php/jpmb/article/view/3001/2071
kejadian hipertensi akan bertambah dengan bertambahnya usia seseorang. Pada usia 25 sampai
44 tahun kejadian hipertensi mencapai29%, pada usia 45 sampai 64 tahun mencapai 51%, dan
pada usia lebih 65 tahun mencapai65% (Warjiman et al, 2020).
https://www.halodoc.com/artikel/ini-alasan-lansia-rentan-alami-hipertensi
Umumnya pada lansia, tekanan darah tergolong tinggi apabila lebih dari 140/90 mmHg. Hal
yang terjadi pada tubuh jika hipertensi terjadi pada lansia adalah sakit kepala parah, pusing,
penglihatan buram, mual, telinga berdenging, detak jantung tidak teratur, kebingungan,
kelelahan, nyeri dada, sulit bernapas, muncul darah dalam urin, serta sensasi berdebar di dada,
leher, atau telinga.
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2988/3/3.%20Chapter%201.pdf
Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah
diatas normal yang menyebabkan peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian
(mortalitas). Apabila seseorang dinyatakan menderita hipertensi, berarti memiliki tekanan arteri
rata-rata lebih tinggi dari batas normal (Sari, 2016).
http://repository.unair.ac.id/98026/3/4.%20BAB%201%20PENDAHULUAN.pdf
Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan tekanan darah tinggi secara terus-
menerus dimana tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg, tekanan diastolik 90 mmHg atau lebih.
Hipertensi atau penyakit darah tinggi merupakan suatu keadaan peredaran darah meningkat
secara kronis. Hal ini terjadi karena jantung bekerja lebih cepat memompa darah untuk
memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi didalam tubuh (Manurung, 2018).
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/27486/6.%20BAB%202.pdf?
sequence=6&isAllowed=y
Menurut (AHA, 2017) hipertensi merupakan tekanan darah tinggi yang ditandai dengan sistolik
140 mmHg dan diastolic 90 mmHg.
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/3657/3/Chapter1.pdf
hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik sekitar 140 mmHg atau tekanan diastolik
sekitar 90 mmHg. Hipertensi merupakan masalah yang perlu diwaspadai, karena tidak ada tanda
gejala khusus pada penyakit hipertensi dan beberapa orang masih merasa sehat untuk beraktivitas
seperti biasanya. Hal ini yang membuat hipertensi sebagai silent killer (Kemenkes RI, 2018).
http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/stroke/apa-itu-stroke
menurut WHO, Stroke adalah suatu keadaan dimana ditemukan tanda-tanda klinis yang
berkembang cepat berupa defisit neurologik fokal dan global, yang dapat memberat dan
berlangsung lama selama 24 jam atau lebih dan atau dapat menyebabkan kematian, tanpa adanya
penyebab lain yang jelas selain vascular.
Stroke terjadi apabila pembuluh darah otak mengalami penyumbatan atau pecah. Akibatnya sebagian
otak tidak mendapatkan pasokan darah yang membawa oksigen yang diperlukan sehingga mengalami
kematian sel/jaringan.
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/3657/4/Chapter2.pdf
Menurut Tambayong (dalam Nurarif dan Kusuma H, 2016), tanda dan gejala pada hipertensi
dibedakan menjadi :
selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial
Seing dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala dan
kelelahan. Dalam kenyataanya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien
yang mencari pertolongan medis. Beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu :
2) Lemas, kelelahan
3) Sesak nafas
4) Gelisah
5) Mual
6) Muntah
7) Epistaksis
8) Kesadaran menurun
http://repository.unimus.ac.id/1689/4/13%20BAB%20II.pdf
Hipertensi sekunder memiliki ciri dengan peningkatan tekanan darah dan disertai penyebab yang
spesifik, seperti penyempitan arteri renalis, kehamilan, medikasi tertentu, dan penyebab lainnya.
Hipertensi sekunder juga bisa bersifat menjadi akut, yang menandakan bahwa adanya perubahan
https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-hipertensi.pdf
walaupun dikaitkan dengan kombinasi faktor gaya hid up seperti kurang bergerak (inaktivitas)
Sakit dapat mempengaruhi kebutuhan tidur seseorang. Banyak penyakit yang memperbesar
kebutuhan tidur, misalnya penyakit yang disebabkan oleh infeksi (infeksi limpa) akan
memerlukan lebih banyak waktu tidur untuk keletihan. Banyak juga keadaan sakit menjadikan
meningkatnya sensitifitas rasa sakit serta menghambat sintesis protein opioid. Rasa sakit tersebut
yang selanjutnya terjadi peningkatan periode terjaga pada malam haribahkan di hari-hari
berikutnya apabila nyeri yang dirasakan semakin hari semakin memburuk (Knauert and Pisani,
2019).