Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MANAJEMEN PERAWATAN ARTERIAL ULCER

DOSEN MATA KULIAH

Ns. Mario Katuuk, M.Kep., Sp.Kep.MB.

DISUSUN OLEH

Karlen S. Runtunuwu (19011104037)


Jeanet Sofiola Simbage (19011104040)
Velisia G. Pangandaheng (19011104053)
Natasya Ruth Entiman (19011104056)
Karyna I. Z. Manurip (19011104066)
Yuli Anggita Hugu (19011104068)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SAM RATULANGI


KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan
kebaikan-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Meskipun banyak
kesulitan dalam pembuatan makalah ini, namun berkat penyertaan-Nya kami dapat
menyelesaikan pembuatan makalah ini tepat waktu.
Makalah ini yang membahas mengenai “Manajemen Perawatan Arterial Ulcer” yang
dibuat untuk memenuhi tugas belajar serta menjadi petunjuk sekaligus materi penting di Program
Studi Ilmu Keperawatan FK Unsrat, dengan harapan makalah ini dapat dipergunakan sebagai
suatu acuan, maupun petunjuk yang berguna serta bermanfaat untuk menambah pengetahuan
bagi pembaca. Kami ucapkan terima kasih kepada pembaca yang masih memberi kepercayaan
bagi atas pembuatan makalah ilmiah ini.
Makalah ini kami akui masih jauh dari kesempurnaan serta masih memiliki banyak
kesalahan didalamnya. Untuk itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberi masukan
maupun kritikan yang bersifat membangun demi kelancaran serta untuk dikembangkan
kedepannya.

Manado, 15 November 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................i


DAFTAR ISI ................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1. Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.............................................................................................................2
1.3. Tujuan Masalah.................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................3
2.1. Definisi..............................................................................................................................3
2.2. Etiologi..............................................................................................................................3
2.3. Tanda dan Gejala...............................................................................................................3
2.4. Patofisiologi......................................................................................................................4
2.5. Klasifikasi..........................................................................................................................4
2.6. Pemeriksaan Diagnostik....................................................................................................5
2.7. Pemeriksaan Penunjang.....................................................................................................6
2.8. Faktor Terjadinya Arterial Ulcer.......................................................................................6
2.9. Pencegahan........................................................................................................................6
2.10. Penatalaksanaan..............................................................................................................7
2.11. Komplikasi......................................................................................................................8
BAB III PENUTUP......................................................................................................................9
3.1. Kesimpulan........................................................................................................................9
3.2. Saran .................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................10
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ulteri ulcer atau yang disebut ulkus arterial, disebabkan oleh perfusi buruk (pengiriman
darah kaya nutrisi) ke ekstrimitas bawah. Kulit dan jaringan diatasnya kemudian
kehilangan oksigen, membunuh jaringan-jaringan ini dan menyebabkan area tersebut
membentuk luka terbuka. Selain itu, kurangnya suplai darah dapat menyebabkan goresan
kecil atau luka yang gagal sembuh dan akhirnya berkembang menjadi bisul. Penyebab
utama ulser diabetik karena penyakit diabetes melitus yang mengganggu sistem neuropati,
penyakit arteri, dan deformitas kaki atau yang sering disebut luka ganggren. Arteri ulcer
dapat memepengaruhi sensorik, motorik, dan otonom sistem saraf perifer. Biasanya
ditandai dengan nyeri tekan lebih sering pada kaki karena tumpuan tubuh manusia.
Menurut the Wound Healing Society, sekitar 15% orang dewasa yang lebih tua di AS
menderita luka kronis, termasuk ulkus stasis vena dominan, ulkus tekanan (arteri ulcer),
dan ulkus kaki diabetik (neuropatik). Setiap tahun 2 hingga 3 juta lebih banyak orang
Amerika didiagnosis dengan berbagai jenis luka kronis. Perkiraan insiden tahunan ulkus
arteri di Inggris dan Swiss masing-masing adalah 3,5 dan 0,2 per 1.000 individu.
Prevalensi ulkus vaskular di AS diperkirakan mencapai 500.000 hingga 600.000 dan
meningkat seiring bertambahnya usia, World Health Organization (WHO) mengestimasi
prevalensi diabetes melitus (DM) pada usia lebih dari 18 tahun mencapai 8,5% dimana
angka kejadian tertinggi terdapat di Asia Tenggara. Di Indonesia Data IDF tahun 2015
memperkirakan jumlah penyandang DM di Indonesia yang sangat besar (menduduki
peringkat ke 5 dunia dari 10 negara penyandang DM terbanyak), yaitu sekitar 9,1 juta
prevalensi yang meningkat terus setiap tahun dari 5,7% (tahun 2007) menjadi 6,9% (tahun
2013). Hilangnya jaringan tubuh yang terjadi karena adanya suatu faktor yang
mengganggu sistem perlindungan tubuh. Faktor utama terjadinya luka tersebut bisa
disebabkan seperti terkena trauma, perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik,
atau gigitan hewan. Bentuk dari luka sangat berbeda tergantung penyebabnya, ada yang
terbuka dan tertutup. Salah satu contoh luka terbuka adalah insisi dimana terdapat robekan
linier pada kulit dan jaringan dibawahnya. Dan salah satu contoh luka tertutup adalah
hematoma dimana pembuluh darah yang pecah menyebabkan berkumpulnya darah
dibawah kulit.
1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana Manajemen Perawatan Arterial Ulcer?

1.3. Tujuan

Untuk mengetahui Manajemen Perawatan Arterial Ulcer


BAB II

PEMBAHASAN
2.1. Definisi
Arterial ulcer biasa juga disebut iskemik ulcer merupakan luka pada kaki yang disebabkan
oleh tidak adekuatnya perfusi pada kaki. Hal ini disebabkan oleh sumbatan partial atau
total arteri yang menyuplai darah ke ekstremitas inferior. Penyakit paling umum, yaitu
arteriosklerosis dimana dinding arteri menjadi menebal, biasa juga disertai dengan
aterosklerosis dimana terjadi pembentukan plak pada lapisan terdalam dari pembuluh
darah. Ulkus arterial adalah kondisi yang ditandai dengan luka cekung yang lama, tidak
menyembuh, dalam dengan pembengkakan dan berbatas tegas (Anik, 2015).
Menurut Blackley (2004), ulkus arterial terbentuk jika arteritis pada pembuluh darah kecil
atau sumbatan arteriosklerosis pada pembuluh darah menyebabkan iskemik jaringan. Ulkus
arterial terjadi sebagai akibat dari iskemik jaringan berat dan menimbulkan rasa sakit yang
berlebihan. (Bryant, 2007).

2.2. Etiologi
Beberapa penyebab terjadinya ulkus arteri, antara lain
1. Ulkus arteri tungkai yang disebabkan oleh sirkulasi darah yang buruk akibat
penyempitan arteri.
2. Ulkus ini juga disebabkan oleh kerusakan pembuluh darah kecil akibat diabetes yang
berlangsung lama.
3. Diabetes juga meningkatkan kecenderungan ateroklerosis (penyempitan arteri).

2.3. Tanda dan Gejala


1. Full-thickness
2. Tampilan menekan keluar
3. Tepi luka halus
4. Tidak ada perubahan pada ukuran luka selama lebih dari 2 minggu
5. Warna luka bisa hitam
6. Sangat nyeri apalagi jika kaki ditinggikan
7. Terletak terutama di kaki lateral, tetapi dapat terjadi di mana saja pada tungkai bawah
atau kaki
8. Ekstrimitas bawah dingin
9. Kulit pucat, mengkilap, kencang, dan tipis
10. Periwound kulit pucat
11. Pertumbuhan rambut pada tungkai bawah minimal/tidak ada
12. Drainase minimal
13. Dasar luka mengandung jaringan granulasi merah terang
14. Mungkin akibat dari penyakit arteri perifer

2.4. Patofisiologi
Ulserasi arteri (atau ulserasi iskemik) dapat disebabkan oleh salah satu aterosklerosis
progresif atau embolisasi arteri. Keduanya menyebabkan iskemia dan ulserasi pada kulit.
Ulserasi arteri muncul akibat berkurangnya pasokan darah arteri ke ekstremitas bawah.
Penyebab paling umum adalah penyakit aterosklerosis pada arteri berukuran sedang atau
besar. Penyebab lainnya termasuk diabetes, tromboangitis, vaskulitis, pioderma
gangrenosum, talasemia, dan penyakit sel sabit. Beberapa diantaranya, mungkin
predisposisi pembentukan ateroma. Kerusakan lebih lanjut pada sistem arteri terjadi pada
hipertensi bersamaan dengan kerusakan lapisan tunika intima arteri. Penurunan suplai
darah berakibat pada hipoksia dan kerusakan jaringan. Episode trombotik dan ateroembolik
dapat menyebabkan kerusakan jaringan dan pembentukan ulkus.

2.5. Klasifikasi
Iskemik Ulcer (Arterial Ulcer)
Klien diabetik dengan iskemik ulcer 15% sampai dengan 25% dan berkembang menjadi
iskemik ulcer. Penyebabnya adalah disfungsi microangiopathy dimana terjadi neuropati
dan perfusi jaringan yang rendah pada kapiler darah daerah luka. Faktor risikonya adalah
diabetes melitus lebih dari 10 tahun khususnya pada klien dengan glukosa darah yang tidak
terkontrol (Usatine, 2011).
Gambar Arterial Ulcer

2.6. Pemeriksaan Diagnostik


Penyebab yang mendasari untuk tukak kaki didiagnosis dengan mengambil riwayat pasien
secara menyeluruh dan pemeriksaan yang cermat. Tes samping tempat tidur, meliputi:
1. Capillary Refill Time (CRT), ini adalah waktu yang diambil dalam hitungan detik untuk
pembuluh darah kecil di permukaan kulit (misalnya, jari kaki) untuk diisi dengan darah
setelah dikompresi. Waktu pengisian kapiler yang berkepanjangan dapat menunjukkan
kekurangan arteri pada pasien dengan ulkus ekstremitas bawah, tetapi ini adalah tanda
yang tidak spesifik.
2. Tes Buerger, ini melibatkan pasien berbaring terlentang dan mengangkat kaki 45ᵒ diatas
horizontal selama 1 menit. Tes positif yang menunjukkan penyakit arteri ditandai
dengan kaki pasien yang memucat ketika diangkat dan kemudian menjadi merah cerah
ketika diturunkan di bawah tempat tidur.
3. Ankle-Brachial Pressure Index (ABPI), ini adalah tempat Probe Doppler digunakan
untuk mengukur tekanan darah di kedua pergelangan kaki dan lengan. Jika rasio kedua
nilai ini <0,9, penyakit arteri mungkin. Nilai ≤0,5 menunjukkan penyakit berat.
4. Oksimetri transkutan, ini adalah pengukuran kandungan oksigen kulit disekitar luka.
Pengukuran <40 mmHg menunjukkan insufisiensi vaskular dan <20 mmHg
menunjukkan insufisiensi berat.
2.7. Pemeriksaan Penunjang
1. USG Doppler
USG Doppler dapat digunakan untuk melihat kondisi arteri yang tersumbat di tungkai,
menggunakan media gelombang suara.
2. Angiografi
Angiografi dilakukan dengan menyuntikkan cairan kontras ke dalam pembuluh darah
sebelum dilakukan pengambilan gambar dengan CT scan atau MRI. Tujuannya adalah
agar gambaran pembuluh darah pada hasil pemeriksaan menjadi lebih jelas dan lebih
detail.
3. Tes darah
Dokter/perawat akan mengambil sampel darah pasien untuk mengukur kadar kolesterol
atau gula darah yang dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit arteri perifer.

2.8. Faktor Terjadinya Arterial Ulcer


1. Obesitas
2. Diabetes
3. Kebiasaan merokok
4. Hipertensi
5. Kolesterol tinggi
6. Penyakit dengan kadar homosistein tinggi (hyperhomocysteinemia)
7. Memiliki anggota keluarga yang menderita penyakit arteri perifer, penyakit jantung
koroner, atau stroke.

2.9. Pencegahan
1. Berhenti merokok jika perokok aktif dan jauhi asap rokok jika perokok pasif.
2. Mengonsumsi makanan bergizi seimbang.
3. Berolahraga rutin 30-45 menit per hari, 3-5 hari dalam seminggu.
4. Menjaga berat badan ideal.
5. Mengurangi konsumsi minuman beralkohol.
6. Mengikuti anjuran dokter untuk mengatasi diabetes, hipertensi, atau kolesterol tinggi.
2.10. Penatalaksanaan
Pasien akan dianjurkan untuk berhenti merokok, melakukan olahraga rutin 30 menit sehari
(5 hari dalam seminggu), dan menjaga berat badan ideal. Langkah-langkah tersebut akan
dikombinasikan dengan:
1. Obat-obatan
Untuk menangani penyakit arteri perifer, pasien bisa hanya memerlukan 1-2 jenis obat
di bawah ini, atau harus mengonsumsi semua obat berikut:
1) Obat untuk kolesterol, misalnya simvastatin. Obat ini berfungsi menurunkan
kolesterol.
2) Obat untuk hipertensi, misalnya obat jenis ACE inhibitor. Obat ini diberikan untuk
menurunkan tekanan darah.
3) Obat untuk diabetes, misalnya metformin. Obat ini diberikan untuk menurunkan
kadar gula darah.
4) Obat pengencer darah, misalnya aspirin atau clopidogrel. Obat ini berfungsi untuk
mencegah penumpukan gumpalan darah di pembuluh arteri yang menyempit.
5) Obat untuk melebarkan pembuluh darah, misalnya cilostazol atau pentoxifylline.
Obat ini mengembalikan aliran darah kembali lancar.
2. Operasi
Jika obat-obatan tidak efektif dan nyeri sudah sangat parah, operasi oleh dokter bedah
vaskular akan dilakukan untuk memulihkan peredaran darah di kaki. Jenis operasi yang
dapat dilakukan adalah:
1) Angioplasti
Angioplasti dilakukan dengan memasukkan balon kecil bersama kateter, untuk
melebarkan arteri yang menyempit.
2) Operasi bypass pembuluh darah
Operasi bypass pembuluh darah dilakukan dengan mengambil pembuluh darah dari
bagian tubuh lain, untuk menjadi jalan alternatif bagi pembuluh darah yang
tersumbat.
3) Terapi trombolitik
Terapi trombolitik merupakan prosedur penyuntikkan obat pelarut gumpalan darah,
langsung ke arteri yang menyempit.
2.11. Komplikasi
Kurangnya asupan darah dapat menimbulkan infeksi atau luka di tungkai, terutama di jari
kaki yang tidak kunjung sembuh. Kondisi ini dapat memburuk dan menyebabkan kematian
jaringan atau gangrene, sehingga harus diamputasi. Proses aterosklerosis juga dapat terjadi
di pembuluh darah jantung dan otak. Bila dibiarkan, kondisi ini akan menimbulkan
komplikasi berbahaya, seperti stroke atau serangan jantung.
BAB III

PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Ulserasi arteri (atau ulserasi iskemik) dapat disebabkan oleh salah satu aterosklerosis
progresif atau embolisasi arteri. Keduanya menyebabkan iskemia dan ulserasi pada kulit.
Ulserasi arteri muncul akibat berkurangnya pasokan darah arteri ke ekstremitas bawah.
Penyebab paling umum adalah penyakit aterosklerosis pada arteri berukuran sedang atau
besar. Penyebab lainnya termasuk diabetes, tromboangitis, vaskulitis, pioderma
gangrenosum, talasemia, dan penyakit sel sabit. Kerusakan lebih lanjut pada sistem arteri
terjadi pada hipertensi bersamaan dengan kerusakan lapisan tunika intima arteri. Penurunan
suplai darah berakibat pada hipoksia dan kerusakan jaringan diabetik dengan iskemik ulcer
15% sampai dengan 25% dan berkembang menjadi iskemik ulcer. Penyebabnya adalah
disfungsi microangiopathy dimana terjadi neuropati dan perfusi jaringan yang rendah pada
kapiler darah daerah luka. Faktor terjadinya Arterial Ulcer, antara lain: obesitas, diabetes,
kebiasaan merokok, hipertensi, kolesterol tinggi, penyakit dengan kadar homosistein tinggi
(hyperhomocysteinemia), memiliki anggota keluarga yang menderita penyakit arteri
perifer, penyakit jantung koroner, atau stroke.

3.2. Saran
Diharapkan dengan adanya makalah mengenai alterial ulcer ini, dapat membantu
perawatan pada pasien dengan penyakit alterial ulcer, serta sebagai pedoman bagi seorang
perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami penyakit
alterial ulcer.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/document/358909658/Arteri-Ulcer
Sukmana, M. (2016) ‘Penggunaan ERLESS 30° dan 45° terhadap Circumference Edema,
Kenyamanan dan Fungsi pada Ulkus Kaki Diabetes di Rumah Sakit Samarinda’, pp. 16–47.
Available at: http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/7534.
https://www.alodokter.com/penyakit-arteri-perifer
https://www.woundsource.com/patientcondition/arterial-ulcers
https://dermnetnz.org/topics/arterial-ulcer

Anda mungkin juga menyukai