Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gangguan Haid atau disebut juga dengan perdarahan uterus abnormal
merupakan keluhan yang sering menyebabkan seorang perempuan datang berobat
ke dokter atau tempat pertolongan pertama. Penelitian dan manajemen untuk
perdarahan uterus abnormal (PUA) atau Abnormal Uterine Bleeding (AUB), untuk
wanita yang tidak hamil dalam usia reproduksi banyak terhambat baik oleh tata-
nama yang membingungkan dan tidak konsistennya istilah yang diterapkan dan
kurangnya metode standar untuk penyelidikan dan kategorisasi penyebab dari
PUA itu sendiri. 1
Federation Internationale de Gynecologie et d'sistem Obstetrique onkologi
(FIGO) membuat klasifikasi praktis yang dapat diterima secara universal dan
membantu dokter dalam melakukan penelitian, pengobatan, dan prediksi
terjadinya kanker ginekologi. Ringkasnya klasifikasi FIGO ini menggunakan
istilah PALM-COEIN untuk mengelompokan penyebab Perdarahan Uterus
Abnormal yang dikembangkan oleh kelompok kerja gangguan Haid dari FIGO.
Sistem ini dikembangkan dengan kontribusi dari grup internasional dari peneliti
klinis dan nonklinis dari 17 negara di enam benua. 1
Berdasarkan standar kompetensi dokter Indonesia PUA sebagian besar
berada pada kompetensi 2 seperti myoma uteri, polip, adenomiosis, hyperplasia
endometrium. Sistem klasifikasi oleh FIGO (Federal Internationale de
Gynecologie et d’sistem Obstetrique onkologi) dibagi secara bertingkat ke dalam
sembilan kategori dasar yang diatur menurut singkatan PALM-COEIN : polip,
adenomiosis, leiomyoma, keganasan dan hiperplasia, koagulopati, gangguan
ovulasi, endometrium, iatrogenik, dan tidak diklasifikasikan. 1

1
Tujuan Instruksional Umum
Untuk mengetahui komplikasi obstetri dan ginekologi perdarahan uterus abnormal

Tujuan Instruksional Khusus


- Mahasiswa mampu memahami definisi dari perdarahan uterus abnormal
- Mahasiswa mampu mengetahui etiologi dan faktor resiko
- Mahasiswa mampu mengklasifikasikan perdarahan uterus abnormal
- Mahasiswa mampu memahami patofisiologi perdarahan uterus abnormal
- Mahasiswa mampu melakukan diagnosis terhadap perdarahan uterus
abnormal
- Mahasiswa mampu melakukan penanganan terhadap perdarahan uterus
abnormal
- Mahasiswa mampu melakukan rujukan terhadap perdarahan uterus
abnormal
- Mahasiswa mampu menentukan prognosis perdarahan uterus abnormal
- Mahasiswa mampu mengetahui pencegahan perdarahan uterus abnormal

2
BAB II
PEMBAHASAN
PERDARAHAN UTERUS ABNORMAL

2.1 Definisi
Perdarahan uterus abnormal (PUA) meliputi semua kelainan haid baik
dalam hal jumlah maupun lamanya. Manifestasi klinis dapat berupa perdarahan
Haid normal yaitu durasi 4-7 hari, jumlah darah 30-80 ml, dan interval 24 – 35
hari.2
Gangguan Lama dan Jumlah Darah Haid
- Hipermenorea
- Hipomenorea

Gangguan Siklus Haid


- Polimenorea
- Oligomenorea
- Amenorea

Gangguan Perdarahan di Luar Siklus Haid


- Menometroragia

Gangguan Lain yang berhubungan dengan Haid


- Dismenorea
- SIndroma Pra Haid

Menoragia ( Hipermenorea)
Menoragia adalah perdarahan haid dengan jumlah darah lebih banyak dan/ atau
durasi lebih lama dari normal dengan siklus yang normal teratur. secara klinis
menoragia didefinisikan dengan total jumlah darah haid lebih dari 80 ml per siklus
dan durasi haid lebih lama dari 7 hari. sulit menentukan jumlah darah haid secara
tepat. oleh karena itu, bisa disebutkan bahwa bila ganti pembalut 2-5 kali per hari
menunjukkan jumlah darah haid normal.

3
Hipomenorea
Hipomenorea adalah perdarahan haid dengan jumlah darah lebih sedikit dan atau
durasi lebih pendek dari normal. terdapat beberapa penyebab hipomenorea yaitu
gangguan organic misalnya pada uterus pascaoperasi miomektomi dan gangguan
endokrin.
Polimenorea
Polimenorea adalah haid dengan siklus yang lebih pendek dari normal yaitu
kurang dari 21 hari. seringkali sulit membedakan polimenorea dengan metroragia
yang merupakan perdarahan antara dua siklus haid. penyebab polimenorea
bermcam-macam antara lain gangguan endokrin yang menyebabkan gangguan
ovulasi, fase luteal memendek, dan kongesti ovarium karena peradangan
Oligomenorea
Oligomenorea adalah haid dengan siklus yang lebih panjang dari normal yaitu
lebih dari 35 hari. sering terjadi pada sindroma ovarium polikistik yang
disebabkan oelh oeningkatan hormone androgen sehingga terjadi gangguan
ovulasi. pada remaja oligomenorea dapat terjadi karena imaturitas poros
hipotalamus hipofisis ovarium endometrium serta gangguan nutrisi.2

2.2 Epidemiologi
Gangguan haid atau disebut juga dengan perdarahan uterus abnormal
berobat ke dokter atau tempat pertolongan pertama. keluhan gangguan haid
bervariasi dari rinagan sampai berat. Data di beberapa Negara industry
menyebutkan bahwa seperempat penduduk perempuan dilaporkan pernah
mengalami menoragia, 21 % mengeluh siklus haid memendek, 17 %
mengalami perdarahan antar haid dan 6% mengeluh perdarahan pasca
senggama. selain, menyebabkan gangguan kesehatan, gangguan haid ternyata
berpengaruh pada aktivitas sehari-hari yaitu 28 % dilaporkan merasa
terganggu saat bekerja. di RSUD Soetomo Surabaya pada tahun 2007 dan
2008 didapatkan angka kejadian perdarahan uterus abnormal sebanyak 12,
48% dan 8,8% dari seluruh kunjungan poli kandungan.2

4
2.3 Klasifikasi PUA

Berdasarkan International Federation of Gynecology and


Obstetrics (FIGO), terdapat sembilan kategori utama yang disusun sesuai dengan
akronim “PALM-COEIN” yakni; polip, adenomiosis, leiomioma, malignancy and
hyperplasia, coagulopathy, ovulatory dysfunction, endometrial, iatrogenik dan not
yet classified.1

Kelompok “PALM” merupakan kelainan struktur yang dapat dinilai


dengan berbagai teknik pencitraan dan atau pemeriksaan histopatologi. Kelompok
COEIN merupakan kelainan non struktur yang tidak dapat dinilai dengan teknik
pencitraan atau histopatologi.1

Klasifikasi PUA berdasarkan FIGO.1

5
2.4 Patofisiologi
Pada Siklus ovulasi terjadi perdarahan uterus disfungsi yang
disebabkan oleh terganggunya control local hemostasis dan vosokonstriksi
yang berguna untuk mekanisme membatasai jumlah darah saat pelepasan
jaringan endometrium saat haid. saat ini telah diketahui berbagai molekul
yang berguna untuk mekanisme control tersebut antara lain yaitu
endotelin, prostaglandin, VEGF, MMPs, enzim lisosom, dan fungsi
platelet. beberapa keadaan lain yang menyebabkan terjadinya perdarahan
uterus disfungsi pada siklus ovulasi adalah korpus luteum persisten dan
insufisiensi korpus luteum.
Pada siklus anovulasi terjadi stimulasi estrogen berlebihan pada
endometrium. endometrium mengalami proloferasi berlebih tetapi tidak
diikuti dengan pembentukan jaringanpenyangga yang baik karenakadar
progesterone rendah. endometrium menjadi tebal dan rapuh, jaringan
endometrium lepas tidak bersamaan dan tidak ada kolaps2

2.5 Diagnosis Perdarahan Uterus Abnormal


Perlu diperhatikan bahwa gangguan haid atau perdarahan uterus abnormal
bukan suatu diagnosa, tetapi merupakan keluhan yang membutuhkan evaluasi
secara seksama untuk mencari faktor penyebab keluhan perdarahan tersebut.
melakukan anamnesa yang cermat merupakan langkah pertama yang sangat
pentinguntuk evaluasi dan menyingkirkan diagnose banding. ananmesis yang baik
akan menuntun pada tatalaksana yang lebih terarah. Perlu ditanyakan bagaimana
mulainya perdarahan, apakah didahului oleh siklus memanjang,
olgomenorea/amenorea, sifat perdarahan( banayk atau sedikit), lama perdarahan
dan sebagainya. jangan lupa menyingkirkan adanyakehamilan/kegagalan
kehamilan pada usia reproduksi. keluhan terlambat haid , mual, nyeri, mulas
sebaiknya ditanyakan.
Pemeriksaan fisis berupa palpasi bimanual untuk mdmastikan adanya
gangguan kehamilan. penyebab iatrogenic juga perlu dievaluasi termasuk
didalamnya pemakaian obat hormone, kontrasepsi antikoagulan, sitostatika,

6
kortikosteroid, dan obat herbal. Riwayat penyakit sistemik juga perlu ditanyakan.
beberapa penyakit yang bisa jadi penyebab perdarahan antara lain penyakit tiroid,
hati, gangguan pembekuan darah, tumor hipofisis, SOPC, dan keganasan tidak
boleh dilewatkan untuk dieksplorasi2

2.6 Tatalaksana
Prinsip penanganan pada PUD
- Membuat diagnosa dengan menyingkirkan kelainan organic
- Menghentikan perdarahan
- Mengatur haid supaya normal kembali

Farmakologi
Pengobatan Non hormonal
Asam Traneksamat
Obat ini bersifat inhibitor kompetitif pada aktivasi plasminogen. Plasminogen
akan diubah menjadi plasmin yang berfungsi untuk memecah fibrin menjadi
fibrin degradation product. oleh karena itu obat ini berfungsi sebagai anti
fibrinolitik.

NSAID ( Non Steroid Anti Inflammation Drug )


Kadar prostaglandin pada endometrium penderita gangguan haid akan
meningkat. NSAID ditujukan untuk menekan pembentukan siklooksigenase
dan akan menurunkan kadar prostaglandin pada endometrium. NSAID dapat
mengursngi jumlah darah haid hingga 20 – 50 %. Pemberian NSAID dapat
dimulai sejak haid hari pertama dan dapat diberikan untuk 5 hari atau hingga
haid berhenti

Pengobatan hormonal
Progestin
Obat ini akan bekerja menghambat penambahan reseptor estrogen serta akan
mengaktifkan enzim 17- hidroksi steroid dehydrogenase pada sel-sel

7
endometrium. Sehingga estradiol akan dikonversi sehingga memiliki lebih
rendah dari normalnya. Progestin dapat diberikan secara siklik maupun
kontinyu. pemberian siklik diberikan selama 14 hari kemudian berhenti
selama 14 hari.

Pil Kontrasepsi Kombinasi


pemberian pil kombinasi dapat diberikann selama 3 bulan. Apabila
pengobatannya ditujukan untuk menghentikan haid, maka obat tersebut dapat
diberikan secara kontinyu. Efek samping dapat berupa perubahan mood, nyeri
kepala, mual, retensi cairan, deep vein thrombosis, stroke dan serangan
jantung.3

Penanganan Pertama
Penanganan pertama ditentukan pada kondisi hemodinamik.
Perdarahan Akut dan Banyak
Perdarahan akut dan banyak sering terjadi pada 3 kondisi yaitu pada remaja
dengan gangguan koagulopati, dewasa dengan mioma uteri, dan pemakaian obat
antikoagulansia. ditangani dengan 2 cara yaitu dilatasi kuret dan medikamentosa
Dilatasi dan kuretase
Tidak mutlak dilakukan, hanya bila ada kecurigaan keganasan dan kegagalan
dengan terapimedikamentosa. perdarahan uterus abnormal dengan
resikokeganasan yaitu >35 tahun, obesitas, dan siklus anovulasi kronis.
Penanganan medikamentosa
Terdapat beberapa obat hormone yang dapat dipakai untuk terapi perdarahan
uterus abnormal yaitu kombinasi estrogen progestin, estrogen, dan progestin.1

8
BAB III
KESIMPULAN

Perdarahan uterus abnormal (PUA) meliputi semua kelainan haid baik


dalam hal jumlah maupun lamanya. Manifestasi klinis dapat berupa perdarahan
banyak, sedikit, siklus haid yang memanjang atau tidak beraturan. Terminologi
menoragia saat ini diganti dengan perdarahan haid banyak atau heavy menstrual
bleeding (HMB) sedangkan perdarahan uterus abnormal yang disebabkan faktor
koagulopati, gangguan hemostatis lokal endometrium dan gangguan ovulasi
merupakan kelainan yang sebelumnya termasuk dalam perdarahan uterus
disfungsional (PUD).
Berdasarkan International Federation of Gynecology and
Obstetrics (FIGO), terdapat sembilan kategori utama yang disusun sesuai dengan
akronim “PALM-COEIN” yakni; polip, adenomiosis, leiomioma, malignancy and
hyperplasia, coagulopathy, ovulatory dysfunction, endometrial, iatrogenik dan not
yet classified.
Kelompok “PALM” merupakan kelainan struktur yang dapat dinilai
dengan berbagai teknik pencitraan dan atau pemeriksaan histopatologi. Kelompok
COEIN merupakan kelainan non struktur yang tidak dapat dinilai dengan teknik
pencitraan atau histopatologi. Penatalaksanaan dan diagnosis tergantung dari
masing masing klasifikasi tersebut. Tatalaksana awal pada perdarahan uterus
disfungsional dapat berupa penanganan non hormonal yaitu asam traneksamat dan
NSAID. Pengobatan hormonal dapat diberikan progesterone sintetik dilanjutkan
dengan pemberian pil kombinasi estrogen dan progesterone.

9
DAFTAR PUSTAKA

1. Munro, Malcolm ; Hilary O.D. Critchley, Michael S Broder, Ian S Fraser.


FIGO Classification System (PALM-COEIN) for Causes of Abnormal Uterine
Bleeding in Nongravid Women of Reproductive Age. American Society for
Reproductive Medicine. June, 2011
2. Anwar, Mochamad. Ilmu kandungan edisi ketiga PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo: Jakarta. 2011.
3. http://dokumensaya.com//download/isi-refarat-perdarahan-uterus-abnormal
_597ae11cdc0d609f202bb180_pdf diakses pada tanggal 12 Februari 2018

10

Anda mungkin juga menyukai