Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT JANTUNG KORONER


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Gerontik

Disusun Oleh Kelompok 10 :

Denida Mahasari (23020315)


Nadila Agustin (23020197)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


UNIVERSITAS YATSI MADANI
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini dengan judul “Asuhan
Keperawatan Penyakit Jantung Koroner” . Dalam menyusun Makalah ini, kami
telah dibimbing dengan baik oleh dosen dan teman-teman sekalian. Oleh karena
itu sebagai bentuk rasa syukur, saya ucapkan terima kasih.

Penulis menyadari Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, masukan sangat
diharapkan untuk perbaikan Makalah selanjutnya. Semoga bantuan yang di berikan
mendapatkan balasan dari Allah SWT. Penulis berharap semoga Makalah ini
memberikan wawasan bagaimana Asuhan Keperawatan Penyakit Jantung Koroner itu.

Tangerang, 20 Oktober 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................... i

DAFTAR ISI..............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................................1

C. Tujuan Studi Kasus ...........................................................................................1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................................2

A. Konsep Penyakit Jantung


Koroner………………………………………………………………………...…...2

B. Konsep Asuhan keperawatan .............................................................................8

BAB III KESIMPULAN........................................................................................27

A. Kesimpulan........................................................................................................ 27

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................28

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit jantung koroner (PJK) adalah suatu kondisi dimana
ketidakseimbangan antara suplai darah ke otot jantung berkurang sebagai akibat
tersumbatnya pembuluh darah arteri koronaria dengan penyebab tersering adalah
aterosklerosis (Wijaya dkk, 2013). PJK merupakan gangguan fungsi jantung akibat otot
jantung kekurangan darah dari penyempitan pembuluh darah koroner. Secara klinis,
ditandai dengan nyeri dada terasa tidak nyaman di dada atau dada terasa tertekan berat
ketika sedang mendaki juga pada kerja berat ataupun berjalan terburuburu pada saat
berjalan datar atau berjalan jauh (RISKESDAS, 2013).
Dapat disimpulkan, PJK merupakan suatu penyakit pada organ jantung akibat
penimbunan plak berupa lipid atau jaringan fibrosa yang menghambat suplai oksigen
dan nutrisi ke bagian otot jantung sehingga menimbulkan kelelahan otot bahkan
kerusakan yang biasanya diproyeksikan sebagai rasa tidak enak oleh klien secara
subyektif seperti rasa ditekan benda berat, ditindih, dan ditusuk.

B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah gambaran asuhan keperawatan Penyakit Jantung Koroner pada Lansia?

C. Tujuan Studi Kasus


1. Tujuan Umum Studi Kasus
Menggambarkan pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi serta

evaluasi asuhan keperawatan Penyakit Jantung Koroner

2. Tujuan Khusus
a) Melakukan pengkajian keperawatan pada pasien Penyakit Jantung Koroner
b) Menegakkan diagnosa keperawatan pada pasien Penyakit Jantung Koroner
c) Menyusun rencana keperawatan pada pasien Penyakit Jantung Koroner
d) Melakukan tindakan keperawatan pada pasien Penyakit Jantung Koroner
e) Melakukan evaluasi keperawatan pada pasien Penyakit Jantung Koroner

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Penyakit
1. Definisi Penyakit Jantung Koroner
Penyakit jantung koroner disebabkan oleh penumpukan plak di arteri koroner
adalah penyempitan atau penyumbatan yang memasok oksigen (O2) ke miokardium.
(Ghani, 2016). Penyakit jantung biasanya disebabkan oleh kurangnya oksigen yang
dihantarkan oleh darah ke dalam pembuluh darah jantung, atau oleh kerusakan sel-sel
otot jantung saat dipompa ke seluruh tubuh, yang disebabkan oleh kejang otot jantung
yang menyebabkan organ jantung meningkat. Mereka tidak dapat menjalankan
fungsinya dengan baik karena pemompaan darah dan oleh karena itu kondisi gagal
jantung (Wahyudi dan Hartati, 2017).
Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah suatu kondisi dimana
ketidakseimbangan antara suplai darah ke otot jantung berkurang sebagai akibat
penyumbatan pembuluh darah arteri koroner dengan penyebab yang paling sering
adalah atherosclerosis (Wijaya dkk, 2013). Atherosclerosis adalah proses penyakit
yang dimulai sejak awal kehidupan dan perkembangannya tanpa gejala yang
menyebabkan penyempitan arteri koroner dengan atau tanpa penyulit. Pengerasan
dinding pembuluh darah atau atherosclerosis terjadi ketika adanya penumpukan lemak
yang terdiri dari lipoprotein atau zat yang didapatkan dari protein dan lemak,
kolesterol, dan sisa sel limbah lainnya di dalam dinding arteri bagian dalam. Prosesnya
menyebar dengan serabut otot dan lapisan endotel dinding arteri kecil dan arteriol
mengalami penebalan. Hal ini akan menyebabkan penyumbatan pada arteri yang
membuat otot jantung sulit berkontraksi karena pasokan oksigen berkurang dan 9
bahkan dapat menyebabkan pembusukan pada otot jantung atau nekrosis (Smeltzer,
2014).
Penyakit jantung koroner terjadi ketika arteri yang mensuplai darah untuk
dinding jantung mengalami pengerasan dan penyempitan (Saputra, 2014). Lemone,
Burke, & Bauldoff (2015) menyatakan penyakit jantung koroner terjadi karena
kerusakan aliran darah menuju miokardium. National Heart, Lung, and Blood Institute
(NHLBI) (2015) menambahkan bahwa PJK adalah penyakit dengan keadaan plak yang
menumpuk di dalam arteri koroner yang merupakan penyuplai darah yang kaya akan
oksigen menuju ke otot jantung.

2
2. Etiologi
Penyakit jantung koroner biasanya disebabkan oleh aterosklerosis, sumbatan
pada arteri koroner oleh plak lemak dan fibrosa. Penyakit jantung koroner ditandai
dengan angina pectoris, sindrom koroner akut, dan atau infark myocardium (Lemone,
Burke, Bauldoff, 2015). Penyebab primer penyakit arteri koroner adalah inflamasi dan
pengendapan lemak di dinding arteri (Black & Hawks, 2014). Sherwood (2014)
menambahkan spasme vascular yang merupakan suatu konstriksi spastik abnormal
yang secara transient menyempitkan pembuluh koronaria dan spasme vascular
berkaitan dengan tahap awal penyakit arteri koronaria.
Kolesterol, kalsium, dan unsur-unsur lain yang dibawa oleh darah disimpan di
dinding arteri jantung yang mengakibatkan penyempitan arteri dan berkurangnya aliran
darah sepanjang pembuluh. Ini menghalangi suplai darah ke otot jantung. Penumpukan
ini awalnya berupa tumpukan lemak dan pada akhirnya berkembang menjadi plak yang
menghalangi darah sepanjang arteri. Kadar kolesterol naik dan asupan lemak dapat
berperan pada terbentuknya plak, demikian juga dengan hipertensi, diabetes, dan
merokok. Ketika plak terbentuk di dalam arteri, otot jantung kekurangan oksigen dan
nutrisi yang akhirnya merusak otot jantung (mary DiGiulio dkk, 2014).

3. Manifestasi klinis
Menurut (Kemenkes 2020), tanda dan gejala penyakit jantung koroner adalah :
a. Nyeri dada (angina) Pada nyeri dada khas yang berhubungan dengan penyakit
jantung, nyeri dada biasanya tetap seperti diremas oleh batu yang berat, dan seolaholah
diremukkan. Dan biasanya terjadi berlangsung lebih dari 20 menit, diikuti dengan
keringat dingin.
b. Sakit maag (Nyeri Ulu Hati) Pada penyakit jantung mirip dengan sakit maag pada
maag. Jika mulas disertai dengan keringat dingin, itu adalah salah satu tanda dan gejala
penyakit arteri koroner.
c. Insinerator Sensasi terbakar di dada adalah salah satu tanda dan gejala penyakit arteri
koroner, dan sensasi terbakar tidak menyenangkan.
Menurut Brunner & Suddarth. 2019 manifestasi klinis penyakit jantung koroner
adalah Iskemia, Nyeri dada : angina pectoris, Gejala atipikal berupa iskemia
miokardium (sesak napas, mual, dan lemah) Infark miokardiumm, Disritmia, kematian
mendadak

3
4. Pemeriksaan Penunjang
a. Elektrokardiografi (EKG) EKG memberi bantuan untuk diagnosis dan prognosis,
rekaman yang dilakukan saat nyeri dada sangat bermanfaat.
b. Chest X-Ray (foto dada) Thorax foto mungkin normal atau adanya kardiomegali,
CHF (gagal jantung kongestif) atau aneurisme ventrikel.
c. Latihan tes stres jantung (treadmill) Treadmill merupakan pemeriksaan penunjang
yang standar dan banyak digunakan untuk mendiagnosa PJK, ketika melakukan
treadmill detak jantung, irama jantung, dan tekanan darah terus-menerus dipantau, jika
arteri koroner mengalami penyumbatan pada saat melakukan latihan maka ditemukan
segmen depresi ST pada hasil rekaman.
d. Ekokardiogram Ekokardiogram menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan
gambar jantung, selama ekokardiogram dapat ditentukan apakah semua 18 bagian dari
dinding jantung berkontraksi normal dalam aktivitas memompa. Bagian yang bergerak
lemah mungkin telah rusak selama serangan jantung atau menerima terlalu sedikit
oksigen, ini mungkin menunjukkan penyakit arteri koroner.
e. Kateterisasi jantung atau angiografi Kateterisasi jantung atau angiografi adalah suatu
tindakan invasif minimal dengan memasukkan kateter (selang/pipa plastik) melalui
pembuluh darah ke pembuluh darah koroner, prosedur ini disebut kateterisasi jantung.
Penyuntikan cairan khusus ke dalam arteri intravena ini dikenal sebagai angiogram,
tujuan dari tindakan kateterisasi ini adalah untuk mendiagnosa dan sekaligus sebagai
tindakan terapi bila ditemukan adanya suatu kelainan.
f. CT scan (Computerized tomography Coronary angiogram) Adalah pemeriksaan
penunjang yang dilakukan untuk membantu memvisualisasikan arteri koroner dan
suatu zat pewarna kontras disuntikkan melalui intravena selama CT scan, sehingga
dapat menghasilkan gambar arteri jantung, ini juga disebut sebagai ultrafast CT scan
yang berguna untuk mendeteksi kalsium dalam deposito lemak yang mempersempit
arteri koroner. Jika sejumlah besar kalsium ditemukan, maka memungkinkan
terjadinya PJK.
g. Magnetic resonance angiography (MRA) Prosedur ini menggunakan teknologi MRI,
sering dikombinasikan dengan penyuntikan zat pewarna kontras, yang berguna untuk
mendiagnosa 19 adanya penyempitan atau penyumbatan, meskipun pemeriksaan ini
tidak sejelas pemeriksaan kateterisasi jantung.

4
5. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan PJK menurut LeMone, Priscilla et al (2019), yaitu Manajemen
PJK dengan perawatan farmakologis dan non-farmakologis. Perlu dicatat bahwa tidak
ada obat tunggal. Dengan kata lain, perubahan gaya hidup diperlukan untuk mengatasi
faktor-faktor yang berkontribusi terhadap penyakit. Manajemen Anda meliputi: .
a. Pengobatan Farmakologi
1) Nitrat
Nitrat termasuk nitrogliserin dan suplemen nitrat kerja panjang. Untuk pengobatan dan
pencegahan serangan angina. Nitrat mengurangi kerja otot jantung dan kebutuhan
oksigen akibat pelebaran pembuluh darah vena dan arteri. Terakhir, kurangi preload
dan postload. Selain itu, Anda dapat meningkatkan suplai oksigen 18 ke otot jantung
dengan mengurangi pelebaran dan penyempitan pembuluh darah di otak.
2) Aspirin
Aspirin dosis rendah (80-325 mg / hari) biasa terjadi Diprogram untuk mengurangi
risiko agregasi trombosit, Pembentukan trombus.
3) Pemblokir beta (pemblokir)
Obat ini memblokir efek stimulasi jantung dari norepinefrin dan Mencegah serangan
angina dengan mengendalikan adrenalin dan serangan angina Denyut jantung, sistol,
dan tekanan darah Hal ini mengurangi kebutuhan oksigen miokard.
4) Penghambat saluran Kalsium
Obat ini mengurangi kebutuhan oksigen miokard dan Meningkatkan suplai darah dan
oksigen ke otot jantung. di samping itu Ini juga merupakan vasodilator koroner yang
kuat Meningkatkan suplai oksigen.
5) Anti kolesterol Statin
dapat mengurangi risiko komplikasi aterosklerosis Pada 30% pasien dengan angina.
Anda juga dapat melakukan statin Ini memiliki sifat antitrombotik dan anti-inflamasi.

b. Pengobatan Non-Farmakologi
Pengobatan Non-Farmakologi menurut Rahayu (2016) yaitu :
1) Berolahraga untuk mengubah gaya hidup sehat
2) Penatalaksanaan faktor risiko penyebab PJK Pola makan dll.
3) Lakukan teknik relaksasi nafas dalam untuk menghilangkan nyeri
4) Batasi aktivitas yang memperburuk aktivitas jantung

5
6. Komplikasi
Komplikasi penyakit jantung koroner adalah:
1. Gagal Jantung Gagal jantung adalah gangguan pada sistem peredaran darah
miokardium. Gagal jantung adalah suatu kondisi di mana jantung gagal memompa
cukup darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan (Wicaksono, 2019).
2. Edema paru Edema paru adalah cairan abnormal yang terkumpul di alveolus atau
ruang interstisial. Karena paru-paru tertutup cairan, menjadi kaku, tidak bisa melebar,
menghalangi udara masuk, dan menyebabkan hipoksia berat (Wicaksono, 2019).
3. Perikarditis akut Perikarditis akut, sering disebut sebagai peradangan perikardial,
bersifat jinak, membatasi diri, dan dapat bermanifestasi sebagai gejala penyakit
sistemik. Efek perikarditis adalah eksudat primer yang menyebabkan tamponade
jantung (Wicaksono, 2019).

7. Patofisiologi
Secara sederhana, jantung dapat diumpamakan seperti kantong yang berbentuk
kerucut (kebulat-bulatan) yang terpotong bagian atasnya. Ukuran jantung kira-kira
sebesar kepalan tangan kanan yang terletak dalam rongga dada bagian kiri agak ke
tengah, tepatnya di atas sekat diafragma yang memisahkan rongga dada dengan rongga
perut (Irmalita, 2015). Jantung berfungsi untuk memompa darah ke seluruh tubuh.
Agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik, asupan darah yang kaya oksigen harus
terpenuhi. Darah yang mengandung oksigen biasanya mengalir melalui pembuluh
darah arteri. Penyakit jantung koroner berawal dari penimbunan lemak pada pembuluh
darah arteri yang mensuplai darah ke jantung. Akibat dari proses ini pembuluh darah
arteri menyempit dan mengeras, sehingga jantung kekurangan pasokan darah yang
kaya oksigen. Akibatnya fungsi jantung terganggu dan harus bekerja sangat keras.
Penyakit ini sering juga disebut dengan istilah atherosclerosis (Suiraoka, 2012).
Atherosclerosis merupakan komponen penting yang berperan dalam proses
pengapuran atau penimbunan elemen-elemen kolesterol. Salah satu hal yang tidak bisa
dipungkiri bahwa kolesterol dalam batas normal juga sangat penting bagi tubuh.
Masalahnya akan berbeda ketika asupan kolesterol berlebihan. Asupan lemak yang
adekuat yang berhubungan dengan keadaan patologi yaitu Penyakit Jantung Koroner
(PJK) erat hubungannya dengan peningkatan kadar profil lipid (Suiraoka, 2012).

6
. Gejala awal dari adanya Penyakit Jantung Koroner (PJK) ialah nyeri di bagian
dada sebelah kiri yang dapat menjalar ke lengan kiri atau ke leher atau ke punggung.
Nyeri dada ini bersifat subjektif, ada yang merasa seperti ditekan benda berat, panas
seperti terbakar, sakit seperti tertusuk jarum, rasa tidak enak di dada da nada yang
mengatakan seperti masuk angina. Lokasinya bisa juga terjadi di pertengahan dada, di
leher saja, punggung, dada kanan, dan bisa juga di ulu hati seperti sakit maag (Irmalita,
2015). 13 Bila penyempitan pada pembuluh arteri telah mencapai 80-90%, dapat
menimbulkan masalah yang lebih parah lagi yaitu serangan jantung. Apabila aliran
darah di dalam urat nadi koroner terhalang secara total, bagian otot jantung itu
mengalami kerusakan. Ini dikenal sebagai “serangan jantung akut” atau acute
myocardial infraction (AMI). AMI umumnya disebabkan oleh penyumbatan arteri
koroner secara tiba-tiba, yaitu karena pecahnya plak lemak atherosclerosis pada arteri
koroner. Plak lemak tersebut menjadi titik-titik lemah dari arteri itu dan cenderung
untuk pecah. Pada waktu pecah di lokasi tersebut, gumpalan cepat terbentuk yang
mengakibatkan penghambatan (okulasi) arteri yang menyeluruh, serta memutuskan
aliran darah ke otot jantung. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa kalau darah
dapat dialirkan dengan cepat ke otot jantung yang bersangkutan bisa terjadi pemulihan
fungsi otot jantung tersebut. Data statistik menyebutkan bahwa sepertiga orang yang
mengalami penyakit jantung dapat meninggal. Sebagian besar meninggal dalam dua
jam pertama serang jantung. Karena itu, penting sekali untuk mengetahui gejala
serangan jantung dan mencari pertolongan segera (Irmalita, 2015).

7
B. Konsep Asuhan Keperawatan
Konsep Asuhan Keperawatan Proses keperawatan adalah metode ilmiah untuk keperawatan
profesional. Proses keperawatan merupakan langkah sistematis dalam menentukan dan merencanakan
solusi masalah klien serta melaksanakan dan menilai apakah rencana yang dibuat efektif dalam
menyelesaikan masalah yang muncul (Hutasoit, 2019).
1. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada tanggal 10 April 2023 pukul 10.00 WIB
A. Karakteristik demografik
1. Identitas diri pasien
Nama : Tn. S
Tempat/tanggal lahir : Tangerang , 07 Desember 1938
Umur : 57 tahun
Jenis kelamin : Laki laki
Status perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa/ Indonesia
Pendidikan terakhir : SD
Alamat : Kp. Tanah Tinggi, Rt 03/Rw 02, Tangerang

2. Identitas keluarga yang paling dekat yang dapat dihubungi


Nama : Ny T.
Umur : 41 tahun
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Alamat : Kp. Tanah Tinggi, Rt 03/Rw 02, Tangerang
Hub dengan Tn. S : Anak
Telpon :-

3. Riwayat pekerjaan dan status ekonomi


Status pekerjaan klien saat ini adalah tidak bekerja. Klien sekarang tidak memiliki
pendapatan tetap. Sumber pendapatan klien berasal dari pemberian anak klien.
Pemberian dari anak – anaknya yang jumlahnya tidak tentu tiap bulannya. Klien
mampu mencukupi kebutuhanya sendiri. Untuk pemenuhan makanan sehari-hari, anak
klien memasakan makanan untuk klien.

8
4. Pekerjaan sebelumnya
Sumber pendapatan: sumber pendapatan Tn. S sebelummnya sebagai tukang beca
Kecukupan pendapatan: hasil uang dari pekerjaan nya tukang beca termasuk cukup
untuk memenuhi kebutuhan istri dan anak anak nya
5. Aktivitas dan rekreasi
Hobi: Membaca koran
Berpergian/ wisata: Tn. S tidak suka berpergian/ pergi ke tempat wisata, tetapi Tn. S
selalu berkumpul dengan keluarga di akhir pekan
Keanggotaan organisasi: tidak ada
6. Riwayat Kesehatan Keluarga
Nama Keadaan saat ini Keterangan
- - -

a. Riwayat Kesehatan Keluarga


Tn. S mengatakan penyakit jantung coroner ini sudah turun temurun di orang
tuanya
b. Riwayat kematian dalam keluarga
Tn. S mengatakan selama 1 tahun terakhir tidak ada anggota keluarga yang
meninggal.
c. Pola kunjungan keluarga
Klien bertempat tinggal serumah dengan Ny. T yaitu anak ke 6, anak ke 3 dan ke 7
sering berkunjung ke tempat tinggal Tn. S

Genogram

9
B. Pemahaman dan penatalaksanaan masalah Kesehatan
Tn. S belum mengetahui penyakit yang diderita, dan Tn. S jika sakit tidak berobat ke
puskesmas.
C. Pola kebiasaan sehari- hari
1. Nutrisi
Tn. S mengatakan bahwa ia makan 3 kali sehari. Dengan porsi setengah piring. Klien
tidak suka makan makanan asin. Klien minum kurang lebih 5 gelas air putih dalam
sehari di tambah dengan teh hangat di pagi hari. Klien mempunyai pantangan makanan
yaitu tidak boleh mengkonsumsi makanan yang asin dan harus rendah garam karena
klien menderita penyakit hipertensi.
2. Eliminasi
Setiap hari Tn.S BAK sebanyak kurang lebih 4-5 x per hari dengan konsistensi jernih
kekuningan. Tn. S mengatakan jarang terbangun pada malam hari untuk BAK. Sampai
saat ini belum ada keluhan pada pola eliminasi urinya. Sedangkan pola BAB Tn. S 1 x
sehari sekali dengan konsistensi lunak. Tn. S tidak pernah menggunakan obat pencahar
untuk memperlancar pola BAB nya.
3. Personal hygiene
a. Mandi
Tn. S mengatakan setiap hari mandi 2 x sehari dengan menggunakan air dingin
dan sabun untuk tiap kali mandi. Tn. S masih bisa mandi sendiri di kamar
mandinya, walaupun di dalam kamar mandi tidak ada tempat untuk pegangan.
b. Oral hygiene
Tn. S sering gosok gigi sehari 2 x pada saat mandi dengan menggunakan pasta
gigi.
c. Cuci rambut
Tn. S mencuci rambut 2x seminggu dengan menggunakan shampo.
d. Kuku dan tangan
Saat di kaji tampak kuku tangan Tn. S pendek dan tidak kotor. Tn. S tidak terbiasa
cuci tangan sebelum atau sesudah makan.
4. Istirahat dan tidur
Tn. S mulai tidur pukul 21.00 malam, klien bangun pada pagi dan jamnya tidak
menentu. Siang hari Tn.S juga tidur siang selama 2 jam. Tn. S tidak memiliki masalah
dalam pola tidurnya.
5. Kebiasaan mengisi waktu luang
Tn. S mengatakan kebiasaannya di waktu luang digunakan untuk istirahat saja atau
mengobrol dengan anaknya di di teras rumah.
10
6. Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
Tn. S merokok, tidak mengkonsumsi alkohol, tidak ada ketergantungan obat tertentu,
tetapi jika merasa pusing Tn. S meminum obat yang ada di warung saja tanpa pergi ke
puskesmas.
7. Uraian kronologis kegiatan sehari- hari
Tn. S mengatakan kegiatannya sehari – hari itu hanya seputar untuk beristirahat dan
mengobrol dengan cucu dan anak nya
D. Status Kesehatan
1. Status kesehatan saat ini
Keluhan utama dalam 1 tahun terakhir: Tn. S merasa pusing, cepat Lelah, nyeri dada
sesak napas, pusing, dan dada terasa berdebar-debar
Gejalan yang dirasakan: Pusing nyeri dada berdebar-debar dan mudah lelah
Faktor Pencetus: factor usia dan faktor pola hidup
Timbulnya keluhan : Bertahap
Upaya mengatasi: minum oobat warung dan istirahat
2. Keluhan utama yang di rasakan Tn. S adalah merasa pusing dan dada berdebar-debar
jika terlalu kecapekan. Hingga saat ini klien belum pernah memeriksakan keadaan
kesehatannya lagi dan belum mengetahui tentang keadaan, pengobatan dan informasi
lainnya yang berkaitan dengan penyakitnya. Tidak ada tanda dan gejala yang di
rasakan Tn. S ketika tekanan darahnya naik. Hanya saja Tn. S sering merasakan leher
menjadi kaku dan pusing. Tn. S juga belum tahu benar apa saja faktor pencetus yang
mampu memberatkan penyakit yang diderta
3. Riwayat kesehatan masa lalu
Tn.S mengatakan tidak pernah dirawat di rumah sakit, tidak pernah mengalami
kecelakaan ataupun mempunyai alergi pada jenis obat tertentu.

4. Pemeriksaan fisik
d. Keadaan umum : composmentis
e. TTV
-TD : 170/100 mmHg
-N : 98 x/menit
-RR : 19 x/menit
-S : 36,80C
f. BB ? TB ?
-BB : 65 kg
-TB : 158cm
11
g. Rambut : Berwarna putih sebagian, tidak mudah rontok, tidak bau.
h. Kepala : Bentuk wajah simetris, tidak ada masa, tidak ada nyeri tekan.
i. Mata : Gerakan bola mata simetris, kelopak mata dapat menutup dan
membuka dengan baik, tidak ada lesi, tidak ada masa, sedikit berair, konjungtiva
tidak anemis, sclera tidak ikterik, bentuk pupil isokor, Tidak ada nyeri tekan. Tn. S
menggunakan alat bantu penglihatan yaitu kacamata.
j. Telinga : Bentuk simetris, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
kemerahan pada lubang telinga, terdapat kotoran, tidak,terdapat gangguan
pendengaran dan tidak menggunakan alat bantu pendengaran
k. Hidung : Bentuk lubang hidung simetris,bersih tidak ada lesi, tidak ada nyeri
tekan, fungsi penciuman baik
l. Mulut : Bibir simetris, warna bibir kecoklatan, tidak kering, tidak ada lesi,
tidak ada masa, tidak terlihat sianosis, fungsi perasa baik,
m. Gigi : Sudah ada yang tanggal, kurang bersih dan terdapat karies.
n. Dada :
- I : Bentuk dada simetris, ekspansi paru kanan dan kiri simetris, RR
19x/menit, tidak tampak penggunaan penambahan otot bantu
pernafasan, tidak ada lesi.
- Pe : Vesikuler
- Pa : tidak ada nyeri tekan
- Au : tidak ada suara nafas tambahan.
o. Abdomen
- I : Tidak ada distensi abdomen,Normal
- Pe : timpani
- Pa : Tidak ada nyeri tekan
- Au : Bising usus 15x/m

p. Kulit : Tidak ada lesi, turgor kulit kembali setelah 3 detik.


q. Ekstremitas : Pada ekstremitas atas dan bawah tidak ada edema, tidak ada lesi.

E. Hasil pengkajian khusus ( format terlampir)


1. masalah kesehatan kronis : tidak dada
2. Fungsi kognitif: tidak ada
3. Status fungsional: tidak ada
4. Statatus Psikolog : tidak ada
5. Dukungan keluarga : tidak ada
12
F. Lingkungan Tempat Tinggal
1. Penerangan
Penerangan menggunakan lampu listrik, tetapi pencahayaan kurang terang.

2. Sirkulasi udara
Ventilasi kurang sehingga udara kurang bisa masuk, terdapat jendela.

3. Keadaan kamar mandi dan WC


Keadaan kamar mandi kurang bersih, tidak terdapat pegangan pada kamar mandi,
kamar mandi licin dan BAB di WC.

4. Pembuangan air kotor


Limbah rumah tangga di buang di saluran yang telah di buat di belakang rumah.

5. Sumber air minum


Dari air sumur gali yang di rebus terlebih dahulu.

6. Pembuangan sampah
Sampah di buang di tempat sampah di depan rumah.

7. Sumber pencemaran
Tidak ada sumber pencemaran di lingkungan rumah

G. Data Penunjang
Puskesmas : Puskesmas yang terdekat dengan rumahnya adalah Puskesmas Tanah Tinggi
dengan jarak 5 km dari rumah.
Pelayanan kesehatan di rumah: Ketika klien merasa kurang enak badan Tn. S lebih suka
untuk beristirahat dan apabila tidak berkurang klien baru akan berobat ke puskesmas.
13
Pengkajian khusus
1. Masalah Kesehatan Kronis

Keluhan kesehatan / gejala yang dirasakan Tidak


NO Selalu Sering Jarang
klien dalam waktu 3 bulan terakhir Pernah
(3) (2) (1)
berkaitan dengan fungsi: (0)
A Fungsi Penglihatan
1. Penglihatan kabur 
2. Mata berair 
3. Nyeri pada mata 
B Fungsi Pendengaran
4. Pendengaran berkurang 
5. Telinga bordering 
C Fungsi Paru (Pernafasan)
6. Batuk lama disertai keringat malam 
7. Sesak napas 
8. Berdahak / Sputum 
D Fungsi Jantung
9. Jantung berdebar-debar 
10. Cepat lelah 
11. Nyeri dada 
E Fungsi Pencernaan
12. Mual / muntah 
13. Nyeri ulu hati 
14. Makan dan minum banyak (berlebihan) 
15. Perubahan kebiasaan buang air besar 
(mencret / sembelit)
G Fungsi Pergerakan
16. Nyeri kaki saat berjalan 
17. Nyeri pinggang atau tulang belakang 
18. Nyeri persendian 
H Fungsi Persyarafan
19. Lumpuh / kelemahan pada kaki / tangan 
20. Kehilangan rasa 
21. Gemetar / tremor 
22. Nyeri / pegal pada daerah tengkuk 
I Fungsi Saluran Perkemihan
23. Buang air kecil banyak 
24. Sering buang air kecil pada malam hari 
25. Tidak mampu mengontrol pengeluaran 
air kemih (ngompol)
JUMLAH 18
*Analisa Hasil
- Skore : ≤ 25 : Tidak ada masalah kesehatan kronis s/d masalah
kesehatan kronis ringan.
- Skore : 26 – 50 : Masalah kesehatan kronis sedang
- Skore : ≥ 51 : Masalah kesehatan kronis berat
-
2. Fungsi Kognitif

Pengkajian fungsi kognitif dilakukan dalam rangka mengkaji kemampuan klien


berdasarkan daya orientasi terhadap waktu, orang, tempat, serta daya ingat.
Petunjuk : Isilah pertanyaan dibawah ini sesuai respon klien!

NO ITEM PERTANYAAN BENAR SALAH


Jam berapa sekarang ? 
1.
Jawab : jam 10
Tahun berapa sekarang ? 
2.
Jawab : tahun 2023
Kapan bapak / ibu lahir ? 
3.
Jawab : lupa
Berapa umur bapak / ibu sekarang ? 
4.
Jawab : bapak lupa
Dimana alamat rumah bapak / ibu sekarang ? 
5.
Jawab : di tanah tiggi
Berapa jumlah anggota keluarga yang tinggal bersama 
6.
bapak / ibu ?
Jawab : ada 6, cucu 3 anak saya 1 dan suaminya
Siapa nama anggota keluarga yang tinggal bersama bapak / 
7.
ibu ?
Jawab : anak saya yang ke 6
Tahun berapa Hari Kemerdekaan Indonesia ? 
8.
Jawab : 1945
Siapa nama presiden Republik Indonesia sekarang ? 
9.
Jawab : sby
Coba hitung terbalik dari 20 ke 1 ! 
10.
Jawab : bapak gabisa
JUMLAH SALAH 4
*Analisa Hasil
Skore :
0 – 2 fungsi intelektual utuh
3 – 4 kerusakan intektual ringan
5 – 7 kerusakan intektual sedang
8 – 10 kerusakan intektual berat
3. Format Pengkajian MMSE

BENAR SALAH
NO ITEM PENILAIAN
(1) (0)
1 ORIENTASI
1. Tahun berapa sekarang? Tahun 2023 
2. Musim apa sekarang? Musim panas 
3. Tanggal berapa sekarang? Bapak lupa 
4. Hari apa sekarang? senin 
5. Bulan apa sekarang? gatau 
6. Di Negara mana anda tinggal? indonesia 
7. Di Provinsi mana anda tinggal? tangerang 
8. Di Kabupaten mana anda tinggal? tangerang 
9. Di Kecamatan mana anda tinggal? Bapak lupa 
10. Di Desa mana anda tinggal? gatau 
2 REGISTRASI
Minta klien menyebutkan tiga objek
11. Tv 
12. Kursi 
13. Meja 
3 PERHATIAN DAN KALKULASI
Minta klien mengeja 5 kata dari belakang, missal
“BAPAK”
14. K 
15. A 
16. P 
17. A 
18. B 
4 MENGINGAT
Minta klien untuk mengulang 3 obyek di atas
19. Tv 
20. Kursi 
21. Meja 
5 BAHASA
a. Penamaan
Tunjukkan 2 benda minta klien menyebutkan :
22.gelas 
23. piring 
b. Pengulangan
Minta klien mengulangi 3 kalimat berikut :
24. “Tak ada jika, dan, atau tetapi” 
c. Perintah tiga langkah
25. Ambil kertas ! 
26. Lipat dua ! 
27. Taruh di lantai ! 
d. Turuti hal berikut :
28. Tutup mata 
29. Tulis satu kalimat 
30. Salin gambar 
JUMLAH 16
*Analisa hasil :
Nilai ≤ 21 : Kerusakan Kognitif
4. Status Fungsional

Modifikasi Indeks Kemandirian Katz


Pengkajian status fungsional didasarkan pada kemandirian klien dalam menjalankan aktifitas
kehidupan sehari-hari. Kemandirian berarti tanpa pengawasan, pengarahan, atau bantuan
orang lain. Pengkajian ini didasarkan pada kondisi actual klien dan bukan pada kemampuan,
artinya jika klien menolak untuk melakukan suatu fungsi, dianggap sebagai tidak melakukan
fungsi meskipun ia sebenarnya mampu.
MANDIRI TERGANTUNG
NO AKTIFITAS
(Nilai 1) (Nilai 0)
Mandi di kamar mandi. 
1.
(Menggosok gigi, membersihkan dan
mengeringkan badan)
Menyiapkan pakaian, membuka, dan 
2.
mengenakan pakaian.
3. Memakan makanan yang telah disediakan. 
Memelihara kebersihan diri untuk penampilan 
4.
diri (Menyisir rambut, mencuci rambut,
menggosok gigi dan mencukur kumis)
Buang air besar di WC (membersihkan dan 
5.
mengeringkan daerah bokong)
6. Dapat mengontrol pengeluaran feses. 
BAK di kamar mandi (membersihkan dan 
7.
mengeringkan daerah kemaluan)
8. Dapat mengontrol pengeluaran air kemih. 
Berjalan di lingkungan tempat tinggal atau ke 
9.
luar ruangan tanpa alat bantu.
Menjalankan ibadah sesuai agama dan 
10.
kepercayaan yang dianut.
Melakukan pekerjaan rumah, seperti : 
11.
merapihkan tempat tidur, mencuci pakaian,
memasak dan membersihkan ruangan.
Berbelanja untuk kebutuhan sendiri atau 
12.
kebutuhan keluarga.
Mengelola keuangan (menyimpan dan 
13.
menggunakan uang sendiri)
Menggunakan sarana transportasi umum 
14.
untuk bepergian.

Menyiapkan obat dan minum obat sesuai 


15.
dengan aturan (takaran obat dan waktu
minum obat tepat)
Merencanakan dan mengambil keputusan 
untuk kepentingan keluarga dalam hal
16. penggunaan uang, aktifitas sosial yang
dilakukan dan kebutuhan akan pelayanan
kesehatan.
Melakukan aktifitas di waktu luang (kegiatan 
17.
keagamaan, sosial, rekreasi, olah raga, dan
menyalurkan hobi)
JUMLAH POIN MANDIRI 10
*Analisa hasil :
Poin : 13 – 17 : Mandiri
Poin : 0 – 12 : Ketergantungan
18
2. Analisa Data
INTERPRETASI
NO DATA MASALAH
DATA

1. DS: Perilaku kesehatan


 Tn. S mengatakan cenderung beresiko
bahwa dirinya masih
sering merokok
 Tn.S mengatakan
jarang mengkonsumsi
obat , karena takut
ketergantungan
 Tn.S mengatakan
bahwa dirinya jarang
berobat ke puskesmas
ketika dirinya sakit
 Tn. S mengatakan
bahwa dirinya selalu
minum obat di warung
ketika merasa pusing
Lelah dan dada
berdebar-debar
Sumber daya tidak cukup

DO:
 TD : 170/100 mmHg
 N : 98 x/mnt
 RR : 19 x/mnt
 S : 36,8 ℃
 Kebersihan rumah
kurang bersih, karena
anaknya sibuk bekerja
 Kondisi rumah kurang
menarik

2. DS:
1. Tn. S mengeluh dirinya
sering pusing, nyeri
kepala dan nyeri dada
berdebar-debar serta
kebagian tungku
- P : Tekanan darah tinggi
-Q : tertusuk-tusuk
-R : leher dan nyeri
tungku Gangguan rasa nyaman
-S : Skala nyeri 5
-T : hilang timbul ± 5-10
menit
2. Tn. S mengeluh tidak
nyaman saat tidur karena
rasa nyeri
DO: Agen cedera fisiologis

1. Tn. S tampak memegang


area kepala yang sakit
2. TD : 170/100 mmHg
3. HR : 98 x/ menit
4. RR : 19 x/ menit
5. S : 36°8C

3.
DS :

1. Klien mengatakan
bahwa klien sering Kelelahan Intoleransi aktifitas

mengalami cepat
ellah saat
melakukan aktifitas
terlalu lama
2. Klien mengatakan
sering di bantu oleh
anak dan cucu
untuk melakukan
aktifitas.

DO

1. Klien tampak lemas


2.

3. Diagnosa Keperawatan
1. Perilaku kesehatan cenderung beresiko
2. Gangguan rasa nyaman
3. Intoleransi aktifitas
20
4. Intervensi Keperawatan

DIAGNOSA RENCANA TINDAKAN


NO TUJUAN KRITERIA HASIL
KEPERAWATAN

1 Perilaku kesehatan Setelah


cenderung beresiko 1. Penerimaan Promosi perilaku upaya
(D0099) kunjungan terhadap perubahan kesehatan
keluarga status kesehatan 1. Identifikasi perilaku upaya
selama (meningkat) kesehatan yang dapat digunakan
1x30 menit 2. Kemampuan 2. Berikan lingkungan yang
diharapkan melakukan tindakan mendukung kesehatan
perilaku pencegahan 3. Anjurkan menggunakan air bersih
kesehatan masalah kesehatan 4. Anjurkan mencuci tangan dengan
membaik (membaik) air bersih dan sabun
3. Kemampuan 5. Anjurkan makan sayur dan buah
peningkatan setiap hari
kesehatan 6. Anjurkan melakukan aktivitas fisik
(membaik) setiap hari
4. Pencapaian 7. Anjurkan tidak merokok didalam
pengendalian rumah
kesehatan
(membaik)
2 Gangguan rasa nyaman Setela 1. Keluhan tidak nyaman Terapi Relaksasi
(0074) dilakukan 1. Identifikasi teknik relaksasi
menurun(5)
kunjungan yang pernah efektif digunakan
keluarga 2. Keluhan sulit tidur 2. Periksa ketegangan otot,
selama 1×30 frekuensi nadi, tekanan darah
menurun (5)
menit dan suhu sebelum dan
diharapkan 3. Gelisah menurun (5) sesudah latihan
status 3. Ciptakan lingkungan tenang,
kenyamanan 4. Lelah menurun (5) dan tanpa gangguan dengan
meningkat pencahayaan dan suhu
ruangan nyaman. Jika
memungkinkan
4. Berikan informasi tertulis
tentang kesiapan dan prosedur
teknik relaksasi
5. Gunakan relaksasi sebagai
strategi penunjang dengan
analgetik atau tindakan medis
lain, jika sesuai
6. Jelaskan tujuan, manfaat,
batasan, dan jenis relaksasi
yang tersedia (mis. Musik,
meditasi, nafas dalam,
relaksasi otot progresif.
7. Anjurkan mengambil posisi
yang nyaman
8. Anjurkan sering mengulangi
atau melatih teknik yang
dipilih
3 Intoleransi kativitas Setelah 1. Frekuensi nadi Manajemen energi I05178
dilakukan meningkat 5
Tindakan 1. Monitor kelelahan fisik dan
2. Kemudahan
keperawata emosional
n dalam 2. Monitor pola dan jam tidur
selama1x30 3. Monitor lokasi dan
melakukan
menit ketidaknyamanan selama
diharapkan aktivitas melakuan aktfitas
keluhan 4. Sediakan lingkungan yang
sehari-hari
Lelah nyama dan rendah stimulus
meningkat meningkat 5 (mis, cahaya, suara,
kunjungan)
3. Keluhan Lelah
5. Lakukan Latihan rentang
meningkat 5 gerak pasif dan / atau aktif
6. Berikan aktivitas distraksi
yang menenangkan
7. Anjurkan melakuka aktivitas
secara bertahap

4. Implementasi Keperawatan

Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi keperawatan Evaluasi keperawatan Paraf


Keperawatan (DX)

Dx 1 1. Anjurkan
menggunakan air
bersih S:
1. Tn. S dan keluarga
Hasil : klien mengatakan akan melakukan apa
mengatakan akan yangsudahdijelaskankesehatankeluarganya
menggunakan air 2. Ryan mengatakan akan
bersih untuk minum melakukan perilaku hidup
sehat
2. Anjurkan mencuci O:
tangan dengan air
bersih dan sabun 1. Tn.S dan keluarga tampak
mengerti apa yang sudah
Hasil: kalian dan dijelaskan
keluarga
mengatakan akan A:
mencuci tangan Masalah teratasi
dengan sabun ketika sebagian
sebelum makan dan P:
sesudah makan Intervensi dilanjutkan
3. Anjurkan makan
sayur dan buah
setiap hari

Hasil: grand
mengatakan jarang
makan sayur dan
buah karena faktor
ekonomi

4. Anjurkan
melakukan aktivitas
fisik setiap hari

Hasil: kalian
mengatakan akan
melakukan aktivitas
seperti jalan santai
di sekeliling rumah

5. Anjurkan tidak
merokok didalam
rumah

Hasil: kalian
mengatakan akan
mengurangi
merokok demi
kesehatannya

Dx 2 1. Identifikasi teknik S:
Tn.S mengatakan sudah mengerti
relaksasi yang pernah
cara melakukan teknik relaksasi
efektif digunakan
nafas dalam

Hasil: kalian mengatakan O:


melakukan teknik
Klien tampak tenang
relaksasi nafas dalam
A:
Masalah belum teratasi
2. Periksa ketegangan otot, P:
frekuensi nadi, tekanan Intervensi dilanjutkan
darah dan suhu sebelum
dan sesudah latihan

Hasil:
TD : 170/100 mmHg
HR : 98 x/ menit
RR : 19 x/ menit
S : 36°8C
3. Berikan informasi tertulis
tentang kesiapan dan
prosedur teknik relaksasi

Hasil: kalian mengatakan


sudah mengerti apa yang
diinformasikan tentang
kesiapan dan prosedur
teknik relaksasi

4. Jelaskan tujuan, manfaat,


batasan, dan jenis
relaksasi yang tersedia
(mis. Musik, meditasi,
nafas dalam, relaksasi
otot progresif.

Hasil: Glenn mengatakan


sudah mengerti tujuan,
batasan dan jenis
relaksasi yang tersedia

5. Anjurkan mengambil
posisi yang nyaman

Hasil: kalian mengatakan


sudah mengerti posisi
yang nyaman saat
beristirahat
6. Anjurkan sering
mengulangi atau melatih
teknik yang dipilih

Hasil: kalian mengatakan


sudah sering melakukan
teknik relaksasi dan
sudah lebih mengerti apa
yang sudah dijelaskan
Dx 3 S:
Tn.S mengatakan masih merasakan
1. Monitor kelelahan
fisik dan emosional badan nya lemas

Hasil: O:
Klien mengatakan
sudah mengerti Klien tampak lemas
bagaimana cara
memonitor rasa A:
lelalahan yang Masalah belum teratasi
dirasakan P:
Intervensi dilanjutkan
2. Monitor pola dan jam
tidur

Hasil:
Klien mengatakan
sudah pahan terhadap
pola tidur yang baik
bagi klien

3. Monitor lokasi dan


ketidaknyamanan
selama melakuan
aktfitas

Hasil:
Klien mengtakan
sudah paham aktifitas
apa saja yang bisa
menyebabkan
kelelahan

4. Lakukan Latihan
rentang gerak pasif
dan / atau aktif

Hasil: klien sudah


paham terhadap
gerakan pasif dan aktif

5. Berikan aktivitas
distraksi yang
menenangkan

Hasil : klien sudah


paham terhadap apa
saja gerakan yag
terasuk kedalam
aktivitas distraksi

6. Anjurkan melakuka
aktivitas secara
bertahap
Hasil: klien
mengtakan tidak akan
melakukan aktivitas
terlalu sering karena
dapat menybabkan
badan nya mudah
cepat lemas dan Lelah.

26
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
PJK merupakan suatu penyakit pada organ jantung akibat penimbunan plak
berupa lipid atau jaringan fibrosa yang menghambat suplai oksigen dan nutrisi ke
bagian otot jantung sehingga menimbulkan kelelahan otot bahkan kerusakan yang
biasanya diproyeksikan sebagai rasa tidak enak oleh klien secara subyektif seperti rasa
ditekan benda berat, ditindih, dan ditusuk.

27
DAFTAR PUSTAKA

Badan Penelitian dan pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Riset


Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. Jakarta: Kemeterian Kesehatan RI; 2013.

Black, J. dan Hawks, J. (2014). Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis untuk
Hasil yang Diharapkan. Dialihbahasakan oleh Nampira R. Jakarta: Salemba Emban
Patria.

Brunner & Suddart. 2013. Keperawatan Medikal-Bedah Edisi 12. Jakarta: EGC.

Irmalita. 2015. Pedoman Tatalaksana Sindrom Koroner Akut. Perhimpunan Dokter


Spesialis Kardiovaskular Indonesia, Edisi Kelima.

NHLBI. 2015. National Heart, Lung and Blood Institute : Coronary Heart Disease.

Wijaya, A.S dan Putri, Y.M. 2013. Keperawatan Medikal Bedah 2, Keperawatan
Dewasa Teori dan Contoh Askep. Yogyakarta : Nuha Medika

28

Anda mungkin juga menyukai