Part 5
MODAL UTAMA UNTUK
MELAKSANAKAN KONSELING
MENGUASAI ILMU
Kalau kita menguasai ilmu yang akan kita sampaikan,
maka kita akan dapat berbicara lancar, meyakinkan
sehingga pasien akan puas dan percaya, ini merupakan
kunci utama. Kalu pasien sudah percaya maka mereka
akan patuh.
KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI
Teknik berbicara akan sangat berpengaruh pada
keberhasilan komunikasi
TIDAK BOLEH DILAKUKAN SAAT
MEMBERIKAN KONSELING
Berargumentasi
Interupsi
Memberikan pengertian yang tidak diminta
Memberikan pemecahan masalah yang sulit
Membebani pasien dengan pengalaman
Berbasa-basi bercerita tentang moral
Banyak bicara
Sok bossy
PENYEBAB KURANGNYA
KEPATUHAN PASIEN
Pendidikan yang sedang-sedang
Lemahnya pemahaman akan instruksi
Pemakaian obat lebih dari satu
Frekuensi pemakaian yang banyak
Lama terapi
Rasa takut akan ketergantungan obat
Simptom hilang atau tidak ada simptom
Rasa obat tidak enak
Penyakit
Harga obat
Penakaran obat yang sulit
Cara pakai obat
Merasa obat yang digunakan tidak lagi membantu
menyembuhkan penyakitnya
Merasa bosan minum obat terus menerus
Merasa tidak lagi membutuhkan obatnya
Mengalami efek samping obat tidak enak
AKIBAT KETIDAK PATUHAN
1. Diskusi pembuka
▪ Diawali dengan perkenalan
▪ Farmasis ”saya apoteker di apotek ini...”, dan Pasien.
Perkenalan ini bisa mengurangi ketegangan konseling
antara farmasis dan Pasien. Dalam sesi ini dapat
ditanyakan pertanyaan ”3 prime questions”
Dengan pertanyaan ini dapat membantu pasien
memahami arti pentingnya konseling bagi
penyembuhan penyakitnya.
▪ Menjelaskan tujuan konseling
Tujuan konseling perlu disampaikan agar
pasien mengetahui ESO, interaksi obat, obat lain
apa yg sedang dikonsumsi pasien, dan makanan-
minuman serta aktivitas apa yg boleh dan tidak
boleh pasien lakukan.
Dalam memberikan informasi kita perlu
mengetahui masalah apa yang dihadapi pasien,
apa yg dibutuhkan pasien saat ini melalui rekam
medis penyakit, dan obatnya.
2. Diskusi untuk mencegah atau mengatasi permasalahan
pasien dan memberi edukasi pada pasien
Dibagi menjadi dua kondisi:
Resep Baru atau ulangan yang membutuhkan pemantauan
▪ Masalah potensial yang ada yang berkaitan dengan obat dan
riwayat penyakit pasien. Farmasis dapat merekomendasikan
beberapa pilihan obat yang mungkin sesuai untuk pasien misal:
▪ tetrasiklin + antasida + minum susu atur jadwal minum obat, diskusikan
hasil terapi yang diperoleh, pantau kepatuhan.
▪ obat2 dengan efek samping skin rash (misal tetrasiklin), tanyakan kpd pasien
apakah aktivitas kesehariannya memungkinkan pasien terpapar metahari
langsung. Bila ya, farmasis dapat merekomnendasikan pasien untuk
menggunakan pelindung muka (topi atau tabir surya).
Obat2 tanpa resep
▪ Ingat prinsip bahwa penyakit tidak selalu
disembuhkan dengan obat, bila pasien
datang dengan keluhan ringan dan
penyakit pasien adalah penyakit yang bisa
sembuh sendiri (self limited),
informasikanperbaikan pola hidup
(makanan dan olahraga).
a. Merekomendasikan terapi dengan obat
Berdasarkan gejala tentukan penyakit yang diderita Pasien.
Pilihkan obat OWA atau OTC.
Hal2 yang perlu diperhatikan dalam pemilihan obat yaitu:
▪ Nama obat (generik atau dagang)
▪ Tujuan terapi obat tersebut
▪ Cara penggunaan obat
▪ Efek samping obat
▪ Perhatian khusus yang harus diperhatikan pasien selama menggunakan
obat
▪ Luaran terapi yang diharapkan dari pasien dengan penggunaan obat
tersebut
▪ Memberikan kepuasan bagi pasien berhubungan dengan peningkatan
kualitas hidup
Bila setelah pemberian obat pasien tidak sembuh
anjurkan periksa dokter.
Terkadang pemberian obat tertentu malah menutupi
gejala yang mengindikasikan penyakit.
Misalnya: Pasien menderita typus, tapi diberi obat
antipiretik untuk mengatasi demamnya. Padahal
penyakit typus tidak terobati dan gejala penyakit tidak
ditunjukkan sehingga mempersulit diagnosa.
Pemakaian obat tertentu perlu disampaikan hal2 khusus
yang perlu diperhatikan. Misalnya: laxansia untuk ibu
hamil, dan PPA serta efedrin untuk penderita HT.
b. Merekomendasikan terapi tanpa obat
Ada saatnya Farmasis tidak memberikan obat terhadap
keluhan Pasien. Kategori Pasien ini adalah:
▪ Pasien yang memiliki penyakit berat ke dokter
▪ Pasien menderita penyakit yang cukup diterapi tanpa obat,
dengan perubahan pola hidup sudah cukup.
Penyakit kronis tertentu justru membutuhkan terapi tanpa obat
seperti asam urat: hindari mengkonsumsi bayam, emping, nanas,
nangka, jerohan, otak, lemak.
Kepada pasien2 ini perlu disampaikan inforamasi mengapa
ia tidak menerima obat. Lakukan diskusi dan berikan
edukasi agar Pasien dapat melakukan tindakan yg benar
terhadap penyakit yang dideritanya.
3. Diskusi penutup
Buat kesimpulan diskusi. Pada diskusi penutup dijelaskan
kembali permasalahan Pasien, solusi yang telah diberikan
dan luaran terapi yang diharapkan.
Pada saat ini Farmasis memperoleh feed back tentang
hal2 yang telah pasien ketahui. Bila hal yang disampaikan
cukup kompleks, minta Pasien untuk mengulang. Jika hal
yang disampaikan berupa cara pemakaian alat minta
Pasien untuk mendemonstrasikan di depan Farmasis.
Mendorong Pasien untuk bertanya tentang hal2 yang
belum jelas.
4. Diskusi follow up
Diskusi ini dilakukan setelah 2-3 hari setelah
pasien melakukan terapi. Hal2 yang dipantau
adalah :
Apakah pasien patuh terhadap jadwal pemakaian
obat?
Apakah terjadi efek samping yang merugikan?
Apakah tujuan terapi tercapai?
PROSES KONSELING OBAT TANPA
RESEP
Membuka diskusi
Diskusi untuk menggabung informasi dan
identifikasi masalah
Identifikasi pasien
Diskripsi pasien
Sejarah pengobatan
Obat lain yang digunakan
Diagnose dan pengobatan simtom sebelumnya
Evaluasi simtom
Menutup diskusi
Kelanjutan diskusi
LANGKAH SELF MEDICATION
LINDOCARRF
Location -- lokasi
Intensity -- berat ringan
Nature -- tipe/ macam
Duration -- durasi/ lama serangan
Occurrence -- kejadian kapan
Concomitance -- gejala lain yang menyertai
Aggravating -- yang memberatkan keluhan
Radiating -- penyebaran
Relieving -- yang meringankan keluhan
Frequency -- berapa kali per hari/ perjam
KOMUNIKASI DENGAN PASIEN
Frekuensi komunikasi
Farmasis sebaiknya mendorong adanya komunikasi
berikutnya
Pengobatan merupakan proses yang berkesinambungan,
farmasis harus mengikuti perkembangannya pasien, terus
berinteraksi, membuat farmsis mengetahui apakah
pengobatan berkembang dengan baik sejak konseling
pertama.
Metode komunikasi
Komunikasi verbal dan tertulis sangat meningkatkan
kepatuhan dan lebih disukai pasien
Audiovisual
Supaya jelas hindari logat tertentu, menyesuaikan bahasa
pasien dan tingkat pendidikan
KOMUNIKASI DENGAN PASIEN
KOMUNIKASI
DENGAN
PENDENGARAN KURANG
Kurangi suara background seminimum
mungkin
Perhatian khusus kepada pasien
Bicara pelan dan jelas
Gunakan pesan tertulis
Perhatian simpatik yang ikhlas
MEDIA KOMUNIKASI
BARIER BAHASA
MENGGUNAKAN INSTRUKSI
TERTULIS
Alat bantu konseling dapat berupa:
Edukasi dengan metode ceramah atau metode
dialog dan diskusi
Leaflet (bisa buat sendiri atau dari DinKes)
Metode audio visual (untuk konseling pemakaian
alat kesehatan)
Vidio simulasi. Sediakan sotfware untuk
dpinjamkan yang berisi hal-hal umum. Bila ada
pertanyaan dapat kembelai bertanya ke Farmasis.
Demonstrasi dan praktek. Yang ini khusus untuk
alat kesehatan.
Dasar pemilihan metode dan alat
bantu
Konteks dan tujuan tergantung dari:
Setting
Tujuan pasien dan farmasis
Tingkat edukasi yang dibutuhkan pasien
Pasient personel style
Attitude terhadap obat
Sn Sl Rb Km Jm S M
P
S
So
M
Alat bantu pendosisan
Alat pembagi tablet tidak digunakan untuk obat salut, sustain
release...Untuk mengukur drop cairan dapat digunakan spuit
injeksi tanpa jarum.
Alat pengukur cairan
Sendok / cup yang bertakar
Drop yang bertakar
Masker untuk nebulizer
Spuit untuk jarum
Assisted labeling
Unit-of use packaging
Brochure/ telephone call/ post card
METODE MENDIDIK PASIEN
Kuliah
Dialog dan diskusi
Informasi cetakan
alat bantu audiovisual
Teknik demonstrasi dan praktek
mendididk pasien dengan bantuan komputer
Metode gabungan
TAILOR KONSELING YANG PERLU
DIPERHATIKAN
KARAKTERISTIK PASIEN
Umur: geriatri/ geriatri
Kultur
Pendidikan
Gaya hidup
Ketidak mampuan
Jenis kelamin/ status kerja
KARAKTERISTIK OBAT
Dengan resep/ tanpa resep
Resiko tinggi/ interaksi/ efek samping/ pemakaian khusus
Pengobatan jangka panjang
KONDISI
Epilepsi: malu, cemas
Terminal: kanker, aids, emosi
SITUSASI
Pasien baru/ lama
Pasien marah/ emosi
Tergesa-gesa/ sebaliknya
Ingin bicara lama
Persyaratan Agar Konseling
Efektif dan Efisien
1. Availability
2. Atmosphere
3. Approach
4. Attitude
Availability
Farmasis terlihat
Organisasi apotek
Menggunakan tenaga ahli
Meggunakan komputer
Ruang konseling
Mengatur waktu
Membuat janji
Menunjukkan peran farmasis dan komunikasinya
Atmosphere
Konsumen lebih suka ruang konseling yang tertutup
Mengurangi hambatan fisik, menyiapkan konter
yang rendah
Menciptakan suasana akrab, jarak 0,5-2,5 m
Volume suara yang tenang dan akrab
Melakukan kontak mata
Mengurangi kekacauan di counter dan bunyi-
bunyian (suara orang, telpon)
Kadang suara musik dibutuhkan
CARA MEMBANTU MEMBENTUK
HUBUNGAN
Memberi salam: bersahabat dan pelan-pelan
Percakapan: dimulai umum dan singkat
Perhatian personal: memperkenalkan diri dan sebut nama
pasien
Mengundang permintaan dan tanggapan terhadap pertanyaan
secara tepat
Menunjukkan betul-betul tertarik dan perhatian: butuh waktu,
menjelaskan, menunjukkan empati
Bahasa nonverbal: menunjukkan perhatian, tertarik dan
keprihatinan
Meningkatkan Suasana Apotek
LATIHAN II
An.I, usia 2 th, BB 10 kg.Sedang rawat inap di Ruang TB Anak, mendapat obat sebagai
berikut :
• Puyer A 1 X 1 bungkus ( INH 100 mg, B6 10 mg, PZA 200 mg )
• Puyer B 1 X 1 bungkus ( Rifampicin 150 mg )
• Puyer C 3 X 1 bungkus ( Prednison 4 mg )
Bagaimana anda memberikan informasi / konseling obat kepada keluarga penderita
tsb ?
LATIHAN III
Ny. A, usia 56 th. Kontrol dari poli Jantung, mendapat obat sebagai berikut :
• Kaptopril 3 x 1 tablet
• Simvastatin 1 x 1 tablet
KESIMPULAN
Memahami ilmu dan teknik konseling yang digunakan
Farmasis dapat menemukan cara tersendiri untuk setiap saat
konseling
Mungkin perlu memperbaiki layout apotek
Banyak staff ekstra (apoteker pendamping)
Banyak membaca dan belajar
Pekerjaan farmasis selalu berkembang dan farmasis berkembang
menjadi konsultan yang efektif efisien
Perubahan tidak terjadi sekejap tetapi peraturan dan
profesionalisme yang berkembang dapat membuat perubahan yang
lebih baik sekarang daripada yang lalu.
KESIMPULAN