Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

Keluarga berencana merupakan salah satu upaya pelayanan kesehatan preventif yang paling
dasar dan utama. Pencegahan kematian dan kesakitan ibu merupakan alasa utama diperlukannya
pelayanan keluargan berencana. Perwujudan nyata dalam partisipasi program Keluarga Berencana
adaah dengan menggunakan kontrasepsi. Tetapi dilain pihak terdapat kendala berupa banyknya jenis
kontrasepsi yang beredar dipasar dan masyarakat anya mampu menyebut jenis alat atau obat
kontrasepsi tersebut sedangkan informasi –informasi mengenai keuntungan , kekurangan ,
kontraindikasi maupun efek samping dari kontrasepsi tersebut tidak mereka dapatkan, belum lagi
adanya pandangan – pandangan atau norma budaya lingkungan dan orang tua yang dapat membuat
pegguna (akseptor) menjadi ragu-ragu dalam menggunakan kontrasepsi tersebut. Untuk itu diperlukan
suatu layanan kontrasepsi agar dapat menjelaskan secara benar setiap kontrasepsi dengan jelas.1

Program KB menentukan kualitas keluarga, karena program ini dapat menyelamatkan


kehidupan perempuan serta meningkatkan status kesehatan ibu terutama dalam mencegah kehamilan
tak diinginkan, menjarangkan jarak kelahiran, mengurangi resiko kematian bayi. Selain memberi
keuntungan ekonomi pada pasangan suami istri, keluarga dan masyarakat. 1

Berdasarkan standar kompetensi Indonesia, konseling kontrasepsi termasuk kompetensi 4A.2

Tujuan Instruksional Umum


Untuk mengetahui pentingnya konseling informatif dan edukasi (KIE) kontrasepsi

Tujuan Intruksional khusus


- Mahasiswa mampu memahami definisi konseling informatif dan edukasi kontrasepsi
- Mahasiswa mampu memahami tujuan konseling informatif dan edukasi kontrasepsi
- Mahasiswa mampu memahami prinsip konseling informatif dan edukasi kontrasepsi
- Mahasiswa mampu memahami fungsi konseling informatif dan edukasi kontrasepsi
- Mahasiswa mampu memahami jenis konseling informatif dan edukasi kontrasepsi
- Mahasiswa mampu memahami langkah konseling informatif dan edukasi kontrasepsi
- Mahasiswa mampu memahami teknik konseling informatif dan edukasi kontrasepsi
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Konseling merupakan aspek yang sangat penting dalam pelayanan Keluarga Berencana (KB)
dan Kesehatan Reproduksi (KR). Dengan melakukan konseling berarti petugas membantu pasien
dalam memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi yang akan digunakan sesuai dengan pilihannya.
Konseling adalah proses yang berjalan dan menyatu dengan semua aspek pelayanan Keluarga
Berencana dan bukan hanya informasi yang diberikan dan dibicarakan pada satu kesempatan yakni
pada saat pemberian pelayanan. Dengan informasi yang lengkap dan cukup akan memberikan
keleluasaan kepada pasien dalam memutusan untuk memilih kontrasepsi (informed consent).3,4

2.2 Tujuan Konseling3

1. Agar pasien mampu membuat pilihan yang tepat mengenai kontrasepsi yang akan
digunakannya,
2. Memiliki pemahaman yang tepat dan jelas mengenai praktek dan penjelasan KB, sehingga
mereka tidak ragu-ragu dalam menjalani program keluarga berencana tersebut puas dengan
pilihannya sendiri.

2.3 Prinsip konseling meliputi :3


a. percaya diri / confidentiality
b. Tidak memaksa / voluntary Choice, Informed consent
c. Hak klien / clien’t rights
d. Kewenangan / empowerment

2.4 Fungsi Konseling3


1. Fungsi pencegahan : upaya untuk mencegah timbulnya masalah kesehatan
2. Fungsi penyesuaian : upaya untuk membantu pasien mengalami perubahan biologis, psikologis,
sosial, kultural dan lingkungan yang berkaitan kesehatan
3. Fungsi perbaikan dilkasanakan ketika terjadi penyimpangan perilaku pasien atau pelayanan
kesehatan dan lingkungan yang menyebabkan terjadi masalah kesehatan sehingga diperlukan
upaya untuk perbaikan dengan konseling.
4. Fungsi Pengembangan : meningkatkan pengetahuan dan kemampuan serta derajat kesehatan
masyarakat dengann upaya peran serta masyarakat.

2.5 Jenis Konseling3


1. Konseling Awal
Bertujuan menentukan metode apa yg diambil . Bila dilakukan dengan objektif langkah ini akan
membantu pasien untuk memilih jenis kontrasepsi yang cocok untuknya
Yang perlu diperhatikan dalam langkah ini :
- Menanyakan langkah/metode kontrasepsi yg disukai pasien
- Apa yg diketahui tentang cara kerjanya, kelebihan dan kekurangannya
2. Konseling Khusus
- Memberi kesempatan pasien untuk bertanya tentang metode kontrasepsi dan membicarakan
pengalamannya
- Mendapatkan informasi lebih rinci tentang kontrasepsi yg diinginkannya
- Mendapatkan bantuan untuk memilih metode kontrasepsi yang cocok dan mendapatkan
penerangan lebih jauh tentang penggunaannya

3. Konseling Tindak Lanjut


- Konseling lebih bervariasi dari konseling awal
- Pemberi pelayanan harus dapat membedakan masalah yg serius yang memerlukan rujukan dan
masalah yang ringan yang dapat diatasi di tempat

2.6 Langkah-langkah konseling3


- GATHER
G : Greet
Berikan salam, kenalkan diri dan buka komunikasi
A : Ask
Tanya keluhan/kebutuhan pasien dan menilai apakah keluhan/ kebutuhan sesuai dengan kondisi
yang dihadapi?
T : Tell
Beritahukan persoalan pokok yg dihadapi pasien dari hasil tukar informasi dan carikan upaya
penyelesaiannya
H : Help
Bantu klien memahami & menyelesaikan masalahnya
E : Explain
Jelaskan cara terpilih telah dianjurkan dan hasil yang diharapkan mungkin dapat segera
terlihat/diobservasi
R : Refer/Return visit
Rujuk bila fasilitas ini tidak dapat memberikan pelayanan yang sesuai (buat jadwal kunjungan
ulang)

- Langkah SATUTUJU ini ‘tidak perlu’ dilakukan berurutan karena menyesuaikan dengan
kebutuhan pasien

SA : Sapa dan salam


- Sapa pasien secara terbuka dan sopan
- Beri perhatian sepenuhnya, jaga privasi pasien
- Bangun percaya diri pasien
- Tanyakan apa yang perlu dibantu dan jelaskan pelayanan apa yang dapat diperolehnya
T : Tanya
- Tanyakan informasi tentang dirinya
- Bantu pasien menceritakan pengalaman tentang KB dan kesehatan reproduksi
- Tanyakan kontrasepsi yang ingin digunakan
U : Uraiakan
- Uraikan pada pasien mengenai pilihannya
- Bantu pasien pada jenis kontrasepsi yang paling dia inginkan serta jelaskan jenis yang lain

TU : Bantu
- Bantu pasien berfikir apa yang sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya
- Tanyakan apakah pasangan mendukung pilihannya

J : Jelaskan
- Jelaskan secara lengkap bagaiman menggunakan kontrasepsi pilihannya setelah pasien
memilih jenis kontrasepsinya.
- Jelaskan bagaimana penggunaannya
- Jelaskan manfaat ganda dari kontrasepsi

U : Kunjungan Ulang
- Perlu dilakukan kunjungan ulang untuk dilakukan pemeriksaan atau permintaan kontrasepsi
jika dibutuhkan.
2.6 Teknik Konseling3

- Memperlakukan klien dengan baik


Petugas bersikap sabar, memperlihatkan sikap menghargai setiap pasien dan
menciptakan suatu rasa percaya diri sehingga pasien dapat berbicara secara terbuka
dalam segala hal termasuk masalah – masalah pribadi sekalipun. Petugas meyakinkan
pasien bahwa ia tidak akan mendiskusikan rahasia pasien kepada orang lain.
- Interaksi antara petugas dan pasien
Petugas harus mendengarkan, mempelajari dan menanggapi keadaan pasien karena
setiap pasien mempunyai kebutuhan dan tujuan peroduksi berbeda. Bantuan terbaik
seorang petugas adalah dengan cara memahami pasien adalah manusia yang
membutuhkan perhatian dan bantuan. Oleh karena itu, petugas harus mendorong
pasien brani bicara dan bertanya.
- Memberikan informasi yang baik kepada pasien
Dengan mendengarkan apa yang disampaikan pasien berarti petugas belajar
mendengarkan informasi apa saja yang dibutuhkan oleh setiap pasien. Sebagai contoh
pasanagan muda yang baru menikah mungkin menginginkan lebih banyak informasi
mengenai masalah penjarangan kelahiran. Bagi wanita dengan usia dan jumlah anak
yang cukup mungkin lebih menghendaki informasi mengenai metode operasi (
tubektomi / vasektomi ). Sedangkan bagi pasangan mua yang belum menikah
mungkin dikehendaki adalah informasi mengenai infeksi menular seksual ( IMS ).
Dalam memberikan informasi petugas harus menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti pasien.
- Menghindari pemberian informasi yang berlebihan
Pasien membutuhkan penjelasan untuk menentukan pilihan ( informed choice ).
Namun tidak semua pasien dapat menangkap semua informasi tentang berbagai jenis
kontrasepsi. Terlalu banyak informasi yang memberikan akan menyebabkan kesulitan
bagi pasien dalam mengingat infomasi yang penting. Hal ini disebut kelebihan
informasi. Pada waktu memberikan informasi petugas harus memberikan waktu
pasien untuk berdiskusi, bertanya dan mengajukan pendapat. Tersedianya metode
yang diinginkan pasien dan petugas membantu pasien membuat keputusan mengenai
pilihannya serta harus tanggap terhadap pilihan pasien meskipun pasien menolak
memutuskan atau menangguhkan penggunaan kontrasepsi.
BAB III

KESIMPULAN

Kontrasepsi merupakan suatu usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan. Dan usaha-
usaha pencegahan itu dapat bersifat sementara, dapat juga bersifat permanent. Dalam hal ini setiap
calon peserta KB (akseptor KB) bebas dalam menentukan dan memilih jenis alat dan obat kontrasepsi
yang paling cocok untuk dirinya.

Faktor yang mempengaruhi pemilihan kontrasepsi adalah efektivitas, keamanan, frekuensi


pemakaian dan efek samping, serta kemauan dan kemampuan untuk melakukan kontrasepsi secara
teratur dan benar. Selain hal tersebut, pertimbangan kontrasepsi juga didasarkan atas biaya serta peran
dari agama dan kultur budaya mengenai kontrasepsi tersebut. Faktor lainnya adalah frekuensi
bersenggama, kemudahan untuk kembali hamil lagi, efek samping ke laktasi, dan efek dari
kontrasepsi tersebut di masa depan. Sayangnya, tidak ada metode kontrasepsi, kecuali abstinensia
(tidak berhubungan seksual), yang efektif mencegah kehamilan 100%.

Untuk dapat memilih mana alat atau obat kontrasepsi yang kiranya cocok untuk mereka baik
dalam hal rasionalitas, efektivitas dan efisiensi, maka masyarakat harus dapat memperoleh informasi
yang benar, jujur, dan terbuka mengenai kelebihan, kekurangan, efek samping, dan kontrasindikasi
dari masing-masing alat atau obat tersebut dari para penyelenggara KB tersebut.

Ada pun maksud dan tujuan dari program KB tersebut ialah untuk mengendalikan laju
pertumbuhan penduduk, yang pada gilirannya akan berkontribusi pada peningkatan Sumber Daya
Manusia pada umumnya dan untuk menciptakan keluarga yang sehat, sejahtera dan harmonis pada
khususnya.
DAFTAR PUSTAKA

1. Wowiling, Greity. Komunikasi Informasi da Edukasi (KIE) Sebagai Bentuk Sosialisasi


Program Keluarga Berencana (KB) di Kelurahan Tingkulu Kecamatan Wanea Manado.
Journal. 2015
2. Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) 2012
3. BKKBN. Pedoman Manajemen Pelayanan Keluarga Berencana. Kementerian Kesehatan RI
2014
4. Prawirohardjo. Ilmu Kebidanan. Jakarta. 2009

Anda mungkin juga menyukai