0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
4 tayangan9 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang isu-isu kualitas dalam asuhan kebidanan yang meliputi isu etik antara bidan dengan klien, keluarga, masyarakat dan juga antara bidan dengan teman sejawat serta tim kesehatan lainnya. Beberapa contoh kasus yang diangkat adalah konflik antara keinginan keluarga dengan keselamatan pasien, persaingan antar bidan, dan tindakan medis diluar wewenang. Dokumen ini
Dokumen tersebut membahas tentang isu-isu kualitas dalam asuhan kebidanan yang meliputi isu etik antara bidan dengan klien, keluarga, masyarakat dan juga antara bidan dengan teman sejawat serta tim kesehatan lainnya. Beberapa contoh kasus yang diangkat adalah konflik antara keinginan keluarga dengan keselamatan pasien, persaingan antar bidan, dan tindakan medis diluar wewenang. Dokumen ini
Dokumen tersebut membahas tentang isu-isu kualitas dalam asuhan kebidanan yang meliputi isu etik antara bidan dengan klien, keluarga, masyarakat dan juga antara bidan dengan teman sejawat serta tim kesehatan lainnya. Beberapa contoh kasus yang diangkat adalah konflik antara keinginan keluarga dengan keselamatan pasien, persaingan antar bidan, dan tindakan medis diluar wewenang. Dokumen ini
CIRI-CIRI TENAGA KESEHATAN PROFESIONAL 1. Bertindak dan berpenampilan ideal. 2. Mejaga nama baik profesi 3. Selalu meningkatkan kemampuan dan pengetahuan 4. Melaksanakan kode etik profesi dan kompetensi 5. Bekerja dengan standar yang tinggi Pandangan Antropologi Kesehatan Mengenai Pelayanan Kebidanan Di Negara Berkembang ▪ Falsafah antropologi sangat diperlukan, dimana seorang bidan dalam memberikan pelayanan harus melihat dari segi budaya dan adat istiadat klien. Selama adat istiadat itu sendiri tidak mengganggu proses pemberian pelayanan kesehatan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat khususnya kesehatan ibu dan anak. ▪ Dalam profesi bidan, seorang bidan mempunyai tugas penting yaitu memberikan bimbingan, asuhan dan penyuluhan kepada ibu hamil, persalinan, nifas dan menolong persalinan dengan tanggung jawabnya sendiri serta memberikan asuhan pada bayi baru lahir. ▪ Didalam memberikan pelayanan seorang bidan harus menjunjung kode etik kebidanan dalam pengabdiaannya kepada masyarakat seperti setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan klien, menghormati hak klien dan menghormati nilai – nilai yang berlaku di masyarakat baik itu dilihat dari perilaku maupaun adat istiadat dan kebudayaan masyaraat itu sendiri. ISUE ISUE KUALITAS DALAM ASUHAN KEBIDANAN 1. ISU ETIK Issue etik yang terjadi antara bidan dengan klien, keluarga, masyarakat ▪ Kasus: Seorang perempuan hamil G1P0A0 hamil 38 minggu datang ke polindes dengan keluhan perutnya terasa mengencang sejak 5 jam yang lalu. Setelah dilakukan VT, pembukaan 3, janin letak sungsang. Bidan merencanakan dirujuk ke rumah sakit. Keluarga klien terutama suami menolak untuk dirujuk dengan alasan tidak punya biaya. Bidan memberikan penjelasan persalinan anak letak sungsang bukan kewenangannya dan menyampaikan tujuan dirujuk demi keselamatan janin dan juga ibunya, tetapi keluarga tetap ingin ditolong bidan di polindes. Karena keluarga tetap memaksa, akhirnya bidanpun menuruti kemauan klien serta keluarga untuk menolong persalinan tersebut. Persalinan berjalan sangat lama karena kepala janin tidak bisa keluar. Setelah bayi lahir ternyata bayi sudah meninggal. Keluarga menyalahkan bidan bahwa bidan tidak bisa bekerja secara profesional dan dalam masyarakat pun juga tersebar bahwa bidan tersebut dalam melakukan tindakan sangat lambat dan tidak sesuai prosedur. ▪ Konflik: Keluarga / suami menolak untuk dirujuk ke rumah sakit dengan alasan tidak punya biaya untuk membayar operasi. ▪ Issu: Di mata masyarakat, bidan tersebut dalam pelayanan atau melakukan tindakan tidak sesuai prosedur dan tidak profesioanl. Selain itu juga masyarakat menilai bahwa bidan tersebut dalam menangani pasien dengan kelas ekonomi rendah sangat lambat atau membeda-bedakan antara pasien yang ekonomi atas dengan ekonomi rendah. 4) Dilema: Kenyataan di lapangan, bidan merasa kesulitan untuk memutuskan rujukan karena keluarga memaksa ingin ditolong bidan. Dengan segala keterbatasan kemampuan dan sarana, bidan melakukan pertolongan persalinan yang sseharusnya dilaksanakan di rumah sakit dan ditolong oleh spesialis kebidanan. 2. Issue Etik yang terjadi antara Bidan dengan Teman Sejawat ▪ Kasus : Di suatu desa yang tidak jauh dari kota dimana di desa tersebut adaddua orang bidan yaitu bidan “A” dan bidan “B” yang sama – sama memiliki BPM (Bidan Praktik Mandiri) dan ada persaingan di antara dua bidan tersebut. Pada suatu hari datang seorang pasien yang akan melahirkan di BPM bidan “B” yang lokasinya tidak jauh dengan BPM bidan “A”. Setelah dilakukan pemeriksaan ternyata pembukaan masih belum lengkap dan bidan “B” menemukan letak sungsang dan bidan tersebut tetap akan menolong persalinan tersebut meskipun mengetahui bahwa hal tersebut melanggar wewenang sebagai seorang bidan demi mendapatkan banyak pasien untuk bersaing dengan bidan “A”. Sedangkan bidan “A” mengetahui hal tersebut. Jika bidan “B” tetap akan menolong persalinan tersebut, bidan “A” akan melaporkan bidan “B” untuk menjatuhkan bidan “B” karena dianggap melanggar wewenang profesi bidan. ▪ Issu : Seorang bidan melakukan pertolongan persalinan sungsang. ▪ Konflik : Menolong persalinan sungsang untuk nendapatkan pasien demi persaingan atau dilaporkan oleh bidan “A”. ▪ Dilema : 1) Bidan “B” tidak melakukanidpertolongan persalinan sungsang tersebut namun bidan kehilangan satu pasien. 2) Bidan “B” menolong persalinan tersebut tapi akan dijatuhkan oleh bidan “A” dengan dilaporkan ke lembaga yang berwewenang 3. Issu Etik Bidan dengan Team Kesehatan Lainnya ▪ Kasus : Seorang wanita berusia 35 tahun sedang hamil mengalami jatuh dan perdarahan hebat. Suami memanggil bidan dan bidan memberikan pertolongan pertama. Bidan menjelaskan pada keluarga, agar istrinya dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan kuretase. Keluarga menolak dan menginginkan agar bidan saja yang melakukan kuretase. Bidan kemudian melakukan kuretase dan 2 hari kemudian, pasien mengalami perdarahan dan dibawa ke rumah sakit. Dokter menanyakan riwayat kejadianikpada suami pasien. Suami pasien kemudian mengatakan bahwa 2 hari lalu sterinya mengalami perdarahan dan dilakukan kuretase oleh bidan. Dokter kemudian memanggil bidan tersebut dan terjadilah konflik antara bidan dengan dokter tersebut. ▪ Issu : Malpraktek Bidan melakukan tindakan di luar wewenangnya. ▪ Konflik : Bidan melakukan kurentase di luar wewenangnya sehingga terjadilah konflik antara bidan dan dokter. ▪ Dilema : Jika tidak segera dilakukan tindakan dikuatirkan dapat merenggut nyawa pasien karena BPM jauh dari RS. Namun, jika dilakukan tindakan, bidan merasa melanggar kode etik kebidanan dan merasa melakukan tindakan di luar wewenangnya.