian ini > UMR 6 17.1
menggunakan uji Kolmogorov-smirnov. Total 35 100.0

Hasil Penelitian Tabel 4.1 menunjukkan bahwa


Karakteristik responden dalam karakteristik ibu bekerja berdasarkan
penelitian ini diklasifikasikan berdasarkan Umur Ibu sebagian besar adalah
umur ibu, umur suami, umur bayi, responden termasuk dalam kategori 25 -
pendidikan ibu, pendidikan suami, 35 tahun yaitu sebanyak 28 responden
pekerjaan ibu, pekerjaan suami, (80%), berpendidikan SMA 22 (62,9%),
penghasilan ibu, penghasilan bekerja sebagai karyawan swasta yaitu
suami.Terdapat 35 responden yang ikut sebanyak 31 responden (88,6%) dan
serta dalam penelitian ini. berpenghasilan < UMR yaitu sebanyak 29
responden (82,9%).

Tabel 4.2 Karakteristik Suamidi


Karakteristik Ibu di posyandu posyandu Gendeng
3
Bangunjiwo Kasihan Bekerja Tentang ASI Eksklusif
Bantul di Posyandu Gendeng
Kategori Frekuensi ProsentaseBangunjiwo Kasihan Bantul
Umur Berdasarkan hasil penelitian,
14 40.0dapat dideskripsikan karakteristik
< 25 Tahun
responden berdasarkan Tingkat
25 - 35 Tahun 21 60.0Pengetahuan Ibu Bekerja Tentang
35 100.0ASI Eksklusif di Posyandu Gendeng
Total
Bangunjiwo Kasihan Bantul yaitu
sebagai berikut:
Pendidikan
SMP 6 17.1 4.3
Tabel Tingkat Pengetahuan Ibu
SMA 22 62.9 Bekerja Tentang ASI
Diploma 2 5.7 Eksklusif di Posyandu
Sarjana 5 14.3 Gendeng Bangunjiwo
35 100.0 Kasihan Bantul
Total
Kategori Frekuensi Prosentase
SMP 6 17.1
Tinggi 18 51,4
Pekerjaan Sedang 11 31,4
Swasta / 21 60.0
Rendah 6 17,1
Karyawan Total 35 100,0
Pengusaha 11 31.4 : data primer di olah 2016
Sumber
PNS / TNI / 3 8.6 Berdasarkan tabel 4.3 dapat
POLRI diketahui bahwa tingkat Pengetahuan
35 100.0Ibu Bekerja Tentang ASI Eksklusif di
Total
Posyandu Gendeng Bangunjiwo
Penghasilan Kasihan Bantul, sebagian besar
memiliki pengetahuantinggi yaitu
< UMR 18 51.4sebanyak 18 responden (51,4%)ibu
> UMR 17 48.6bekerja yang memiliki tingkat
35 100.0pengetahuan sedang yaitu sebanyak
Total
11 responden (31,4%), sedangkan ibu
yang memiliki pengetahuan rendah
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa yaitu sebanyak 6 responden (17,1%).
karakteristik ibu bekerja berdasarkan
Umur suamisebagian besar adalah 2. Tingkat Pengetahuan Suami
responden termasuk dalam kategori 25 - Tentang ASI Eksklusif di
35 tahun yaitu sebanyak 21 responden Posyandu Gendeng Bangunjiwo
(60%), berpendidikan SMA 22 (62,9%), Kasihan Bantul
bekerja sebagai karyawan swasta yaitu Berdasarkan hasil penelitian,
sebanyak 21 responden (60%) dan dapat dideskripsikan mengenai
berpenghasilan < UMR yaitu sebanyak 17 tingkat Pengetahuan Suami Tentang
responden (51,4%). ASI Eksklusif di Posyandu Gendeng
Bangunjiwo Kasihan Bantul yaitu
sebagai berikut:

Tabel 4.4 Tingkat Pengetahuan


A. Analisis Bivariat Suami Tentang ASI
1. Tingkat Pengetahuan Ibu Eksklusif di Posyandu
4
Gendeng Bangunjiwo tidak memberikan ASI eksklusif 16
Kasihan Bantul responden (45,7%).
Kategori Frekuensi Prosentase
Tinggi 10 28,6 B. Analisi Bivariat
Sedang 21 60,0 1. Hubungan Tingkat Pengetahuan
Rendah 4 11,4 Ibu Bekerja Dengan Pemberian
Total 35 100,0 ASI Eksklusif di Posyandu
Sumber : data primer di olah 2016 Gendeng Bangunjiwo Kasihan
Berdasarkan tabel 4.4 dapat Bantul
diketahui bahwa tingkat Pengetahuan Analisa bivariat pada tahap ini
Suami Tentang ASI Eksklusif di diteliti “Hubungan Tingkat
Posyandu Gendeng Bangunjiwo Pengetahuan Ibu Bekerja Dengan
Kasihan Bantul, sebagian besar adalah Pemberian ASI Eksklusif” dengan
responden adalah termasuk kategori menggunakan Kolmogorov Smirnov,
Sedang yaitu sebanyak 21 responden dapat diketahui sebagai berikut:
(60%). Responden yang memiliki Tabel 4.6 Hubungan Tingkat
pengetahuan tinggi sebanyak 10 Pengetahuan Ibu Bekerja
responden (28,6%) sedangkan Dengan Pemberian ASI
responden yang memiliki tingkat Eksklusif di Posyandu
pengetahuan rendah yaitu sebanyak 4 Gendeng Bangunjiwo
responden (11,4%). Kasihan Bantul
3. Pemberian ASI Eksklusif Pada Pemberian ASI Total p.value
Ibu Bekerja Beserta Suami di Pengetahuan
Ya Tidak
Posyandu Gendeng Bangunjiwo Ibu
Kasihan Bantul n % N % N %
Berdasarkan hasil penelitian, dapat Tinggi 15 42,9 3 8,6 18 51,4
dideskripsikan mengenai pemberian 2 5,7 9 25,7 11 31,4 0,004
Sedang
ASI Eksklusif Pada Ibu Bekerja
Rendah 2 5,7 4 11,4 6 17,1
Beserta Suami di Posyandu Gendeng
Bangunjiwo Kasihan Bantul yaitu Total 19 54,3 16 45,7 35 100,0
sebagai berikut: Sumber: Data Primer 2016
Tabel 4.5 Pemberian ASI Eksklusif Tabel 4.6menunjukkan bahwa
Pada Ibu Bekerja beserta ibu yang memberikan ASI eksklusif
suamidi Posyandu adalah ibu dengan pengetahuan tinggi
Gendeng Bangunjiwo yaitu sebanyak 15 responden (42,9%)
Kasihan Bantul sedangkan ibu yang memiliki
Kategori Frekuensi Prosentase pengetahuan tinggi tidak memberikan
Ya 19 54.3 ASI eksklusif yaitu sebanyak 3
Tidak 16 45.7 responden (8,6%). Ibu yang memiliki
Total 35 100.0 pengetahuan sedang yang
Sumber : data primer di olah 2016 memberikan ASI eksklusif yaitu
sebanyak 2 responden (5,7%)
Berdasarkan tabel 4.5 dapat sedangkan ibu yang memiliki
diketahui bahwa pemberian ASI pengetahuan sedang tidak
Eksklusif Pada Ibu Bekerja beserta memberikan ASI eksklusif yaitu
suami di Posyandu Gendeng sebanyak 9 responden (25,7%) dan
Bangunjiwo Kasihan Bantul, sebagian ibu yang memiliki pengetahuan
besar adalah responden memberikan rendah yang memberikan ASI
ASI ekslusif yaitu sebanyak 19 eksklusif yaitu sebanyak 2 responden
responden (54,3%) seangkan yang (5,7%) sedangkan ibu yang memiliki

5
pengetahuan rendah tidak memiliki pengetahuan tinggi tetapi
memberikan ASI eksklusif yaitu tidak memberikan ASI Eksklusif
sebanyak 4 responden (11,4%). Hasil sebanyak 2 responden 5,7%. Suami
analisa data dengan menggunakan uji yang memiliki pengetahuan sedang
chi square deketahui bahwa hasil yang memberikan ASI eksklusif yaitu
analisa tidak memenuhi syarat sebanyak 10 responden (28,9%),
sehingga dilakukan uji alternatif sedangkan suami yang memiliki
dengan menggunakan uji kolmogorov pengetahuan sedang yang tidak
Smirnov hasil analisa uji Kolmogorov memberikan ASI eksklusif yaitu
Smirnov didapatkan nilai p value sebanyak 11 responden (31,4%).
sebesar 0.004 (p = 0,004< 0,05) Suami yang memiliki pengetahuan
sehingga dapat diketahui bahwa rendah yang memberikan ASI
terdapat hubungan yang signifikan eksklusif yaitu sebanyak 1 responden
antara pengetahuan ibu bekerja (2,9%), sedangkan suami yang
dengan pemberian ASI Eksklusif di memiliki pegetahuan rendah yang
Posyandu Gendeng Bangunjiwo tidak memberikan ASI eksklusif yaitu
Kasihan Bantul. sebanyak 3 responden (8,6%). Hasil
analisa data dengan menggunakan uji
2. Hubungan Tingkat Pengetahuan chi square deketahui bahwa hasil
Suami Dengan Pemberian ASI analisa tidak memenuhi syarat
Eksklusif di Posyandu Gendeng sehingga dilakukan uji alternatif
Bangunjiwo Kasihan Bantul dengan menggunakan uji kolmogorov
Analisa bivariat pada tahap ini Smirnov hasil analisa dengan
diteliti “Hubungan Tingkat menggunakan uji Kolmogorov
Pengetahuan Suami terhadap Smirnov didapatkan nilai p value
Pemberian ASI Eksklusif” dengan sebesar 0.423 (p = 0,432>0,05)
menggunakan Kolmogorov Smirnov,, sehingga dapat diketahui bahwa tidak
dapat diketahui sebagai berikut: terdapat hubungan yang signifikan
Tabel 4.7 Hubungan Tingkat antara pengetahuan suami bekerja
Pengetahuan Suami dengan pemberian ASI eksklusif di
Dengan Pemberian ASI Posyandu Gendeng Bangunjiwo
Eksklusif di Posyandu Kasihan Bantul.
Gendeng Bangunjiwo
Kasihan Bantul Pembahasan
1. Karakteristik Ibu Bekerja di
Pemberian ASI Total p.value Posyandu Gendeng Bangunjiwo
Pengetahuan Kasihan Bantul
Ya Tidak
Suami Hasil penelitian yang
n % N % N % ditunjukkan pada Tabel
8 22,9 2 5,7 10 28,6 4.1menyatakan bahwa sebagian besar
Tinggi
responden adalah yang berusia 20-35
10 28,6 11 31,4 21 60,0
Sedang 0,432 tahun.Umur ibu sangat menentukan
Rendah 1 2,9 3 8,6 4 11,4 kesehatan maternal dan berkaitan
19 54,3 16 45,7 35 100,0 dengan kondisi kehamilan, persalinan
Total dan nifas serta cara mengasuh dan
Sumber: Data Primer 2016 menyusui bayinya. lbu yang berumur
Tabel 4.7menunjukkan bahwa kurang dari 20 tahun masih belum
suami yang memiliki pengetahuan matang dan belum siap dalarn hal
tinggi yang memberikan ASI jasmani dan sosial dalarn menghadapi
eksklusif yaitu sebanyak 8 responden kehamilan, persalinan serta dalam
(22,9%), sedangkan suami yang membina bayi yang dilahirkan

6
(Depkes RI, 2014). Ibu yang berumur Hasil penelitian ini didukung
20-35 tahun, disebut sebagai "masa oleh penelitian yang dilakukan oleh
dewasa" dan disebut juga masa Cahyani (2012) yang menyatakan
reproduksi, masalah-masalah yang bahwa pendidikan berpengaruh
dihadapi dengan tenang secara terhadap pengetahuan ibu menyusui
emosional, terutama dalarn sehingga semakin tinggi tingkat
menghadapi kehamilan, persalinan, pendidikan seseorang makin banyak
nifas dan merawatbayinya nanti, pula pengetahuan yang dimiliki dalam
sedangkan pada ibu dengan usia 35 pemberian ASI Eksklusif. Sebaliknya,
tahun ke atas dimana produksi pendidikan yang rendah/ kurang akan
hormon relatif berkurang, menghambat perkembangan sikap
mengakibatkan proses laktasi seseorang terhadap nilai baru yang
menurun, sedangkan pada usia remaja diperkenalkan sehingga pengetahuan
12-19 tahun harus dikaji pula secara juga kurang dalam pemberian ASI
teliti karena perkembangan fisik, Eksklusif.
psikologis maupun sosialnya belum Hasil penelitian yang
siap yang dapatmengganggu ditunjukkan bahwa pekerjaan
keseimbangan psikologis dan dapat responden sebagian besar adalah ibu
mempengaruhi dalam produksi yang bekerja sebagai karyawan
ASI(Hurlock, 2006) . swasta.Menurut Suharyono(2006)
Penelitian ini didukung oleh menyatakan bahwa ibu yang bekerja
penelitian yang dilakukan oleh mempengaruhi kualitas pemberian
Cahyani (2012) yang menyatakan ASI. Meskipun ibu yang bekerja tidak
bahwa pada usia 20-35 tahun banyak memiliki waktu luang untuk
responden cenderung lebih aktif memberikan ASI eksklusif kepada
dalam mencari informasi mengenai bayinya akan tetapi pendidikan ibu
ASI Eksklusif. Hasil penelitian yang yang bekerja kemungkinan akan
ditunjukkan bahwa tingkat mendapatkan informasi dari rekan
pendidikan responden sebagian besar kerjanya yang sudah berpengalaman
memiliki pendidikan pada kategori mengenai bagaimana cara meberikan
menengah. Notoatmodjo (2010) ASI pada ibu yang bekerja salah
menyatakan bahwa semakin tinggi satunya dengan memanfaatkan
pendidikan seseorang maka akan fasilitas ojek ASI agar ibu yang
semakin mudah dalam menerima bekerja dapat tetap memberikan ASI
informasi dan semakin banyak Eksklusif.
pengetahuan yang dimiliki sehingga Penelitian ini tidak sejalan
mempengaruhi perilaku seseorang. dengan penelitian Yeni (2013) yang
Pendapat dari Rulina Suradi menyatakan bahwa pada ibu yang
Suharyono (2012) menyatakan bahwa bekerja tidak memiliki waktu luang
walaupun seorang ibu yang memiliki karena kesibukannya sehingga tidak
pendidikan formal yang tidak terlalu memiliki cukup waktu untuk
tinggi belum tentu tidak mampu memberikan ASI dan mempelajari
memberikan ASI secara eksklusif bagaimana cara menyusui yang baik
dibandingkan dengan orang yang dan benar.
lebih tinggi pendidikan formalnya,
tetapi perlu menjadi pertimbangan
bahwa faktor tingkat pendidikan turut
menentukan mudah tidaknya 2. Karakteristik Suami di Posyandu
menyerap dan memahami Gendeng Bangunjiwo Kasihan
pengetahuan yang ibu peroleh. Bantul

7
Hasil penelitian yang Hasil penelitian ini sesuai
ditunjukkan pada Tabel 4.2 dengan penelitian yang dilakukan
menyatakan bahwa sebagian besar oleh Syamsiah (2010) menyatakan
responden adalah yang berusia 20-35 bahwa, ayah yang memiliki
tahun.Usia 20 –35 tahun tergolong pengetahuan tentang ASI dan
dalam usia dewasa. Suami dengan tatalaksana menyusui sebelum
usia remaja memilikipengetahuan memiliki bayi merupakan langkah
yang terbatas dibandingkandengan mencapai keberhasilan pemberian
usia dewasa. Suami dengan ASI eksklusif. Semakin tinggi tingkat
usiaremaja biasanya terlalu banyak pendidikan ayah maka akan sangat
berharapdari orang tua dalam berhubungan dengan tingkat
mengambilkeputusan yang penting pengetahuan ayah dalam mencapai
sebagai pengasuhsehingga tidak bisa keberhasilan pemberian ASI
memberikan responyang tepat eksklusif.
terhadap bayi mereka (Bobak,2005).
Pekerjaan mempengaruhi waktu 3. Tingkat Pengetahuan Ibu Bekerja
suami dalam proses merawat dan Tentang ASI Eksklusif di Posyandu
membesarkan serta suami harus Gendeng Bangunjiwo Kasihan
menyadari bahwa tanggung jawab Bantul
pemberian ASI tidak hanya ada pada Hasil penelitian menunjukkan
ibu, melainkan ada pada dirinya dan bahwa tingkat Pengetahuan Ibu
juga suami harus mengetahui apa Bekerja Tentang ASI Eksklusif di
yang semestinya dilakukan dalam Posyandu Gendeng Bangunjiwo
mendukung proses pembrian ASI Kasihan Bantul, sebagian besar
agar tindakannya maupun pola memiliki
pikirnya dapat berpengaruh pada pengetahuantinggi.Pengetahuan
keberhasilan pemberian ASI (Yuliarti, adalah merupakan hasil tahu, dan
2010). ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu
Pemberian ASI eksklusif obyek tertentu. Penginderaan terjadi
berhubungan dengan pendidikan melalui pancaindra manusia, yaitu
orangtua, usia ibu. Menyusui di usia indera penglihatan, penciuman,
12 bulan berhubungan dengan pendengaran, rasa dan raba.Sebagian
pendidikan ibu dan ayah (Kristiansen, besar pengetahuan manusia
Lande, Vebry dan Andersen diperoleh melalui mata dan telinga.
2010).Pendidikan ayah merefleksikan Pengetahuan atau kognitif merupakan
bahwa ayah yang lebih berpendidikan dominan yang sangat penting dalam
akan lebih intensif mencari informasi membentuk tindakan seseorang
mengenai hal yang berkaitan dengan (Notoatmodjo, 2011).Pengetahuan
kesehatan dan pengetahuan mengenai ibu tentang ASI eksklusif dapat
manfaat menyusui yang diketahui mempengaruhi ibu dalam
akan berpengaruh pada praktik memberikan ASI eksklusif. Semakin
pemberian ASI eksklusif. pekerjaan baik pengetahuan Ibu tentang ASI
ayah yang juga terkait dengan jam eksklusif, maka seorang ibu akan
kerja ayah terindikasi sebagai memberikan ASI Eksklusif pada
penghalang keterlibatan dalam anaknya. Begitu juga sebaliknya,
konsultasi prenatal sehingga semakin rendah pengetahuan ibu
rendahnya kesempatan untuk belajar tentang ASI Eksklusif, maka semakin
dan menambah pengetahuan mereka sedikit pula peluang ibu dalam
mengenai pemberian ASI memberikan ASI Eksklusif.
(Wahyuningrum,2007). Pengetahuan yang tinggi serta

8
pengalaman yang dimiliki individu 4. Tingkat Pengetahuan Suami
akan mendorong seseorang untuk tentang ASI Eksklusif di Posyandu
memiliki perilaku kesehatan yang Gendeng Bangunjiwo Kasihan
lebih baik. Bantul
Ibu yang menjadi responden Hasil penelitian menunjukkan
penelitian ini semuanya bekerja di bahwa tingkat Pengetahuan Suami
luar rumah. Aktivitas bekerja di luar Bekerja Tentang ASI Eksklusif di
rumah inilah yang menjadi faktor Posyandu Gendeng Bangunjiwo
penentu rendahnya pemberian ASI Kasihan Bantul, sebagian besar
Eksklusif kepada bayinya hingga usia adalah responden adalah termasuk
6 bulan. Pada ibu bekerja pemberian kategori Sedang.Pengetahuan dalam
ASI Eksklusif sering kali mengalami penelitian ini adalah segala sesuatu
hambatan karena jam kerja yang yang suami ketahui tentang ASI,
sangat terbatas dan kesibukan dalam manfaat dan pentingnya pemberian
melaksanakan pekerjaan serta ASI, mayoritas responden dalam 21
lingkungan kerja ibu yang tidak penelitian ini mempunyai
mendukung apabila ibu memberikan pengetahuan sedang tentang ASI
ASI Eksklusif nantinya akan yaitu sejumlah 60%%. Hal ini
mengganggu produktifitas dalam menunjukan bahwa suami yang
bekerja (Dwi, 2009). mendukung pemberian ASI Eksklusif
dalam kategori sedang, sedang
Pengetahuan responden ini informasi, akses, dan penyuluhan
tentunya tidak terlepas dari jenjang tentang ASI sangat mudah di dapat
pendidikan yang telah ditempuh. yaitu di Posyandu Gendeng
Sebagaimana dinyatakan oleh Bangunjiwo Kasihan Bantul. Hal ini
Notoatmodjo (2010), pendidikan berbeda dengan penelitian Yulia
formal merupakan pendidikan (2012) menunjukkan, masih banyak
terencana, terorganisir. Melalui suami yang memiliki tingkat
proses ini seseorang memperoleh pengetahuan tentang ASI kurang. Hal
pengetahuan pemahaman, ini masih di duga karena masih ada
ketrampilan dan sikap serta nilai-nilai suami yang belum pernah mendengar
yang menghantarkan untuk kearah atau membaca informasi ASI.
kedewasaan dalam bertindak. Selain Hal tersebut di sebabkan
itu dari pengalaman bahwa perilaku karena pengetahuan juga di pengaruhi
yang didasari oleh pengetahuan akan oleh pendidikan, pengalaman, dan
lebih langgeng daripada perilaku yang informasi yang di akses. Pengetahuan
tidak didasari dengan ialah hal yang sangat penting dalam
pengetahuan.Hasil penelitian ini membentuk tindakan seseorang, salah
sesuai dengan penelitian yang satunya kurang memadai pengetahuan
dilakukan oleh Musirroh (2010) responden mengenai pentingnya ASI
tentang hubungan tingkat pendidikan Eksklusif (Maulita, 2012).
dan pengetahuan ibu tentang Pendidikan suami
pemberian ASI dengan pola merefleksikan bahwa suami yang
pemberian ASI pada ibu yang lebih berpendidikan akan lebih
mempunyai bayi usia 0-1 tahun di intensif mencari informasi mengenai
desa Kembangkelor Pacet Mojokerto. hal yang berkaitan dengan kesehatan
Penelitian ini menyimpulkan bahwa dan pengetahuan mengenai manfaat
terdapat hubungan tingkat pendidikan menyusui yang diketahui akan
dan pengetahuan ibu tentang berpengaruh pada praktik pemberian
pemberian ASI dengan pola ASI eksklusif. pekerjaan suami yang
pemberian ASI. juga terkait dengan jam kerja suami

9
terindikasi sebagai penghalang mempunyai tantangan dalam
keterlibatan dalam konsultasi prenatal memberikan ASInya, proses memerah
sehingga rendahnya kesempatan ASI bagi ibu bekerja adalah
untuk belajar dan menambah merupakan masalah pemberian ASI
pengetahuan mereka mengenai eksklusif pada ibu bekerja. Ibu
pemberian ASI kembali bekerja penuh sebelum bayi
(Wahyuningrum,2007). berusia enam bulan menyebabkan
Hasil penelitian ini sesuai pemberian ASI eksklusif ini tidak
dengan penelitian yang dilakukan berjalan sebagaimana seharusnya,
oleh Syamsiah (2010) menyatakan belum lagi ditambah kondisi fisik dan
bahwa, suami yang memiliki mental yag lelah karena harus bekerja
pengetahuan tentang ASI dan tindakan yang tepat, seperti
tatalaksana menyusui sebelum mempromosikan ASI Eksklusif di
memiliki bayi merupakan langkah tempat kerja suami dan mendorong
mencapai keberhasilan pemberian suami untuk berpartisipasi aktif dan
ASI Eksklusif. Semakin tinggi tingkat menemani ibu saat pemeriksaan
pendidikan suami maka akan sangat kehamilan, persalinan dan saat
berhubungan dengan tingkat kunjungan neonatal
pengetahuan suami. (Notoatmodjo,2005). Praktik
pemberian ASI Eksklusif didasari
dengan pengetahuannya dalam
5. Pemberian ASI Eksklusif Pada Ibu menjalankan perannya. Bila
Bekerja Beserta Suami di pengetahuan suami kurang, suami
Posyandu Gendeng Bangunjiwo akan menganggap pemberian ASI
Kasihan Bantul kurang cukup memenuhi kebutuhan
Hasil penelitian menunjukkan bayi sehingga perlu makanan
bahwa pemberian ASI Eksklusif Pada tambahan. Berbeda dengan suami
Ibu Bekerja beserta suami di yang berpengetahuan tinggiakan
Posyandu Gendeng Bangunjiwo memiiki kesadaran lebih untuk
Kasihan Bantul, sebagian besar mendukung praktik pemberian ASI
adalah responden memberikan ASI Eksklusif(Rina,2013).
Ekslusif.Pemberian ASI Eksklusif Hal ini juga sejalan dengan
merupakan standar emas pemberian penelitian yang dilakukan oleh Aman
makanan bagi balita. Evendi (2015) menyatakan bahwa
Namun demikian, kesibukan hubungan Antara pekerjaan suami
kerja di luar rumah akhirnya dengan perilaku menyusui ibu, suami
mengorbankan hak bayi untuk yang bekerja tetap berhubungan
mendapatkan ASI eksklusif dan positif dengan keberhasilan ibu dalam
digantikan oleh susu formula buatan menyusui secara eksklusif sepanjang
pabrik. ASI merupakan makanan hari dan ditambah diet yang kurang
utama bagi bayi, dan tidak ada memadai jelas akan berakibat pada
makanan lainnya yang mampu kelancaran produksi ASI.
menyaingi kandungan gizinya. ASI
mengandung protein, lemak, gula dan
kalsium dengan kadar yang tepat. Di
dalam ASI juga terdapat zat antibodi 6. Hubungan Tingkat Pengetahuan
yang dapat melindungi bayi dari Ibu Bekerja Dengan Pemberian
serangan penyakit selama ibu ASI Eksklusif
menyusui (Dwi, 2009). Dari penelitian menunjukkan
Dalam mempraktekkan bahwa ibu yang memberikan ASI
pemberian ASI eksklusif, ibu bekerja eksklusif adalah ibu dengan

10
pengetahuan tinggi yaitu sebanyak 15 perilaku kesehatan masyarakat yang
responden (42,9%).Ibu yang memiliki lebih tepat yaitu dilaksanakan
pengetahuan sedang sebagian besar pendidikan edukasi (pendidikan
tidak memberikan ASI eksklusif yaitu kesehatan), untuk meningkatkan
sebanyak 9 responden (25,7%). Hal pengetahuan tentang ASI juga perlu
ini disebabkan karena sebagian besar dilakukan penyuluhan dan pembinaan
responden memiliki pendidikan pada tentang manfaat ASI serta cara
kategori menengah.Ibu dengan memberikan ASI yang benar,
pendidikan menengah memiliki sehingga ibu- ibu dapat mengerti dan
cukup informasi untuk menambah memahami akan pentingnya
pengetahuannya mengenai ASI memberikan ASI eksklusif pada
Eksklusif.Pengetahuan ibu tentang bayinya (Notoadmodjo, 2010).
ASI eksklusif dapat mempengaruhi Pekerjaan ibu juga dapat
ibu dalam memberikan ASI eksklusif. mempengaruhi pengetahuan dan
Semakin baik pengetahuan Ibu kesempatan ibu dalam memberikan
tentang manfaat ASI eksklusif, maka ASI Eksklusif Pengetahuan
seorang ibu akan memberikan ASI responden yang bekerja lebih baik
eksklusif pada anaknya. Begitu juga bila dibandingkan dengan
sebaliknya, semakin rendah pengetahuan responden yang tidak
pengetahuan ibu tentang manfaat ASI bekerja.Semua ini disebabkan karena
Eksklusif, maka semakin sedikit pula ibu yang bekerja di luar rumah (sektor
peluang ibu dalam memberikan ASI formal) memiliki akses yang lebih
Eksklusif (Suharyono, 2010). baik terhadap berbagai informasi,
Salah satu penyebab rendahnya termasuk mendapatkan informasi
pemberian ASI Eksklusif yaitu tentang pemberian ASI Eksklusif
kurangnya pengetahuan ibu yang (Depkes RI 2009).
berdampak pada perilaku ibu dalam Menurut Utami Roesli (2013),
menyusui.Untuk merubah perilaku mengatakan bahwa bekerja bukan
ibu dalam pemberian ASI tersebut alasan untuk menghentikan
dibutuhkan banyak upaya, salah pemberian ASI secara ekslusif.
satunya melalui pendidikan kesehatan Dengan pengetahuan yang benar
(PenKes). Dengan adanya pendidikan tentang menyusui, adanya
kesehatanakan mampu merubah perlengkapan memerah ASI, dan
perilaku ibu, sikap ibu dalam dukungan lingkungan kerja, seorang
menyusui dan dapat menambah ibu yang bekerja dapat tetap
pengetahuan ibu mengenai ASI memberikan ASI secara ekslusif
eksklusif (Winarsih dkk, 2007). Hasil penelitian juga sesuai
Masih adanya ibu dengan dengan teori Notoatmodjo (2010) ibu
pengetahuan tinggi namun tidak yang memiliki pengetahuan kurang
memberikan ASI Eksklusif kepada tentang pentingnya pemberian
bayinya kemungkinan disebabkan ASIekslusif cenderung memiliki
karena beberapa faktor, diantaranya prilaku yang kurang baik dalam
adalah sikap masyarakat terhadap pemberianASI Eksklusif. Sama
kesehatan, tradisi dan kepercayaan halnya dengan yang diungkapkan
masyarakat terhadap oleh Purwanti(2004) bahwa para ibu
kesehatan.Sistem nilai yang dianut beranggapan makanan pengganti ASI
masyarakat, budaya, tingkat sosial (susuformula) dapat membantu ibu
ekonomi, ketersediaan sarana dan dan bayinya, sehingga ibu
fasilitas kesehatan. Akantetapi hal tidakmemberikan ASI secara ekslusif
tersebut dapat diminimalisir dengan kepada bayinya.
adanya pembinaan dan peningkatan

11
Penelitian ini sejalan dengan Suami yang memiliki
penelitian Wahyuningrum (2007) pengetahuan tentang ASI dan
mengenai Survey Pengetahuan Ibu tatalaksana menyusui sebelum
tentang ASI Eksklusif dengan memiliki bayi merupakan langkah
pemberian ASI eksklusif pada bayi di mencapai keberhasilan pemberian
Desa Sadang Kecamatan Jekulo ASI eksklusif. Semakin tinggi tingkat
Kabupaten Kudus yang memberikan pendidikan ayah maka akan sangat
hasil bahwa ada hubungan yang berhubungan dengan tingkat
signifikan antara pengetahuan Ibu pengetahuan ayah Syamsiah (2010).
tentang ASI Eksklusif dengan Pengetahuan suami yang rendah
pemberian ASI Eksklusif di Desa mengenai ASI eksklusif disebabkan
Sadang Kecamatan Jekulo Kabupaten bahwa suami beranggapan bahwa
Kudus dengan p value sebesar 0,000. mengurus anak bukanlah tugas
seorang suami.
7. Hubungan Tingkat Pengetahuan Suami yang memiliki tingkat
Suami Dengan Pemberian ASI pengetahuan yang baik tentang ASI
Eksklusif di Posyandu Gendeng eksklusif akan cenderung memiliki
Bangunjiwo Kasihan Bantul perhatian yang lebih untuk ibu
Dari Dari penelitian menyusui. Notoatmodjo (2003)
menunjukkan bahwa suami yang mengatakan bahwa salah satu faktor
memberikan ASI eksklusif adalah predisposisi dari perilaku adalah
suami dengan pengetahuan sedang faktor pengetahuan, sehingga akan
yaitu sebanyak 10 responden ada hubungan yang positif antara
(28,9%).Menyusui sebenarnya bukan pengetahuan suami tentang ASI
hanya sebuah proses antara ibu dan eksklusif dengan perilakunya bagi ibu
bayi saja tetapi sang suami pun harus menyusui.
ikut terlibat. Pada saat bayi mulai Pendidikan ayah merefleksikan
mengisap puting ibu, maka akan bahwa ayah yang lebih berpendidikan
terjadi dua refleks yang menyebabkan akan lebih intensif mencari informasi
agar ASI bisa keluar yaitu refleks mengenai hal yang berkaitan dengan
produksi ASI /refleks prolaktin dan kesehatan dan pengetahuan mengenai
refleks pengaliran ASI/let down manfaat menyusui yang diketahui
refleks/ refleks oxytocin. Pada refleks akan berpengaruh pada praktik
oxytocin dan refleks prolaktin inilah pemberian ASI eksklusif. pekerjaan
peran suami diperlukan karena refleks ayah yang juga terkait dengan jam
ini sangat dipengaruhi oleh keadaan kerja ayah terindikasi sebagai
emosional atau perasaan ibu, kadar penghalang keterlibatan dalam
oxytocin pada setiap ibu berbeda, konsultasi prenatal sehingga
75%pengaruh emosional yang tidak rendahnya kesempatan untuk belajar
stabil bisa menghambat dan dan menambah pengetahuan mereka
mempengaruhi jumlah pengeluaran mengenai pemberian ASI
ASI sehingga jelaslah bahwa (Wahyuningrum,2007).
kelancaran menyusui memerlukan Hasil penelitian ini sesuai
kondisi kesetaraan antara suami dan dengan penelitian Tasya (2008) yang
istri tetapi kenyataannya hingga saat menyatakan bahwa dukungan bisa
ini masih sangat sedikit keinginan diperoleh ibu dari tiga pihak, yaitu
suami untuk ikut berperan serta dalam suami, keluarga, dan tenaga
perawatan anaknya termasuk kesehatan.Tetapi pengaruh dukungan
mendukung aktivitas menyusui yang paling besar adalah dukungan
(Roesli, 2013). dari suami.Hal ini dikarenakan suami
merupakan keluarga inti dan orang

12
yang paling dekat dengan ibu, kecukupan ASI dan cara penyimpanan
sehingga dukungan suami saat ini ASI. Bagi Penelitian SelanjutnyaPerlunya
menjadi hal yang sangat perlu peneliti selanjutnya untuk melakukan
dilakukan. penelitian lebih lanjut dan
menghubungkan dengan variabel lain
Kesimpulan sehingga hasil yang didapatkan akan lebih
Berdasarkan hasil analisis data dan luas.
pembahasan yang telah dikemukakan
pada bab IV, dapat diambil simpulan DAFTAR PUSTAKA
bahwa:Tingkat Pengetahuan Ibu Bekerja
Tentang ASI Eksklusif di Posyandu Al-Qur’an surat Al-Baqarah : 233
Gendeng Bangunjiwo Kasihan Arini, H. (2012). Mengapa Ibu Harus
Bantulsebagian besar memiliki Menyusui. Yokyakarta : Flash Books
pengetahuantinggi.Tingkat Pengetahuan Astutik, R.Y. (2014). Payudara dan
Suami Bekerja Tentang ASI Eksklusif di laktasi. Jakarta: Salemba Medika
Posyandu Gendeng Bangunjio Kasihan Bobak, I & Jensen, M. 2005.Maternityand
Bantulsebagian besar adalah responden Gynecologic Care. Jakarta: EGC
adalah termasuk kategori BKKBN.(2011). Kesehatan ibu,
Sedang.Pemberian ASI Eksklusif Pada kelangsungan hidup bayi dan
Ibu Bekerja Beserta Suami di Posyandu anak. Jakarta: Direktorat
Gendeng Bangunjiwo Kasihan PemaduanKebijakan Pengendalian
Bantulsebagian besar adalah responden Penduduk
memberikan ASI ekslusif.Ada hubungan Depkes RI.(2014). Manajemen
Tingkat Pengetahuan Ibu Bekerja Dengan Laktasi.Depkes RI. Jakarta
Pemberian ASI Eksklusif di Posyandu DinasKesehatan Propinsi
Gendeng Bangunjiwo Kasihan Bantulp D.I.Yogyakarta.(2011). Profil
value sebesar 0.004 (p = 0,004< 0,05). Kesehatan
Tidak ada hubungan Tingkat Pengetahuan PropinsiD.I.Yogyakarta.Yogayaka
Suami Dengan Pemberian ASI Eksklusif rta.
di Posyandu Gendeng Bangunjiwo Evareny, L., Hakimi, M., Padmawati, S.
Kasihan Bantul dengan nilai p value R. (2010).Peran Ayah Dalam
sebesar 0.432(p = 0,432>0,05) Praktik MenyusuiDi akses 27
November 2014, dari jurnal
Saran bagi puskesmas.Diharapkan ugm.ac.id/bkm/article/view/3458/2
dapat membuat program berupa adanya 985.
penyuluhan kepada masyarakat untuk Hermin, A. (2007). Gambaran
meningkatkan pemberian ASI eksklusif Pengetahuan Pemberian ASI
pada ibu menyusui, memberikan Eksklusif Pada Ibu Pekerja Di
penyuluhan kepada ibu hamil tentang Posyandu Gendeng Kelurahan
persiapan menyusui dan pemantauan Bangunjiwo Kasihan
pemberian ASI setelah ibu melahirkan dan Bantul.Skripsi tidak di terbitkan.
meningkatkan peran serta orang tua dalam Yogyakarta: FKIK UMY
kelompok pendukung ASI eksklusif.
Untuk Petugas Kesehatan untuk Hidayat, A. A. (2009). Metode Penelitian
meningkatkan kemampuan petugas Keperawatan dan Teknik Analisa
kesehatan untuk memberikan penyuluhan Data. Salemba Medika: Jakarta.
ke ibu untuk pemberian ASI eksklusif.
Petugas kesehatan hendaknya Hurlock, Elizabeth .B., 1980. Psikologi
memberikan penyuluhan ASI eksklusif Perkembangan Suatu Pendekatan
sejak ibu hamil,tentang pengertian ASI Sepanjang Rentang
eksklusif, manfaat ASI, tanda bayi

13
Kehidupan.Jakarta : Penerbit Eksklusif.Diaksespada 15 Juni
Erlangga 2016 dari
http://health.kompas.com/read/201
Ifa, Mulyono, dan Andarsari (2011). 2/04/05/01034845/Pemerintah.Res
Hubungan tingkat pengetahuan mi.Sahkan.PP.ASI
ibu bekerja dengan pemberian ASI Polit, D.F & Back, C.T. (2008).Nursing
eksklusif di Desa Sumberejo Research: Generating and
Kecamatan Mranggen Kabupaten Assessing Evidence for Nursing
Demak. Practice (8th edition). Philadelphia
:Lippincott Williams & Wilkins.
Kelly dan Paula.(2010). Buku Saku
Asuhan Neonatus & Bayi.Jakarta: Potter, P.A. & Perry, A.G.
EGC. (2010).Fundamental keperawatan,
Edisi 7.Jakarta: EGC
Khasanah, N. (2011). ASI atau Susu
Formula Yogyakarta: FlashBooks Prasetyono, DS. (2009). Buku Pintar ASI
Eksklusif. Jogjakarta: DIVA Press
Khaerunisyah.(2011). Hubungan antara
Tingkat Pengetahuan dan Purwanti, H.S. (2012). Buku Saku untuk
Dukungan Suami dalam Kebidanan: Konsep Penerapan
Pemberian ASI Eksklusif di Desa ASI Eksklusif.Jakarta :EGC.
Bangunjiwo Kasihan 1
Bantul.Skripsi tidak di terbitkan. Rempel, L. A., Rempel, J. K. (2011). The
Yogyakarta: FKIK UMY. Breastfeeding Team: The Role of
Kristiyansari, W. (2009).ASI Menyusui & Involved Fathers in the
Sadari.Yogyakarta : Nuha Medika Breastfeeding Family. Journal of
Human Lactation, 27 (115-121).
Laanterä, S., Pölkki, T., Ekström, A., Rina, E. A. (2013). Tingkat Pengetahuan
Pietilä, Anna-Maija.(2010). Ibu Bekerja Yang Mempunyai
Breastfeeding Attitudes of Finnish Bayi Usia 0-6 Bulan Tentang ASI
Parents during Pregnancy.BMC Eksklusif di Desa Blulukan
Pregnancy and Childbirth, 10.79. Colomadu Karanganyar.
Notoatmodjo, S. (2012).Promosi
Kesehatan dan Ilmu Riwidikdo, H. (2013). Statistic Penelitian
Prilaku.Jakarta :Rineka Cipta. Kesehatan dengan Aplikasi
Program R dan SPSS, Yogyakarta:
Nursalam, (2011).Konsep dan Penerapan Pustaka Rihama
Metodelogi Penelitian Ilmu
Keperawatan: Pedoman Skripsi, Roesli, U. (2007).Mengenal ASI Eksklusif.
Tesis, dan Instrumen Penelitian Jakarta: Trubus Agriwidya.
Keperawatan. Edisi 2. Jakarta:
Salemba Medika. Saryono, A. S. 2010. Metodologi
PenelitianKebidanan. Nuha
Mubarak, W.I, dkk. (2007). Panduan Medika, Yogyakarta
Kesehatan :Sebuah Profesi Syamsiah, S. (2010)Tingkat Pengetahuan
Belajar Mengajar dalam Suami Mengenai ASI Eksklusif
Pendidikan. Yogyakarta : Graha dan Hubungannya dengan
Ilmu Peneranan Breastfeeding Father.
JurnalKesehatan Prima.
Peraturan pemerintahan (PP) nomer Siregar, A. (2009).Pemberian ASI
33/2012 tentang pemberian ASI Ekskusif dan Faktor-faktor yang

14
Mempengaruhinya.Universitas
Sumatra Utara.

Suradi, R. 2012. Manfaat ASI dan


Menyusui.Jakarta : Balai Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.

Swandari, S. (2013).Manajemen laktasi


bagi ibu bekerja.Diakses pada 20
Januari 2015 dari
http:/bbpkmakasar.or.id/index.php/
Umum/Info
Kesehatan/Manajemen-Laktasi-
bagi-ibu-bekerja.phd.
Tasya, Amanda. (2008). Indonesia dan
ASI.Diambil tanggal 10 September
2009

Wawan, A, danDewi, M. (2011). Teori


dan Pengukuran Pengetahuan,
Sikap dan Perilaku
Manusia.Yogyakarta : Nuha
Medika

WHO.Exclusive Breastfeeding for Six


Months Best for Babies
Everywhere. Diakses pada 24 Juli
2016 Dari
http://www.who.int/mediacentre/n
ews/statements/2011/breastfeeding
_20110115/

Wong, D. L., Eaton, M. H., Wilson,


D.,Winkelstein, M. L., &
Schwartz, P.(2008). Buku ajar
keperawatanpediatrik. Jakarta:
EGC.

Yuliarti, N. (2010). Keajaiban ASI


makanan terbaik untuk kesehatan,
kecerdasan dan kelincahan sikecil.
Yogyakarta: CV Andi

15

Anda mungkin juga menyukai