Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA AGREGAT KELOMPOK


WANITA/PRIA DENGAN KASUS PENYAKIT JANTUNG

Makalah ini disusun untuk memenuhi salahsatu tugas perbaikan keperawatan


komunitas II

Dosen : Susan Susyanti, M.Kep

Disusun Oleh :
Aa Ragam Santika Has SR
(KHGC17073)
Kelas :
4B

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES KARSA HUSADA GARUT
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah berjudul Askep komunitas
pada agregat kelompok wanita/pria dengan kasus Penyakit Jantung tepat waktu.
Makalah Askep komunitas pada agregat kelompok wanita/pria dengan kasus
Penyakit Jantung disusun guna memenuhi tugas perbaikan Ibu Susan Susyanti,
M.Kep pada Mata kuliah Komunitas II di STIKes Karsa Husada Garut. Selain itu,
penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Susan
Susyanti, M.Kep selaku dosen mata kuliah. Tugas yang telah diberikan ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis
juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses
penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan
makalah ini.

Garut 20 Januari 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem kardiovaskuler merupakan suatu sistem yang sangat vital

pengaruhnya bagi tubuh manusia. Sistem kardiovaskuler terdiri dari jantung

dan pembuluh darah yang meliputi arteri, kapiler dan vena.

Jantung berperan besar dalam berlangsungnya hidup seorang manusia.

Jantung terletak di mediastenum, diantara rongga dada dan paru paru.

Jantung memiliki 4 ruang yaitu atrium kiri, atrium kanan, ventrikel kiri dan

ventrikel kanan yang masing masing mempunyai peranan tersendiri.

Jantung berfungsi untuk memompakan dan menyebarkan darah ke seluruh

tubuh.

Abnormalitas mengenai jantung sangat banyak ragamnya. Salah satunya

yaitu Penyakit Jantung Koroner yang secara garis besar termasuk ke dalam

kelompok Penyakit Jantung Degeneratif. Penyakit Jantung Degeneratif

merupakan suatu penyakit yang mempunyai penyebab dan selalu

berhubungan dengan satu faktor risiko atau lebih, dimana faktor-faktor

tersebut bekerja sama menimbulkan penyakit degeneratif itu. Dan Penyakit

Jantung Koroner itu sendiri adalah penyakit pada arteri koronaria dimana

terjadi penyempitan atau sumbatan pada arterikoronaria yang sering kali

disebabkan karena proses atherosclerosis. Penyempitan atau penyumbatan

ini disebabkan oleh lemak atau plak yang membuat aliran darah dan oksigen

menjadi berkurang.
Untuk menemukan penyelesaian dari kasus Penyakit Jantung Koroner, kita

harus mengetahui mengenai pengertian etiologi, patofisiologi, tanda dan

gejala, dan lain-lain dari penyakit tersebut. Oleh karena itu, makalah ini

mencoba menguraikan satu persatu mengenai hal hal yang dibutuhkan untuk

memahami Penyakit Jantung Koroner tersebut.

B. Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan Penyakit Jantung Koroner?

b. Apa penyebab terjadinya Penyakit Jantung Koroner?

c. Apa saja Tanda dan gejala Penyakit Jantung Koroner?

d. Bagaimana patofisiologi terjadinya Penyakit Jantung Koroner?

e. Bagaimana pathway Penyakit Jantung Koroner?

f. Apa saja penatalaksanaan terapi Penyakit Jantung Koroner?

C. Tujuan

a. Untuk mengetahui Pengertian Penyakit Jantung Koronel

b. Untuk mengetahui Etiologi Penyakit Jantung Koronel

c. Untuk mengetahui Tanda dan Gejala Penyakit Jantung Koronel

d. Untuk mengetahui Patofisiologi Penyakit Jantung Koronel

e. Untuk mengetahui Pathway Penyakit Jantung Koronel

f. Untuk mengetahui Penatalaksanaan terapi Penyakit Jantung Koronel


BAB II

TINJAUAN TEORI

1. Konsep Penyakit Jantung Koroner

A. Pengertian

Penyakit jantung koroner (PJK) adalah suatu kondisi dimana

ketidakseimbangan antara suplai darah ke otot jantung berkurang sebagai

akibat tersumbatnya pembuluh darah arteri koronaria dengan penyebab

tersering adalah aterosklerosis (Wijaya dkk, 2013). PJK merupakan

gangguan fungsi jantung akibat otot jantung kekurangan darah dari

penyempitan pembuluh darah koroner. Secara klinis, ditandai dengan nyeri

dada terasa tidak nyaman di dada atau dada terasa tertekan berat ketika

sedang mendaki juga pada kerja berat ataupun berjalan terburu-buru pada

saat berjalan datar atau berjalan jauh (RISKESDAS, 2013).

Jadi bisa diambil kesimpulan Penyakit Jantung Koroner adalah

adanya suatu kelainan berupa penyumbatan di pembuluh darah arteri

koronaria sehingga suplai nutrisi dan oksigen untuk jantung berkurang.

B. Etiologi

Penyakit jantung koroner biasanya disebabkan oleh ateroklerosis,

sumbatan pada arteri koroner oleh plak lemak dan fibrosa. Penyakit jantung

koroner ditandai dengan angina pectoris, sindrom koroner akut, dan atau

infark miokardium(Lemone, Burke, Bauldoff, 2015). Penyebab primer

penyakitarteri koroner adalah inflamasi dan pengendapan lemak di dinding


arteri (Black & Hawks, 2014). Sherwood (2014) menambahkan spasme

vaskular yang merupakan suatu konstriksi spastik abnormal yang secara

transien menyempitkan pembuluh koronaria dan spasme vaskular berkaitan

dengan tahap awal penyakit arteri koronaria.

C. Manifestasi Klinis

1) Nyeri dada
2) Jantung berdebar
3) Sesak napas
4) Demam
5) Mual
6) Muyntah
7) Perut bagian atas kembung dan sakit
8) Debar jantung abnormal
9) Tekanan darah rendah
10) Pucat
11) Kulit basah dan dingin (keringat dingin)
12) Kurang semangat
13) Pingsan
14) Tenaga pikiran lemah
15) Ketakutan tidak beralasan
16) Nyeri lengan dan punggung
17) Akral hangat

D. Fatofisiologi

Bila terlalu banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung

kolesterol, maka kadar kolesterol dalam darah bisa berlebih (disebut

hiperkolesterolemia). Kelebihan kadar kolesterol dalam darah akan

disimpan di dalam lapisan dinding pembuluh darah arteri, yang disebut

sebagai plak atau ateroma (sumber utama plak berasal dari LDL-Kolesterol.
Sedangkan HDL membawa kembali kelebihan kolesterol ke dalam hati,

sehingga mengurangi penumpukan kolesterol di dalam dinding pembuluh

darah). Ateroma berisi bahan lembut seperti keju, mengandung sejumlah

bahan lemak, terutama kolesterol, sel-sel otot polos dan sel-sel jaringan ikat.

Apabila makin lama plak yang terbentuk makin banyak, akan terjadi

suatu penebalan pada dinding pembuluh darah arteri, sehingga terjadi

penyempitan pembuluh darah arteri. Kejadian ini disebut sebagai

aterosklerosis (terdapatnya aterom pada dinding arteri, berisi kolesterol dan

zat lemak lainnya). Hal ini menyebabkan terjadinya arteriosclerosis

(penebalan pada dinding arteri & hilangnya kelenturan dinding arteri). Bila

ateroma yang terbentuk semakin tebal, dapat merobek lapisan dinding arteri

dan terjadi bekuan darah (trombus) yang dapat menyumbat aliran darah

dalam arteri tersebut.

Hal ini yang dapat menyebabkan berkurangnya aliran darah serta suplai

zat-zat penting seperti oksigen ke daerah atau organ tertentu seperti jantung.

Bila mengenai arteri koronari yang berfungsi mensuplai darah ke otot

jantung (istilah medisnya miokardium), maka suplai darah jadi berkurang

dan menyebabkan kematian di daerah tersebut (disebut sebagai infark

miokard).

Konsekuensinya adalah terjadinya serangan jantung dan menyebabkan

timbulnya gejala berupa nyeri dada yang hebat (dikenal sebagai angina

pectoris). Keadaan ini yang disebut sebagai Penyakit Jantung Koroner (PJK)
E. Pathway

F. Penatalaksanaan Terapi

a. Terapi Non-Farmakologis

Terapi Non-Farmakologi yang dapat dilakukan yaitu:

1) Merubah gaya hidup, misalnya berhenti merokok.


2) Olahraga, dapat meningkatkan kadar HDL dan memperbaiki koroner pada

penderita jantung koroner, karena:

- Memperbaiki fungsi paru-paru dan memperbanyak O2 masuk

ke dalam miokard.

- Menurunkan tekanan darah

- Menyehatkan jasmani

3) Diet dapat mengurangi kadar hiperglikemia

b. Terapi Faarmakologis

Terapi didasarkan pada pengetahuan tentang mekanisme,

manifestasi klinis, perjalanan alamiah dan patologis baik dari sisi

selular, anatomis dan fisiologis dari kasus PJK. Pada prinsipnya terapi

ditujukan untuk mengatasi nyeri angina dengan cepat, intensif dan

mencegah berlanjutnya iskemia serta terjadinya infark miokard akut

atau kematian mendadak.

Pedoman Tatalaksana Penyakit Kardiovaskuler di Indonesia tahun

2009 obat yang disarankan untuk penderita PJK adalah :

1) Golongan Nitrat

Mekanisme kerja golongan nitrat vasodilatasi, menurunkan

pengisian diastolik, menurunkan tekanan intrakardiak dan

meningkatkan perfusi subendokardium. Nitrat kerja pendek

penggunaan sublingual untuk profilaksis, nitrat kerja

panjang penggunaan oral atau transdermal untuk menjaga periode

bebas nitrat. Nitrat kerja jangka pendek diberikan pada setiap


pasien untuk digunakan bila terdapat nyeri dada. Dosis nitrat

diberikan 5 mg sublingual dapat diulang tiga kali sehari.

2) Golongan Penyekat β (beta bloker)

Terdapat bukti-bukti bahwa pemberian beta bloker pada pasien

angina yang sebelumnya pernah mengalami infark miokard, atau

gagal jantung memiliki keuntungan dalam prognosis. Berdasarkan

data tersebut beta bloker merupakan obat lini pertama terapi angina

pada pasien tanpa kontraindikasi (Anonim, 2009). Beta bloker

dapat menimbulkan efek samping berupa gangguan pencernaan,

mimpi buruk, rasa capek, depresi, reaksi alergi blok AV,

danbronkospasme. Beta bloker dapat memperburuk toleransi

glukosa pada pasien diabetes juga mengganggu respon metabolik

dan autonomik terhadap hipoglikemik (Anonim, 2000). Dosis beta

bloker sangat bervariasi untuk propanolol 120-480/hari atau 3x

sehari 10-40mg dan untuk bisoprolol 1x sehar 10-40mg.

3) Golongan antagonis kalsium

Mekanisme kerja antagonis kalsium sebagai vasodilatasi koroner

dansistemik dengan inhibisi masuknya kalsium melalui kanal tipe-

L. Verapamil dandiltiazem juga menurunkan kontraktilitas

miokardium, frekuensi jantung dankonduksi nodus AV. Antagonis

kalsium dyhidropyridin (missal: nifedippin,amlodipin, dan

felodipin) lebih selektif pada pembuluh darah (Anonim,

2009).Pemberian nifedipin konvensional menaikkan risiko infark

jantung atauangina berulang 16%, Penjelasan


mengapa penggunaan monoterapi nifedipindapat menaikkan

mortalitas karena obat ini menyebabkan takikardi refleks

danmenaikkan kebutuhan oksigen miokard (Anonimª, 2006). Dosis

untuk antagoniskalsium adalah nifedipin dosis 3x5-10mg,

diltiazem dosis 3x30-60mg danverapamil dosis 3x 40-80mg. d)

4) Obat antiplatelet

Terapi antiplatelet diberikan untuk mencegah trombosis koroner

olehkarena keuntungannya lebih besar dibanding resikonya.

Aspirin dosis rendah (75-150mg) merupakan obat pilihan

kebanyakan kasus. Clopidogrel mungkin dapatdipertimbangkan

sebagai alternative pada pasien yang alergi aspirin, atau

sebagaitambambahan pasca pemasangan sent, atau setelah sindrom

koroner akut. Padapasien riwayat perdarahan gastrointestinal

aspirin dikombinasi dengan inhibisipompa proton lebih baik

dibanding dengan clopidogrel. Untuk Clopidogreldengan dosis 75

mg satu kali sehari (Anonim, 2009)Aspirin bekerja dengan cara

menekan pembentukan tromboksan A2dengan cara menghambat

siklooksigenase dalam platelet (trombosit) melaluiasetilasi yang

ireversibel. Kejadian ini menghambat agregasi trombosit

melaluijalur tersebut. Sebagian dari keuntungan dapat terjadi

karena kemampuan antiinflamasinya dapat mengurangi ruptur plak

5) Anti kolesterol

Statin menurunkan resiko komplikasi atherosklerosis sebesar 30%

padapasien angina stabil. Beberapa penelitian juga menunjukkan


manfaat statin padaberbagai kadar kolesterol sebelum terapi,

bahkan pada pasien dengan kadarkolesterol normal. Terapi statin

harus slalu dipertimbangkan pada pasien jantungkoroner stabil dan

angina stabil. Target dosis terapi statin untuk

menurunkanmorbiditas dan mortalitas kardiovaskuler sebaiknya

berdasarkan penelitian klinisyang telah dilakukan dosis statin yang

direkomendasi adalah simvastatin 40mg/hr, pravastatin 40 mg/hr,

dan atorvastin 10 mg/hr. Bila dengan dosis diataskadar kolesterol

total dan LDL tidak mencapai target, maka dosis dapatditingkatkan

sesuai toleransi pasien sampai mencapai target (Anonim,

2009).Statin juga dapat memperbaiki fungsi endotel, menstabilkan

plak,mengurangi pembentukan trombus, bersifat anti inflamasi,

dan mengurang ioksidasi lipid. Statin sebaiknya diteruskan untuk

mendapatkan keuntunganterhadap kelangsungan hidup jangka

panjang (Anonimª, 2006). Kontraindikasipasien dengan penyakit

hati yang aktif, pada kehamilan dan menyusui. Efeksamping miosis

yang reversibel merupakan efek samping yang jarang

tapibermakana. Statin juga menyebabkan sakit kepala, perubahan

nilai fungsi ginjal dan efek saluran cerna.


BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. Ilustrasi kasus

Desa Batu putih RW 01 Kecamatan Curug Kidul terletak di bawah kaki

gunung dan mempunyai pemandangan gunung gunung yang indah. Berjumlah

penduduk sekitar 624 orang dengan komposisi umur 269 anak dan balita, 268

jumlah usia produktif/remaja dan 87 Usia dewasa. Desa Batu Putih RW 01

mempunyai tingkat pertumbuhan penduduk di wilayah RW 01 Desa Batu Putih

kadang mengalami peningkatan per tahunnya. Di RW 01 masyarakat khusunya

pria dewasa mengalami mengalami penyakit Jantung Koroner. Dan di

lingkungan RW 01 didapatkan kurangnya popohonan yang menghasilkan

oksigen. Hasil observasi didapatkan sebagian besar laki-laki dewasa

mempunyai kebiasaan merokok dan mengkonsumsi kopi. Dan disaat ditanya

mereka tidak terlalu mengerti tentang resiko penyakit jantung coroner.

Masyarakat di RW 01 Desa Batu putih mencari nafkah rata rata menjadi buruh

pabrik, sebagian menjadi buruh tani, ada sebagian sebagai pedagang dan

sedikit menjadi PNS. Untuk riwayat tingkat Pendidikan di Wilayah RW 01

Desa Batu Putih untuk usia dewasa sebagian besar memiliki riwayat

Pendidikan SMP dan SMA. Fasilitas kesehatan terdekat dengan RW 01 Desa

Batu Putih yaitu puskesmas Batu putih yang terletak sekitar 1.5 Km dari RW

01. Pada penuturan penduduk mengatakan bahwa mereka sering mengkonsumi

makanan gorengan, terkadang masyarakat gemar mengkonsumsi makanan

yang digoreng dan ikan asin menjadi menu favorit pendamping selain menu

makanan lain untuk dikonsumsi sehari hari. Warga dewasa RW 01 Desa


Gunung Putih tidak terbiasa melakukan olahraga disamping mereka

mengatakan sibuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari hari. Fasilitas

pelayanan kesehatan untuk RW 01 Desa Batu Putih yaitu puskesmas Batu putih

yang membutuhkan kendaraan untuk sampai ke puskesmas Menurut penuturan

masyarakat, masyarakat dewasa kurang begitu aktif untuk mengunjungi dan

mengecek kesehatan di puskesmas .

B. Pengkajian

a. Dimensi Biologis

1) Data Demografi

Hasil pengkajian di RW 01 di Desa Batu Putih diperoleh data antara

lain adalah jumlah penduduk 624 orang dengan komposisi umur 269

anak dan balita, 268 jumlah usia produktif/remaja dan 87 Usia dewasa

2) Tingkat Tumbuh Kembang

Untuk tingkat pertumbuhan penduduk di wilayah RW 01 Desa Batu

Putih kadang mengalami peningkatan per tahunnya

3) Masalah Kesehatan Yang Lazim

Sebagian Besar Usia Dewasa Pria mengalami penyakit Jantung

Koroner,

b. Dimensi Fisik

1) Lokasi/tempat target

Wilayah RW 01 Desa Batu Putih

2) Kondisi Lingkungan/tempat tinggal yang dapat membahayakan


Hasil observsi di lingkungan RW 01 didapatkan kurangnya popohonan

yang menghasilkan oksigen

c. Dimensi Psikologis

Pada dimensi psikologis didapatkan sebagian besar laki-laki dewasa

mempunyai kebiasaan merokok dan mengkonsumsi kopi. Dan disaat

ditanya mereka tidak terlalu mengerti tentang resiko penyakit jantung

coroner.

d. Dimensi Lingkungan Sosial

1) Pekerjaan

Untuk pekerjaan Wilayah RW 01 Desa Batu Putih rata rata menjadi

buruh pabrik, sebagian menjadi buruh tani, ada sebagian sebagai

pedagang dan sedikit menjadi PNS

2) Pendidikan

Untuk tingkat Pendidikan di Wilayah RW 01 Desa Batu Putih untuk

usia dewasa sebagian besar memiliki riwayat Pendidikan SMP dan

SMA

3) Pelayanan Kesehatan Yang Bersifat Proteks

Fasilitas kesehatan terdekat dengan RW 01 Desa Batu Putih yaitu

puskesmas Batu putih yang terletak sekitar 1.5 Km dari RW 01

e. Dimensi Prilaku

1) Kebutuhan Nutrisi

Pada penuturan penduduk yang mengatakan bahwa mereka sering

mengkonsumi makanan gorengan, terkadang masyarakat gemar

mengkonsumsi makanan yang digoreng dan ikan asin menjadi menu


favorit pendamping selain menu makanan lain untuk dikonsumsi sehari

hari.

2) Gerak Badan

Warga dewasa RW 01 Desa Gunung Putih tidak terbiasa melakukan

olahraga disamping mereka mengatakan sibuk bekerja untuk memenuhi

kebutuhan sehari hari.

f. Dimensi Kesehatan

1) Pelayanan Kesehatan Yang Tersedia

Fasilitas pelayanan kesehatan untuk RW 01 Desa Batu Putih yaitu

puskesmas Batu putih yang membutuhkan kendaraan untuk sampai ke

puskesmas

2) Sikap Terhadap Pelayanan Keseatan

Menurut penuturan masyarakat, masyarakat dewasa kurang begitu aktif

untuk mengunjungi dan mengecek kesehatan di puskesmas .

g. Analisa Data

No Data Etiologi Problem

1 1. Sebagian besar pria Kurangnya Ketidakefektifan

dewasa mempunyai kesadaran pria pemeliharaan

riwayat penyakit jantung dewasa dalam kesehatan

koroner pola hidup sehat

2. Sebagian besar usia pria

dewasa mempunyai

kebiasaan merokok dan

mengkonsumsi kopi.
3. Pada makanan yang

sering dikonsumsi oleh

kaki-laki dewasa yaitu

makanan berminyak dan

juga makanan yang

mengandung Natrium.

4. Warga RW 01 Desa

Gunung Gede tidak

terbiasa melakukan

olahraga disamping

mereka mengatakan sibuk

bekerja.

2 1. Sebagian besar Kurangnya Kurangnya

Masyarakat pria dewasa minat untuk pengetahuan

mempunyai riwayat mengunjungi tentang penyakit

Pendidikan SMP dan fasilitas jantung koroner

SMA kesehatan

2. Untuk makanan yang

sering dikonsumsi oleh

kaki-laki dewasa yaitu

makanan berminyak dan

juga makanan yang

mengandung Natrium
3. Masyarakat Kurang

memanfaatkan fasilitas

kesehatan untuk

mengecek kesehatan

mereka.

4. Hasil penuturan kepada

pria dewasa didapatkan

mereka tidak terlalu

mengerti tentang penyakit

jantung coroner

C. Diagnosa Keperawatan

1. Kurangnya pengetahuan tentang penyakit jantung coroner berhubungan

dengan kurangnya minat untuk mengunjungi fasilitas kesehatan

2. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan behubungan dengan

Kurangnya kesadaran pria dewasa dalam pola hidup sehat

D. Intervensi Keperawatan

Diagnosa Tujuan Rencana Sasaran Metode Waktu Tempat


Keperawatan Tindakan
Kurangnya Setelah 1. berikan Kelompok Ceramah Sabtu Gor
pengetahuan dilakukan penyuluhaan pria dan 20 serbaguna
tentang PJK tindakan kesehatan dewasa diskusi Februari RW 01
berhubungan keperawatan tentang PJK RW 01 2021
dengan komunitas, 2. Melakukan Desa Batu
kurangnya pria dewasa test Putih
minat untuk mengetahui kesehatan
mengunjungi tentang PJK pada
fasilitas masyarakat
kesehatan pria dewasa
yang
mempunya
riwayat
penyakit
PJK
Ketidakefektifan Setelah 1. Memberikan Kelompok Ceramah Minggu Gor
dilakukan penyuluhan pria dan 21 serbaguna
pemeliharaan
Asuhan kesehatan dewasa diskusi Februari RW 01
kesehatan
keperawatan tentang gaya RW 01 2021
behubungan komunitas hidup yang Desa Batu
Masyarakat sehat Putih
dengan
pria dewasa 2. Berikan
Kurangnya
bisa lebih penyuluhan
kesadaran pria menjaga kesehatan
pola hidup tentang
dewasa dalam
sehat asupan
pola hidup sehat
makanan
sehat sehari
hari
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penyakit Jantung Koroner merupakan penyakit yang disebabkan oleh

penyumbatan pembuluh darah arteri koronaria yang bianya terjadi karena

faktor gaya hidup yang kurang sehat ataupun asupan makanan yang kurang

baik. Siapaun bisa beresiko terkena penyakit jantung coroner bilamana

mereka tidak bisa menjaga pola hidup sehat dan mengurangi dan menjahui

faktor yang menyebabkan terjadinya penyakit jantung koroner.


DAFTAR PUSTAKA

http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/487/2/BAB%20II.pdf

https://www.scribd.com/doc/147549585/Pathway-PJK

https://www.academia.edu/35787370/PATOFISIOLOGI_docx

https://www.scribd.com/doc/64347513/Makalah-Penyakit-Jantung-Koroner-Kasus-3-
Kelompok-Tutor-12

https://www.academia.edu/34526403/FARMAKOTERAPI_TERAPAN_PENYAKIT_JANTUN
G_KORONER

Anda mungkin juga menyukai