Anda di halaman 1dari 43

MAKALAH

ASKEP CORONARYARTERI DISEASE ( PENYAKIT JANTUNG


KORONER)

Oleh:
Kelompok 5
1. IKA PURNAMASARI (1626010016)
2. NIMI HARIYANTI (182601005)
3. RAHMAYATI (1826010033)
4. OKI PVAKSI HADHI (1826010013)
5. YUPARI (1826010025)

Dosen Pengampu : Ns Devi Listiana S.Kep,M.Kep.

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)

TRI MANDIRI SAKTI

BENGKULU

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas anugrah Tuhan Semesta Alam, berkat rahmat dan
nikmat dari Tuhanlah yang memberi kesempatan sehingga, penulis dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Makalah Coronary artery
deases” dengan tepat waktu.

Tujuan dalam pembuatan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas
yang diberikan oleh dosen mata kuliah Sistem kardiovaskular, yaitu ibu Ns
Devi Listiana,S.kep, M.Kep , selaku dosen pembimbing dalam penulisan
makalah ini yang bertujuan secra umum dalam proses terselesaikannya
suatu karya ilmiah yang baik dan benar, sedangkan yang berkaitan secara
khusus supaya mahasiswa dapat mengetahui apa itu coronary artery deases

Dalam penulisan makalah ini penulis mendapatkan bimbingan dari


dosen pembimbing ibu NS Devi Listiana, S.Kep, M.Kep , yang telah
memberikan pengarahan tata cara pembuatan karya ilmiah yang benar, dan
penulis juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang telah
membantu memberikan informasi dengan berbagai cara, baik itu berupa
saran maupun arahan,. Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu

Semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagai informasi mengenai


coronary artery deases.

Bengkulu, 03 Desember 2019

Penulis
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1

A. LataBelakang ....................................................................................... 1

B.Rumusan Masalah ................................................................................. 2

C.Tujuan Makalah .................................................................................... 3

D.Manfaat Makalah................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 4

A. Konsep Teori Penyakit ........................................................................ 4

a. Pengertian coronary artery deases.................................................... 4

b. Etiologi Penyakit jantung koroner................................................... 4

c. Klasifikasi penyakit jantung koroner............................................... 5

d. Patofisiologi penyakit jantung koroner .......................................... 7

e. Manifestasi Klonis penyakit jantung koroner ................................. 8

f. WOC................................................................................................ 10

B.Konsep Asuhan Keperawatan................................................................ 11

a. Pengkajian......................................................................................... 11

b. Diagnosa Keperawatan..................................................................... 15

c. Intervensi........................................................................................... 17

BAB II KASUS

A.Pengkajian ............................................................................................... 18

B.Diagnosa Keperawatan............................................................................. 28
C.Intervensi.................................................................................................. 29

D.Implementasi ........................................................................................... 34

E.Evaluasi.................................................................................................... 35

BAB IV PENUTUP......................................................................................... 37

A.Kesimpulan ........................................................................................... 37

B.Saran ....................................................................................................... 37

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 38
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Penyakit jantung dan stroke, yang tergolong dalam penyakit


kardiovaskular (PKV), adalah pembunuh nomor satu diseluruh dunia. Lebih
dari 80% kematian akibat PKV terjadi dinegara – negara berpenghasilan
rendah dan menengah, dan semakin banyak menimpa populasi usia dibawah
60 Tahun, yaitu usia produktif. Kondisi ini tentu berdampak buruk terhadap
perekonomian negara- negara tersebut (Lily l. Rilantono, 2012). Penyakit
jantung koroner merupakan kasus utama penyebab kematian dan kesakitan
pada manusia. Penyakit ini dipengaruhi oleh tingginya kadar kolestrol,
banyak terjadi pada individu dengan kelas ekonomi menengah atas. Hal ini
dipengaruhi oleh aktifitas fisik dan makanan yang menjadi faktor penting
penentu kadar kolesterol individu. Gaya hidup masyarakat kerja, dewasa ini
lebih cenderung mengejar hal – hal yang bersifat praktis, termasuk
didalamnya jenis makanan yang dikonsumsi. Meskipun tindakan pencegahan
sudah dilakukan seperti pengaturan makanan atau diet (Hermawatirisa, 2014:
hal 2). Menurunkan kolestrol dan perawatan berat badan, diabetes dan
hipertensi, penyakit jantung koroner ini tetap menjadi masalah utama
kesehatan. masalah utama pada jantung koroner adalah aterosklerosis koroner
dianggap sebagai proses pasif. Karena sebagian besar dihasilkan oleh
kolestrol yang berada pada dinding arteri (Yuet Wai kan, 2010). Organisasi
kesehatan dunia (WHO) telah mengemukakan fakta bahwa penyakit jantung
koroner merupakan epidemi modern dan tidak dapat dihindari oleh faktor
penuaan. Diperkirakan bahwa jika insiden CAD mencapai nol maka dapat
meningkatkan harapan hidup 3 sampai 9% (Shivaramakrishna. 2000).
Berdasarkan diagnosis dokter, prevelensi penyakit jantung koroner di
Indonesia tahun 2013 sebesar 0.5 % atau diperkirakan sekitar 883.447 orang,
sedangkan berdasarkan diagnosis dokter/gejala sebesar 1.5% atau
diperkirakan sekitar 2.650.340 orang. Berdasarkan diagnosis dokter, estimasi
jumlah penderita penyakit jantung koroner terbanyak terdapat di provinsi
jawa barat sebanyak 160.812 orang (0.5%), sedangkan provinsi maluku utara
memilki jumlah penderita paling sedikit, yaitu sebanyak 1.436 orang (0.2%).
Berdasarkan diagnosis/gejala estimasi jumlah penderita penyakit jantung
koroner terbanyak pertama terdapat di provinsi jawa timur sebanyak 375.127
orang (1.3%), sedangkan jumlah penderita paling sedikit ditemukan di
provinsi papua barat, yaitu sebanyak 6.690 orang (1.2%). Melihat prevelensi
yang semakin banyak itu, kami membuat makalah ini agar pembaca
memperoleh pengetahuan tentang bahaya dan risiko bila telah terjangkit
penyakit ini, dan berusaha mencegahnya dengan pola hidup sehat.
Selaras dengan materi KMB 1 yang membahas mengenai oksigenasi.
Dalam klasifikasi penyakit jantung koroner juga terdapat kondisi penyakit
jantung koroner yang berkaitan dengan oksigenasi yaitu Angina pektoris
stabil / stable Angina Pectoris, yaitu penyakit iskemik disebabkan
ketidakseimbangan antara kebutuhan dan suplai oksigen miokard. Ditandai
oleh rasa nyeri yang terjadi jika kebutuhan oksigen miokardium melebihi
suplainya. Iskemia miokard dapat bersifat asimtomatis (iskemia sunyi),
terutama pada pasien diabetes. Penyakit ini sindrom klinis episodik karena
iskemia miokard transien. Laki – laki merupakan 70 % dari pasien dengan
Angina pektoris dan bahkan sebagian besar menyerang pada laki – laki ± 50
tahun dan wanita 60 tahun ( Putra S, DKK,013: hal 4)

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari coronary artery deases/penyakit jantung koroner?
2. Bagaimana Etiologinya?
3. Banyaimana klasifikasi penyakit jantung koroner ?
4. Bagaimana patofisiologi dari penyakit jantung koroner ?
5. Bagaimana manfestasi klinis jantung koroner ?
6 Bagaimana asuhan keperawatan untuk pasien Coronary Artery Disease ?

C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui peengertian penyakit jantung koroner
2. Untuk mengetahui etiologi penyakit jantung koroner
3. Untuk mengetahui klasifikasi penyakit jantung koroner
4. Untuk mengetahui oatofisiologi penyakit jantung koronern
5. Untuk mengetahui manifestasi kinis jantung koroner
6. Mahasiswa memahami konsep penyakit jantung koroner dan asuhan
keperawatan pada pasien dengan Coronary Artery Disease (CAD).

D. Manfaat penulisan
1. Memberikan informasi kepada pembaca untuk mengatahui seperti apa
penyakit jantung koroner (cornery artery disease) itu.
2. Menambah pengetahuan kita mengenai etiologi, gejala, manifestasi klinis
penyakit jantung koroner (cornery artery disease).
3. Memberi wawasan dan pengetahuan kepada calon tenaga keperawatan
dalam menangani penderita penyakit jantung koroner (cornery artery
disease) ketika telah berada dilapangan atau rumah sakit.
4. Lebih berhati- hati dalam menjalankan pola hidup dengan menghindari apa
saja yang menjadi pemicu penyakit jantung koroner.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Teoritis Penyakit

a. Pengertian Penyakit Jantung Koroner

American heart association (AHA), mendefinisikan penyakit jantung


koroner adalah istilah untuk penumpukan plak di arteri jantung yang dapat
menyebabkan serangan jantung, penumpukan plak pada arteri koroner ini
disebut dengan aterosklerosis (AHA, 2012 hal:14). Penyakit jantung
koroner (CAD) merupakan keadaan dimana terjadi penimbunan plak
menyempit
pembuluh darah koroner. Hal ini menyebabkan arteri koroner atau
tersumbat. Arteri koroner merupakan arteri yang menyuplai darah otot
jantung dengan membawa oksigen yang banyak, terdapat beberapa faktor
memicu penyakit ini, yaitu : gaya hidup, faktor genetik, usia, dan penyakit
penyerta yang lain. (Norhasimah, 2010:hal 48)

b. Etiologi Penyakit Jantung Koroner

Etiologi penyakit jantung koroner adalah adanya penyempitan,


penyumbatan, atau kelainan pembuluh arteri koroner. Penyempitan atau
penyumbatan pembuluh darah tersebut dapat menghentikan aliran darah ke
otot jantung yang sering ditandai dengan nyeri. Dalam kondisi yang parah,
kemampuan jantung mempompa darah dapat hilang. Hal ini dapat merusak
sistem pengontrol irama jantung dan berakhir dengan kematian
(Hermawatirisa, 2014:hal 2).
Penyempitan dan penyumbatan arteri koroner disebabkan zat lemak
kolesterol dan trigliserida yang semakin lama semakin banyak dan
menumpuk di bawah lapisan terdalam endothelium dari dinding pembuluh
arteri. Hal ini dapat menyebabkan aliran darah ke otot jantung menjadi
berkurang ataupun berhenti, sehingga mengganggu kerja jantung sebagai
pemompa darah. Efek dominan dari jantung koroner adalah kehilangan
oksigen dan nutrient ke jantung karena aliran darah ke jantung berkurang.
Pembentukan plak dalam arteri memengaruhi pembentukan bekuan aliran
darah yang akan mendorong terjadinya serangan jantung. Proses
pembentukan plak yang menyebabkan pergeseran arteri tersebut
dinamakan arteriosklerosis (Hermawatirisa, 2014: hal 2).
Awalnya penyakit jantung di monopoli olh orang tua. Namun, saat ini
ada kecenderungan penyakit ini juga diderita oleh pasien dibawah usia 40
tahun. Hal ini biasa terjadi karena adanya pergeseran gaya hidup, kondisi
lingkungan dan profesi msyarakat yang memunculkan “tren penyakit”
baru yang bersifat degnaratif. Sejumlah perilaku dan gaya hidup yang
ditemui pada masyarakat perkotaan antara lain mengonsumsi makanan sip
saji yang mengandung kadar lemak lemak jenuh tinggi, kebiasaan
merokok, minuman beralkhohol, kerja berlebihan, kurang berolahrga dan
stress.(Hermawatirisa, 2014:hal 2)

c. Klasifikasi penyakit jantung koroner

Faktor risiko terjadinya penyakit jantung antara lain:


Hiperlipidemi, hipertensi, merokok, diabetes mellitus, kurang aktifitas
lamin, Obesitas dan genetik.
Menurut, ( Putra S, DKK, 2013 : hal 4 ) klasifikasi CAD :
1. Angina pektoris stabil / stable Angina Pectoris
Penyakit iskemik disebabkan ketidakseimbangan antara kebutuhan
dan suplai oksigen mlokard. Ditandai oleh rasa nyeri yang terjadi jika
kebutuhan oksigen miokardium melebihi suplainya. Iskemia miokard
dapat bersifat asimtomatis (iskemia sunyi), terutama pada pasien
diabetes. Penyakit ini sindrom klinis episodik karena iskemia miokard
transien. Laki – laki merupakan 70 % dari pasien dengan Angina
pektoris dan bahkan sebagian besar menyerang pada laki – laki ± 50
tahun dan wanita 60 tahun.
2. Angina Pektoris Tidak Stabil / Unstable Angina Pectoris
Sindroma klinis nyeri dada yang sebagian besar disebabkan oleh
disrupsi plak ateroskelrotik dan diikuti kaskade proses patologis yang
menurunkan aliran darah koroner, ditandai dengan peningkatan
frekuensi, intensitas atau lama nyeri, Angina timbul pada saat
melakukan aktivitas ringan atau istirahat, tanpa terbukti adanya
nekrosis miokard.
a. Terjadinya saat istirahat (dengan tenaga minimal) biasanya
berlangsung > 10 menit
b. Sudah parah dan onset baru ( dalam 4-6 minggu sebelumnya),
dan
c. Terjadinya dengan pola crescendo (jelas lebih berat,
berkepanjangan, atau sering dri sebelumnya).
3. Angina Varian Prinzmetal
Arteri koroner bisa menjadi kejang, yang mengganggu aliran darah
ke otot jantung (iskemia). Ini terjadi pada orang tanpa penyakit arteri
koroner yang signifkan. Namun dua pertiga dari orang dengan
Angina Varian menpunyai penyakit parah dalam paling sedikit satu
pembuluh, dan kekejangan terjadi pada tempat penyumbatan. Tipe
Angina ini tidak umum dan hampir selalu terjadi bila seorang
beristirahat – sewaktu tidur. Anda mempunyai risiko meningkat
untuk kejang koroner jika anda mempunyai : penyakit koroner yang
mendasari, merokok, atau menggunakan obat perangsang atau obat
terlarang (seperti kokain). Jika kejang arteri menjadi parah dan
terjadi untuk jangka waktu panjang, serangan jantung bisa terjadi.
4. Infark Miokard Akut / Acute Myocardial Infarction
Nekrosis Miokard Akut akibat gangguan aliran darah arteri
koronaria yang bermakna, sebagai akibat oklusi arteri koronaria
karena trombus atau spasme hebat yang berlangsung lama. Infark
Miokard terbagi 2 :
a. Non ST Elevasi Miokardial Infark (NSTEMI)
b. ST Elevasi Miokardial Infark (STEMI)
d. Patofisiologi Penyakit Jantung Koroner

Aterosklerosis atau pengerasan arteri adalah kondisi pada


arteri besar dan kecil yang ditandai penimbunan endapan lemak,
trombosit, neutrofil, monosit dan makrofag diseluruh kedalaman
tunika inti (lapisan sel endotel), dan akhirnya ke tunika media
(lapisan otot polos). Arteri yang paling sering terkena adalah arteri
koroner, aorta, dan arteri-arteri sereberal (Ariesty, 2011:hal 6).
Langkah pertama dalam pembentukan aterosklerosis
dimulai dengan disfungsi lapisan endotel lumen arteri, kondisi ini
dapat terjai setelah cedera pada sel endotel atau dari stimulus
lain,cedera pada sel endotel meningkatkan permeabelitas trhadap
berbagai komponen plasm, termasuk asam lemak dan triglesirida,
sehingga zat ini dapat masuk kedalam arteri, oksidasi asam lemak
menghasilkan oksigen radikal bebas yang selanjutnya dapat
merusak pembuluh darah. (Ariesty, 2011:hal 6).
Cedera pada sel endotel dapat mncetuskan reaksi inflamasi
dan imun, termasuk menarik sel darah putih, terutama neutrofil dan
monosit , serta trombosit kearea cedera, sel darah putih melepaskan
sitokin proinflamtori poten yang kemudian memperburuk situasi,
menarik lebih banyak sel darah putih dan trombosit ke area lesi,
enstimulasi proses pembekuan dan fibrosis. Pada saat ditarik ke
area cedera,sel darah putih akan menempel disana oleh aktivasi
faktor adhesif endotelial yang bekerja seperti velcro sehingga
endotel lengket terutama terutama terhadap sel darah putih, pada
saat menempel dilapisan endotelial, monosit dan neutrofil mulai
berimigrasi diantara sel-sel endotel keruang interstisial. Diruang
interstisial, monosit yang matang menjadi makrofag dan bersama
neutrofil tetap melepaskan sitokin, yang meneruskan siklus
inflamasi. Sitokin proinflamatori juga merangsang ploriferasi sel
otot polos yang mengkibatkan sel otot polos tumbuh di tunika
intimia (ariesty,2011:hal 6).
selain itu kolestrol dan lemak plasma mendapat akses ke
tunika intimia karena permeabilitas lapisan endotel meningkat,pada
tahap indikasi dini kerusakan terdapat lapaisan lemak
diarteri.apabila cedra dan inflamasiterus berlanjut,agregasi
trombosit meningkat dan mulai terbentuk bekuan darah (tombus),
sebagian dinding pembuluh diganti dengan jaringan parut sehinga
mengubah struktur dinding pembuluh darah,hasil akhir adalah
peimbunan kolestro dan lemak,pembentukan deposit jaringan
parut,pembentukan bekuan yang berasal dari trombosit dan
profesional sel otot polos sehingga pembuluh mengalami kekakuan
dan menyempit.apabila kekakuan ini dialami oleh arteri-arteri
koroner akibat aterosklerosis dan tidak dapat berdilatasi sebagai
sebagai respon terhadap peningkatan kebutuhan oksigen, dan
kemudian terjadi iskemia (kekurangan suplai) miokardium dan sel-
sel miokardium sehingga menggunakan glikolisis anerob untuk
memenuhi kebutuhan energinya. Proses pembentukan energi ini
sangat tidak efisien dan menyebabkan terbentuknya asam laktat
sehingga menurunkan pH miokardium dan menyebabkan nyeri
yang berkaitan dengan angina pectoris. Ketika kekurangan oksigen
pada jantung dan sel-sel otot jantung berkepanjangan dan iskemi
miokard yang tidak tertasi maka terjadilah kematian otot jantung
yang dikenal sebagai miokard infark. Patofisiologis Penyakit
Jantung Koroner zat masuk arteri. Arteri Proninflamatori
Permeabelitas Reksi inflamasi Cedera sel endotel sel darah putih
menempel di arteri imigrasi keruang interstisial pembuluh kaku &
sempit aliran darah Pembentukan Trombu monosit 4 makrofag
lapisan lemak sel otot polos tumbuh nyeri Asam laktat terbentuk
MCI Kematian. (Ariesty, 2011 :hal 6).

e. Manifestasi Klinis Penyakit Jantung Koroner


Menurut, Hermawatirisa 2014 : hal 3, Gejala penyakit jantung
koroner
1. Timbulnya rasa nyeri didada ( Angina Pectoris)
2. Sesak nafas (Dispnea)
3. Keanehan pada irama denyut jantung
4. pusing
5. Rasa lelah berkepanjangan
6. Sakit perut, mual dan muntah
Penyakit jantung koroner dapat memberikan manifestasi klinis
yang berbeda-beda. Untuk menentukan manifestasi klinisnya perlu
melakukan pemeriksaan yang seksama. Dengan memperhatikan
klinis penderita, riwayat perjalanan penyakit, pemeriksaan fisik,
elektrokardiografi saat istirahat, foto dada, pemeriksaan enzim
jantung dapat membedakan subset klinis CAD.

e.Woc

Faktor resiko usia: jenis kelamin,


perokok, hipertensi, diabetes Arteros sklerosis Arteros skerosis koroner
melitus , obesitas

Ekstremitas/prifer

Sirkulasi prifer
Iskemia Koroner Suplai O2 dan terganggu
nutrisi terganggu
Resiko Penurunan Angina Pectoris
Pefusi Jaringan Penumpukan
Jantung Denyut nadi
asam laktat
Infrak

Metabolik otot
terganggu Ketidak efektifan
Rencana
Perfusi Jaringan
Pembedahan
Prifer
Nyeri/Kram otot
Post Operasi Pre Operasi
Nyeri Akut
Luka operasi Kurangnya
Pengetahuan
Kerusakan
integritas kulit Ansietas
B. Konsep Dasar Keperawatan

a. Pengkajian
1. Identitas
Meliputi nama pasien, umur, jenis kelamin, suku bangsa, pekerjaan,
pendidikan, alamat, tanggal MRS dan diagnosa medis.
( Wantiyah,2010:hal 17)
2. Keluhan utama
Pasien CAD biasanya merasakan nyeri dada dan dapat dilakukan dengan
skala nyeri 0-10, 0 tidak nyeri dan 10 nyeri paling tinggi. Pengkajian
nyeri secara mendalam menggunakan pendekatan PQRST, meliputi
prepitasi dan penyembuh, kualitas dan kuantitas, intensitas, durasi,
lokasi, radiasi/penyebaran,onset. ( Wantiyah,2010:hal 18)
3. Riwayat kesehatan lalu
Dalam hal ini yang perlu dikaji atau ditanyakan pada klien antara lain
apakah klien pernah menderita hipertensi atau diabetes melitus, infark
miokard tau penyakit jantung koroner itu sendiri sebelumnya. Serta
ditanyakan apakah pernah MRS sebelumnya. ( Wantiyah,2010:hal 17)
4. Riwayat kesehatan sekarang
Dalam mengkaji hal ini menggunakan analisa systom PQRST. Untuk
membantu klien dalam mengutamakan masalah keluhannya secara
lengkap. Pada klien CAD umumnya mengalami nyeri dada.
( Wantiyah,2010:hal 18)
5. Riwayat kesehatan keluarga
Mengkaji pada keluarga, apakah didalam keluarga ada yang menderita
penyakit jantung koroner. Riwayat penderita CAD umumnya mewarisi
juga faktor- faktor risiko lainnya. Seperti abnormal kadar kolestrol, dan
peningkatan tekanan darah. (A.Fauzi Yahya 2010: hal 28)
6. Riwayat psikososial
Pada klien CAD biasanya yang muncul pada klien dengan penyakit
jantung koroner adalah menyangkal, takut, cemas, dan marah,
ketergantungan, depresi dan penerimaan realistis. ( Wantiyah,2010:hal
18)
7. Pola aktivitas dan latihan
Hal ini perlu dilakukan pengkajian pda pasien dengan penyakit jantung
koroner untuk menilai kemampuan dan toleransi pasien dalam
melakukan aktivitas. Pasien penyakit jantung koroner mengalami
penurunan kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari – hari.
(Panthee & Kritpraha, 2011 : hal 15)
8. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
Keadaan umum klien mulai pada saat pertama kali bertemu dengan
klien dilanjutkan mengukur tanda – tanda vital. Kesadaran klien juga
diamati apakah kompos mantis, apatis, samnolen, delirium, semi
koma atau koma. Keadaan sakit juga diamati apakah sedang, berat,
ringan atau tampak tidak sakit.
b. Tanda – tanda vital
c. Pemeriksaan fisik persistem
1. Sistem persyarafan, meliputi kesadaran, ukuran pupil,
pergerakan seluruh ekstermitas dan kemampuan menanggapi
respon verbal maupun non verbal. (Aziza,2010:hal 13)
2. Sistem penglihatan, pada klien CAD mata mengalami
pandangan kabur. (Gondor, 2015:hal 22)
3. Sistem pendengaran, pada klien CAD pada sistem pendengaran
telinga, tidak mengalami gangguan. (Gondor, 2015:hal 22)
4. Sistem abdomen, bersih, datar dan tidak ada pembesaran hati
(Gondor, 2015:hal 22)
5. Sistem respirasi, pengkajian dilakukan untuk mengetahui secara
dinit tanda dan gejala tidak adekuatnya ventilasi dan oksigenasi.
Pengkajian meliputi persentase fraksi oksigen, volume tidal,
frekuensi pernapasan dan modus yang digunakan untuk
bernapas. Pastikan posisi ETT tepat pada tempatnya,
pemeriksaan analisa gas darah dan elektrolit untuk mendeteksi
hipoksemia (Aziza,2010:hal13)
6. Sistem kardiovaskuler, pengkajian dengan teknik inspeksi,
auskultrasi, palpasi, dan perkusi perawat melakukan pengukuran
tekanan darah; suhu;denyut jantung dan iramanya; pulsasi prifer;
dan temperatur kulit. Auskultrasi bunyi jantung dapat
menghasilkan bunyi gallop S3 sebagai indikasi gagal jantung
atau adanya bunyi gallop S4 tanda hipertensi sebagai komplikasi.
Peningkatan irama napas merupakan salah satu tanda cemas atau
takut (Wantiyah, 2010: hal 18)
7. Sistem gastrointestinal, pengkajian pada gastrointestinal meliputi
aukultrasi bising usus, palpasi abdomen (nyeri, distensi).
(Aziza,2010:hal13)
8. Sistem muskuluskeletal, pada klien CAD adanya kelemahan dan
kelelahan otot sehingga timbul ketidakmampuan melakukan
aktifitas yang diharapkan atau aktifitas yang biasanya dilakukan.
(Aziza,2010:hal13)
9. Sistem endokrin, biasanya terdapat peningkatan kadar gula
darah. (Aziza,2010:hal13)
10. sistem integumen, pada klien CAD akral terasa hangat, turgor
baik. (Gondon, 2015:hal 22)
11. sistem perkemihan, kaji ada tidaknya pembengkakan dan nyeri
pada daerah pinggang, observasi dan palpasi pada daerah
abdomen bawah untuk mengetahui adanya retensi urine dan kaji
tentang jenis cairan yang keluar. (Aziza,2010:hal13)

9. Pemeriksaan penunjang
Untuk mendiagnosa CAD secara lebih tepat maka dilakukan
pemeriksaan penunjang diantaranya :
1. EKG memberi bantuan untuk diagnosis dan prognosis.
2. Chest X-Ray (foto dada) thorax foto mungkin normal atau aanya
kardiomegali, CHF (gagal jantung kongestif) atau aneurisma
ventrikiler (Kulick, 2014 :hal 42)
3. Latihan tes stres jantung (treadmill)
Treadmill merupakan pemeriksaan penunjang yang standar dan
banyak digunakan untuk mendiagnosa CAD , ketika melakukan
treadmill detak jantung, irama jantung, dan tekanan darah terus –
menerus dipantau, jika arteri koroner mengalami penyumbatan pada
saat melakukan latihan maka ditemukan segmen depresi ST pada
hasil rekaman (Kulick, 2014 :hal 42)
4. Ekokardiogram
Ekokardiogram menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan
gamba jantung, selama ekokardiogram dapat ditentukan apakah
semua bagian dari dinding jantung berkontribusi normal dalam
aktivitas memompa. Bagian yang bergerak lemah mungkin telah
rusak selama serangan jantung atau menerima terlalu sedikit oksigen,
ini mungkin menunjukkan penyakit arteri koroner ( Mayo
Clinik,2012 hal 43)
5. Kateterisasi jantung atau angiografi adalah suatu tindakan invasif
minimal dengan memasukkan keteter (selang/pipa plastik) melalui
pembuluh darah ke pembuluh darah koroner yang memperdarahi
jantung, prosedur ini disebut kateterisasi jantung. Penyuntikan cairan
khusus ke dalam arteri atau intravena ini dikenal sebagai angiogram,
tujuan dari tindakan keteterisasi ini adalah untuk mendiagnosa dan
sekaligus sebagai tindakan terapi bila ditemukan adanya suatu
kelainan( Mayo Clinik,2012 hal 43).
6. CT scan (Computer tomography Coronary angiogram)
Yakni pemeriksaan penunjang yang dilakukan untuk membantu
memvisualisasikan arteri kooner dan suatu zat pewarna kontras
disuntikkan melalui intravena selama CT scan, sehingga dapat
menghasilkan gambar arteri jantung, ini juga disebut sebagai
ultrafast CT scan yang berguna untuk mendeteksi kalsium dalam
deposito lemak yang mempersempit arteri koroner. Jika sejumlah
besar kalsium ditemukan, maka memungkinkan terjadinya CAD
( Mayo Clinik,2012 hal 43).
7. Magnetic resonance angiography
Prosedur ini menggunakan teknologi MRI, sering dikombinasikan
dengan penyuntikan zat pewarna kontras, yang berguna untuk
mendiagnosa adanya penyempitan atau penyumbatan, meskipun
pemeriksaan ini tidak sejelas pemeriksaan kateterisasi jantung
( Mayo Clinik,2012 hal 44).

10. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan menurut, Hermawatirisa, 2014:hal 12
a. Hindari makanan kandungan kolesterol tinggi
Kolestrol jahat LDL dikenal sebagai penyebab utama terjadinya
proses aterosklerosis, yaitu proses pengerasam dinding pembuluh
darah, terutama dijantungm otak, ginjal, dan mata.
b. Konsumsi makanan yang berserat tinggi
c. Hindari mengonsumsi alkohol
d. Merubah gaya hidup, memberhentikan kebiasaan merokok
e. Olahraga dapat meningkatkan kadar HDL, kolestrol dan
memperbaiki kolateral koroner sehingga CAD dapat dikurangi.
f. Memperbaiki fungsi paru dan pemberian o2 ke miokard
g. Menggunakan berat badan sehingga lemak lemak tubuh yang
berlebih berkurang bersama-sama dengan menurunnya LDL
kolesterol
h. Menurunkan tekanan darah
i. Meningkatkan kesegaran jasmani

b. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut
Definisi : pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyenangkan
akibat adanya kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau
digambarkan dengan istilah seperti (internasional asosiation for the
study of pain) : awitan yang tiba-tiba atau perlahan dengan intensitas
ringan sampai berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau dapat
diramalkan dan durasinya kurang dari 6 bulan.
Batasan karakteristik :
a. Mengungkapkan secara verbal atau melaporkan (nyeri) dengan
isyarat
b. Posisi untuk menghindari nyeri
c. Perubahan tonus otot
d. Perubahan tekanan darah, pernafasan, atau nadi, dilatasi pupil
e. Perubahan selera makan
f. Perilaku distrasi
g. Perilaku ekspresif
h. Perilaku menjaga atau sikap melindungi
i. Fokus menyempit
j. Bukti nyeri yang dapat diamati
k. Berfokus pada diri sendiri
l. Gangguan tidur
Faktor yang berhubungan :
Agens- agens penyebab cedera misalnya : biologis, kimia, fisik, dan
psikologis

2. Penurunan curah jantung


Definisi : ketidakadekuatan pompa darah oleh jantung untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme tubuh.
Batasan karakteristik :
a. Gangguan frekuensi dan irama jantung
b. Gangguan preload
c. Gangguan afterload
d. Gangguan kontraktilitas
e. Perilaku/emosi

3. Intoleransi aktivitas
Definisi : ketidak cukupan energi fisiologis atau psikologis untuk
melanjutkan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang ingin atau
harus dilakukan.
Batasan karakteristik :
a. Ketidaknyamanan atau dispnea saat beraktifitas melaporkan
keletihan atau kelemahan secara verbal
b. Frekuensi jantung atau tekanan darah tidak normal sebagai respon
terhadap aktivitas.
c. Perubahan EKG yang menunjukkan artitmia atau iskemia
Faktor yang berhubungan :
a. Tirah dan baring dan imobilitas
b. Kelemahan umum
c. Ketidakesimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
d. Gaya hidup yang kurang gerak

c.Intervensi Keperawatan
1. Nyeri akut
Tujuan :
a. Memperlihatkan pengendalian nyeri yang dibutuhkan oleh indikator
sebagai berikut (sebutkan 1-5 : tidak pernah, jarang, kadang-kadang,
sering, atau selalu :
1. Mengenali awitan nyeri
2. Menggunakan tindakan pencegahan
3. Melaporkan nyeri dapat dilakukan
b. Menunjukkan tingkat neri, yang dibuktikan oleh indikator sebagai
indikator berikut (sebutkan 1-5 : sangat berat, berat, sedang, ringan,
atau tidak ada):
1. Ekspresi nyeri pada wajah
2. Gelisah atau ketegangan otot
3. Durasi episode nyeri
4. Merintih dan menangis
5. Gelisah
BAB III
KASUS

Ny. R usia 50 tahun dirawat diruang ICU Rumah sakit umum cibinong dengan
keluhan Pasien mengeluh dada nyeri sebelah kiri tembus punggung sejak tadi
subuh . Nyeri bertambah bila klien melakukan aktivitas dan berkurang bila pasien
sedang istirahat. Skala nyeri 5. Nyeri ulu hati dan mual. Tanggal 9 desember
2019.

A .Pengkajian

a. Identitas Diri Klien

Nama : Ny. R

Tanggal masuk RS : 09 Desember 2019

Tempat/tgl lahir : 11/12/1956

Umur                            : 50 tahun

Jenis Kelamin              : Perempuan

Alamat                       : Jl.lio rt 09/08 bojong pondok terong


cipayung kota depok

Status perkawinan       : Kawin

Agama                         : Islam

Pendidikan                  : SMA

Pekerjaan                     : Wiraswasta

Tanggal masuk RS : 9 desember 2019

Tanggal penngkajian : 10 desember


b. Status Kesehatan Saat Ini

1. Keluhan Utama

Pasien mengeluh dada nyeri sebelah kiri tembus punggung sejak tadi
subuh . Nyeri bertambah bila dibuat aktivitas dan berkurang bila dibuat
istirahat. Skala nyeri 5. Nyeri ulu hati dan mual.

2. Riwayat Penyakit Sekarang

Sebelum dirawat pasien berobat ke rs annisa, kemudian pasien dirujuk ke


rsud cibinong dengan alasan tidak ada dokter spesialis jantung.

3. Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien tidak mempunyai riwayat Hipertensi dan Diabetes Meletus.

4. Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga pasien tidak mempunyai penyakit PJK.

5. Riwayat Psikososial Dan Spiritual

– Psikososial      : Pasien dapat berhubungan baik dengan pasien,


perawat maupun anggota keluarga.

– Spiritual           :  Pasien beragama islam dan rutin menjalankan sholat


5 waktu. Di rumahsakit tidak pernah menjalankan
sholat karena sedang sakit.

6. Pola Aktivitas Sehari – Hari

Pola Aktivitas Di Rumah Di RS

Nutrisi Makan biasa 3 x/hari dengan Lunak jantung 3x/hari. Pasien hanya
nasi, lauk dan sayur menghabiskan 2-3 sendok makan karena pasien
 
mengeluh mual
  Minum air putih ± 6-7
gelas/hari Minum air putih ± 5-6 gelas/hari
 

BAK : 4-5 x/hari BAK : 4-5 x/hari


 Eliminasi

BAB : 3 x/hari konsistensi BAB : 1-3 x/ hari konsistensi lembek


 Istirahat
keras
Siang ± 2 jam/hari
 
Tidur Siang  ± 1 jan/hari
Malam ± 6 jam/hari
Hygiene
          Malam ± 7 jam/hari
Mandi 2 x/hari diseka ditempat tidur, ganti baju
 
Mandi 2 x/hari, ganti baju dan dan gosok gigi  dibantu perawat / keluarga.
 Aktivitas gosok gigi dilakukan sendiri
Lebih banyak di tempat tidur karena pasien
  Sebagai Ibu RT bedrest

a. Keadaan/Penampilan/Kesan Umum Pasien

Keadaan umum pasien kelihatan pucat, meringis kesakitan sambil memegang


dada tapi kesadaran baik./ CM

b. Tanda – Tanda Vital

Suhu tubuh :     37 º C

Denyut nadi       :     84  x/menit

Tensi / TD        :     110 / 70 mmHg

Respirasi             :     28 x/menit

TB/BB                :     156 cm/52 kg.

c. Pemeriksaan Fisik
(diutamakan pada sistem yang terganggu sesuai dengan penyakitnya ).

1) Pemeriksaan Kepala Dan Leher

Kepala      

Inspeksi           : kulit kepala bersih, rambut warna hitam

Palpasi             : tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan tapi pasien mengeluh
pusing

Mata      

Inspeksi           : Conjungtiva merah muda, sclera putih

Telinga  

Inspeksi           : Telinga luar bersih, tidak ada lesi, kedua telinga simetris

Palpasi             : Tidak ada nyeri tekan atau massa

Hidung

Inspeksi           : Lubang hidung simetris, tidak ada secret di lubang


hidung,  pasien dapat mengidentifikasi bau dengan benar

Palpasi              : Tidak ada nyeri tekan pada sinus maksilaris, frontalis dan
etmoidalis

Mulut                

Inspeksi           : Membran mukosa bibir kering, pucat, gusi tidak ada lesi

Leher

Inspeksi           : Tidak ada pembengkakan

Palpasi             : Tidak ada pembesaran kelenjaran tiroid, tidak ada nyeri


tekan
2) Pemeriksaan Integumen / Kulit dan Kuku

Kulit

Inspeksi     : warna sawo matang, tidak ada kemerahan, kulit kering

Palpasi       : Tidak ada nyeri tekan, tidak terjadi pitting oedem

3) Pemeriksaan Payudara dan Ketiak : Tidak terkaji

4) Pemeriksaan Thorax / Dada

Inspeksi thorax : Pergerakan thoraks saat ekspirasi dan inspirasi kanan dan
kiri bersamaan, adanyeri tekan karena pasien mengeluh nyeri dada

Paru Perkusi : Bunyi sonor / timpani pada lapang kanan dan kiri

auskultasi :Terdengar bunyyi wheezing,rhonki tidak ada

5) Pemeriksaan Jantung

Palpasi       : tidak ada bunyi tambahan ronchi, wheezing, rales

Auskultasi : bunyi S1 dan S2 tunggal

6) Pemeriksaan Abdomen

Inspeksi     : Tidak terlihat adanya luka

Palpasi       : Tidak teraba massa, turgor kulit kenyal, tidak terdapat nyeri
tekan

Perkusi      : bunyi abdomen timpani

Auskultasi : Terdengar bising usus 8 x/menit.

7) Pemeriksaan Muskuloskeletal

Tonus otot
MMT               5       4            

        5       4

Ket :

4 : Gerakan normal, mampu melawan gravitasi dan mampu   menahan


beban minimal

5 : Gerakan normal penuh, dan mampu melawan gaya gravitasi dengan


tekanan penuh

8) Pemerikasaan Neurologi

Reflek patela         : +/+

Reflek pupil          : +/+

GCS : 4 – 5 – 6

4    : Bingung

5    : Gerakan spontan atau mampu mengikuti perintah

6    : Mengikuti perintah

9) Pemeriksaan Status Mental

Kesadaran composmentis

10) Pemeriksaan Penunjang Medis

Kimia darah tanggal 21 APRIL 2016

Asam urat : 8,0 mg/dl

Kolesterol total : 215 mg/dl

HDL kolesterol direk : 54 mg/dl


LDL kolesterol direk : 102 mg/dl

Trigliserida : 98 mg/dl

Na : 137mmol/l

K : 4,8mmol/l

Cl : 93 mmol/l

Troponin : 13,96 ng/ml

Kimia darah tanggal 22 april 2016

Glukosa puasa : 77 mg/ dl

Kolesterol total : 227 mg/dl

HDL kolesterol direk : 35 mg/dl

LDL kolesterol direk : 84 mg/dl

Trigliserida : 89 mg/dl

Darah lengkap tanggal 20 april 2016

Hb : 12,8 g/dl

Eritrosit : 4,35 juta /ul

Leukosit : 31000 /ul

Trombosit : 279000 /ul

Hematrokrit : 36,9 %

LED : 29 mm/jam

HITUNG JENIS

- BASOFIL : 0%
- EOSINOPIL : 1%

- BATANG : 3%

- SEGMEN : 83 %

- LIMPOSIT ; 12%

- MONOSIT ; 1%

GDS : 141

KIMIA DARAH

UREUM : 66 Mg/dl

Kreatinin : 1,3 mg/dl

SGOT : 680 U/L

SGPT : 115 g/dl.

Dilakukan RO thorak dengan hasil :

Dilakukan EKG dengan hasil :

11) Pelaksanaan/Terapi

–          ISDN 3 X 5 mg

–          Salbutamol 3x1 tb

–          Inj. Cefoperazon 3x1 gr

–          cpg 1x1tb

–          aspilet 1x1tb

–          simpastatin 1X1tb


–          Inj. Lovenoc 2X1

12) Harapan Klien / Keluarga Sehubungan Dengan Penyakitnya

– Pasien dan keluarga berharap cepat sembuh dan bisa cepat pulang

ANALISA DATA

Nama Pasien   : Ny. R

Umur               : 50 tahun

No. Reg           : 11060868   

Data Etiologi Masalah

Data Subyektif :
 Iskemia atau Nyeri akut
Pasien menyatakan nyeri pada dada
suplai O2 ke
sebelah kiri
jaringan jantung
P: nyeri ulu hti dan mual
berkurang atau
Q: Nyeri bertambah bila dibuat
sumbatan pada
aktivitas dan berkurang bila dibuat
arteri koronaria
istirahat
R: nyeri tersebut klien rasakan di
bagian dada sebelah kiri
S: Skala nyeri berkisar pada skla 5
dari skla 1-10
T: Nyeri yang di rasakan klien
dimulai sejak subuh
 Data Obyektif :
– Pasien nampak kesakitan
– Pasien tampak pucat
– TD : 120/80 mmHg
– Skala nyeri 5(dari rentan 1-10)
2.Data Subyektif :
Menurunnya  Penurunan cardiac
Pasien mengeluh lemah, sesak nafas,
kontraksi jantung output
sulit melakukan aktivitas yang
berlebih, sering terbangun pada malam
hari karena sesak dan

sesak nafas, sulit melakukan aktivitas


yang berlebih, sering terbangun pada
malam hari karena sesak dan nyeri
dada

Data Obyektif :

–    TD : 120/80 mmHg

–    P    : 82 x/mnt

–    Kulit dingin

–    N : 82 x/mnt

3.Data Subyektif : Ketidakseimbangan  Intoleransi


antara suplai dan aktifitas
Pasien mengeluh sesak bila bangun
kebutuhan oksigen
dari posisi tidur

Data Obyektif :
Pasien bedress. Mual muntah

4.Data subjektif

– pasien mengeluh tidak mau makan Gangguan nutrisi


kurang dari
Data Objektif
kebutuhan

Pasien makan hanya habis 3 sendok


tiap kali makan.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. nyeri akut berhubungan dengan iskemia jaringan atau sumabtan pada


arteri koronaria

2. Penurunan cardiac output berhubungan dengan menutunnya kontraksi otot


jantung

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai


dan kebutuhan oksigen

4. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual


muntah

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

1. Gangguan nyaman nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan atau


sumabtan pada arteri koronaria

2. Tujuan

Setelah dilakukan tindakan keperawtan  dalam waktu 2 x 24 jam pasien


mampu menunjukkan rasa nyeri dada dengan

Kriteria hasil :

– Pasien tampak rileks


– Skala nyeri 0

– TD : 120/80 mmHg

– P    : 80 x/mnt

1) Penurunan cardiac output berhubungan dengan menutunnya


kontraksi otot jantung

2) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan


antara suplai dan kebutuhan oksigen

3) Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan muat muntah

C. INTERVENSI

Nama Pasien   : Ny. R

Umur               : 50 Tahun

No. Reg           : 11060868                              

DIAGNOSA
NO. KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL TTD

1. nyeri akut Setelah dilakukan 1.   Monitor dan kaji 1.  Variasi  


berhubungan dengan tindakan karakteristik dan penampilan dan
 
iskemia jaringan atau keperawtan  dalam lokasi nyeri perilaku passien

  sumabtan pada arteri waktu 2 x 24 jam karena nyeri terjadi


2.  Monitor tanda-
koronaria yang pasien mampu sebagai temuan
  tanda vital 
ditandai dengan menunjukkan rasa pengkajian
( tekanan darah,
pasien mengatakan nyeri dada dengan
  2. Peningkatan
DIAGNOSA
NO. KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL TTD

  nyeri dada sebelah Kriteria hasil : nadi) tekanan darah dan


kiri, pasien kelihatan nadi meningklat
  – Pasien tampak  
menyeringai sebagai akibat nyeri
rileks
  kesakitan, pasien   dan berhubungan
tampak pucat, TD : – Skala nyeri 0 dengan cemas
  160/100 mmHg,
– TD : 120/80 3.    Menurunkan
  P : 96x/mnt, skala   rangsang eksternal
mmHg
nyeri 5 dimana ansietas dan
  3.      Ciptakan
– P    : 80 x/mnt regangan jantung
  suasana lingkungan
  serta keterbatasan
  yang tenang dan
  kemampuan koping
  nyaman
  dan keputusan
    terhadap situasi saat
 
 
ini
   
 
 
4. Membantu dalam
   
 
  penurunan
  persepsi/respon
 
 
nyeri
  4.      Ajarkan dan
 
 
anjurkan pada pasien 5. Pilihan untuk
 
  untuk melakukan menurunkan nyeri
 
  tehnik relaksasi hebat, memberikan
 
  sadari dan
  5.      Kolaborasi
  mnegurangi kerja
  dengan deokter dalam
  miokard
  pemberian analgesik
 
   
DIAGNOSA
NO. KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL TTD

        1.       Perubahan
terjadi pada TD
 
( hipertensi atau

Penurunan cardiac Setelah dilakukan   hipotensi) karena

output berhubungan tindakan respon jantung


2. 1.      Lakukan
dengan menutunnya keperawtan dalam
pengukuran tekanan  
  kontraksi otot yang waktu 2×24 jam
darah ( bandingkan
ditandai dengan tidak terjadi
  kedua lengan pada
pasien mengeluh penurunan cardiac
posisi berdiri, duduk, 2.      Sirkulasi
lemah, sesak napas, output dengan
  dan tiduran  jika perifer menurun bila
sulit melakukan criteria hasil :
memungkinkan curah jantung
  aktivitas yang
– Pasien tampak menurun membuat
berlebih, sering 2.      Kaji kualitas
  semangat kekuatan nadi
terbangun pada nadi
menungkat
  malam hari karena – tidak sesak napas
sesak dan nyeri dada,  
3.       S3 dan S4 
 
TD : 160/100 mmHg, – TD : 120/80 atau krekels terjadi
 
mmHg
  dengan
N: 96x/mnt, kulit
– N : 80 x/mnt dekompensasi
  dingin,
jantung atau
3.      auskultasi bunyi
P : 22 x/mnt – kulit normal tidak beberapa obat
  nafas dan bunyi
dingin
  jantung
 
– P : 20 x/mnt
    4.      Pemeriksaan
 
  dilakukan untuk
   
  mengidentifikasi
 
  area iobstruksi atau
DIAGNOSA
NO. KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL TTD

      4.      Kolaborasi kerusakan arteri


dengan dokter dalam koroner yang
     
pemeriksaan serial memerlukan

      EGC, foto thorax, intervensi bedah


pemberian obat-
       
obatan anti disritmia

  1.Kecenderungan
 
melakukan respon
  Intoleransi aktivitas   pasien terhadap
berhubungan dengan aktivitas dan dapat
Setelah dialkukan 1.      Catat irama
ketidakseimbangan mengindikasikan
tindakan jantung, tekanan
antara suplai dan penurunan oksigen
keperawtan dalam darah dan nadi
kebutuhan oksigen miokardia yang
 3. waktu 2×24 jam, sebelum dan sesudah
yang ditandai dengan memerlukan
pasien menunjukkanmelalukan aktivitas
pasien mengeluh penurunan tingkat
peningkatan
sesak bila angun dari aktivitas
kemampuan dalam  
posisi tidur,
melakukan aktivitas 2. Menurunkan
berkeringat dingin  
dengan criteria hasil kerja miokardia /
bila merubah posisi
;   konsumsi oksigen,
dari tidur langsung
duduk, Tanda vital menurunkan resiko
– TD : 120/80
setelah bangun tidur mmHg komplikasi

TD : 170/100 mmHg, 2.      Anjurkan pasien


3. Aktifitas yang
– N : 80 x/mnt agar lebih banyak
N: 100x/mnt. memerlukan
beristirahat terlebih
– P: 20 x/mnt menahan napas dan
dahulu
P : 28x/mnt menunduk
– Pasien nyaman
  ( manuvervalsalva)
dalam tidur
DIAGNOSA
NO. KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL TTD

dapat
mengakibatkan
bradikardi, juga
menurunkan curah
jantung dan
3.      Anjurkan pasien
takikardi dengan
menghindari
peningkatan TD
peningkatan tekanan
abdomen contoh 4. Aktivitas yang
mengejan saat maju memberikan
defekasi kontrol jantung,
meningkatkan
 
regangan dan
mencegah aktivitas
berlebihan

 
4. Jelaskan pada
pasien tentang taha-  
tahap aktivitas yang
 
boleh dilakukan oleh
pasien  
D.  IMPLEMENTASI

Nama Pasien   : Ny. R

Umur               : 50 tahun

No. Reg           : 11060868                              

No. No. DX TGL/JAM TINDAKAN TTD

1. 1 10.12.2019 1. Me monitor dan kaji karakteristik  


dan lokasi nyeri
    09.00 wib
2. Memonitor tanda-tanda vital 
     
( tekanan darah, nadi

     
3. Menciptakan suasana lingkungan

      yang nyaman dan tenang

      .      4. Mengajarkan dan anjurkan pada


pasien untuk melakukan tehnik
      relaksasi

      5. Mengkolaborasi dengan deokter


dalam pemberian analgesik
     

1. Melakukan pengukuran tekanan darah


2 2 10.12.2019
(bandingkan kedua lengan pada posisi
    10.00 wib berdiri, duduk, dan tiduran  jika
memungkinkan

2. Meng kaji kualitas nadi

3.     Mengauskultasi bunyi nafas dan bunyi


jantung

4. Kolaborasi dengan dokter dalam


   
pemeriksaan serial EGC, foto thorax,
    pemberian obat-obatan anti disritmia

      5.  Melakukan auskultasi bunyi nafas dan


bunyi jantung pada pasien
     

     
1. Mencatat irama jantung, tekanan darah
     
dan nadi sebelum dan sesudah melalukan

  aktivitas

  2.  Menganjurkan pasien agar lebih banyak


beristirahat terlebih dahulu

3.   Menganjurkan pasien menghindari


peningkatan tekanan abdomen contoh
mengejan saat defekasi
3 10.12.2019

4. Menjelaskan pada pasien tentang taha-


  11.00 wib
tahap aktivitas yang boleh dilakukan
  3 oleh pasien

E. EVALUASI
Nama Pasien   : Ny. R

Umur               : 50 tahun

Tanggal           : : 11060868                              

No. NO. DX JAM EVALUASI TTD

1. 1 12 am S : Pasien mengatakan nyeri berkurang  

      O : – Pasien tampak rileks

      – Skala nyeri 0

      – TD : 140/90 mmHg

      A : Tujuan tercapai

      P : Hentikan intervensi

       

2. 2 12 am S  :  Pasien mengatakan sesak berkurang

      O :  –  Pasien tampak
semangat                                 
     
       –  tidak sesak
     
– N : 20 x/mnt
     
A :  Tujuan  tercapai
     
P  :  Hentikan intervensi
     
 
3. 3 12 am
S : Pasien mengatakan sudah mengalami
peningkatandalam aktivitas

O : – Pasien sudah nyaman dalam tidur

– Sudah bisa duduk dengan tenang

A : Tujuan tercapai

P : intervensi dihentikan

BAB IV

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Penyakit  jantung koroner (PJK) adalah penyakit yng menyerang


organ jantung. Gejala dan keluhan dari PJK hampir sama dengan gejala
yang dimiliki oleh penyakit jantung secara umum. Penyakit jantung
koroner juga salah satu penyakit yang tidak menular. Kejadian PJK terjadi
karena adanya faktor resiko yang antara lain adalah tekanan darah tinggi
(hipertensi), tingginya kolesterol, gaya hidup yang kurang aktivitas fisik
(olahraga), diabetes, riwayat PJK pada keluarga, merokok, konsumsi
alkohol dan faktor sosial ekonomi lainnya. Penyakit jantung koroner ini
dapat dicegah dengan melakukan pola hidup sehat dan menghindari fakto-
faktor resiko.seperti pola makan yang sehat, menurunkan kolesterol,
melakukan aktivitas fisik dan olehraga secara teratur, menghindari stress
kerja.

B.     Saran

Kelompok berharap makalah ini dapat digunakan oleh perawat


untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam memberikan
intervensi keperawatan pada pasien CAD sehingga dapat meningkatkan
kualitas asuhan keperawatan yang diberikan dan perbaikan kondisi pasien.

Daftar Pustaka

Rilantono, lily L.2012. Penyakit Kardiovaskular (PKV). Jakarta:Badan Penerbit


FKUI

Risa Hermawati, Haris Candra Dewi.2014.penyakit jantung koroner. Jakarta :


Kandas media (Imprint agromedia pustaka)

Judith.M.Wilkison dan Nancy.R.2013.Buku Saku Diagnosis Keperawatan Ed


9.Jakarta: EGC

Annisa dan anjar. Jurnal GASTER Vol. 10 No. 1 / februari 2013

Norhasimah. 2010. Buku Ajar Patologi edisi 7. ECG: Jakarta

Karikaturijo, 2010. Penyakit Jantung Koroner. Universitas Pembangunan


Nasional Veteran. Jakarta. Hal: 11

American Heart Association (AHA). 2011. Metabolic risk for cardiovascular


disease edited by Robert H. Eckel. Wiley - Blackwell Publishing.

Putra S, Panda L, Rotty. 2013.profil penyakit jantung koroner. Manado : fakultas


Kedokteran.

Rochmayanti.2011. analisis faktor – faktor yang mempengaruhi kualitas hidup


pasien dengan penyakit jantung koroner. Jakarta : fakultas Ilmu keperawatan
A. Fauzi yahya. 2010. Penaklukan No. 1 : Mencegah dan mengatasi penyakit
jantung koroner. Bandung: Qanita

Wantiyah. 2010. Analisis faktor- faktor yang mempengaruhi efikasi diri pasien
penyakit jantung koroner dalam konteks asuhan keperawatan.Depok: Universitas
Indonesia

Aziza, Wahyuni. 2010. Pengalaman klien tentanf perawatan post cabg terhadap
kulaitas hidup dalam konteks asuhan keperawaatan:Studi fenomenologi diunit
pelayanan jantung terpadu. Depok:Universitas Indonesia

Moorhead, Sue DKK. 2013.Nursing Outcomes Classification (NOC) edisi


kelima.Elsevier Singapore Pte Ltd

Bulecheck M, Gloria. DKK. 2013.Nursing Interventions Classification (NIC)


edisi keenam. Elsevier Singapore Pe Ltd

Herman, T Heather. 2015.NANDA Internastional Inc. Diagnosis Keperawatan:


Definisi & Klasifikasi 2015-2017, edisi 10. Jakarta : buku kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai