Oleh:
Kelompok 5
1. IKA PURNAMASARI (1626010016)
2. NIMI HARIYANTI (182601005)
3. RAHMAYATI (1826010033)
4. OKI PVAKSI HADHI (1826010013)
5. YUPARI (1826010025)
BENGKULU
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas anugrah Tuhan Semesta Alam, berkat rahmat dan
nikmat dari Tuhanlah yang memberi kesempatan sehingga, penulis dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Makalah Coronary artery
deases” dengan tepat waktu.
Tujuan dalam pembuatan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas
yang diberikan oleh dosen mata kuliah Sistem kardiovaskular, yaitu ibu Ns
Devi Listiana,S.kep, M.Kep , selaku dosen pembimbing dalam penulisan
makalah ini yang bertujuan secra umum dalam proses terselesaikannya
suatu karya ilmiah yang baik dan benar, sedangkan yang berkaitan secara
khusus supaya mahasiswa dapat mengetahui apa itu coronary artery deases
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. LataBelakang ....................................................................................... 1
D.Manfaat Makalah................................................................................... 3
f. WOC................................................................................................ 10
a. Pengkajian......................................................................................... 11
b. Diagnosa Keperawatan..................................................................... 15
c. Intervensi........................................................................................... 17
BAB II KASUS
A.Pengkajian ............................................................................................... 18
B.Diagnosa Keperawatan............................................................................. 28
C.Intervensi.................................................................................................. 29
D.Implementasi ........................................................................................... 34
E.Evaluasi.................................................................................................... 35
BAB IV PENUTUP......................................................................................... 37
A.Kesimpulan ........................................................................................... 37
B.Saran ....................................................................................................... 37
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 38
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari coronary artery deases/penyakit jantung koroner?
2. Bagaimana Etiologinya?
3. Banyaimana klasifikasi penyakit jantung koroner ?
4. Bagaimana patofisiologi dari penyakit jantung koroner ?
5. Bagaimana manfestasi klinis jantung koroner ?
6 Bagaimana asuhan keperawatan untuk pasien Coronary Artery Disease ?
C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui peengertian penyakit jantung koroner
2. Untuk mengetahui etiologi penyakit jantung koroner
3. Untuk mengetahui klasifikasi penyakit jantung koroner
4. Untuk mengetahui oatofisiologi penyakit jantung koronern
5. Untuk mengetahui manifestasi kinis jantung koroner
6. Mahasiswa memahami konsep penyakit jantung koroner dan asuhan
keperawatan pada pasien dengan Coronary Artery Disease (CAD).
D. Manfaat penulisan
1. Memberikan informasi kepada pembaca untuk mengatahui seperti apa
penyakit jantung koroner (cornery artery disease) itu.
2. Menambah pengetahuan kita mengenai etiologi, gejala, manifestasi klinis
penyakit jantung koroner (cornery artery disease).
3. Memberi wawasan dan pengetahuan kepada calon tenaga keperawatan
dalam menangani penderita penyakit jantung koroner (cornery artery
disease) ketika telah berada dilapangan atau rumah sakit.
4. Lebih berhati- hati dalam menjalankan pola hidup dengan menghindari apa
saja yang menjadi pemicu penyakit jantung koroner.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
e.Woc
Ekstremitas/prifer
Sirkulasi prifer
Iskemia Koroner Suplai O2 dan terganggu
nutrisi terganggu
Resiko Penurunan Angina Pectoris
Pefusi Jaringan Penumpukan
Jantung Denyut nadi
asam laktat
Infrak
Metabolik otot
terganggu Ketidak efektifan
Rencana
Perfusi Jaringan
Pembedahan
Prifer
Nyeri/Kram otot
Post Operasi Pre Operasi
Nyeri Akut
Luka operasi Kurangnya
Pengetahuan
Kerusakan
integritas kulit Ansietas
B. Konsep Dasar Keperawatan
a. Pengkajian
1. Identitas
Meliputi nama pasien, umur, jenis kelamin, suku bangsa, pekerjaan,
pendidikan, alamat, tanggal MRS dan diagnosa medis.
( Wantiyah,2010:hal 17)
2. Keluhan utama
Pasien CAD biasanya merasakan nyeri dada dan dapat dilakukan dengan
skala nyeri 0-10, 0 tidak nyeri dan 10 nyeri paling tinggi. Pengkajian
nyeri secara mendalam menggunakan pendekatan PQRST, meliputi
prepitasi dan penyembuh, kualitas dan kuantitas, intensitas, durasi,
lokasi, radiasi/penyebaran,onset. ( Wantiyah,2010:hal 18)
3. Riwayat kesehatan lalu
Dalam hal ini yang perlu dikaji atau ditanyakan pada klien antara lain
apakah klien pernah menderita hipertensi atau diabetes melitus, infark
miokard tau penyakit jantung koroner itu sendiri sebelumnya. Serta
ditanyakan apakah pernah MRS sebelumnya. ( Wantiyah,2010:hal 17)
4. Riwayat kesehatan sekarang
Dalam mengkaji hal ini menggunakan analisa systom PQRST. Untuk
membantu klien dalam mengutamakan masalah keluhannya secara
lengkap. Pada klien CAD umumnya mengalami nyeri dada.
( Wantiyah,2010:hal 18)
5. Riwayat kesehatan keluarga
Mengkaji pada keluarga, apakah didalam keluarga ada yang menderita
penyakit jantung koroner. Riwayat penderita CAD umumnya mewarisi
juga faktor- faktor risiko lainnya. Seperti abnormal kadar kolestrol, dan
peningkatan tekanan darah. (A.Fauzi Yahya 2010: hal 28)
6. Riwayat psikososial
Pada klien CAD biasanya yang muncul pada klien dengan penyakit
jantung koroner adalah menyangkal, takut, cemas, dan marah,
ketergantungan, depresi dan penerimaan realistis. ( Wantiyah,2010:hal
18)
7. Pola aktivitas dan latihan
Hal ini perlu dilakukan pengkajian pda pasien dengan penyakit jantung
koroner untuk menilai kemampuan dan toleransi pasien dalam
melakukan aktivitas. Pasien penyakit jantung koroner mengalami
penurunan kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari – hari.
(Panthee & Kritpraha, 2011 : hal 15)
8. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
Keadaan umum klien mulai pada saat pertama kali bertemu dengan
klien dilanjutkan mengukur tanda – tanda vital. Kesadaran klien juga
diamati apakah kompos mantis, apatis, samnolen, delirium, semi
koma atau koma. Keadaan sakit juga diamati apakah sedang, berat,
ringan atau tampak tidak sakit.
b. Tanda – tanda vital
c. Pemeriksaan fisik persistem
1. Sistem persyarafan, meliputi kesadaran, ukuran pupil,
pergerakan seluruh ekstermitas dan kemampuan menanggapi
respon verbal maupun non verbal. (Aziza,2010:hal 13)
2. Sistem penglihatan, pada klien CAD mata mengalami
pandangan kabur. (Gondor, 2015:hal 22)
3. Sistem pendengaran, pada klien CAD pada sistem pendengaran
telinga, tidak mengalami gangguan. (Gondor, 2015:hal 22)
4. Sistem abdomen, bersih, datar dan tidak ada pembesaran hati
(Gondor, 2015:hal 22)
5. Sistem respirasi, pengkajian dilakukan untuk mengetahui secara
dinit tanda dan gejala tidak adekuatnya ventilasi dan oksigenasi.
Pengkajian meliputi persentase fraksi oksigen, volume tidal,
frekuensi pernapasan dan modus yang digunakan untuk
bernapas. Pastikan posisi ETT tepat pada tempatnya,
pemeriksaan analisa gas darah dan elektrolit untuk mendeteksi
hipoksemia (Aziza,2010:hal13)
6. Sistem kardiovaskuler, pengkajian dengan teknik inspeksi,
auskultrasi, palpasi, dan perkusi perawat melakukan pengukuran
tekanan darah; suhu;denyut jantung dan iramanya; pulsasi prifer;
dan temperatur kulit. Auskultrasi bunyi jantung dapat
menghasilkan bunyi gallop S3 sebagai indikasi gagal jantung
atau adanya bunyi gallop S4 tanda hipertensi sebagai komplikasi.
Peningkatan irama napas merupakan salah satu tanda cemas atau
takut (Wantiyah, 2010: hal 18)
7. Sistem gastrointestinal, pengkajian pada gastrointestinal meliputi
aukultrasi bising usus, palpasi abdomen (nyeri, distensi).
(Aziza,2010:hal13)
8. Sistem muskuluskeletal, pada klien CAD adanya kelemahan dan
kelelahan otot sehingga timbul ketidakmampuan melakukan
aktifitas yang diharapkan atau aktifitas yang biasanya dilakukan.
(Aziza,2010:hal13)
9. Sistem endokrin, biasanya terdapat peningkatan kadar gula
darah. (Aziza,2010:hal13)
10. sistem integumen, pada klien CAD akral terasa hangat, turgor
baik. (Gondon, 2015:hal 22)
11. sistem perkemihan, kaji ada tidaknya pembengkakan dan nyeri
pada daerah pinggang, observasi dan palpasi pada daerah
abdomen bawah untuk mengetahui adanya retensi urine dan kaji
tentang jenis cairan yang keluar. (Aziza,2010:hal13)
9. Pemeriksaan penunjang
Untuk mendiagnosa CAD secara lebih tepat maka dilakukan
pemeriksaan penunjang diantaranya :
1. EKG memberi bantuan untuk diagnosis dan prognosis.
2. Chest X-Ray (foto dada) thorax foto mungkin normal atau aanya
kardiomegali, CHF (gagal jantung kongestif) atau aneurisma
ventrikiler (Kulick, 2014 :hal 42)
3. Latihan tes stres jantung (treadmill)
Treadmill merupakan pemeriksaan penunjang yang standar dan
banyak digunakan untuk mendiagnosa CAD , ketika melakukan
treadmill detak jantung, irama jantung, dan tekanan darah terus –
menerus dipantau, jika arteri koroner mengalami penyumbatan pada
saat melakukan latihan maka ditemukan segmen depresi ST pada
hasil rekaman (Kulick, 2014 :hal 42)
4. Ekokardiogram
Ekokardiogram menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan
gamba jantung, selama ekokardiogram dapat ditentukan apakah
semua bagian dari dinding jantung berkontribusi normal dalam
aktivitas memompa. Bagian yang bergerak lemah mungkin telah
rusak selama serangan jantung atau menerima terlalu sedikit oksigen,
ini mungkin menunjukkan penyakit arteri koroner ( Mayo
Clinik,2012 hal 43)
5. Kateterisasi jantung atau angiografi adalah suatu tindakan invasif
minimal dengan memasukkan keteter (selang/pipa plastik) melalui
pembuluh darah ke pembuluh darah koroner yang memperdarahi
jantung, prosedur ini disebut kateterisasi jantung. Penyuntikan cairan
khusus ke dalam arteri atau intravena ini dikenal sebagai angiogram,
tujuan dari tindakan keteterisasi ini adalah untuk mendiagnosa dan
sekaligus sebagai tindakan terapi bila ditemukan adanya suatu
kelainan( Mayo Clinik,2012 hal 43).
6. CT scan (Computer tomography Coronary angiogram)
Yakni pemeriksaan penunjang yang dilakukan untuk membantu
memvisualisasikan arteri kooner dan suatu zat pewarna kontras
disuntikkan melalui intravena selama CT scan, sehingga dapat
menghasilkan gambar arteri jantung, ini juga disebut sebagai
ultrafast CT scan yang berguna untuk mendeteksi kalsium dalam
deposito lemak yang mempersempit arteri koroner. Jika sejumlah
besar kalsium ditemukan, maka memungkinkan terjadinya CAD
( Mayo Clinik,2012 hal 43).
7. Magnetic resonance angiography
Prosedur ini menggunakan teknologi MRI, sering dikombinasikan
dengan penyuntikan zat pewarna kontras, yang berguna untuk
mendiagnosa adanya penyempitan atau penyumbatan, meskipun
pemeriksaan ini tidak sejelas pemeriksaan kateterisasi jantung
( Mayo Clinik,2012 hal 44).
10. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan menurut, Hermawatirisa, 2014:hal 12
a. Hindari makanan kandungan kolesterol tinggi
Kolestrol jahat LDL dikenal sebagai penyebab utama terjadinya
proses aterosklerosis, yaitu proses pengerasam dinding pembuluh
darah, terutama dijantungm otak, ginjal, dan mata.
b. Konsumsi makanan yang berserat tinggi
c. Hindari mengonsumsi alkohol
d. Merubah gaya hidup, memberhentikan kebiasaan merokok
e. Olahraga dapat meningkatkan kadar HDL, kolestrol dan
memperbaiki kolateral koroner sehingga CAD dapat dikurangi.
f. Memperbaiki fungsi paru dan pemberian o2 ke miokard
g. Menggunakan berat badan sehingga lemak lemak tubuh yang
berlebih berkurang bersama-sama dengan menurunnya LDL
kolesterol
h. Menurunkan tekanan darah
i. Meningkatkan kesegaran jasmani
b. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut
Definisi : pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyenangkan
akibat adanya kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau
digambarkan dengan istilah seperti (internasional asosiation for the
study of pain) : awitan yang tiba-tiba atau perlahan dengan intensitas
ringan sampai berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau dapat
diramalkan dan durasinya kurang dari 6 bulan.
Batasan karakteristik :
a. Mengungkapkan secara verbal atau melaporkan (nyeri) dengan
isyarat
b. Posisi untuk menghindari nyeri
c. Perubahan tonus otot
d. Perubahan tekanan darah, pernafasan, atau nadi, dilatasi pupil
e. Perubahan selera makan
f. Perilaku distrasi
g. Perilaku ekspresif
h. Perilaku menjaga atau sikap melindungi
i. Fokus menyempit
j. Bukti nyeri yang dapat diamati
k. Berfokus pada diri sendiri
l. Gangguan tidur
Faktor yang berhubungan :
Agens- agens penyebab cedera misalnya : biologis, kimia, fisik, dan
psikologis
3. Intoleransi aktivitas
Definisi : ketidak cukupan energi fisiologis atau psikologis untuk
melanjutkan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang ingin atau
harus dilakukan.
Batasan karakteristik :
a. Ketidaknyamanan atau dispnea saat beraktifitas melaporkan
keletihan atau kelemahan secara verbal
b. Frekuensi jantung atau tekanan darah tidak normal sebagai respon
terhadap aktivitas.
c. Perubahan EKG yang menunjukkan artitmia atau iskemia
Faktor yang berhubungan :
a. Tirah dan baring dan imobilitas
b. Kelemahan umum
c. Ketidakesimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
d. Gaya hidup yang kurang gerak
c.Intervensi Keperawatan
1. Nyeri akut
Tujuan :
a. Memperlihatkan pengendalian nyeri yang dibutuhkan oleh indikator
sebagai berikut (sebutkan 1-5 : tidak pernah, jarang, kadang-kadang,
sering, atau selalu :
1. Mengenali awitan nyeri
2. Menggunakan tindakan pencegahan
3. Melaporkan nyeri dapat dilakukan
b. Menunjukkan tingkat neri, yang dibuktikan oleh indikator sebagai
indikator berikut (sebutkan 1-5 : sangat berat, berat, sedang, ringan,
atau tidak ada):
1. Ekspresi nyeri pada wajah
2. Gelisah atau ketegangan otot
3. Durasi episode nyeri
4. Merintih dan menangis
5. Gelisah
BAB III
KASUS
Ny. R usia 50 tahun dirawat diruang ICU Rumah sakit umum cibinong dengan
keluhan Pasien mengeluh dada nyeri sebelah kiri tembus punggung sejak tadi
subuh . Nyeri bertambah bila klien melakukan aktivitas dan berkurang bila pasien
sedang istirahat. Skala nyeri 5. Nyeri ulu hati dan mual. Tanggal 9 desember
2019.
A .Pengkajian
Nama : Ny. R
Umur : 50 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
1. Keluhan Utama
Pasien mengeluh dada nyeri sebelah kiri tembus punggung sejak tadi
subuh . Nyeri bertambah bila dibuat aktivitas dan berkurang bila dibuat
istirahat. Skala nyeri 5. Nyeri ulu hati dan mual.
Nutrisi Makan biasa 3 x/hari dengan Lunak jantung 3x/hari. Pasien hanya
nasi, lauk dan sayur menghabiskan 2-3 sendok makan karena pasien
mengeluh mual
Minum air putih ± 6-7
gelas/hari Minum air putih ± 5-6 gelas/hari
c. Pemeriksaan Fisik
(diutamakan pada sistem yang terganggu sesuai dengan penyakitnya ).
Kepala
Palpasi : tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan tapi pasien mengeluh
pusing
Mata
Telinga
Inspeksi : Telinga luar bersih, tidak ada lesi, kedua telinga simetris
Hidung
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan pada sinus maksilaris, frontalis dan
etmoidalis
Mulut
Inspeksi : Membran mukosa bibir kering, pucat, gusi tidak ada lesi
Leher
Kulit
Inspeksi : warna sawo matang, tidak ada kemerahan, kulit kering
Inspeksi thorax : Pergerakan thoraks saat ekspirasi dan inspirasi kanan dan
kiri bersamaan, adanyeri tekan karena pasien mengeluh nyeri dada
Paru Perkusi : Bunyi sonor / timpani pada lapang kanan dan kiri
5) Pemeriksaan Jantung
6) Pemeriksaan Abdomen
Palpasi : Tidak teraba massa, turgor kulit kenyal, tidak terdapat nyeri
tekan
7) Pemeriksaan Muskuloskeletal
Tonus otot
MMT 5 4
Ket :
8) Pemerikasaan Neurologi
GCS : 4 – 5 – 6
4 : Bingung
Kesadaran composmentis
Trigliserida : 98 mg/dl
Na : 137mmol/l
K : 4,8mmol/l
Cl : 93 mmol/l
Trigliserida : 89 mg/dl
Hb : 12,8 g/dl
Hematrokrit : 36,9 %
LED : 29 mm/jam
HITUNG JENIS
- BASOFIL : 0%
- EOSINOPIL : 1%
- BATANG : 3%
- SEGMEN : 83 %
- LIMPOSIT ; 12%
- MONOSIT ; 1%
GDS : 141
KIMIA DARAH
UREUM : 66 Mg/dl
11) Pelaksanaan/Terapi
– ISDN 3 X 5 mg
– Pasien dan keluarga berharap cepat sembuh dan bisa cepat pulang
ANALISA DATA
Umur : 50 tahun
Data Subyektif :
Iskemia atau Nyeri akut
Pasien menyatakan nyeri pada dada
suplai O2 ke
sebelah kiri
jaringan jantung
P: nyeri ulu hti dan mual
berkurang atau
Q: Nyeri bertambah bila dibuat
sumbatan pada
aktivitas dan berkurang bila dibuat
arteri koronaria
istirahat
R: nyeri tersebut klien rasakan di
bagian dada sebelah kiri
S: Skala nyeri berkisar pada skla 5
dari skla 1-10
T: Nyeri yang di rasakan klien
dimulai sejak subuh
Data Obyektif :
– Pasien nampak kesakitan
– Pasien tampak pucat
– TD : 120/80 mmHg
– Skala nyeri 5(dari rentan 1-10)
2.Data Subyektif :
Menurunnya Penurunan cardiac
Pasien mengeluh lemah, sesak nafas,
kontraksi jantung output
sulit melakukan aktivitas yang
berlebih, sering terbangun pada malam
hari karena sesak dan
Data Obyektif :
Data Obyektif :
Pasien bedress. Mual muntah
4.Data subjektif
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
2. Tujuan
Kriteria hasil :
– TD : 120/80 mmHg
– P : 80 x/mnt
C. INTERVENSI
Umur : 50 Tahun
DIAGNOSA
NO. KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL TTD
1. Perubahan
terjadi pada TD
( hipertensi atau
1.Kecenderungan
melakukan respon
Intoleransi aktivitas pasien terhadap
berhubungan dengan aktivitas dan dapat
Setelah dialkukan 1. Catat irama
ketidakseimbangan mengindikasikan
tindakan jantung, tekanan
antara suplai dan penurunan oksigen
keperawtan dalam darah dan nadi
kebutuhan oksigen miokardia yang
3. waktu 2×24 jam, sebelum dan sesudah
yang ditandai dengan memerlukan
pasien menunjukkanmelalukan aktivitas
pasien mengeluh penurunan tingkat
peningkatan
sesak bila angun dari aktivitas
kemampuan dalam
posisi tidur,
melakukan aktivitas 2. Menurunkan
berkeringat dingin
dengan criteria hasil kerja miokardia /
bila merubah posisi
; konsumsi oksigen,
dari tidur langsung
duduk, Tanda vital menurunkan resiko
– TD : 120/80
setelah bangun tidur mmHg komplikasi
dapat
mengakibatkan
bradikardi, juga
menurunkan curah
jantung dan
3. Anjurkan pasien
takikardi dengan
menghindari
peningkatan TD
peningkatan tekanan
abdomen contoh 4. Aktivitas yang
mengejan saat maju memberikan
defekasi kontrol jantung,
meningkatkan
regangan dan
mencegah aktivitas
berlebihan
4. Jelaskan pada
pasien tentang taha-
tahap aktivitas yang
boleh dilakukan oleh
pasien
D. IMPLEMENTASI
Umur : 50 tahun
3. Menciptakan suasana lingkungan
1. Mencatat irama jantung, tekanan darah
dan nadi sebelum dan sesudah melalukan
aktivitas
E. EVALUASI
Nama Pasien : Ny. R
Umur : 50 tahun
Tanggal : : 11060868
– Skala nyeri 0
– TD : 140/90 mmHg
A : Tujuan tercapai
P : Hentikan intervensi
O : – Pasien tampak
semangat
– tidak sesak
– N : 20 x/mnt
A : Tujuan tercapai
P : Hentikan intervensi
3. 3 12 am
S : Pasien mengatakan sudah mengalami
peningkatandalam aktivitas
A : Tujuan tercapai
P : intervensi dihentikan
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
Wantiyah. 2010. Analisis faktor- faktor yang mempengaruhi efikasi diri pasien
penyakit jantung koroner dalam konteks asuhan keperawatan.Depok: Universitas
Indonesia
Aziza, Wahyuni. 2010. Pengalaman klien tentanf perawatan post cabg terhadap
kulaitas hidup dalam konteks asuhan keperawaatan:Studi fenomenologi diunit
pelayanan jantung terpadu. Depok:Universitas Indonesia