Dosen Pengampu :
dr. Denni Indora, M. Kes
Nama Kelompok :
1. Inayatul Lailil Musyarrofah (202008033)
2. Maya Puspita Ningrum (202008040)
3. Rizqy Wahyu Fitria (202008047)
4. Serli Pujirahayu (202008049)
5. Shella Aprillia H. (202008050)
6. Tanasya Anggilia N. M. (202008052)
7. Yoga Nuzul Ikhsani (202008054)
I
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Kami
panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-NyA
kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini yang membahas tentang "Jantung
Koroner". Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan baik.
Kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karenanya kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tersebut dapat bermanfaat dan memberikan
informasi maupun inspirasi untuk pembaca.
Penyusun
II
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Makalah
1.3 Tujuan Penulisan
1.4 Manfaat
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Penyakit Jantung Koroner
DAFTAR PUSTAKA
III
BAB I
PENDAHULUAN
Jantung merupakan salah satu organ vital dalam tubuh manusia yang terletak dalam
mediastinum di antara kedua paru-paru. Dengan fungsinya untuk memompa darah ke seluruh
bagian tubuh jantung merupakan salah satu organ yang tidak pernah beristirahat. Hal ini
dikarenakan, jantung mempunyai suatu sistem pembentukan rangsang tersendiri. Dalam
keadaan fisiologis, pembentukan rangsang irama denyut jantung berawal dari nodus sinoatrial
(nodus SA) dan menyebar ke serat otot lainnya sehingga menimbulkan kontraksi jantung.
Menurut American heart asosiation, pada tahun 2004 hampir seribu kematian di
Amerika berkaitan dengan kardiovaskuler sebanyak 35 % dari semua kematian di Amerika
Serikat tahun terscbut. Di Amerika Serikat dan Negara-negara Eropa, sepertiga hingga
setengah kematian disebabkan oleh penyakit jantung dan 70 % diantaranya disebabkan oleh
jantung coroner. Di Indonesia, dari survey kesehatan rumah tangga ( SKRT ) tahun 1993
terlihat kematian akibat penyakit kardiovaskuler mencapai 19,8%pada tahun 1998 meningkat
menjadi 24,4%.
1
1.2.4 Bagaimana patofisiologi dari penyakit jantung koroner ?
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi kelompok, makalah ini dapat dijadikan sebagai sarana untuk mendalami
pemahaman tentang konsep penyakit yang disebabkan karena penyakit jantung
koroner.
1.4.2 Bagi pembaca, makalah ini bermanfaat untuk mengerti dan mengetahui tentang
konsep penyakit yang disebabkan karena penyakit jantung koroner yang sesuai
dengan standart kesehatan dan meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat dan
dapat dijadikan sebagai referensi untuk penelitian yang lebih lanjut.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung akibat otot jantung
kekurangan darah karena adanya penyempitan pembuluh darah koroner. Pada waktu jantung
harus bekerja lebih keras terjadi ketidakseimbangan antara kebutuhan dan asupan oksigen, hal
inilah yang menyebabkan nyeri dada. Kalau pembuluh darah tersumbat sama sekali,
pemasokan darah ke jantung akan terhenti dan kejadian inilah yang disebut dengan serangan
jantung. Adanyaketidakseimbangan antara ketersedian oksigen dan kebutuhan jantung
memicu timbulnya PJK (Huon, 2002). Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013,
secara klinis PJK ditandai dengan nyeri dada atau terasa tidak nyaman di dada atau dada
terasa tertekan berat ketika sedang mendaki, kerja berat ataupun berjalan terburu-buru pada
saat berjalan di jalan datar atau berjalan jauh. Pemeriksaan Angiografi dan Elektrokardiogram
(EKG) digunakan untuk memastikan terjadinya PJK. Hasil pemeriksaan EKG yang
menunjukkan terjadinya iskemik merupakan salah satu tanda terjadinya PJK secara klinis
(Soeharto dalam Haslindah, 2015).
Nyeri dada atau ketidaknyamanan pada dada, nyeri ini bisa menjalar ke leher, rahang,
bahu, dan tangan sisi kiri, punggung, perut sisi kiri (sering dianggap maag). Nyeri ini
ringan sampai dengan berat. Nyeri dada ini disebut dengan “angina” yang dapat bertahan
selama beberapa menit. Jika plak belum menyumbat arteri koronaria secara total, maka
angina akan mereda dengan sendirinya. Jika angina bertahan terus-menerus, maka segera
bawa diri ke dokter.
Keringat dingin, mual, muntah, atau mudah lelah.
3
Irama denyut jantung yang tidak stabil (aritmia), bahkan bisa menyebabkan henti jantung
(sudden cardiac arrest) yang bila tidak ditangani dengan cepat dapat menyebabkan
kematian.
Penyakit Jantung Koroner pada mulanya disebabkan oleh penumpukan lemak pada
dinding dalam pembuluh darah jantung (pembuluh koroner), dan hal ini lama kelamaan
diikuti oleh berbagai proses seperti penimbunan jarinrangan ikat, perkapuran, pembekuan
darah, dll.,yang kesemuanya akan mempersempit atau menyumbat pembuluh darah tersebut.
Hal ini akan mengakibatkan otot jantung di daerah tersebut mengalami kekurangan aliran
darah dan dapat menimbulkan berbagai akibat yang cukup serius, dari Angina Pectoris (nyeri
dada) sampai Infark Jantung, yang dalam masyarakat di kenal dengan serangan jantung
4
Perkembangan PJK dimulai dari penyumbatan pembuluh jantung oleh plak pada
pembuluh darah. Penyumbatan pembuluh darah pada awalnya disebabkan peningkatan kadar
kolesterol LDL (low-density lipoprotein) darah berlebihan dan menumpuk pada dinding
arterisehingga aliran darah terganggu dan juga dapat merusak pembuluh darah (Al fajar,
2015).
Penyumbatan pada pembuluh darah juga dapat disebabkan oleh penumpukan lemak
disertai klot trombosit yang diakibatkan kerusakan dalam pembuluh darah. Kerusakan pada
awalnya berupa plak fibrosa pembuluh darah, namun selanjutnya dapat menyebabkan ulserasi
dan pendarahan di bagian dalam pembuluh darah yang menyebabkan klot darah. Pada
akhirnya, dampak akut sekaligus fatal dari PJK berupa serangan jantung (Naga, 2012).
Menurut Saparina (2010) gambaran klinik adanya penyakit jantung koroner dapat
berupa :
a. Angina pectoris
5
b. Infark Miokardium Akut
Merupakan PJK yang sudah masuk dalam kondisi gawat.Pada kasus ini disertai
dengan nekrosis miokardium (kematian otot jantung) akibat gangguan suplai darah yang
kurang. Penderita infark miokardium akut sering didahului oleh keluhan dada terasa tidak
enak (chest discomfort) selain itu penderita sering mengeluh rasa lemah dan kelelahan.
c. Payah jantung
Payah jantung disebakan oleh adanya beban volume atau tekanan darah yang
berlebihan atau adanya abnormalitas dari sebagian struktur jantung. Payah jantung
kebanyakan didahului oleh kondisi penyakit lain dan akibat yang ditimbulkan termasuk
PJK. Pada kondisi payah jantung fungsi ventrikel kiri mundur secara drastis sehingga
mengakibatkan gagalnya sistem sirkulasi darah.
Kematian mendadak terjadi pada 50% PJK yang sebelumnya tanpa diawali dengan
keluhan. Tetapi 20% diantaranya adalah berdasarkan iskemia miokardium akut yang
biasanya didahului dengan keluhan beberapa minggu atau beberapa hari sebelumnya.
Menurut M.N.Bustan (2007) upaya pencegahan PJK dapat meliputi 4 tingkat upaya :
a. Pencegahan primordial
Yaitu upaya pencegahan munculnya faktor predisposisi terhadap PJK dalam
suatu wilayah dimana belum tampak adanya faktor yang menjadi risiko PJK.
b. Pencegahan primer
Yaitu upaya awal pencegahan PJK sebelum seseorang menderita. Dilakukan
dengan pendekatan komunitas dengan pendekatan komuniti berupa penyuluhan faktor-
faktor risiko PJK terutama pada kelompok usia tinggi. Pencegahn primer ditujukan
kepada pencegahan terhadap berkembangnya proses artherosklerosis secara dini, dengan
demikian sasaranya adalah kelompok usia muda.
c. Pencegah sekunder
6
Yaitu upaya pencegahan PJK yang sudah pernah terjadi untuk berulang atau
menjadi lebih berat. Pada tahap ini diperlukan perubahan pola hidup dan kepatuhan
berobat bagi mereka yang pernah menderita PJK. Upaya peningkatan ini bertujuan untuk
mempertahankan nilai prognostik yang lebih baik dan menurunkan mortalitas.
d. Pencegan tersier
Yaitu upaya mencegah terjadinya komplikasi yang lebih berat atau kematian.
7
- Obat-obatan jantung diteruskan sampai hari operasi.
b. Laboratorium I hari sebelum operasi antara lain :
- Hematologi lengkap + hemostasis
- LFT
- Ureum, creatinine
- Gula darah
- Urine lengkap
- Enzime CK dan CKMB untuk CABG
- Hb S Ag
- Gas darah
Bila ada kelainan hemostasis atau faktor pembekuan harus diselidiki
penyebabnya dan bila perlu operasi ditunda sampai ada kepastian bahwa kelainan
tersebut tidak akan menyebabkan perdarahan pasca bedah.
c. Persiapan Darah untuk Operasi
Permintaan darah ke PMI terdiri dari :
Packad cell : 750 cc
Frash Frozen Plasma : 1000 cc
Trombosit : 3 unit
Permintaan darah ke PMI minimal 1 hari sebelum melakukan operasi.
d. Mencari Infeksi Fokal
Dicari gigi berlobang atau tonsilitis kronis dan dikonsultasikan ke bagian THT dan
gigi. Kelainan kulit seperti dematitis dan furunkolosis atau bisul harus diobati
terlebih dahulu dan tidak dalam masa inkubasi atau infeksi penyakit menular.
e. Fisioterapi Dada
Berguna untuk melatih dan meningkatkan fungsi paru selama di ICU dan untuk
mengajarkan bagaimana caranya mengeluarkan sputum. Bila menderita asma dan
penyakit paru obstruktif menahun (PPOM) maka fisioterapi harus lebih intens
dikerjakan dalam kadang-kadang spirometri juga membantu untuk melihat
kelainan yang dihadapi. Jika diperlukan, konsultasikan ke dokter mengenai
problem tersebut.
f. Perawatan Sebelum Operasi
8
Perawatan sebelum operasi ini merupakan persiapan yang matang dari poliklinik
maka perawatan sebelum operasi dapat diperpendek, misalnya 1-2 hari sebelum
operasi. Bertujuan untuk mempersiapkan mental pasien dan menghindari
kebosanan di Rumah Sakit.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jantung merupakan salah satu organ vital dalam tubuh manusia yang terletak dalam
mediastinum di antara kedua paru-paru. Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan
fungsi jantung akibat otot jantung kekurangan darah karena adanya penyempitan
pembuluh darah koroner. Gejala yang ditimbulkan oleh penyakit jantung
koroner,meliputi : Nyeri dada atau ketidaknyamanan pada dada, Keringat dingin, mual,
muntah, atau mudah lelah., dan Irama denyut jantung yang tidak stabil (aritmia).
Penyakit Jantung Koroner pada mulanya disebabkan oleh penumpukan lemak pada
dinding dalam pembuluh darah jantung (pembuluh koroner). Upaya pencegahan PJK
dapat meliputi 4 tingkat upaya yaitu Pencegahan primordial, Pencegahan primer,
Pencegah sekunder dan Pencegan tersier.
3.2 Saran
Perlu adanya kerjasama dan kolaborasi yang tepat sesama tenaga kesehatan
lainnya agar terapi yang diterima yang tepat, efektif dan aman. Perlu adanya monitoring
dan evaluasi pada pasien dengan penyakit jantung koroner dikarenakan obat-obatan yang
digunakan berpotensi mengalami interaksi, selain itu juga dapat melakukan edukasi
mengenai besarnya resiko obesitas menyebabkan kejadian penyakit jantung coroner
semakin banyak terjadi.
10
DAFTAR PUSTAKA
11