Oleh
Kelompok 2 :
Alya Indriyani C1914201077
Hilda Siti Nurfahida C1914201076
Irfan Fauzi C1914201089
Lusi Bilqis Amelisqi C1914201101
Muhamad Rizky Pratama C1914201118
Silmi Noviani C1914201084
Wulansari C1914201100
Penyusun sadar bahwa ada banyak kekurangan pada makalah ini, terutama
dalam penulisan, tapi penyusun berharap makalah ini dapat berguna dan bermanfaat
bagi pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………………….i
KATA PENGANTAR.................................................................................................1
DAFTAR ISI................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................................3
B. Rumusan Masalah...............................................................................................4
C. Tujuan.................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Penyakit.................................................................................................5
1. Definisi............................................................................................................5
2. Epidmiologi.....................................................................................................6
3. Tanda dan Gejala............................................................................................7
4. Penyebab/Faktor-faktor resiko........................................................................8
B. Data Fokus........................................................................................................11
B. Diagnosa Keperawatan.....................................................................................19
C. Intervensi Keperawatan....................................................................................22
D. Implementasi Keperawatan..............................................................................39
E. Evaluasi............................................................................................................42
BAB III PENUTUP44
A. Kesimpulan.......................................................................................................44
B. Saran.................................................................................................................44
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan kondisi yang terjadi akibat
penumpukan plak di arteri jantung sehingga mengakibatkan suplai darah ke
jantung menjadi terganggu dan bisa menyebabkan serangan jantung (American
Heart Association, 2013 dalam (Manoydkk, 2014). Plak ini terbentuk dari lemak,
kolesterol, kalsium dan substansi lain di darah (National Heart Lung and Blood
Institute Coronary artery disease, 2009 dalam (Delima, 2009). Penyakit ini tidak
disadari oleh kebanyakan orang dan tidak memberikan keluhan yang berarti
karena hanya keluhan seperti nyeri dada sebelah kiri yang berlangsung sebentar
sehingga penderita tahap dini kurang waspada (Majid, 2007 dalam (Oley, 2014).
Menurut World Health Organization (WHO), pada tahun 2005 sampai saat ini
penyakit jantung koroner merupakan penyebab utama kematian dini pada sekitar
40% dari sebab kematian laki-laki usia menengah (Depkes, 2011). Prevalensi
penyakit jantung koroner berdasarkan diagnosis dokter di Indonesia tahun 2013
sebesar 0,5% atau diperkirakan sekitar 883.447 orang, sedangkan berdasarkan
diagnosis dokter/gejala sebesar 1,5% atau diperkirakan sekitar 2.650.340 orang.
Berdasarkan diagnosis/gejala, estimasi jumlah penderita penyakit jantung
koroner terbanyak terdapat di Provinsi Jawa Timur sebanyak 375.127 orang
(1,3%), Prevalensi PJK meningkat seiring dengan bertambahnya umur, tertinggi
pada kelompok umur 65-74 tahun yaitu 2,0% dan 3,6%, menurun sedikit pada
kelompok umur ≥ 75 tahun. Prevalensi PJK menurut jenis kelamin, untuk yang
didiagnosis berdasarkan wawancara dokter, lebih tinggi pada perempuan
dibanding laki-laki (0,5%: 0,4%); juga yang didiagnosis dokter atau gejala (1,6% :
1,3%) (Riskesdas, 2013).
Penyakit jantung koroner adalah salah satu akibat utama aterosklerosis
(pengerasan pembuluh nadi) pada keadaan ini pembuluh darah nadi menyempit
3
(Naga, 2013). Mekanisme timbulnya penyakit jantung koroner didasarkan pada
lemak atau plak yang terbentuk di dalam lumen arteri koronaria (arteri yang
mensuplai darah dan oksigen pada jantung). Plak dapat menyebabkan hambatan
aliran darah baik total maupun sebagian pada arteri koroner dan menghambat
darah kaya oksigen mencapai bagian otot jantung. Kurangnya oksigen akan
merusak otot jantung (Kasron, 2012) dan akan timbul masalah keperawatan
diantaranya nyeri akut, ketidakefektifan perfusi jaringan, intoleransi aktifitas,
ansietas (kecemasan), kurangnya pengetahuan (Udjianti, 2013)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat disusun rumusan masalah
penelitian ini adalah bagaimanakah asuhan keperawatan pada pasien dengan
gangguan sistem kardiovaskuler: PJK
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memperoleh pengetahuan dalam memberikan asuhan keperawatan pada
pasien dengan gangguan sistem kardiovaskuler: PJK.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian keperawatan pada pasien penyakit jantung koroner.
b. Merumuskan diagnosa keperawatan intoleransi aktivitas pada pasien
penyakit jantung koroner.
c. Menyusun rencana keperawatan pada pasien penyakit jantung coroner
d. Melaksanakan implementasi keperawatan pada pasien penyakit jantung
coroner.
e. Melakukan evaluasi keperawatan intoleransi aktivitas pada pasien penyakit
jantung coroner.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Penyakit
1. Definisi
Penyakit jantung koroner (PJK) atau bisa disebut Coronary Heart
Disease (CHD) atau penyakit Coronary Artery Disease (CAD) merupakan
penyakit yang disebabkan adanya plak yang menumpuk di dalam arteri
koroner sehingga terjadi penyempitan atau sumbatan yang mensuplai oksigen
(O2) ke otot jantung (Ghani, 2016). Penyakit jantung koroner (PJK) terjadi
karena adanya penyempitan pembuluh darah koroner yang berimbas pada otot
jantung yang kekurangan darah sehinga terjadi gangguan fungsi jantung. PJK
merupakan akibat adanya penyumbatan pembuluh darah koroner (Putri,
2018).
Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung akibat
otot jantung kekurangan darah karena adanya penyempitan pembuluh darah
koroner. Pada waktu jantung harus be kerja lebih kerasterjadi
ketidakseimbangan antara kebutuhan dan asupan oksigen, hal inilah yang
menyebabkan nyeri dada. Kalau pembuluh darah tersumbat sama sekali,
pemasokan darah ke jantung akan terhenti dan kejadian inilah yang disebut
dengan serangan jantung. Adanya ketidakseimbangan antara ketersedian
oksigen dan kebutuhan jantung memicu timbulnya PJK (Huon, 2002).
PJK (asterosklerosis coroner, penyakit nadi koroner, penyakit jantung
iskemia) adalah penyakit jantung yang disebabkan penyempitan arteri
koroner, mulai dari terjadinya arterisklerorsis (kekakuan arteri) maupun yang
sudah terjadi penimbunan lemak atau flak (plague) pada dinding arteri
koroner, baik disertai gejala klinis ataupun tanpa gejala (Kabo, 2008).
Penyakit jantung koroner (PJK) adalah suatu kondisi dimana terjadi
penyempitan dan penghambatan aliran darah arteri yang mengalirkan darah
5
menuju ke otot jantung. Penyempitan dan penghambatan ini terjadi karena
penumpukan endapan lemak di dalam dan sekitar sel yang melapisi dinding
arteri koroner sehingga menyumbat aliran darah. Aliran darah yang tersumbat
ini menyebabkan suplai oksigen dan nutrisi untuk otot jantung menurun
sehingga timbul nyeri dan gangguan fungsi jantung (Syukri, 2013).
2. Epidmiologi
Adapun karakteristik Host yang beresiko terhadap Penyakit Jantung
Koroner yaitu:
a. Usia
Usia yang berpotensi untuk menderita PJK untuk alki-laki usia
45 tahun dan banyak penyandang hipertensi sedangkan perempuan
setelah umur 55 tahun beresiko dibandingkan dengan laki-laki.9
b. Pekerjaan
Tingkat pekerjaan dan pendidikan mempengaruhi risiko PJK
yaitu wanita yang memiliki pekerjaan diluar rumah memiliki resiko yang
minim PJK daripadawanita ibu mengurus rumah tangga dikarenakan
aktivitasfisikrendah dan rendahnya tingkat pendidikan.10
c. Jenis Kelamin
Jenis kelamin yang berpotensi menderita PJK yaitu pada pria. Hal
ini berhubungan dengan IMT dan PJK jika wanita memiliki IMT
yang besar maka berpeluang kepada wanita. Di Australia PJK belum
dapat informasi valid diderita wanita.
d. Merokok
Pada pria yang merokok berat akan beresiko menderita PJK 2
sampai 4 kali dan juga berpotensi pada perempuan yang merokok berat
atau jumlah dihisap 20 batang per hari.11
e. DM
Penderita DM akan berpengaruh pada pembuluh darah dan 1 dari
2 orang pasien DM bagian pembuluh darahnya akan rusak. Kerusakan
6
ini dapat terjadi Jika aktivitas kurang dan pola makan yang tidak sehat
yang berpengaruh pada kerja jantung.
f. Penderita Hipertensi
Tekanan darah mempunyai hubungan dengan semua bagian tubuh
yang berperan penting seperti jantung, ginjal, mata dan pembuluh
darah. Komplikasi akan terjadi dan disesuaikan dengan tingginya
darah dan hjangka waktu merasakannya.
g. Keturunan
Individu yang memiliki orangtua laki-laki menderita PJK maka
akan beresiko 2 kali bahkan lebih untuk menderita PJK
3. Tanda dan Gejala
Menurut Sylvia A. Price, Latraine M. Wikson, (2001) dalam
Nurhidayat S.(2011):
a. Dada terasa tidak nyaman (digambarkan sebagai rasa terbakar, berat, mati
rasa, dapat menjalar kepundak kiri, leher, lengan, punggung atau rahang)
b. Denyut jantung lebih cepat
c. Pusing
d. Sesak nafas
e. Mual
f. Berdebar-debar
g. Kelemahan yang luar biasa
Manifestasi klinis pada PJK ini khas yang menimbulkan gejala dan
komplikasi sebagai akibat penyempitan lumen arteri penyumbatan aliran
darah ke jantung. Sumbatan aliran darah berlangsung progresif, dan suplai
darah tidak adekuat (iskemia) yang ditimbulkannya akan membuat sel-sel otot
iskemia terjadi dalam berbagai tingkat, manifestasi utama dari iskemia
miokardium adalah sesak nafas, rasa lelah berkepanjangan, irama jantung
yang tidak teratur dan nyeri dada atau biasa disebut Angina Pektoris. Angina
7
pektoris adalah nyeri dada yang hilang timbul, tidak diserati kerusakan
irreversibel sel-sel jantung terdiagnosis PJK.(Wijaya dkk: 4, 2013).
Pada PJK klasifikasi dapat dibedakan menjadi empat yaitu
asimtomatik (silent myocardial ischemia) yang tidak pernah mengeluh nyeri
dada baik saat istirahat atau beraktifitas, angina pektoris stabil (STEMI)
terdapat yaitu nyeri yang berlangsung 1-5 menit dan hilang timbul dan
biasanya terdapat depresi segmen ST pada pengukuran EKG, angina pektoris
tidak stabil (NSTEMI) yaitu nyeri dada yang berlangsung bisa lebih dari lima
menit dan terjadi bisa pada saat istirahat biasanya akan terdapat deviasi
segmen ST pada rekaman hasil EKG, Infark miokard yaitu nyeri dada yang
terasa ditekan, diremas berlangsung selama 30 menit atau bahkan lebih
biasanya hasil rekaman EKG terdapat elevasi segmen ST (Potter & Perry,
2010).
Nyeri akut pada PJK mempunyai manifestasi klinis sesak nafas, rasa
lelah berkepanjangan, irama jantung yang tidak teratur dan nyeri dada atau
biasa disebut Angina Pektoris. Keluhan yang umum adalah pasien mengeluh
nyeri dan gejala tanda yang kumungkinan ada lainya adalah pasien tampak
meringis, bersikap protektif, gelisah, frekuensi nadi meningkat, sulit tidur,
tekanan darah meningkat, pola nafas berubah, nafsu makan berkurang, proses
berpikir terganggu, menarik diri, berfokus pada diri sendiri, diaphoresis.
4. Penyebab/Faktor-faktor resiko
Penderita PJK banyak didapatkan adanya faktor – faktor risiko. Faktor
risiko utama atau fundamental yaitu faktor risiko lipida yang meliputi kadar
kolesterol dan trigliserida, karena pentingnya sifat – sifat substansi ini dalam
mendorong timbulnya plak di arteri koroner.Negara Amerika pada saat ini
50% orang dewasa didapatkan kadar kolesterolnya > 200 mg/dl dan ± 25%
dari orang dewasa umur > 20 tahun dengan kadar kolesterol > 240 mg/dl,
sehingga risiko terhadap penyakit jantung koroner akan meningkat. Penderita
penyakit jantung koroner akan mengalami hipertensi 2,25 kali dibanding
8
dengan yang bukan penderita penyakit jantung koroner.Berbagai penelitian
epidemiologi menunjukkan adanya keadaan-keadaan sifat dan kelainan yang
dapat mempercepat terjadinya penyakit jantung koroner. Memiliki faktor
risiko lebih dari satu seperti hipertensi, diabetes melitus, dan obesitas, maka
akan mempunyai 2 atau 3 kali berpeluang terkena penyakit jantung koroner
dibandingkan 70 orang yang tidak. (Diana Zahrawardani1 , Kuntio Sri
Herlambang2 , Hema Dewi Anggraheny3 2013)
Faktor risiko lainnya :
a. Merokok Didalam rokok terkandung 4000 zat kimia yang berbahaya bagi
kesehatan, seperti nikotin yang bersifat adiktif, tar yang bersifat
karsinogenik, dan bahkan juga formalin. (Sudoyo, 2006) mengatakan
bahwa
1) Asap rokok mengandung nikotin yang memacu pengeluaran zat-zat
seperti adrenalin. Zat ini merangsang denyut jantung dan tekanan darah.
2) Asap rokok mengandung karbon monoksida (CO) yang memiliki
kemampuan jauh lebih kuat daripada sel darah merah (haemoglobin)
untuk menarik atau menyerap oksigen, sehingga menurunkan kapasitas
darah merah tersebut untuk membawa oksigen ke jaringan-jaringan
termasuk jantung.
3) Merokok dapat menyembunyikan angina yaitu sakit di dada yang dapat
memberi sinyal adanya sakit jantung. Tanpa adanya sinyal tersebut
penderita tidak sadar bahwa ada penyakit berbahaya yang sedang
menyerangnya, sehingga ia tidak mengambil tindakan yang diperlukan.
4) Perokok dua atau tiga kali lebih mungkin terkena stroke dibandingkan
dengan mereka yang tidak merokok.
b. Hipertensi
Orang yang mempunyai darah tinggi berisiko mengalami penyakit
jantung, ginjal, bahkan stroke. Hal ini dikarenakan tekanan darah tinggi
membuat jantung bekerja dengan berat sehingga lama kelamaan jantung
9
juga akan kecapaian dan skait. Bahkan jika ada sumbatan di pembuluh
darah koroner jantung maupun pembuluh darah yang lain, tekanan darah
tinggi akan berakibat pada pecahnya pembuluh darah.
c. Kolesterol
Kolesterol sebenarnya merupakan zat yang dibutuhkan oleh tubuh,
namun bukan dalam jumlah yang banyak. Kolesterol sendiri berasal dari
makanan yang sehari-hari kita konsumsi misalnya minyak, makanan yang
digoreng, lemak hewan, dan lain-lain. Kelebihan makanan yang
mengandung kolesterol dapat menyebabkan kolesterol dalam darah kita
menjadi tinggi, dan ini tidak baik bagi jantung kita. Kolesterol yang tinggi
sering tidak dirasakan gejalanya. Apabila kadar kolesterol LDL pada angka
diatas 160 mg/dl, maka dapat dikatakan bahwa kadar koesterol LDL berada
pada level tinggi. LDL yang tinggi inilah yang lama kelamaan akan
menyebabkan terbentuknya plak atau penyumbatan pada pembuluh darah.
Apabila penyumbatan yang parah sudah terjadi, maka jantung 17 kita akan
merasakan nyeri dada. Kadar LDL dikatakan normal adalah jika berada
dibawah 100 mg/dl. Sedangkan kadar kolesterol HDL dikatakan normal
jika diatas 60 mg/dl. Hal ini dikarenakan HDL merupakan kolesterol baik
sehingga dapat melindungi jantung kita. Adapun untuk kolesterol total
sendiri harus dijaga kadarnya dibawah angka 200 mg/dl.
d. Kelebihan berat badan
Kelebihan berat badan merupakan potensi untuk gangguan kesehatan.
Berdasarkan penelitian, orang dengan kelebihan berat badan berisiko
mengalami serangan jantung. Selain itu kelebihan berat badan berisiko
untuk terjadinya kadar kolesterol ayng tinggi dan penyakit diabetes
mellitus. Kelebihan berat badan juga mengakibatkan sensitivitas insulin
menurun sehingga kadar gula darah yang tidak terkendali sering terjadi
pada orang yang terlalu gemuk. Diabetes mellitus merupakan salah satu
10
penyakit yang banyak menimbulkan komplikasi, salah satunya
menimbulkan komplikasi penyakit jantung.
e. Kurang olahraga
Olahraga dapat membakar lemak-lemak yang berlebihan didalam
tubuh. Bila lemak-lemak banyak yang dibakar, maka pembuluh darah kita
akan terbebas dari lemak jahat sehingga keelastisannya menjadi terjaga.
Pembuluh darah yang sehat pada gilirannya juga akan membuat jantung
kita menjadi sehat.
f. Diabetes Mellitus
Penyakit diabetes merupakan penyakit yang berpotensi menjadi kronis
dan menjadi penyakit jangka panjang. Penyakit yang diderita jangka
panjang memiliki potensi untuk mengalami komplikasi atau penyakit
lanjutan. Komplikasi penyakit diabetes sangatlah banyak dan kompleks. Ia
diantaranya berpotensi 18 menimbulkan komplikasi pada penyakit jantung,
ginjal, pembuluh darah, dan saraf.
g. Stres
Stres dianggap merupakan salah satu faktor risiko dari Penyakit
Jantung Koroner, meskipun belum dapat diukur berapa besar pengaruh
tersebut memicu timbulnya PJK. Mungkin deskripsi yang paling mendekati
ialah suatu keadan mental yang tampak sebagai kegelisahan, kekhawatiran,
tensi tinggi, keasyikan yang abnormal dengan suatu dorongan atau sebab
dari lingkungan yang kurang menyenangkan. Jadi seseorang yang
mengeluh alami stres dapat mengeluh karena merasa tidak sehat, sakit
kepala, berdebar (palpitasi), sakit kembung atau susah tidur, tidak bahagia
atau bahkan depresi. Tidak semua simtom tersebut hadir bersama-sama
(Kurniadi dan Nurrahmani, 2014).
B. Data Fokus
1. Pengkajian Umum
a. Keluhan utama
11
Keluhan yang paling sering dijadikan alasan pasien merasa nyeri pada
dada, jantung berdebar-debar bahkan sampai sesak nafas
b. Riwayat Penyakit saat ini
Riwayat penyakit sekarang dikaji dimuai dari keluhan yang di rasakan
pasien, sebelum masuk rumah sakit, ketika mendapatkan perawatan di
rumah sakit sampai dilakukannya pengkajian pada pasien penyakit jantung
koroner biasanya didapatkan adanya keluhan seperti nyeri pada dada,
keluhan nyeri di kaji menggunakan PGRST sebagai berikut:
1) Provoking Incident : nyeri timbul pada saat beraktivitas
2) Quality of pain : nyeri dirasakan seperti ditekan, rasa terbakar, ditindih
benda berat seperti di tusuk, rasa di peras dan di pelintir.
3) Region: nyeri dirasakan di dada dan bisa menyebar ke bahu.
4) Severity: skala nyeri di ukur dengan rentang nyeri 1-10 atau bisa dilihat
dengan ekspresi wajah.
5) Timing: nyeri timbul secara tiba-tiba dengan durasi kurang lebih 30
menit.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Dalam hal ini yang perlu dikaji atau di tanyakan pada klien tentang
penyakit apa saja yang pernah di derita seperti nyeri dada, hipertensi, DM
dan hiperlipidemia dan sudah berapa lama menderita penyakit yang di
deritanya, tanyakan apakah pernah masuk rumah sakit sebelumnya.
d. Riwayat Keluarga
Untuk mengetahui penyakit keluarga tanyakan pada pasien mengenai
riwayat penyakit yang di alami keluarganya, seperti penyakit keturunan
(diabetes militus, hipertensi, asma, jantung) dan penyakit menular (TBC,
hepatitis).
e. Riwayat kebiasaan sehari-hari
Menanyakan kebiasaan dan pola hidup misalnya nutrisi pada pasien
penyakit jntung koroner mengalami nafsu makan menurun dan porsi
12
makan menjadi berkurang (Nurhidayat, 2011) Istirahat: pola tidur dapat
terganggu, tergantung bagaimana presepsi klien terhadap nyeri yang di
rasakannya.
Aktivitas: aktivitas yang dilakukan sehari-hari berkurang bahkan berhenti
melakukan aktivitas yang berat.
f. Pengkajian Psikososial
Pada pasien penyakit jantung koroner didapatkan perubahan ego yaitu
pasrah dengan keadaan, merasa tidak berdaya, takut akan perubahan gya
hidup dan fungsi peran, ketakutan akan kematian, menjalani oprasi. Dan
komplikasi yang timbul. Kondisi ini ditandai dengan menghindari kontak
mata, insomnia, sangat kelemahnan, perubahan tekanan darah dan pola
nafas, cemas, dan gelisah.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Keadaan umum dengan klien mulai saat pertama kali bertemu dengan
klien dilanjutkan mengukur tanda-tanda vital. Kesadaran klien juga di
amati apakah kompos mentis (GCS 14-15=E4,V5,M6), apatis (GCS: 12-
13), delirium (GCS: 10-11), samnoleon (GCS: 7-9), sopor (GCS: 5-6),
semi koma ( GCS: 4), atau koma (GCS: 3=E1, V1, M1).
b. Tanda-tanda vital
Pasien mengalami peningkatan pada tekanan darah, nadi, dan
respirasinya. TD terkisar antara 124/91 mmHg-137/97 mmHg, RR sekitar
16-20x/menit, nadi swkitar 100-120 x/menit. Terjadi perubahan sesuai
dengan aktivitas dan rasa nyeri yang timbul (Nurhidayat, 2011).
c. Kepala dan muka
Inspeksi: Bentuk kepala bulat atau lonjong,wajah simetris atau
tidak,rambut bersih atau tidak,muka edema atau tidak,lesi pada muka ada
atau tidak,ekspresi wajah meringis atau menangis atau tersenyum. Palpasi:
Rambut rontok atau tidak,benjolan pada kepala ada atau tidak.
13
d. Mata
Inspeksi: mata kanan dan kiri simetris/tidak, mata juling ada/tidak,
konjungtiva merah muda/anemis, skala ikterik/putig, pupil kanan kiri
isokor (normal), refleks pupil terhadap cahaya miosis (mengecil) atau
midriasis (melebar) Palpasi: nyeri atau tidak, peningkatan tekanan intra
okuler pada kedua bola mata/tidak.
e. Telinga
Inspeksi: simetris atau tidak, menggunakan alat dengar/tidak,
lesi/tidak, warna telinga dengan daerah merata/tidak, perdarahan ada/tidak,
serumen adq/tidak.
f. Hidung
Isnspeksi: peradaan septum tepat di tengah/tidak, sekret ada/tidak,
Palpasi: fraktur ada/tidak dan nyeri ada/tidak.
g. Mulut
Inspeksi: bibir sumbing/tidak, warna bibir hitam atau merah muda,
mukosa bibir lembab/kering, sianosis/tidak, oema/tidak, lesi/tidak, stomatis
ada/tidak, gigi berlubang/tidak, bersih/tidak.Palpasi: nyeri tekan/tidak pada
bibir.
h. Leher
Inspeksi: luka/tidakPalpasi: ada pembesaran vena jugularis/tidak, ada
pembesaran kelenjar tiroid/tidak.
i. Payudara dan ketiak
Inspeksi: payudara kanan/kiri simetris/tidak, ketiak bersih/tidak, ada
luka/tidak.Palpasi: ada nyeri saat di tekan pada ketiak/tidak
j. Thorak
1) Paru-paru
Inspeksi: dada simetris/tidak, bentuk/postur dada, gerakan nafas
(frekuensi naik turun, irama normal/abnormal, kedalaman, dan upaya
pernafasan dan otot2 bantu pernafasan/tidak), warna kulit merata atau
14
tidak, lesi/tidak, edema, pembengkakkan/penonjolan, RR mengalami
peningkatan. Palpasi: getaran vocal fremutus kanan dan kiri sama/tidak
ada fraktur pada costea/tidak. Perkusi: normalnya berbunyi sonor.
Auskultasi: normalnya terdengar vasikuler pada kedua paru dan ada
suara tambahan/tidak.
2) Jantung
Inspeksi: ictus cordis tampak/tidak Palpasi: teraba atau tidaknya ICS
Perkusi: normalnya terdengar pekuk Auskultasi: S3/S4 murmur
3) Abnomen
Inspeksi: luka/tidak, jaringan parut ada/tidak, umbilijus
menonjol/masuk kedalam, amati warna kulit merata/tidak.Palpasi: nyeri
tekan pasa abdomen atau tidak. Perkusi: suara timpani atau hipertimpan.
Auskuktasi: bising usus normal atau tidak (5-20x/menit)
4) Integumen
Inspeksi: warna kulit hitam/sawo matang, lembab/tidak, amati turgor
kulit baik/menurun.Palpasi: akral hangat/dingin, CRT (Capliary Refil
Time) pada jari normalnya<2 detik.
5) Ekstremitas
Inpeksi: tonus otot kuat/tidak, jari-jari lengkap/tidak, fraktur/tidak,
Palpasi: edema/tidak.
6) Genetalia
Inspeksi : terpasang kateter atau tidak.
3. Pengkajian status fungsional dan pengkajian status kognitif
a. Pengkajian status fungsional
1) Indeks katz .
Pemeriksaan indeks katz memfokuskan aktivitas kehidupan sehari-hari
yaitu kegiatan mandi, memakai pakaian, pindah tempat, toileting, dan
makan. Mandiri merupakan tidak ada yang mengawasi, mengarahkan,
ataupun bantuan orang lain. Pengkajian ini mendasarkan pada status
15
aktual serta bukan terhadap kemampuan. Pengkajian ini dapat mengukur
kemampuan fungsional lanjut usia dilingkungan sekitar rumah. (Susanto
2018)
SKOR KEMANDIRIAN NILAI
16
2) Barthel indeks
Pemeriksaan barthel indeks adalah alat mengukur kemandirian lanjut
usia yang sering digunakan, dengan ukur mandiri fungsional pada
perihal keperawatan diri serta mobilitas. Barthel indeks tidak mengukur
ADL, instrumental, komunikasi, dan psikososial. Pengukuran pada
barthel indeks bertujuan buat ditunjukkan peningkatan pelayanan yang
dibutuhkan pasien. Barthel indeks dapat mengambil pada catat medik
penderita, pengamatan langsung ataupun catatan sendiri pada pasien.
(Susanto 2018)
SKOR NILAI
NO KRITERIA Dengan Mandiri
Bantuan
1 Makan 5 10
2 Minum 5 10
6 Mandi (menyiram, 5 15
menyeka tubuh)
17
7 Jalan di permukaan datar 0 5
9 Mengenakan pakaian 5 10
12 Olahraga/Latihan 5 10
13 Pemanfaatan waktu 5 10
luang /Rekreasi
Jumlah
Keterangan :
130 : Mandiri
65 – 125 : Ketergantungan Sebagian
66 - 60 : Ketergantungan Total
18
4 Dimana alamat anda?
5 Berapa anak anda?
6 Kapan anda lahir?
7 Siapakah presiden Indonesia saat
ini?
8 Siapakah presiden Indonesia
sebelumnya?
9 Siapakah nama ibu anda?
10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap
oengurangan 3 dari angka baru
semua secara menurun.
Jumla
h
Interpretasi:
Salah 0-3 : fungsi intelektual utuh
Salah 4-5 : fungsi intelektual kerusakan ringan
Salah 6-8 : fungsi intelektual kerusakan sedang
Salah 9-10 : fungsi intelektual kerusakan berat
19
a. Definisi : Penurunan sirkulasi darah pada level kapiler yang dapat
mengganggu metabolisme tubuh.
b. Penyebab
1) Hiperglikemia
2) Penurunan konsentrasi gemoglobin
3) Peningkatan tekanan darah
4) Kekurangan volume cairan
5) Penurunan aliran arteri dan / atau vena
6) Kurang terpapar informasi tentang faktor pemberat (mis. merokok, gaya
hidup monoton, trauma, obesitas, asupan garam , imobilitas)
7) Kurang terpapar informasi tentang proses penyakit (mis. diabetes
melittus, hiperlipidemia)
8) Kurang aktivitas fisik
c. Tanda dan Gejala
20
4) Bruit femoral.
d. Kondisi Klinis Terkait
1) Tromboflebitis.
2) Diabetes melitus.
3) Anemia.
4) Gagal Jantung kongenital.
5) Kelainan jantung kongenital/
6) Thrombosis arteri.
7) Varises.
8) Trombosis vena dalam.
9) Sindrom kompartemen.
2. Nyeri Akut
a. Definisi : Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau
lamat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang 3
bulan.
b. Penyebab
1) Agen pencedera fisiologis (mis. infarmasi, lakemia, neoplasma)
2) Agen pencedera kimiawi (mis. terbakar, bahan kimia iritan)
3) Agen pencedera fisik (mis.abses, amputasi, terbakar, terpotong,
mengangkat berat, prosedur operasi, trauma, latihan fisik berlebihan)
c. Tanda dan Gejala
21
c) Gelisah
d) Frekuensi nadi meningkat
e) Sulit tidur
Tanda Gejala Minor
Subjektif Objektif
(Tidak tersedia) a) Tekanan darah meningkat
b) Pola napas berubah
c) Nafsu makan berubah
d) Proses berpikir terganggu
e) Menarik diri
f) Berfokus pada diri sendiri
g) Diaforesis
No Diagnosa Intervensi
1. Perfusi Perifer Tidak Perawatan Sirkulasi (I.02079)
Efektif 1. Observasi
Periksa sirkulasi perifer (mis. Nadi perifer,
edema, pengisian kalpiler, warna, suhu,
angkle brachial index)
Identifikasi faktor resiko gangguan sirkulasi
22
(mis. Diabetes, perokok, orang tua, hipertensi
dan kadar kolesterol tinggi)
Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau
bengkak pada ekstremitas
2. Terapeutik
Hindari pemasangan infus atau pengambilan
darah di area keterbatasan perfusi
Hindari pengukuran tekanan darah pada
ekstremitas pada keterbatasan perfusi
Hindari penekanan dan pemasangan torniquet
pada area yang cidera
Lakukan pencegahan infeksi
Lakukan perawatan kaki dan kuku
Lakukan hidrasi
3. Edukasi
Anjurkan berhenti merokok
Anjurkan berolahraga rutin
Anjurkan mengecek air mandi untuk
menghindari kulit terbakar
Anjurkan menggunakan obat penurun
tekanan darah, antikoagulan, dan penurun
kolesterol, jika perlu
Anjurkan minum obat pengontrol tekakan
darah secara teratur
Anjurkan menghindari penggunaan obat
penyekat beta
Ajurkan melahkukan perawatan kulit yang
tepat(mis. Melembabkan kulit kering pada
23
kaki)
Anjurkan program rehabilitasi vaskuler
Anjurkan program diet untuk memperbaiki
sirkulasi( mis. Rendah lemak jenuh, minyak
ikan, omega3)
Informasikan tanda dan gejala darurat yang
harus dilaporkan( mis. Rasa sakit yang tidak
hilang saat istirahat, luka tidak sembuh,
hilangnya rasa)
2. Nyeri Akut Manajemen Nyeri (I.08238)
1.Observasi
lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri
Identifikasi skala nyeri
Identifikasi respon nyeri non verbal
Identifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri
Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
tentang nyeri
Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon
nyeri
Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas
hidup
Monitor keberhasilan terapi komplementer
yang sudah diberikan
Monitor efek samping penggunaan analgetik
2.Terapeutik
Berikan teknik nonfarmakologis untuk
24
mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hypnosis,
akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi
pijat, aroma terapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi
bermain)
Control lingkungan yang memperberat rasa
nyeri (mis. Suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
Fasilitasi istirahat dan tidur
Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri
3.Edukasi
Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
Jelaskan strategi meredakan nyeri
Anjurkan memonitor nyri secara mandiri
Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
4.Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
2. Terapi Komplementer
Jurnal 1
25
Judul Pengaruh Intervensi Murotal Al-Quran Terhadap
Intensitas Nyeri Pada Pasien Jantung Koroner Di Rsud
Sultan Imanuddin Pangkalan Bun
Penulis N.W.Damayanti Agustin
Tahun Terbit 2020
26
T: Penelitian ini dilakukan dari bulan November 2020 sampai bulan
Desember 2020
27
penelitian.
INTERAKSI
a) Memberikan kesempatan
kepada responden untuk
bertanya sebelum dilakukan
terapi murottal
b) Jaga privasi responden,
memulai kegiatan dengan cara
yang baik
c) Mengatur posisi pasien
senyaman mungkin.
d) Batasi stimulasi eksternal
seperti cahaya, suara,
panggilan telepon selama
mendengarkan terapi murottal.
e) Nilai skala nyeri sebelum
dilakukan terapi murotal.
f) Dekatkan handphone (MP3)
dan perlengkapan alat terapi
dengan responden
g) Pastikan handphone (MP3)
dan perlengkapan alat terapi
dalam kondisi baik
h) Nyalakan handphone (MP3)
dan lakukan terapi selama 16
menit dan anjurkan pasien
untuk rileks.
i) Pastikan volume suara terapi
28
sesuai dan tidak terlalu besar
j) Setelah selesai, minta pasien
membuka mata perlahan .
k) Lepaskan headset dan
bereskan alat.
l) Berikan reinforcemen positif
pada pasien.
TERMINASI
a) Mengevaluasi terapi yang
baru dilakukan
b) Merapikan responden dan
lingkungan di sekitar tempat
terapi
c) Berpamitan dengan responden
d) Mencatat hasil observasi
setelah dilakukan terapi
murottal di lembar observasi
Jurnal 2
29
ruang kateterisai
Jantung. Jumlah Responden adalah 29 orang.
I: Intervensi yang diberikan oleh peneliti yaitu dianjurkan untuk
relaksasi
pernapasan dalam dengan prosedur yang tetap.
C: Tidak ada pembanding dalam artikel ini tetapi ada perbandingan
sebelum
diberikan intervensi dan sesudah intervensi.
O: Hasil uji statistik Wilcoxon Sign Rank Test menunjukkan nilai yang
signifikan (p = 0,001 tanda) dimana tanda ini berarti p <0,05 sehingga
H1 diterima itu berarti Ada Efek Relaksasi Nafas Menurun Nyeri
Dalam
Tindakan RKA.
T: Penelitian ini dilakukan dari bulan September hingga Oktober 2013.
Jurnal 3
30
Dilakukan selama ± 20 menit dalam 10 detik diberikan tekanan
sekitar 3 – 5 kilogram dengan periode
istirahat 2 detik..
C: Pembanding dalam artikel ini dapat dilihat dari penerapan teknik
akupresur ini terjadi pelaporan skala penurunan nyeri dada pada 7
responden dengan
skor rata- rata penurunan nyeri 2.
O: Hasil penelitian dari 8 sampel yang diberikan akupresur semua pasien
mengalami penurunan skala nyeri.
T: Penelitian ini dilakukan dari 4 – 30 November 2019.
Jurnal 4
31
O: Hasil penelitian bahwa daun sirih (Piper betle L.) dapat digunakan
sebagai tanaman obat untuk pencegahan penyakit jantung koroner
(PJK).
T: Penelitian ini dilakukan pada tahun 2021.
Jurnal 5
32
T: Penelitian ini dilakukan bulan Februari 2012 di Ruang ICCU RSU
Kota
Langsa.
3. Promosi Kesehatan
SATUAN ACARA PENYULUHAN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK )
33
Pembukaa Salam Menjawab Ceramah
n (5 pembuka Salam
menit) Memperkenal Mendengark
kan diri an
Menjelaskan Mendengark
maksud dan an
tujuan Mendengark
Menyebutkan an
Materi Menerima
Penyuluhan
Membagikan
leaflet
Penyajia Menyampaika Memperhati Ceramah
n (15 n materi kan dan
menit) - Definisi mendengark
penyakit an
jantung keterangan
koroner penyaji
(PJK)
- Penyebab
penyakit
jantung
koroner
- Tanda
dan
gejala
Penyakit
Jantung
34
Koroner
- Pencegah
an
Penyakit
Jantung
Koroner
- Penangan
an
Penyakit
Jantung
Koroner
di rumah
- Makanan
sehat
untuk
memeliha
ra
jantung
Evaluasi Melakukan Bertanya Diskusi/
(7 menit) tanya jawab Tanya
seputar materi Jawab
yang
diberikan Menjawab
Melakukan Pertanyaan
Post Test
kepada peserta
tentang materi
yang telah
35
diberikan dan
reinforcement
peserta kepada
peserta yang
dapat
menjawab
Terminas Mengucapkan Mendengark Ceramah
i (3 terima kasih an
menit) atas peran
sertanya
Mengucapkan Menjawab
f. MATERI
1) Pengertian PJK
PJK ( penyakit jantung coroner) adalah penyakit jantung akibat aliran
darah ke otot jantung terganggu. Biasanya didasari oleh adanya
aterosklerosis pembuluh darah koroner. Nekrosis miokard akut hampir
selalu terjadi akibat penyumbatan total arteri koronaria oleh trombus
yang terbentuk pada plaqus aterosklerosis yang tidak stabill
(Soeparman, 1996:1098)
2) Menurut Nurarif (2013), penyebab PJK yaitu :
a) Faktor Penyebab
Suplai oksigen ke miocard yang disebabkan oleh 3 faktor : a) Faktor
pembuluh darah : Arterioklorosis, Spasme, Arteritis b) Faktor
Sirkulasi : Hipotensi, Stenosos Aorta, Insufisiensi c) Faktor Darah :
Anemia, Hipoksemia, Polisitimia Curah jantung yang meningkat a)
Aktifitas berlebihan b) Emosi c) Makan terlalu banyak d)
36
Hypertiroidisme 3) Kebutuhan oksigen miocard meningkat pada a)
Kerusakan miocard b) Hypertropimiocard c) Hypertensi diastol
b) Faktor Prediposisi Faktor resiko biologis yang tidak dapat diubah a)
usia lebih dari 40 tahun b) Jenis kelamin : insiden pada pria tinggi,
sedangkan pada wanita meningkat setelah menopause c) Hereditas d)
Ras : lebih tinggi insiden pada kulit hitam 2) Faktor resiko yang
dapat diubah : a) Mayor : Hiperlipidemia, hipertensi, merokok,
diabetes, obesitas, diet tinggi lemak jenuh, aklorib) Minor :
Inaktifitas fisik, pola kepribadian tipe A (emosinal, agresif, ambisius,
kompetetif), stress psikologis berlebihan
3) Tanda dan gejala PJK Gejala PJK(M. Blasck, Joyce, 2014) 1. Nyeri
dada sebelah kiri, mencengkeram dan diremas – remas, rasa terbakar,
rasa penuh ( merasa tertindih benda berat) rasa seperti tertusuk pisau,
lamanya 5- 10 menit. 2. Lemah, mual, dan pusing 3. Keringat dngin,
pucat 4. Sesak nafas, palpitasi 5. Gemetar dan perasaan mau mati
4) Pencegahan Pencegahan ditujukan untuk meminimalkan adanya faktor
resiko yang ada melalui: 1. Hindari stress yang berlebihan 2. Hidup
teratur (pola makan dan minum) hindari gaya hidup yang beresiko
(merokok, miras, kopi) 3. Olahra ga teratur 4. Hindari konsumsi
makanan tinggi lemak dan kolesterol, gula, dan garam. Seperti: jeroan,
makanan yang digoreng dengan minyak banyak dan menggunakan
minyak yang berulang karena minyak tersebut telah mengalami oksidasi
atau pemanasan yang berlebihan sehingga meningkatkan resiko PJK 5.
Diet sesuai aturan yaitu dengan mengkonsumsi makanan yang tinggi
serat seperti: sayur dan buah karena makanan yang tinggi serat dapat
melarutkan lemak dan kolesterol di dalam darah dan makanan yang
mengandung antioksidan seperti: makan yang mengandung vitamin A,C
dan E 6. Chek up sedini mungkin dan rutin bila terdapat faktor-faktor
resiko.
37
5) Tindakan yang dapat dilakukan bila ada tanda-tanda serangan PJK
Secara umum serangan yang timbul adalah nyeri dada yang terlokalisir
di dada kiri yang manjalar, sangat menusuk dan berat. Dapat dilakukan
hal-hal sebagai berikut : a. Ambil posisi yang nyaman, usahakan
sirkulasi tetap adekuat , kurangi aktifitas / istirahat cukup b. Ciptakan
lingkungan yang tenang dan nyaman c. Berikan cairan (minum hangat)
d. Hilangkan kecemasan. Bawa segera penderita ke tempat pelayanan
kesehatan dengan fasilitas perawatan intensif jantung. Bila keluhan
nyeri semakin berat dan lebih dari 30 menit. Diupayakan semaksimal
mungkin agar pertolongan diberikan dan dibawa ke perawatan intensif
jantung dengan waktu < 6 jam setelah serangan nyeri \
6) Makanan sehat untuk memelihara jantung 1. Aneka ikan laut misalnya
ikan teri, tuna, tenggiri dan minyak ikan 2. Anti oksidan yang banyak
terkadung dalam wortel, bamboo kuning, mangga, bayam taoge,
kacang-kacangan, daun singkong, jeruk, brokoli dn jambu biji 3. Asam
follat yang terkandung dalam kacang-kacangan (kacang merah,kacang
kacang hijau,kacang tanah,hati ayam,jeruk,bayam, dll 4. Vitamin B6
yang terdapat dalam pisang, beras merah, ikan laut 5. Jeruk, anggur,
pepaya, jambu biji (sebagai anti oksigen) 6. Makanan tinggi serat,
terdapat dalam kacang-kaangan, sayuran, buah-buahan (dapat
menurunkan kadar LDL aliran darah 7. Bawang putih 8. Minyak zaitun
g. Evaluasi
1) Evaluasi structural
a) Kesiapan keluarga pasien
b) Kesiapan tempat pelaksanaan
c) Kesiapan waktu pelaksanaan
d) Kesiapan tim penyaji
e) Kesiapan materi
f) Kesiapan leaflet
38
2) Evaluasi Proses
a) Peserta penyuluhan akan memenuhi waktu pelaksanaan
b) Peserta aktif dalam melaksanakan Tanya jawab
3) Evaluasi hasil
a) Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah di
tentukan
b) Keluarga pasien dapat menjelaskan tanda dan gejala serta
pencegahan penyakit PJK
D. Implementasi Keperawatan
No Diagnosa Implementasi
1. Perfusi Perifer Tidak Memeriksa sirkulasi perifer (mis. Nadi
Efektif perifer, edema, pengisian kalpiler, warna,
suhu, angkle brachial index)
Mengidentifikasi faktor resiko gangguan
sirkulasi (mis. Diabetes, perokok, orang tua,
hipertensi dan kadar kolesterol tinggi)
Memonitor panas, kemerahan, nyeri, atau
bengkak pada ekstremitas
Menghindari pemasangan infus atau
pengambilan darah di area keterbatasan
perfusi
Menghindari pengukuran tekanan darah pada
ekstremitas pada keterbatasan perfusi
Menghindari penekanan dan pemasangan
torniquet pada area yang cidera
Melakukan pencegahan infeksi
Melakukan perawatan kaki dan kuku
39
Meakukan hidrasi
Menganjurkan berhenti merokok
Menganjurkan berolahraga rutin
Menganjurkan mengecek air mandi untuk
menghindari kulit terbakar
Menganjurkan menggunakan obat penurun
tekanan darah, antikoagulan, dan penurun
kolesterol, jika perlu
Menganjurkan minum obat pengontrol
tekakan darah secara teratur
Menganjurkan menghindari penggunaan obat
penyekat beta
Menganjurkan melahkukan perawatan kulit
yang tepat(mis. Melembabkan kulit kering
pada kaki)
Menganjurkan program rehabilitasi vaskuler
Menganjurkan program diet untuk
memperbaiki sirkulasi( mis. Rendah lemak
jenuh, minyak ikan, omega3)
Menginformasikan tanda dan gejala darurat
yang harus dilaporkan( mis. Rasa sakit yang
tidak hilang saat istirahat, luka tidak sembuh,
hilangnya rasa)
2. Nyeri Akut Mengobservasi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
Mengidentifikasi skala nyeri
Mengidentifikasi respon nyeri non verbal
Mengidentifikasi faktor yang memperberat
40
dan memperingan nyeri
Mengidentifikasi pengetahuan dan keyakinan
tentang nyeri
Mengidentifikasi pengaruh budaya terhadap
respon nyeri
Mengidentifikasi pengaruh nyeri pada
kualitas hidup
Memonitor keberhasilan terapi komplementer
yang sudah diberikan
Memonitor efek samping penggunaan
analgetik
Memberikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hypnosis,
akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi
pijat, aroma terapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi
bermain)
Mengcontrol lingkungan yang memperberat
rasa nyeri (mis. Suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
Memfasilitasi istirahat dan tidur
Mempertimbangkan jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
Menjelaskan penyebab, periode, dan pemicu
nyeri
Menjelaskan strategi meredakan nyeri
Menganjurkan memonitor nyri secara mandiri
Menganjurkan menggunakan analgetik secara
41
tepat
Mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Berkolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
E. Evaluasi
42
2. Nyeri akut - Mengeluh nyeri menurun Nyeri akut menurun
- Meringis menurun
- Sikap protektif menurun
- Gelisah menurun
- Kesulitan tidur menurun
- Menarik diri menurun
- Perasaan depresi menurun
- Frekuensi nadi membaik
- Pola nafas membaik
- Tekanan darah membaik
- Pola tidur membaik
43
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyakit jantung koroner (PJK) atau bisa disebut Coronary Heart Disease
(CHD) atau penyakit Coronary Artery Disease (CAD) merupakan penyakit yang
disebabkan adanya plak yang menumpuk di dalam arteri koroner sehingga terjadi
penyempitan atau sumbatan yang mensuplai oksigen (O2) ke otot jantung (Ghani,
2016).
Menurut World Health Organization (WHO), pada tahun 2005 sampai saat ini
penyakit jantung koroner merupakan penyebab utama kematian dini pada sekitar
40% dari sebab kematian laki-laki usia menengah (Depkes, 2011).
Cara mencegah penyakit jantung koroner adalah berhenti merokok sedini
mungkin, berolahraga secara teratur, mengonsumsi makanan sehat dan gizi
seimbang, menghindari stress yang berlebihan, menghindari pola hidup tidak
sehat, mengurangi konsumsi alkohol, menjaga tekanan darah, mengontrol gula
darah dan menurunkan berat badan. Cara mengatasi penyakit jantung koroner
adalah tes diagnosis,angioplasti, operasi by-pass dan pemberian obat-obatan.
B. Saran
1. Perlu adanya kerjasama dan kolaborasi yang tepat sesama tenaga kesehatan
lainnya agar terapi yang diterima yang tepat, efektif dan aman.
2. Perlu adanya monitoring dan evaluasi pada pasien dengan penyakit jantung
koroner dikarenakan obat-obatan yang digunakan berpotensi mengalami
interaksi.
44
DAFTAR PUSTAKA
Wahidah, W., & Harahap, R. A. (2021). [PJK)]: PJK (Penyakit Jantung Koroner)
VS SKA (Sindrome Kororner Akut) Prespektif Epidemiologi:[PJK)]: PJK
(Penyakit Jantung Koroner) Vs Ska (Sindrome Koroner Akut)
PRESPEKTIF
EPIDEMIOLOGI. Afiasi: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 6(1), 54-65.
Kambu, I. S. W., Kristinawati, B., & Shalihien, S. (2020). Terapi akupresur sebagai
evidence based nursing untuk mengurangi nyeri dada pada pasien sindrom
koroner akut. Journal of Health, Education and Literacy,
2(2), 69-73. Diakses pada:
http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?
article=1541449&val=13947&title= Terapi%20Akupresur%20Sebagai
%20Evidance%20Based%20Nursing%20Untuk%20Me ngurangi%20Nyeri
%20Dada%20Pada%20Pasien%20Sindrome%20Koroner%20Akut
Naufalza, A. (2021). Manfaat daun sirih pada pencegahan penyakit jantung koroner.
Journal of Holistic and Traditional Medicine, 6(02), 595-599. Dapat diakses:
https://jhtm.or.id/index.php/jhtm/article/view/110 .
45
Nurhaeni, H., & Susanto, A. Intervensi Relaksasi Terhadap Skala Nyeri Saat
Tindakan Invasif Pada Pasien Gangguan Jantung Koroner. Dapat diakses
https://www.poltekkesjakarta1.ac.id/wp-
content/uploads/legacy/jurnal/dokumen/1921.%20INTERVENSI
%20RELAKSASI%20T ERHADAP%20SKALA%20NYERI%20SAAT
%20TINDAKAN%20INVASIF%20PAD A%20PASIEN%20GANGGUAN
%20JANTUNG%20KORONER.pdf
46