Anda di halaman 1dari 60

Teknik komunikasi (mengakhiri konseling dan dialog konseling farmasi)

Part 5
MODAL UTAMA UNTUK
MELAKSANAKAN KONSELING
 MENGUASAI ILMU
 Kalau kita menguasai ilmu yang akan kita sampaikan,
maka kita akan dapat berbicara lancar, meyakinkan
sehingga pasien akan puas dan percaya, ini merupakan
kunci utama. Kalu pasien sudah percaya maka mereka
akan patuh.

 KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI
 Teknik berbicara akan sangat berpengaruh pada
keberhasilan komunikasi
TIDAK BOLEH DILAKUKAN SAAT
MEMBERIKAN KONSELING
 Berargumentasi
 Interupsi
 Memberikan pengertian yang tidak diminta
 Memberikan pemecahan masalah yang sulit
 Membebani pasien dengan pengalaman
 Berbasa-basi bercerita tentang moral
 Banyak bicara
 Sok bossy
PENYEBAB KURANGNYA
KEPATUHAN PASIEN
 Pendidikan yang sedang-sedang
 Lemahnya pemahaman akan instruksi
 Pemakaian obat lebih dari satu
 Frekuensi pemakaian yang banyak
 Lama terapi
 Rasa takut akan ketergantungan obat
 Simptom hilang atau tidak ada simptom
 Rasa obat tidak enak
 Penyakit
 Harga obat
 Penakaran obat yang sulit
 Cara pakai obat
 Merasa obat yang digunakan tidak lagi membantu
menyembuhkan penyakitnya
 Merasa bosan minum obat terus menerus
 Merasa tidak lagi membutuhkan obatnya
 Mengalami efek samping obat tidak enak
AKIBAT KETIDAK PATUHAN

 Kondisi pengobatan semakin panjang/


buruk
 Menjalani perawatan di rumah sakit
 Kematian
 Menyulitkan evaluasi dan pemberian obat
baru
 Biaya perawatan menjadi lebih mahal
 Membahayakan
 Biaya terbuang sia-sia
 Hari kerja yang hilang
PENDEKATAN UNTUK
MENGURANGI KETIDAKPATUHAN

 Komunikasi dengan pasien


 Penyediaan informasi
 Strategi untuk mencegah ketidakpatuhan
Metode Konseling
 Three Prime Questions
 Show and Tell
 Final Verification
Three Prime Questions
• Bagaimana Penjelasan Dokter ttg Obat Anda ?
• Bagaimana Penjelasan Dokter ttg Cara Pakai Obat Anda ?
• Bagaimana Penjelasan Dokter ttg Harapan setelah
minum/memakai Obat Anda ?
Show and Tell
• Melakukan Cerita
• Melakukan Peragaan
• Malalui Gambar, Tayangan
Final Verification
• Meminta Pasien utk Mengulang Instruksi
• Yakin Bahwa pesan tidak ada terlewat
• Koreksi bila ada Salah Informasi
PROSES KONSELING

1. Diskusi pembuka
▪ Diawali dengan perkenalan
▪ Farmasis ”saya apoteker di apotek ini...”, dan Pasien.
Perkenalan ini bisa mengurangi ketegangan konseling
antara farmasis dan Pasien. Dalam sesi ini dapat
ditanyakan pertanyaan ”3 prime questions”
Dengan pertanyaan ini dapat membantu pasien
memahami arti pentingnya konseling bagi
penyembuhan penyakitnya.
▪ Menjelaskan tujuan konseling
Tujuan konseling perlu disampaikan agar
pasien mengetahui ESO, interaksi obat, obat lain
apa yg sedang dikonsumsi pasien, dan makanan-
minuman serta aktivitas apa yg boleh dan tidak
boleh pasien lakukan.
Dalam memberikan informasi kita perlu
mengetahui masalah apa yang dihadapi pasien,
apa yg dibutuhkan pasien saat ini melalui rekam
medis penyakit, dan obatnya.
2. Diskusi untuk mencegah atau mengatasi permasalahan
pasien dan memberi edukasi pada pasien
Dibagi menjadi dua kondisi:
 Resep Baru atau ulangan yang membutuhkan pemantauan
▪ Masalah potensial yang ada yang berkaitan dengan obat dan
riwayat penyakit pasien. Farmasis dapat merekomendasikan
beberapa pilihan obat yang mungkin sesuai untuk pasien misal:
▪ tetrasiklin + antasida + minum susu  atur jadwal minum obat, diskusikan
hasil terapi yang diperoleh, pantau kepatuhan.
▪ obat2 dengan efek samping skin rash (misal tetrasiklin), tanyakan kpd pasien
apakah aktivitas kesehariannya memungkinkan pasien terpapar metahari
langsung. Bila ya, farmasis dapat merekomnendasikan pasien untuk
menggunakan pelindung muka (topi atau tabir surya).
 Obat2 tanpa resep
▪ Ingat prinsip bahwa penyakit tidak selalu
disembuhkan dengan obat, bila pasien
datang dengan keluhan ringan dan
penyakit pasien adalah penyakit yang bisa
sembuh sendiri (self limited),
informasikanperbaikan pola hidup
(makanan dan olahraga).
a. Merekomendasikan terapi dengan obat
 Berdasarkan gejala tentukan penyakit yang diderita Pasien.
Pilihkan obat OWA atau OTC.
 Hal2 yang perlu diperhatikan dalam pemilihan obat yaitu:
▪ Nama obat (generik atau dagang)
▪ Tujuan terapi obat tersebut
▪ Cara penggunaan obat
▪ Efek samping obat
▪ Perhatian khusus yang harus diperhatikan pasien selama menggunakan
obat
▪ Luaran terapi yang diharapkan dari pasien dengan penggunaan obat
tersebut
▪ Memberikan kepuasan bagi pasien berhubungan dengan peningkatan
kualitas hidup
 Bila setelah pemberian obat pasien tidak sembuh
anjurkan periksa dokter.
 Terkadang pemberian obat tertentu malah menutupi
gejala yang mengindikasikan penyakit.
Misalnya: Pasien menderita typus, tapi diberi obat
antipiretik untuk mengatasi demamnya. Padahal
penyakit typus tidak terobati dan gejala penyakit tidak
ditunjukkan sehingga mempersulit diagnosa.
 Pemakaian obat tertentu perlu disampaikan hal2 khusus
yang perlu diperhatikan. Misalnya: laxansia untuk ibu
hamil, dan PPA serta efedrin untuk penderita HT.
b. Merekomendasikan terapi tanpa obat
 Ada saatnya Farmasis tidak memberikan obat terhadap
keluhan Pasien. Kategori Pasien ini adalah:
▪ Pasien yang memiliki penyakit berat  ke dokter
▪ Pasien menderita penyakit yang cukup diterapi tanpa obat,
dengan perubahan pola hidup sudah cukup.
Penyakit kronis tertentu justru membutuhkan terapi tanpa obat
seperti asam urat: hindari mengkonsumsi bayam, emping, nanas,
nangka, jerohan, otak, lemak.
 Kepada pasien2 ini perlu disampaikan inforamasi mengapa
ia tidak menerima obat. Lakukan diskusi dan berikan
edukasi agar Pasien dapat melakukan tindakan yg benar
terhadap penyakit yang dideritanya.
3. Diskusi penutup
 Buat kesimpulan diskusi. Pada diskusi penutup dijelaskan
kembali permasalahan Pasien, solusi yang telah diberikan
dan luaran terapi yang diharapkan.
 Pada saat ini Farmasis memperoleh feed back tentang
hal2 yang telah pasien ketahui. Bila hal yang disampaikan
cukup kompleks, minta Pasien untuk mengulang. Jika hal
yang disampaikan berupa cara pemakaian alat minta
Pasien untuk mendemonstrasikan di depan Farmasis.
 Mendorong Pasien untuk bertanya tentang hal2 yang
belum jelas.
4. Diskusi follow up
 Diskusi ini dilakukan setelah 2-3 hari setelah
pasien melakukan terapi. Hal2 yang dipantau
adalah :
 Apakah pasien patuh terhadap jadwal pemakaian
obat?
 Apakah terjadi efek samping yang merugikan?
 Apakah tujuan terapi tercapai?
PROSES KONSELING OBAT TANPA
RESEP
 Membuka diskusi
 Diskusi untuk menggabung informasi dan
identifikasi masalah
 Identifikasi pasien
 Diskripsi pasien
 Sejarah pengobatan
 Obat lain yang digunakan
 Diagnose dan pengobatan simtom sebelumnya
 Evaluasi simtom
 Menutup diskusi
 Kelanjutan diskusi
LANGKAH SELF MEDICATION
LINDOCARRF
 Location -- lokasi
 Intensity -- berat ringan
 Nature -- tipe/ macam
 Duration -- durasi/ lama serangan
 Occurrence -- kejadian kapan
 Concomitance -- gejala lain yang menyertai
 Aggravating -- yang memberatkan keluhan
 Radiating -- penyebaran
 Relieving -- yang meringankan keluhan
 Frequency -- berapa kali per hari/ perjam
KOMUNIKASI DENGAN PASIEN

 Kepuasan pasien terhadap komunikasi: pasien


menjadi lebih patuh jika dokter dan farmasis
mengikutsertakan pasien dalam percakapan
mengenai pengobatannya dan jika pasien puas
terhadap komunikasi tersebut.
 Cara berkomunikasi
 Cara komunikasi penting, tidak dengan keras,
menakutkan, mengancam atau sukar dimengerti
 Farmasis tidak menuntut kepatuhan tetapi
menawarkan bantuan untuk memperoleh manfaat
pengobatan dan meyakinkan pasien bahwa
kepatuhan adalah demi kepentingan sendiri.
KOMUNIKASI DENGAN PASIEN
 Komunikasi yang alamiah
 Bukan hanya pemberian informasi tetapi juga diskusi
 Pasien sebaiknya terlibat sebanyak mungkin dalam
interaksi dan dalam keputusan mengenai penggunaan
pengobatan kapan menggunakannya, bentuk sediaan
yang disukai)
 Komunikasi yang menyenangkan
 Menyelidiki persepsi pasien tentang penggunaan
pengobatan
 Farmasis tahu harga, manfaat seperti yang dirasakan
pasien, mengenali sebelum terjadi
 Farmasis perlu tanya lansung kepada pasien kalau ada
kesulitan
KOMUNIKASI DENGAN PASIEN

 Frekuensi komunikasi
 Farmasis sebaiknya mendorong adanya komunikasi
berikutnya
 Pengobatan merupakan proses yang berkesinambungan,
farmasis harus mengikuti perkembangannya pasien, terus
berinteraksi, membuat farmsis mengetahui apakah
pengobatan berkembang dengan baik sejak konseling
pertama.
 Metode komunikasi
 Komunikasi verbal dan tertulis sangat meningkatkan
kepatuhan dan lebih disukai pasien
 Audiovisual
 Supaya jelas hindari logat tertentu, menyesuaikan bahasa
pasien dan tingkat pendidikan
KOMUNIKASI DENGAN PASIEN

 Penyediaan informasi: bagaimana cara terbaik


 Persuasifitas
 Informasi mengenai penggunaan
 Informasi mengenai penyakit serta bagaimana dab kapan pengobatan
akan dapat menolong
 Informasi tentang efek samping
▪ Pasien diberitahu yang dapat dilakukan pasien untuk mencegah atau
meminimalkan efek samping
 Teknik spesial
▪ Informasi mengenai teknik aplikasi pengobatan dan cara untuk
mengingat penggunaan pengobatan
 Kuantitas dan level
▪ Informasi sebaiknya tidak terlalu komprehensif dan mendetail bagi
pasien untuk mengerti atau memahami, sesuai dengan tk pendidikan,
cacat jasmani atau keadaan emosional.
MEDIA KOMUNIKASI

 KOMUNIKASI
DENGAN
PENDENGARAN KURANG
 Kurangi suara background seminimum
mungkin
 Perhatian khusus kepada pasien
 Bicara pelan dan jelas
 Gunakan pesan tertulis
 Perhatian simpatik yang ikhlas
MEDIA KOMUNIKASI

KOMUNIKASI DENGAN PASIEN


KURANG PENGLIHATAN
 KOMUNIKASI DENGAN TELEFON
 KOMUNIKASI LEWAT OBAT

BARIER BAHASA
 MENGGUNAKAN INSTRUKSI
TERTULIS
Alat bantu konseling dapat berupa:
 Edukasi dengan metode ceramah atau metode
dialog dan diskusi
 Leaflet (bisa buat sendiri atau dari DinKes)
 Metode audio visual (untuk konseling pemakaian
alat kesehatan)
 Vidio simulasi. Sediakan sotfware untuk
dpinjamkan yang berisi hal-hal umum. Bila ada
pertanyaan dapat kembelai bertanya ke Farmasis.
 Demonstrasi dan praktek. Yang ini khusus untuk
alat kesehatan.
Dasar pemilihan metode dan alat
bantu
Konteks dan tujuan tergantung dari:
 Setting
 Tujuan pasien dan farmasis
 Tingkat edukasi yang dibutuhkan pasien
 Pasient personel style
 Attitude terhadap obat

Tujuannya bisa untuk:


 Meningkatkan pengetahuan :Ceramah, dialog, bahan bacaan,
audiovisual
 Meningkatkan pemahaman: demonstrasi dan diskusi
 Meningkatkan skill: prektek
 Meningkatkan attitude: video
Alat bantu konseling bisa berupa:
 Kartu yang mengingatkan pasien untuk minum obat. Pasien
memberi tanda jika sudah meminumnya.
 Medication-instruction clock
Memberi petunjuk jam berapa pasien harus minum obat dan apa
obat yang harus diminum.
 Medication chart
Berisi: Nama pasien
Nama obat
Kegunaan obat (indikasi
Dari dokter siapa (mungkin pasien mendapat obat
lebih dari satu dokter)
Tanda2 tertentu ex: jika perlu
Cara pemakaian
Auxiliary label
 Pill remainder container

Sn Sl Rb Km Jm S M
P
S
So
M
 Alat bantu pendosisan
 Alat pembagi tablet tidak digunakan untuk obat salut, sustain
release...Untuk mengukur drop cairan dapat digunakan spuit
injeksi tanpa jarum.
 Alat pengukur cairan
 Sendok / cup yang bertakar
 Drop yang bertakar
 Masker untuk nebulizer
 Spuit untuk jarum
 Assisted labeling
 Unit-of use packaging
 Brochure/ telephone call/ post card
METODE MENDIDIK PASIEN
 Kuliah
 Dialog dan diskusi
 Informasi cetakan
 alat bantu audiovisual
 Teknik demonstrasi dan praktek
 mendididk pasien dengan bantuan komputer
 Metode gabungan
TAILOR KONSELING YANG PERLU
DIPERHATIKAN
 KARAKTERISTIK PASIEN
 Umur: geriatri/ geriatri
 Kultur
 Pendidikan
 Gaya hidup
 Ketidak mampuan
 Jenis kelamin/ status kerja
 KARAKTERISTIK OBAT
 Dengan resep/ tanpa resep
 Resiko tinggi/ interaksi/ efek samping/ pemakaian khusus
 Pengobatan jangka panjang
 KONDISI
 Epilepsi: malu, cemas
 Terminal: kanker, aids, emosi
 SITUSASI
 Pasien baru/ lama
 Pasien marah/ emosi
 Tergesa-gesa/ sebaliknya
 Ingin bicara lama
Persyaratan Agar Konseling
Efektif dan Efisien

1. Availability
2. Atmosphere
3. Approach
4. Attitude
Availability

 Farmasis harus berada di tempat dan terlihat


aktif dalam melayani pasien
 Farmasis harus memilki identitas yang jelas
 Layout apotek dapat mempermudah akses
farmasis dalam bentuk ruang konseling
MENINGKATKAN KEBERADAAN
FARMASIS

 Farmasis terlihat
 Organisasi apotek
 Menggunakan tenaga ahli
 Meggunakan komputer
 Ruang konseling
 Mengatur waktu
 Membuat janji
 Menunjukkan peran farmasis dan komunikasinya
Atmosphere
 Konsumen lebih suka ruang konseling yang tertutup
 Mengurangi hambatan fisik, menyiapkan konter
yang rendah
 Menciptakan suasana akrab, jarak 0,5-2,5 m
 Volume suara yang tenang dan akrab
 Melakukan kontak mata
 Mengurangi kekacauan di counter dan bunyi-
bunyian (suara orang, telpon)
 Kadang suara musik dibutuhkan
CARA MEMBANTU MEMBENTUK
HUBUNGAN
 Memberi salam: bersahabat dan pelan-pelan
 Percakapan: dimulai umum dan singkat
 Perhatian personal: memperkenalkan diri dan sebut nama
pasien
 Mengundang permintaan dan tanggapan terhadap pertanyaan
secara tepat
 Menunjukkan betul-betul tertarik dan perhatian: butuh waktu,
menjelaskan, menunjukkan empati
 Bahasa nonverbal: menunjukkan perhatian, tertarik dan
keprihatinan
Meningkatkan Suasana Apotek

1. Menyediakan ruang konseling khusus


2. Menyediakan ruang konseling semi khusus
3. Menggunakan bahasa nonverbal
4. Meningkatkan suasana secara umum
Approach
 Farmasis harus fokus pada karakteristik pasien,
obat, dan kondisi.
 Demi kenyamanan pasien, farmasis harus lebih
fokus pada konseling pasien.
 Farmasis mengembangkan keterampilan dalam
berkomunikasi seperti kemampuan mendengarkan,
membesarkan hati pasien, memberi nasihat dan
memperhatikan.
 Farmasis menggunakan metode pendidikan dan
alat bantu yang tepat.
Attitude
 Farmasis bersikap secara profesional tetapi
santai
 Tidak terlihat sangat sibuk
 Menggunakan bahasa nonverbal
 Sikap penuh perhatian
 Sikap penyampaian yang menarik
 Lebih memperhatikan
 Berbicara dengan membesarkan hati pasien
 Meningkatkan sikap percaya diri
 Long life learner
PENGEMBANGAN DIRI FARMASIS
UNTUK KONSELING
 Memperbaiki nilai dan prioritas
 Mengevaluasi hambatan saat konseling
 Memberikan alat bantu konseling
 Mempersiapkan staff
 Menyiapkan masing-masing tahap konseling
 Meningkatkan konseling tahap demi tahap
 Harus selalu tegas dan konseling menyesuaikan
 Menetapkan untuk praktek
 Mengevaluasi tingkah laku diri sendiri
AVOID CONFLICT

 Orang yang menghindari konflik adalah


menghindari tanpa
kekerasan.Menghilangkan percakapan yang
penting menghindari fisik
SITUASI SULIT DI APOTEK
 Remaja datang ke apotek untuk membeli laxative. Dia memang
membeli laxative secara reguler. Bagaimana anda sebagai seorang
farmasis untuk mengatasi ini. Apa yang anda fikirkan reaksi gaids
tersebut?
 Seorang pecandu datang ke apotek untuk membeli spuit insulin 1 ml ..
Apa yang anda nasehatkan terhadap orang tersebut. Bagaimana kira-
kira reaksi orang tersebut?
 Anda menerima resep pethidine injeksi dari RS yang menulis adalah
perawatnya. Bagaimana anda menjelaskan kepada dokter?
Bagaimana dokter akan bereaksi?
 Anda bekerja di industri farmasi. Bos anda minta merelease obat yang
tidak memenuhi persyaratan. Bagaimana anda menyampaikan
kepada manajer anda?
 Seorang ibu menemukan obat di kamar anaknya. Anda melihat
adanya penyalahgunaan obat. Bagaimana anda menangani situasi ini?
Bagaimana orang tua akan bereaksi? Perasaan terhadap anaknya.
SITUASI SULIT
 Seorang bapak datang ke apotek. Dia marah-marah
karena anda memberi obat yang salah kekuatannya.
Bagaimana anda menangani? Apa reaksi bapak
tersebut?
 Ada seorang ibu datang ke apotek membeli sebotol
obat batuk codipront. Selang 10 menit dia kembali
mengatakan bahwa obatnya jatuh pecah karena tas
sobek. Ibu tersebut mengklim minta tukar. Apa
yang anda lakukan?
langkh2 menghadapi situasi emosional&konflik:
 Tanamkan didiri qt sendiri u/mengontrol
emosi(lakukan desensitisasi:jgn tlalu sensitif,slalu
berfikir positif),berikan kesemptn k px u/menceritakan
mslhnya(farmasis hrs:fokus px,beri kesemptn
u/mengungkapkan perasaanya,sabar dgr mslh
px,tunda wkt konsel bila wkt tdk tpt)tunjukan rs
empati k px,klarifikasi mslh yg dihadapi px,beri
penjlsn&saran,berikan privasi,bersikap tegas,beri
pesan2 positif,akhiri kondisi ini dg hal2
positif(meringkas hal2 yg disampaikan)
KOMUNIKASI DENGAN SITUASI
TERTENTU
 1. Orang tua
 2. Kelemahan bicara merupakan barier komunikasi
 3. Pasien sakit terminal
 4. Pasien AIDs
 5. Pasien dengan masalah kesehatan mental
 6. Anak remaja
 7. Care givers
ORANG TUA
 1. Orang tua minum obat resep atau
tanpa resep tidak proporsional dibanding
kelompok usia lainnya, maka perlu
adanya konseling
 2. Belajar
 3. Penglihatan
 4. Pendengaran
 5. Perbedaan nilai dan persepsi
BELAJAR
1. Usia berpengaruh terhadap proses belajar. Orang tua belajar
lebih lambat dp orang muda
2. Kecepatan pembicaraan, jumlah informasi yang disampaiakan
tergantung kemampuan individu untuk mengerti.
3. Memori jangka pendek, mengingat kembali, jangka perhatian
berkurang untuk beberapa pasien tua.
4. Perlu dilakukan tujuan jangka pendek, memecah pembelajaran
kedalam komponen lebih kecil
5. Perlu dicek dengan meminta pasien mengulang aturan pakai dan
informasi lainnya dengan melihat reaksi non-verbal
PENGLIHATAN
 1. Usia memepengaruhi proses
penglihatan
 2. Beberapa individu perlu cahaya untuk
menstimulasi reseptor dalam mata. Jika
menggunakan informasi tertulis yakinkan
cahaya yang cukup.
 3. Pesan tertulis dibuat huruf yang besar
dan kertas warna pastel
PENDENGARAN
 Usia mempengaruhi proses pendengaran
 Kehilangan pendengaran karena usia disebut presbycusis
 Ada orang tua yang dapat mendengar kata-kata tetapi tidak dapat
menggabungkan dengan jelas
 Dengan nada suara lebih rendah dapat membantu orang tua
 Sensitivitas terhadap suara turun, volume harus dinaikkan kalau untuk
menstimulasi reseptor
 Pelankan kecepatan bicara sehingga dapat membedakan kata demi kata
 Tidak perlu berteriak saat bicara menyakitkan hati orang
 Bicara dengan volume lebih tinggi mungkin diperlukan
 Menggunakan alat bantu pendengan akan membantu
 Kurang pendengaran selain usia juga cacat lahir, kecelakaan, polusi suara
yang keras secara kronis
MENINGKATKAN KOMUNIKASI DENGAN
PASIEN PENDENGARAN KURANG

 Posisi jarak antara 1 - 2 m


 Tidak pernah bicara langsung ditelinga pasien, karena dapat
mengubah pesan
 Tunggu sampai pasien melihat anda sebelum bicara
 Kalau perlu tepuk dia untuk mendapatkan perhatiannya
 Kalau pesan tak sampai tidak pelu diulangi tapi buat lebih pendek
dan kalimat yang sederhana
 Perhatian barier lingkungan, seperti suara keras sehingga
membuat kesulitan untuk pendengaran yang kurang
PERBEDAAN NILAI DAN
PERSEPSI
 Antara anda dengan pasien tua ada perbedaan
generasi
 Pasien tua ada perbedaan kepercayaan dan
persepsi tentang pemeliharaan kesehatan
secara umum
 Pasien tua memilih pendekatan otoriter untuk
menerima pemeliharaan kesehatan
 Ada pasien yang tidak tergantung orang lain,
maka perlu informasi tambahan
KESULITAN BICARA MERUPAKAN
BARIER KOMUNIKASI

 Sebab: cacat lahir, kecelakaan, sakit


 Dysarthria: kesulitan bicara secara normal
 Penyakit: parkinson’s, sclerosis, bulbar palsy, strokes
 Kesulitan untuk mengerti karena ketidak mampuan menghasilkan
suara percakapan dengan betul
 Kesulitan bicar dapat disebabkan karena pengambilan larnx karena
kanker tenggorokan atau lainnya.
 Karena suaranya berbeda membuat orang lain tidak nyaman.
 Barier tersebut diatasi dengan menulis catatan kepada farmasis
atau menggunakan bahasa tanda. Farmasis menyediakan kertas
dan alat menulis.
APHASIA
 Kelompok pasien menderita aphasia dengan kesulitan bicara
(strokes)pasien aphasic mempunyai pendengaran normal
 Dia ingin berkata tapi tidak dapat mengatakannya
 Membutuhkan waktu lebih lama untuk komunikasi karena
mereka mendengar kata tapi tidak segera mengingat
artinya.
 Paling baik membiarkan pasien berusaha
 Dapat menyebut hari tetapi tidak dapat menceriterakan
bahwa selasa sebelumkamis
PASIEN SAKIT TERMINAL
 Pasien tidak senang diskusi dengan topik kematian percakapan
tidak jelas, tidak suka hal yang salah atau membuat sedih pasien.
 Pasien sakit terminal membutuhkan dukungan dari keluarga, teman
dan farmasis
 Home health care pilihan utama
 Farmasis harus siap, profesional dan emosional untuk berinteraksi
dengan pasien sakit terminal
 Pertemuan dengan pasien dimana dia berada
 Menggunakan open-ened question
 Datang dan kontak dengan keluarga pasien
PASIEN AIDS
 Jangan perlakukan mereka berbeda dengan
yang lain
 Gunakan open-enden question untuk
mengetahui pasien bersedia berinteraksi
 Membantu dalam problim solving karena lainnya
tidak membantu
 Kunci adalah mengetahui apa yang pasien
butuhkan dan layanan apa yang dapat anda
berikan untuk pertemuan yang terbaik
PASIEN DENGAN MASALAH KESEHATAN
MENTAL

 Mereka kesulitan dalam komunikasi


 Farmasis tidak tahu apa yang harus dikatakan
 Farmasis takut berbuat salah sehingga
menyebabkan emosi
 Farmasis tidak yakin bagaimana informasi harus
disediakan
 Lebih ke dasar ethis
REMAJA
 Remaja kelompok bahwa mereka merupakan pusat
perhatian orang
 Peer group merupakan hal penting dalam prose
menentukan keputusan
 Lebih mandiri tidak minta tolong
 Remaja tidak menghiraukan simptom nyeri atau sakit.
Lebih perhatian pada tanda sakit yang penting
 Tidak ada orang mengerti saya, termasuk farmasis
LATIHAN KONSELING
LATIHAN I
 Tn.S , usia 65 th. Kontrol ke poli Saraf, mendapat obat sebagai berikut :
 • Asetosal 1 x 1 tablet ( 100 mg )
 • KSR 1 x 1 tablet
 • Allopurinol 3 x 1 tablet
 Bagaimana anda memberikan informasi / konseling obat kepada penderita tersebut ?

LATIHAN II
 An.I, usia 2 th, BB 10 kg.Sedang rawat inap di Ruang TB Anak, mendapat obat sebagai
berikut :
 • Puyer A 1 X 1 bungkus ( INH 100 mg, B6 10 mg, PZA 200 mg )
 • Puyer B 1 X 1 bungkus ( Rifampicin 150 mg )
 • Puyer C 3 X 1 bungkus ( Prednison 4 mg )
 Bagaimana anda memberikan informasi / konseling obat kepada keluarga penderita
tsb ?

LATIHAN III
 Ny. A, usia 56 th. Kontrol dari poli Jantung, mendapat obat sebagai berikut :
 • Kaptopril 3 x 1 tablet
 • Simvastatin 1 x 1 tablet
KESIMPULAN
 Memahami ilmu dan teknik konseling yang digunakan
 Farmasis dapat menemukan cara tersendiri untuk setiap saat
konseling
 Mungkin perlu memperbaiki layout apotek
 Banyak staff ekstra (apoteker pendamping)
 Banyak membaca dan belajar
 Pekerjaan farmasis selalu berkembang dan farmasis berkembang
menjadi konsultan yang efektif efisien
 Perubahan tidak terjadi sekejap tetapi peraturan dan
profesionalisme yang berkembang dapat membuat perubahan yang
lebih baik sekarang daripada yang lalu.
KESIMPULAN

 Pharmacists must find their own


ways, in their invidual practice
situations, arrange patient
counseling. This may mean some
remodeling of the pharmacy, some
extra staffing, and some extra reading
and studying

Anda mungkin juga menyukai