NAMA KELOMPOK 4:
1 ARTAULINA GRACE HAPPY (2021087)
2 DESTRIA KUSNANTI (2021013)
3 INTAN YULIA KHAIRANI (2021027)
4 NIO WANJANU LIMBONG (2021041)
5 PUTRI LEMBAYUNG (2021050)
6 RIZKY AMANDA AULIA (2021057)
7 UMI HAPIPAH CHANIAGO (2021066)
1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT karena atas limpahan rahmat serta hidayah Nya maka
makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini berisi tentang Artherosklerosis yang meliputi
penyebab penyakit, gejala maupun pencegahannya.Makalah ini kami buat guna memenuhi Tugas
Epidemiologi Penyakit Tidak Menular dan sebagai dasar untuk kita belajar.
Kami menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna maka kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan makalah yang selanjutnya. Dan kami
ucapkan. Terima Kasih.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................................5
1.3 Tujuan Makalah.................................................................................................................................5
BAB II.........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................6
2.1 Definisi..............................................................................................................................................6
2.2 Patofisiologi ......................................................................................................................................7
2.3 Riwayat Alamiah...............................................................................................................................8
2.4 Epidemiologi...................................................................................................................................10
2.5 Faktor Risiko ..................................................................................................................................12
2.6 Pencegahan dan Pengendalian.........................................................................................................12
BAB III......................................................................................................................................................13
PENUTUP.................................................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................................14
3.2 Saran................................................................................................................................................14
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
meningkatkan berbagai penyakit degeneratif yang bersifat multiorgan. Prevalensi PJK (Penyakit
Jantung Koroner) diperkirakan mencapai 50% dan angka kematian mencapai lebih dari 80%
yang berarti setiap 2 (dua) orang lansia satu mengidap PJK dan jika terserang PJK maka
kematian demikian tinggi dan hanya 20% yang dapat diselamatkan.
Melihat dari data yang telah dikembangkan, banyaknya pasien yang tercatat menderita
aterosklerosis kemudian berlanjut ke jantung koroner, penulis tertarik untuk mempelajari tentang
ateroskleosis lebih dalam.
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Aterosklerosis juga dikenal sebagai penyakit Vaskuler arteriosclerotic atau ASVD berasal
dari bahasa Yunani: athero (yang berarti bubur atau pasta) dan sklerosis (indurasi dan
pengerasan). Aterosklerosis atau pengerasan arteri adalah suatu keadaan arteri besar dan kecil
yang ditandai oleh deposit substansi berupa endapan lemak, trombosit, makrofag, leukosit,
kolesterol, produk sampah seluler, kalsium dan berbagai substansi lainnya yang terbentuk di
dalam lapisan arteri di seluruh lapisan tunika intima dan akhirnya ke tunika media.
(www.medicastore.com)
Aterosklerosis merupakan proses yang berbeda. yang menyerang intima arteri besar dan
medium. Perubahan tersebut meliputi penimbunan lemak, kalsium. komponen darah, karbohidrat
dan jaringan fibrosa pada lapisan intima arteri. Penimbunan tersebut dikenal sebagai aleroma
atau plak. Karena aterosklerosis merupakan pe¬nyakit arteri umum, maka bila kita
menjumpainya di ekstremitas, maka penyakit tersebut juga terdapat di bagian tubuh yang lain.
(Brunner & Suddarth, 2002).
Pertumbuhan ini disebut dengan plak. Plak tersebut berwarna kuning karena mengandung
lipid dan kolesterol. Telah diketahui bahwa aterosklerosis bukanlah suatu proses
berkesinambungan, melainkan suatu penyakit dengan fase stabil dan fase tidak stabil yang silih
berganti. Perubahan gejala klinik yang tiba-tiba dan tidak terduga berkaitan dengan rupture plak,
meskipun rupture tidak selalu diikuti gejala klinik. Seringkali rupture plak segera pulih, dengan
cara inilah proses plak berlangsung. (Hanafi, Muin R, & Harun, 1997)
Aterosklerosis adalah kondisi dimana terjadi penyempitan pembuluh darah akibat
timbunan lemak yang meningkat dalam dinding pembuluh darah yang akan menghambat aliran
darah. Aterosklerosis bisa terjadi pada arteri di otak, jantung, ginjal, dan organ vital lainnya serta
pada lengan dan tungkai. Jika aterosklerosis terjadi didalam arteri yang menuju ke otak (arteri
karoid) maka bisa terjadi stroke. Namun jika terjadi didalam arteri yang menuju kejantung (arteri
koroner), maka bisa terjadi serangan jantung. Biasanya arteri yang paling sering terkena adalah
arteri koroner, aorta, dan arteri-arteri serbrum.
6
Beberapa pengerasan dari arteri biasanya terjadi ketika seseorang mulai tua. Namun
sekarang bukan hanya pada orang yang mulai tua, tetapi juga pada kanak-kanak. Karena
timbulnya bercak-bercak di dinding arteri koroner telah menjadi fenomena alamiah yang tidak
selalu harus terjadi lesi aterosklerosis terlebih dahulu.
2.2 Patofisiologi
Patofisiologi artherosklerosis terjadi akibat proses kronik dari lesi dinding arteri. Terjadinya
lesi arteri berhubungan dengan retensi lipid di tunika intima oleh matriks proteoglikan yang
menyebabkan modifikasi dan inflamasi arteri. Proses terbentuknya aterosklerosis dapat dibagi
menjadi tiga proses, yaitu formasi fatty streaks, formasi ateroma, dan atheroma dinding tipis dan
trombosis.
1. Fatty Streaks
Terbentuknya fatty streaks merupakan tanda awal dari aterosklerosis.Pembentukan
aterosklerosis dimulai dengan penumpukan lipoprotein pada lapisan tunika intima arteri. Salah
satu lipoprotein yang paling sering menjadi penyebab terbentuknya aterosklerosis adalah low
density lipoprotein-cholesterol (LDL). Dislipidemia merupakan faktor utama terbentuknya
aterosklerosis.
LDL memiliki kemampuan infiltrasi ke dalam endothelium dan adhesi ke komponen
matriks ekstraseluler, seperti proteoglikan. Akibat penumpukan lipoprotein ini, maka
keseimbangan komponen pada matriks akan terganggu. Terperangkapnya LDL kemudian
menyebabkan oksidasi spontan dan oksidasi sel dari partikel yang terperangkap.
Oksidasi lipid dan sitokin-sitokin pada arteri kemudian menyebabkan aktivasi sel endotel.
Monosit dan limfosit T akan infiltrasi ke lapisan intima vaskular. Lipid yang teroksidasi juga
dapat mensekresikan sitokin untuk mengaktivasi makrofag dan sel T. Kemokin kemudian
berperan dalam menarik sitokin, serta menginisiasi aktivasi dan migrasi leukosit ke lapisan
intima arteri.
Diferensiasi monosit ke makrofag kemudian terjadi, dan makrofag akan mengambil lipid
yang teroksidasi melalui reseptor scavenger untuk membentuk sel busa atau foam cell.
Akumulasi dari sel busa pada dinding arteri kemudian yang membentuk fatty streaks.
2. Pembentukan Ateroma
Kerusakan jaringan vaskular berkelanjutan kemudian menyebabkan sekresi sitokin-
sitokin dan beberapa faktor pertumbuhan. Hal ini menyebabkan migrasi sel otot polos ke bagian
7
lumen arteri dan sintesis matriks ekstraseluler yang mengakibatkan pembentukan fibrous
cap pada ateroma.Fibrous cap, yang tersusun atas penumpukan makrofag, limfosit T, sel otot
polos, dan jaringan kaya kolagen, merupakan cikal bakal terbentuknya aterosklerosis matur.
3. Ateroma Dinding Tipis dan Trombosis
Makrofag pada daerah lesi akan menghasilkan meta proteinase, yang memiliki efek dalam lisis
matriks ekstraseluler. Sintesis kolagen dihambat oleh TNF-á yang disekresi oleh sel T. Hal ini
menyebabkan rentannya fibrous cap mengalami ruptur. Kerusakan dari fibrous cap akan
menyebabkan terekspos nya kolagen dan lipid terhadap aliran darah, yang kemudian akan
mengaktivasi adhesi platelet dan pembentukan bekuan darah.
KLASIFIKASI
Aterosklerosis dapat mengenai semua pembuluh darah sedang dan besar, namun yang paling
sering adalah aorta, pembuluh koroner, dan pembuluh darah otak, sehingga infark miokard dan
infark otak merupakan dua akibat utama proses ini. Proses aterosklerosis dimulai sejak usia
muda berjalan perlahan dan jika tidak terdapat faktor risiko yang mempercepat proses ini,
aterosklerosis tidak akan muncul sebagai penyakit sampai usia pertengahan atau lebih.
Aterosklerosis merupakan penyakit sampai usia pertengahan atau lebih. Lesi utamanya
berbentuk plak menonjol pada tunika intima yang mempunyai inti berupa lemak (terutama
kolesterol dan ester kolesterol) dan ditutupi oleh fibrous cap.aterosklerosis awal berupa fatty
streak (lapisan lemak).
a. Fatty streak adalah area yang berwarna kuning pada pembuluh darah arteri, membentuk
bercak < 1 mm atau garis selebar 1-2 mm dan panjang mencapai 1 mm. Secara mikroskopis fatty
streak merupakan akumulasi subendotelial dari sel yang dipenuhi lipid intra sel yang memberi
gambaran berbusa sebagai foam cell’s.Foam cell’s berasal dari makrofag yang telah menelan
lemak, walaupun beberapa berasal dari otot polos (smooth uscle). Lesi ini tidak bermakna secara
klinis, namun fatty streak adalah precusor untuk terjadinya plak fibro lebih membahayakan.
b. Plak fibrosa adalah lesi patologis aterosklerosis yang paling berbahaya karena memiliki
bentuk yang tegas, pucat atau abu-abu. Klasifikasi plak fibrosa menyebabkan pipe like rigiditas
dinding pembuluh darah yang meningkatkan flagilitas.
8
2) Jika plak bercelah atau berulserasi, terjadi pembentukan super impose materi trombus pada
tempat tersebut. Trombus dapat menyumbat lumen pembuluh darah sehingga dapatmenyebabkan
myokard infark atau stroke.
3) Pada pembuluh darah besar seperti aorta, fragmen trombus dapat terdorong dan embolisasi ke
pembuluh darah perifer.
4) Perdarahan ke plak dapat disebabkan rupturnya lapisan endotel yang menutupinya atau kapiler
kecil yang memvascularisasi plak sehingga beberapa hematome dapat mempersempit pembuluh
darah.
5) Plak fibrosa dapat menyebabkan atrofi dan menyebabkan dilatasi aneurisma pembuluh darah.
2.3 Riwayat Alamiah
Aterosklerosis bermula ketika sel darah putih yang disebut monosit, pindah dari aliran
darah ke dalam dinding arteri dan diubah menjadi sel-sel yang mengumpulkan bahan-bahan
lemak. Pada saatnya, monosit yang terisi lemak ini akan terkumpul, menyebabkan bercak
penebalan di lapisan dalam arteri.
Setiap daerah penebalan yang biasa disebut plak aterosklerotik atau ateroma, terisi
dengan bahan lembut seperti keju yang mengandung sejumlah bahan lemak, terutama kolesterol,
sel-sel otot polos dan sel-sel jaringan ikat. Ateroma bisa tersebar di dalam arteri sedang dan juga
arteri besar, tetapi biasanya mereka terbentuk di daerah percabangan, mungkin karena turbulensi
di daerah ini menyebabkan cedera pada dinding arteri, sehingga disini lebih mudah terbentuk
ateroma.
Arteri yang terkena aterosklerosis akan kehilangan kelenturannya dan karena ateroma
terus tumbuh, maka arteri akan menyempit. Lama-lama ateroma mengumpulkan endapan
kalsium, sehingga ateroma menjadi rapuh dan bisa pecah. Dan kemudian darah bisa masuk ke
dalam ateroma yang telah pecah, sehingga ateroma akan menjadi lebih besar dan lebih
mempersempit arteri.
Ateroma yang pecah juga bisa menumpahkan kandungan lemaknya dan memicu
pembentukan bekuan darah atau trombus. Selanjutnya bekuan ini akan mempersempit bahkan
menyumbat arteri, dan bekuan darah tersebut akan terlepas dan mengalir bersama aliran darah
sehingga menyebabkan sumbatan di tempat lain (emboli).
Ada 7 resiko terjadinya peningkatan aterosklerosis yaitu:
9
1. kadar kolesterol darah - ini termasuk kolesterol LDL tinggi (kadang-kadang disebut
kolesterol jahat) dan kolesterol HDL rendah (kadang-kadang disebut kolesterol baik).
2. Tekanan darah tinggi - tekanan darah dianggap tinggi jika tetap pada atau di atas 140/90
mmHg selama periode waktu.
3. Merokok - ini bisa merusak dan mengencangkan pembuluh darah, meningkatkan kadar
kolesterol, dan meningkatkan tekanan darah - merokok juga tidak memungkinkan
oksigen yang cukup untuk mencapai jaringan tubuh.
4. Resistensi insulin - Insulin adalah hormon yang membantu memindahkan darah gula ke
dalam sel di mana itu digunakan dan resistensi insulin terjadi ketika tubuh tidak dapat
menggunakan insulin sendiri dengan benar.
5. Diabetes - ini adalah penyakit di mana tingkat gula darah tubuh tinggi karena tubuh tidak
membuat cukup insulin atau tidak menggunakan insulin dengan benar.
6. Kegemukan atau obesitas - kegemukan adalah memiliki berat badan ekstra dari otot,
tulang, lemak, dan / atau air - obesitas adalah memiliki jumlah tinggi lemak tubuh ekstra.
7. Kurangnya aktivitas fisik - kurangnya aktivitas dapat memperburuk faktor risiko lain
untuk aterosklerosis.
8. Umur - sebagai usia tubuh meningkatkan risiko aterosklerosis dan atau gaya hidup faktor
genetik menyebabkan plak untuk secara bertahap membangun di arteri - pada
pertengahan usia atau lebih, plak cukup telah membangun menyebabkan tanda-tanda atau
gejala, pada pria, risiko meningkat setelah usia 45, sedangkan pada wanita, risiko
meningkat setelah usia 55.
9. Riwayat keluarga penyakit jantung dini - risiko aterosklerosis meningkat jika ayah atau
saudara laki-laki didiagnosis dengan penyakit jantung sebelum usia 55 tahun, atau jika
ibu atau saudara perempuan didiagnosis dengan penyakit jantung sebelum usia 65 tahun
tetapi meskipun usia dan riwayat keluarga penyakit jantung dini faktor risiko, itu tidak
berarti bahwa Anda akan mengembangkan atherosclerosis jika Anda memiliki satu atau
keduanya. Membuat perubahan gaya hidup dan / atau mengambil obat-obatan untuk
mengobati faktor risiko lainnya seringkali dapat mengurangi pengaruh genetik dan
mencegah aterosklerosis dari berkembang, bahkan pada orang dewasa yang lebih tua.
10
2.4 Epidemiologi
Epidemiologi aterosklerosis sulit ditentukan karena pasien sering tidak memiliki gejala.
Meskipun begitu, aterosklerosis diketahui meningkatkan risiko terhadap berbagai jenis penyakit
kardiovaskular dan serebrovaskular.
Setiap tahunnya lebih dari 36 juta orang meninggal karena Penyakit Tidak Menular (PTM)
(63% dari seluruh kematian). Lebih dari 9 juta kematian yang disebabkan oleh penyakit tidak
menular terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian “dini” tersebut terjadi di negara
berpenghasilan rendah dan menengah (KEMENKES RI, 2014).
Secara global PTM penyebab kematian nomor satu setiap tahunnya adalah penyakit
kardiovaskuler. Penyakit kardiovaskuler adalah penyakit yang disebabkan gangguan fungsi
jantung dan pembuluh darah, seperti:Penyakit Jantung Koroner, Penyakit Gagal jantung atau
Payah Jantung, Hipertensi dan Stroke (KEMENKES RI, 2014). Pada tahun 2008 diperkirakan
sebanyak 17,3 juta kematian disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler. Lebih dari 3 juta
kematian tersebut terjadi sebelum usia 60 tahun dan seharusnya dapat dicegah.
Kematian “dini” yang disebabkan oleh penyakit jantung terjadi berkisar sebesar 4% di
negara berpenghasilan tinggi sampai dengan 42% terjadi di negara berpenghasilan rendah
(KEMENKES RI, 2014). Kematian yang disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler, terutama
penyakit jantung koroner dan stroke diperkirakan akan terus meningkat mencapai 23,3 juta
kematian pada tahun 2030 (KEMENKES RI, 2014). Salah satu penyebab penyakit
kardiovaskular yang sering terjadi adalah komplikasi aterosklerosis di ateri koroner. Salah satu
faktor resiko menyebabkan hal di atas terjadi adalah diet aterogenik atau diet tinggi 6 lemak yang
bermanifestasi terjadinya aterosklerosis di arteri coroner (JOM FK, 2014)
1. Global
Di Amerika Serikat, diduga sekitar 15% populasi orang dewasa memiliki penyakit
aterosklerotik kardiovaskular. Di Korea Selatan, insidensi penyakit aterosklerosis kardiovaskular
pada tahun 2015 dilaporkan sebesar 101,11 per 1000 orang. Studi mengenai epidemiologi
aterosklerosis nonkoroner sampai sekarang masih sangat terbatas.
2. Indonesia
11
Studi mengenai insidensi aterosklerosis di Indonesia masih sangat terbatas. Studi oleh
Maharani et al melaporkan 29,2% dari sampel studi memiliki risiko kardiovaskular tinggi, yang
didefinisikan sebagai adanya penyakit jantung koroner, stroke, dan penyakit aterosklerotik lain.
3. Mortalitas
Penyakit aterosklerotik kardiovaskular merupakan salah satu penyebab utama mortalitas di
seluruh dunia. Sekitar 31% kematian telah dilaporkan pada tahun 2015 akibat penyakit
aterosklerotik kardiovaskular. Di Indonesia sendiri, penyakit aterosklerotik kardiovaskular
dilaporkan menyebabkan 470.000 kematian setiap tahunnya.
2.5 Faktor-Faktor Resiko
1. Yang tidak dapat diubah
Usia
Jenis kelamin
Riwayat keluarga
Ras
2. Yang dapat diubah dibagi menjadi 2, yaitu:
a. Mayor
Hipertensi
Merokok
Gangguan toleransi glukosa
Hiperlipidemia tinggi lemak, kolesterol dan kalori
Diabetes mellitus
b. Minor
Gaya hidup yang kurang bergerak
Stress emosional
Tipe kepribadian
Obesitas
Hiperuricemia (Asam Urat)
12
Bertahan dengan berat badan yang ideal.
Beraktivitas fisik secara aktif
Konsumsi bahan makanan yang mengandung lemak tak jenuh dan sedikit kolesterol.
Mengontrol hipertensi dengan melakukan diet yang sehat serta akktivitas fisik yang rutin
bila perlu ditambah dengan obat-obatan anti hipertensi
Mengontrol kadar gula darah dengan cara yang sama.
Menghindari rokokMenurunkan kadar kolesterol darah.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Aterosklerosis adalah penyakit yang disebabkan oleh sempitnya pembuluh darah akibat
timbunan lemak yang meningkat di dinding pembuluh darah sehingga aliran darah menjadi
tersumbat. Timbunan tersebut bukan hanya lemak tetapi ada juga substansi lain berupa
trombosit, makrofag, leukosit, produk sampah seluler, kalsium dan lain-lain.
Aterosklerosis bisa terjadi pada otak, jantung, ginjal, dan organ vital lainnya serta pada
lengan dan tungkai. Jika terjadi pada arteri koroner menuju jantung, akan mengakibatkan
serangan jantung. Namun jika terjadi pada arteri karoid menuju otak, akan mengakibatkan
stroke.
Penyakit ini adalah penyakit dengan fase stabil dan fase tidak stabil yang silih berganti.
Perubahan gejala kliniknya tiba-tiba dan tidak terduga berkaitan dengan rupture plak.
Ada 7 resiko terjadinya peningkatan aterosklerosis, yaitu: tekanan darah tinggi, kadar kolesterol
tinggi, perokok, diabetes (kencing manis), kegemukan (obesitas), malas berolah raga, dan usia
lanjut.
3.2 Saran
Pada kasus aterosklerosis yang berat, beberapa tindakan medis tertentu mungkin
diperlukan, seperti grafting bypass arteri koroner dan angioplasty. Untuk kasus yang lebih
ringan, maka secara umum dibutuhkan perubahan pola hidup sebagai bentuk penanganan dan
pencegahan aterosklerosis.
14