Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN GAGAL JANTUNG KONGESTIF


DI RUANGAN CHAMDANI
PKU MUHAMMADIYAH SRUWENG

NAMA : GHANI ABDUL RA’OOF


NIM : 2021010039

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM DIPLOMA TIGA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG
2021/2022
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Pengertian
Gagal jantung adalah sindrom klinis yang komplek, dimana didasari oleh
ketidak mampuan jantung untuk memompa darah keseluruh tubuh yang adekuat,
mengakibatkan gangguan struktual dan fungsional dari jantung (Syahputra, 2016).
Gagal jantung adalah sindrome klinis (sekumpulan tanda dan gejela),
ditandai oleh sesak nafas dan fatik (saat istirahat atau saat aktivitas) yang
disebabkan oleh kelinan struktur atau fungsi jantung. Gagal jantung dapat
disebabkan oleh gangguan yang mengakibatkan terjadinya pengurangan pengisian
ventrikel (isfungsi diastolik) dan/atau kontraktilitas myocardial (disfungsi
sistolik) (Sudoyo Aru, dkk 2009) didalam (Nurarif & Kusuma, 2015).
Gagal jantung kongestif merupakan kongesti sirkulasi akibat disfungsi
miokardium. Tempat kongesti bergantung pada ventrikel yang terlibat. Disfungsi
ventrikel kiri atau gagal jantung kiri menimbulkan kongesti pada vena
pulmonalis, sedangkan disfungsi ventrikel kanan atau gagal jantunkg anan
mengakibatkan kongesti vena sistemik (Udjianti, W. J, 2011).
Menurut J. Charles Reeves (2001) dalam (Wijaya, Andra S, & Yessie M,
2013), Congestive Heart Failure (CHF) adalah kondisi dimana fungsi jantung
sebagai pemompa untuk mengantarkan darah yang kaya oksigen ke tubuh tidak
cukup untuk memenuhi keperluan-keperluan tubuh. Congestive Heart Failure /
gagal jantung kongestif adalah ketidak mampuan jantung untuk mempertahankan
curah jantung yang adekuat guna memenuhi kebutuhan metabolic dan kebutuhan
oksigen pada jaringan meskipun aliran balik vena adekuat American Heart
Association (AHA, 2017).

B. Anatomi dan Fisiologi Jantung


1. Anatomi Jantung
Sistem peredaran darah terdiri atas jantung, pembuluh darah, dan
saluran limfe. Jantung adalah organ otot yang berongga dan berukuran sebesar

1
kepalan tangan, berbentuk kerucut, berongga, basisnya diatas, dan puncaknya
dibawah. Apeksnya (puncaknya) miring kesebelah kiri. Berat jantung kira-
kira 300 gram, meskipun begitu beratnya dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin,
berat badan, beratnya latihan dan kebiasaan fisik. Fungsi utama jantung
adalah memompa darah ke pembuluh darah dengan kontraksi ritmik dan
berulang. Arteri membawa darah dari jantung. Vena membawa darah ke
jantung. Jantung normal terdiri dari empat ruang, 2 ruang jantung atas
dinamakan atrium dan 2 ruang jantung di bawahnya dinamakan ventrikel,
yang berfungsi sebagai pompa. Dinding yang memisahkan kedua atrium dan
ventrikel menjadi bagian kanan dan kiri dinamakan septum (Syaifuddin &
Ester, 2013).
a. Lapisan Jantung adapun lapisan jantung terdiri dari 3 lapisan :
1) Epikardium merupakan lapisan terluar, memiliki struktur yang sama
dengan perikardium viseral.
2) Miokardium merupakan lapisan tengah yang terdiri atas otot yang
berperan dalam menentukan kekuatan kontraksi.
3) Endokardium merupakan lapisan terdalam terdiri atas jaringan endotel
yang melapisi bagian dalam jantung dan menutupi katung jantung.
b. Katup jantung berfungsi untuk mempertahankan aliran darah searah
melalui bilik jantung. ada dua jenis katup, yaitu katup atrioventrikular dan
katup semilunar
1) Katup atrioventrikular, memisahkan antara atrium dan ventrikel. Katup
ini memungkinkan darah mengalir dari masing-masing atrium ke
ventrikel saat diastole ventrikel dan mencegah aliran balik ke atrium
saat sistole ventrikel. Katup atrioventrikuler ada dua, yaitu katup
triskupidalis dan katup biskuspidalis. Katup triskupidalis memiliki 3
buah daun katup yang terletak antara atrium kanan dan ventrikel
kanan. Katup biskuspidalis atau katup mitral memiliki 2 buah dauh
katup dan terletak antara atrium kiri dan ventrikel kiri.
2) Katup semilunar, memisahkan antara arteri pulmonalis dan aorta dari
ventrikel. Katup semilunar yang membatasi ventrikel kanan dan arteri

2
pulmonaris disebut katup semilunar pulmonal. Katup yang membatasi
ventikel kiri dan aorta disebut katup semilunar aorta. Adanya katup ini
memungkinkan darah mengalir dari masingmasing ventrikel ke arteri
pulmonalis atau aorta selama sistole ventrikel dan mencegah aliran
balik ke ventrikel sewaktu diastole ventrikel.
c. Ruangan jantung : jantung memiliki 4 ruang, yaitu atrium kanan, atrium
kiri, ventrikel kiri, dan ventrikel kanan. Atrium terletak diatas ventrikel
dan saling berdampingan. Atrium dan ventrikel dipisahkan oleh katup satu
arah. Antara organ rongga kanan dan kiri dipisahkan oleh septum.
2. Fisiologi Jantung
Siklus jantung adalah rangkaian kejadian dalam satu irama jantung.
Dalam bentuk yang pailng sederhana, siklus jantung adalah kontraksi
bersamaan kedua atrium, yang mengikuti suatu fraksi pada detik berikutnya
karena kontraksi bersamaan kedua ventrikel.
Sisklus jantung merupakan periode ketika jantung kontraksi dan
relaksasi. Satu kali siklus jantung sama dengan satu periode sistole (saat
ventrikel kontraksi) dan satu periode diastole (saat ventrikel relaksasi).
Normalnya, siklus jantung dimulai dengan depolarisasi spontan sel
pacemarker dari SA node dan berakhir dengan keadaan relaksasi ventrikel.
Pada siklus jantung, sistole (kontraksi) atrium diikuti sistole ventrikel
sehingga ada perbedaan yang berarti antara pergerakan darah dari ventrikel ke
arteri. Kontraksi atrium akan diikuti relaksasi atrium dan ventrikel mulai
berkontraksi. Kontraksi ventrikel menekan darah melawan daun katup
atrioventrikuler kanan dan kiri dan menutupnya. Tekanan darah juga
membuka katup semilunar aorta dan pulmonalis. Kedua ventrikel melanjutkan
kontraksi, memompa darah ke arteri. Ventrikel kemudian relaksasi bersamaan
dengan pengaliran kembali darah ke atrium dan siklus kembali.
Curah jantung merupakan volume darah yang dipompakan selama satu
menit. Curah jantung ditentukan oleh jumlah denyut jantung permenit dan
stroke volume. Isi sekuncup ditentukan oleh :

3
a. Beban awal (pre-load)
1) Pre-load adalah keadaan ketika serat otot ventrikel kiri jantung
memanjang atau meregang sampai akhir diastole. Pre-load adalah
jumlah darah yang berada dalam ventrikel pada akhir diastole.
2) Volume darah yang berada dalam ventrikel saat diastole ini tergantung
pada pengambilan darah dari pembuluh vena dan pengembalian darah
dari pembuluh vena ini juga tergantung pada jumlah darah yang
beredar serta tonus otot.
3) Isi ventrikel ini menyebabkan peregangan pada serabut miokardium.
4) Dalam keadaan normal sarkomer (unit kontraksi dari sel miokardium)
akan teregang 2,0 µm dan bila isi ventrikel makin banyak maka
peregangan ini makin panjang.
5) Hukum frank starling : semakin besar regangan otot jantung semakin
besar pula kekuatan kontraksinya dan semakin besar pula curah
jantung. pada keadaan pre-load terjadi pengisian besar pula volume
darah yang masuk dalam ventrikel.
6) Peregangan sarkomet yang paling optimal adalah 2,2 µm. Dalam
keadaan tertentu apabila peregangan sarkomer melebihi 2,2 µm,
kekuatan kontraksi berkurang sehingga akan menurunkan isi
sekuncup.
b. Daya kontraksi
1) Kekuatan kontraksi otot jantung sangat berpengaruh terhadap curah
jantung, makin kuat kontraksi otot jantung dan tekanan ventrikel.
2) Daya kontraksi dipengaruhi oleh keadaan miokardium, keseimbangan
elektrolit terutama kalium, natrium, kalsium, dan keadaan konduksi
jantung.
c. Beban akhir
1) After load adalah jumlah tegangan yang harus dikeluarkan ventrikel
selama kontraksi untuk mengeluarkan darah dari ventrikel melalui
katup semilunar aorta.

4
2) Hal ini terutama ditentukan oleh tahanan pembuluh darah perifer dan
ukuran pembuluh darah. Meningkatnya tahanan perifer misalnya
akibat hipertensi artau vasokonstriksi akan menyebabkan beban akhir.
3) Kondisi yang menyebabkan baban akhis meningkat akan
mengakibatkan penurunan isi sekuncup.
4) Dalam keadaan normal isi sekuncup ini akan berjumlah ±70ml
sehingga curah jantung diperkirakan ±5 liter. Jumlah ini tidak cukup
tetapi dipengaruhi oleh aktivitas tubuh.
5) Curah jantung meningkat pada waktu melakukan kerja otot, stress,
peningkatan suhu lingkungan, kehamilan, setelah makan, sedang kan
saat tidur curah jantung akan menurun.

C. Etiologi
Secara umum penyebab gagal jantung dikelompokkan sebagai berikut
(Aspaiani, 2016) :
1. Disfungsi miokard.
2. Beban tekanan berlebihan pembebanan sistolik (sistolic overload).
a. Volume : defek septum atrial, defek septum ventrikel, duktus arteriosus
paten.
b. Tekanan : stenosis aorta, stenosis pulmonal, koarktasi aorta.
c. Disaritmia.
3. Beban volume berlebihan-pembebanan diastolik (diastolicoverload).
4. Peningkatan kebutuhan metabolik (demand oveload).
Menurut (Smelzer, 2013) gagal jantung kongestif dapat disebabkan oleh
beberapa faktor. Yaitu antara lain :
1. Kelainan otot jantung
Terjadinya kelainan otot jantung akan menyebabkan penurunan
kontraktilitas jantung. Adapun kondisi yang dapat menjadi penyebab kelainan
fungsi pada otot jantung antara lain aterosklerosis koroner, hipertensi arterial,
dan penyakit otot degeneratif atau peradangan.

5
2. Aterosklerosis coroner
Mengakibatkan disfungsi miokardium karena aliran darah ke otot
jantung terganggu sehingga terjadi hipoksia dan asidosis dan menimbulkan
infark miokardium.
3. Hipertensi sistemik atau pulmonal
Meningkatkan beban kerja jantung yang selanjutnya mengakibatkan
hipertrofi otot jantung. Efek tersebut sebagai mekanisme kompensasi namun
karena tidak dapat berfungsi normal menyebabkan terjadinya gagal jantung
kongestif.
4. Peradangan dan penyakit miokardium degeneratif
Kondisi ini merusak serabut jantung secara langsung, sehingga
menurunkan kontraktilitas jantung.
5. Penyakit jantung lain
Gagal jantung kongestif dapat terjadi sebagai dampak penyakit jantung
lain yang tidak secara langsung mempengaruhi jantung. Mekanisme yang
biasanya terlibat antara lain gangguan aliran darah melalui jantung,
ketidakmampuan jantung untuk menyuplai darah, atau pengosongan jantung
abnormal.
6. Faktor sistemik
Beberapa faktor yang berperan dalam perkembangan dan beratnya gagal
jantung kongestif yaitu peningkatan laju metabolisme, hipoksia, dan anemia
memerlukan peningkatan curah jantung sehingga dapat memenuhi kebutuhan
oksigen. Hipoksia atau anemia juga dapat menurunkan suplai oksigen ke
jantung. Disritmia jantung yang terjadi akibat gagal jantung akan menurunkan
efisiensi keseluruhan fungsi jantung

D. Patofisiologi
Kekuatan jantung untuk merespon sters tidak mencukupi dalam memenuhi
kebutuhan metabolisme tubuh. Jantung akan gagal melakukan tugasnya sebagai
organ pemompa, sehingga terjadi yang namanya gagal jantung. Pada tingkat awal
disfungsi komponen pompa dapat mengakibatkan kegagalan jika cadangan

6
jantung normal mengalami payah dan kegagalan respon fisiologis tertentu pada
penurunan curah jantung. Semua respon ini menunjukkan upaya tubuh untuk
mempertahankan perfusi organ vital normal.
Sebagai respon terhadap gagal jantung ada tiga mekanisme respon primer
yaitu meningkatnya aktivitas adrenergik simpatis, meningkatnya beban awal
akibat aktifitas neurohormon, dan hipertrofi ventrikel. Ketiga respon ini
mencerminkan usaha untuk mempertahankan curah jantung. Mekanisme-
mekanisme ini mungkin memadai untuk mempertahankan curah jantung pada
tingkat normal atau hampir normal pada gagal jantung dini pada keadaan normal.
Mekanisme dasar dari gagal jantung adalah gangguan kontraktilitas jantung
yang menyebabkan curah jantung lebih rendah dari curah jantung normal. Bila
curah jantung berkurang, sistem saraf simpatis akan mempercepat frekuensi
jantung untuk mempertahankan curah jantung. Bila mekanisme ini gagal, maka
volume sekuncup yang harus menyesuaikan. Volume sekuncup adalah jumlah
darah yang dipompa pada setiap kontraksi, yang dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu
preload (jumlah darah yang mengisi jantung), kontraktilitas (perubahan kekuatan
kontraksi yang terjadi pada tingkat sel yang berhubungan dengan perubahan
panjang serabut jantung dan kadar kalsium), dan afterload (besarnya tekanan
ventrikel yang harus dihasilkan untuk memompa darah melawan perbedaan
tekanan yang ditimbulkan oleh tekanan arteriol). Apabila salah satu komponen itu
terganggu maka curah jantung akan menurun.
Kelainan fungsi otot jantung disebabkan karena aterosklerosis koroner,
hipertensi arterial dan penyakit otot degeneratif atau inflamasi. Aterosklerosis
koroner mengakibatkan disfungsi miokardium karena terganggu alirannya darah
ke otot jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat penumpukan asam laktat).
Infark miokardium biasanya mendahului terjadinya gagal jantung. Hipertensi
sistemik atau pulmonal (peningkatan afterload) meningkatkan beban kerja jantung
pada gilirannya mengakibatkan hipertrofi serabut otot jantung. Efek (hipertrofi
miokard) dapat dianggap sebagai mekanisme kompensasi karena akan
meningkatkan kontraktilitas jantung.

7
Peradangan dan penyakit miokardium degeneratif berhubungan dengan
gagal jantung karena kondisi ini secara langsung merusak serabut jantung,
menyebabkan kontraktilitas menurun. Ventrikel kanan dan kiri dapat mengalami
kegagalan secara terpisah. Gagal ventrikel kiri paling sering mendahului gagal
jantung ventrikel kanan. Gagal ventrikel kiri murni sinonim dengan edema paru
akut. Karena curah ventrikel berpasangan atau sinkron, maka kegagalan salah satu
ventrikel dapat mengakibatkan penurunan perfusi jaringan .

E. Manifestasi Klinis
1. Gagal Jantung Kiri
a. Kongesti pulmonal : dispnea (sesak), batuk, krekels paru, kadar saturasi
oksigen yang rendah, adanya bunyi jantung tambahan bunyi jantung S3
atau “gallop ventrikel” bisa di deteksi melalui auskultasi.
b. Dispnea saat beraktifitas (DOE), ortopnea, dispnea nocturnal paroksismal
(PND).
c. Batuk kering dan tidak berdahak diawal, lama kelamaan dapat berubah
menjadi batuk berdahak.
d. Sputum berbusa, banyak dan berwarna pink (berdarah).
e. Perfusi jaringan yang tidak memadai.
f. Oliguria (penurunan urin) dan nokturia (sering berkemih dimalam hari)
g. Dengan berkembangnya gagal jantung akan timbul gejala-gejala seperti:
gangguan pencernaan, pusing, sakit kepala, konfusi, gelisah, ansietas,
sianosis, kulit pucat atau dingin dan lembab.
h. Takikardia, lemah, pulsasi lemah, keletihan.
2. Gagal Jantung Kanan
Kongestif jaringan perifer dan viscer menonjol, karena sisi kanan
jantung tidak mampu mengosongkan volume darah dengan adekuat sehingga
tidak dapat mengakomodasikan semua darah yang secara normal kembali dari
sirkulasi vena.
a. Edema ekstemitas bawah terjadi akibat menurunnya kemampuan
kontraktilitas jantung sehingga darah yang dipompa pada setiap kontaksi

8
menurundan menyebebkan penurunan darah keseluruh tubuh.
b. Distensi vena leher dan escites.
c. Hepatomegali dan nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomen terjadi
akibat pembesaran vena dihepar.
d. Anorexia dan mual.
e. Kelemahan.

9
LAPORAN KASUS KELOLAAN

Tn. Z datang ke ruang IGD diantar oleh perawat dari ruang Hemodialisa.
Dengan riwayat kejang dan penurunan kesadaran. Klien datang ke IGD dengan
kejang kejang dan mengalami penurunan kesadaran. Klien mengeluh nyeri dibagian
dada. Durasi sering, seperti ditusuk tusuk. Klien juga merasa sesak nafas dan dada
tera sangat berat. Klien menjalani pengobatan jantung dan cuci darah.Hasil EKG :
Ventrikel Fibrilasi. Dari hasil TTV didapatkan TD : 214/137 MMhG, rr: 24x/menit,
Nadi: 119x/menit, Suhu: 36 derajat, SPO2: 100 persen. Hasil Lab: HB 8,1 g/dl,
Ureum: 103 mg/dl, Kreatinin: 9,7 mg/dl. Hasil AGD : PCO2 : 46,0 (35-45) O2 :
115,0 (80-104)
PENGKAJIAN KASUS
A. Data Subjektif
1. Identitas Klien
Nama : Tn. Z
Umur : 50 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Kemiri RT 01 RW 02, Sumpiuh, Banyumas, Jawa Tengah
Pekerjaan : Buruh
2. Keluhan utama
Klien mengeluh nyeri dada.
Riwayat penyakit
a. Riwayat penyakit sekarang
Klien datang ke IGD dengan kejang kejang dan mengalami
penurunan kesadaran. Klien mengeluh nyeri dibagian dada. Durasi sering,
seperti ditusuk tusuk. Klien juga merasa sesak nafas dan dada tera sangat
berat. Klien menjalani pengobatan jantung dan cuci darah.Hasil EKG :
Ventrikel Fibrilasi. Dari hasil TTV didapatkan TD: 214/137 MMhG, rr:
24x/menit, Nadi: 119x/menit, Suhu: 36 derajat, SPO2: 100 persen. Hasil
Lab: HB 8,1 g/dl, Ureum: 103 mg/dl, Kreatinin: 9,7 mg/dl. Hasil AGD:
PCO2 : 46,0 (35-45) O2 : 115,0 (80-104)

10
b. Riwayat penyakit dahulu
Klien menjalani pengobatan Jantung dan Hemodialisa, Hipertensi.
c. Riwayat penyakit keluarga
Hipertensi.
3. Pengkajian Pola Virginia Henderson
a. Pola bernafas
Sebelum sakit : Klien mengatakan bernafas normal dan tidak sesak
nafas/tidak batuk
Saat sakit : Klien mengalami sesak nafas RR 28x/menit. Klien
menggunakan alat bantu pernafasan
b. Pola makan dan minum
Sebelum sakit : Klien mengatakan makan 3x/hari (porsi makan habis),
jenis lauk pauk, sayur, daging dan minum kurang dari 8
gelas/hari serta makanan ringan.
Saat sakit : Klien mengatakan makan sesuai diet rumah sakit.
c. Eliminasi
Sebelum sakit : Klien mengatakan BAK 3x/hari dengan warna urin
bening dan BAB 2x/hari.
Saat sakit : Klien mengatakan BAB 2 hari sekali, dan BAK 2x/hari.
d. Pola aktivitas
Sebelum sakit : Klien mengatakan dapat beraktifitas seperti biasa.
Saat sakit : Klien mengatakan terasa terganggu dalam beraktifitas
karena sesak nafas.
e. Pola istirahat
Sebelum sakit : Klien mengatakan tidur cukup 8 jam sehari.
Saat sakit : Klien mengatakan kesulitan tidur karena sesak nafas.
f. Pola berpakaian
Sebelum sakit : Klien mengatakan dapat berpakaian sendiri.
Saat sakit : Klien mengatakan dapat berpakaian sendiri.
g. Pola rasa aman dan nyaman
Sebelum sakit : Klien mengatakan sebelum sakit klien merasa aman dan
nyaman karena tidak sesak nafas.
Saat sakit : Klien mengatakan tidak nyaman karena sesak nafas.

11
h. Pola menjaga Suhu Tubuh
Sebelum sakit : Klien mengatakan saat dingin mengenakan pakaian
tebal/selimut dan saat panas pasien mengenakan
pakaian tipis.
Saat sakit : Klien mengatakan saat dingin mengenakan pakaian
tebal/selimut dan saat panas pasien mengenakan
pakaian tipis.
i. Pola kebersihan Tubuh
Sebelum sakit : Klien mengatakan mandi 2x/hari, gosok gigi 1-2x/hari
dan keramas 2x/minggu.
Saat sakit : Klien mengatakan mandi 2x/hari, gosok gigi 1-2x/hari
dan keramas 2x/minggu.
j. Pola komunikasi
Sebelum sakit : Klien mengatakan dapat berkomunikasi dengan normal
dalam sehari-hari.
Saat sakit : Klien mengatakan kesulitan dalam berkomunikasi
karena sesak nafas.
k. Beribadah
Sebelum sakit : Klien mengatakan rajin sholat 5 waktu.
Saat sakit : Klien mengatakana rajin sholat 5 waktu.
l. Bekerja
Sebelum sakit : Klien mengatakan dapat bekerja seperti biasa.
Saat sakit : Klien mengatakan tidak dapat bekerja seperti biasanya
karena jika bekerja maka sesak nafasnya akan betambah
parah.
m. Bermain
Sebelum sakit : Klien mengatakan dapat liburan 1x/minggu.
Saat sakit : Klien mengatakan hanya bisa berbaring di RS.
n. Belajar
Sebelum sakit : Keluarga klien mengatakan mendapatkan informasi
melalui televisi dan koran.

12
Saat sakit : Klien mengatakan dapat belajar mengenai penyakit
yang diderita klien sekarang dari tenaga kesehatan.
Pemeriksaan Penunjang
Breathing
Irama nafas : Tidak teratur
Suara nafas : Vesikuler
Pola nafas : Apnea
Penggunaan otot bantu Nafas : Retraksi dinding dada
Jenis pernafasan : Pernafasan dada
Frekuansi nafas : 24x/ menit
Circulation
Akral : Hangat
Sianosis : Tidak ada
Pucat : Tidak
CRT : Kurang dari 2 detik
Tekanan darah : 214/137 mmhg
Nadi teraba : 96x/menit
Perdarahan tidak ada, Riwayat kehilangan cairan dengan jumlah yang besar
dengan muntah 1x.
Kelembapan kulit : Kering
Turgor : Baik
Luas luka bakar : Tidak terdapat
Resiko dekubitus : Ya, lakukan pengkajian dekubitus lebih lanjut
Disability
Tingkat kesadaran : Somnolen
Nilai GCS : E3 M5 V6 Total 14
Pupil : Isokor 3mm
Respon cahaya : Plus
Penilaian Ektremitas : Sensori iya, motorik iya. Kekuatan 5 untuk
semua ektremitas.

13
Eksposure
Pengkajian Nyeri
Onset 15.00 WIB : Klien mengalami nyeri dada dan sesak nafas
pada pukul
Provokatif : Nyeri timbul tiba tiba dan belum diketahui
penyebabnya.
Qualitas : Seperti ditusuk-tusuk.
Region jantung : Keluhan dirasakan dibagian dada bagian kiri,
mengarah ke jantung
Scale : Skala 6.
Time : Sering, durasi 5 menit.
Apakah ada nyeri, ya terdapat nyeri dengan skor 6 VRS Lokasi nyeri dibagian
dada kiri, mengarah ke bagian jantung.
Fahrenheit
Suhu Axila : 37,5 oC
Berat Badan : 67 kg
Suhu Rectal : - oC
Pemeriksaan Penunjang
EKG : Ventrikel Vibrilasi
GDA : -
Radiologi : Pembengkakan Jantung
CT-Scand : -
Laboratorium
Item Hasil Satuan Normal
Eosofil 11,36 persen 1-3
HB 8,1 g/dl 40-52
Eritrosit 2,64 juta/mm3 4,4-5,9
Hematokrit 20 persen 39-52
Kalium 3,3 Mg/dl 3,6-5,5
Creatinin 9,7 Mg/dl 0,6-1,1
Ureum 103 Mg/dl 15-45
PCO2 46,0 persen (35-45)
O2 115,0 persen (80-104)

14
Pemeriksaan Fisik
1. Kepala
Kepala klien normal, rambut bersih tidak rontok, rambut klien berwarna
hitam pendek, tidak terdapat luka
2. Muka
Wajah klien simetris, warna kulit sedikit pucat tidak terdapat kelemahan otot
wajah.
3. Mata
Mata isokor, merespon cahaya lemah, sklera aniketerik, konjungtiva pink,
3mm.
4. Telinga
Tidak ada cairan yang menumpuk dan berlebih.
5. Hidung
Lubang simetres, terpasang NGT dan oksigen nasal kanul 10 l/ menit.
6. Mulut
Bibir klien kering, tidak ada sariawan dan luka.
7. Leher
Terpasang Iv dibagian leher, Tidak terdapat jejeas atau luka dileher, kaku
kuduk -, brodzinski t sign -.
8. Dada
a. Paru - paru
Inspeksi : Bentuk simetris, pengembangan dada tidak seimbang.
Tidak ada benjolan dan jejas.
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi : Suara nafas sonor.
Auskultasi : Terdapat suara nafas vesikuler, rr klien 24x/menit. Nafas
terasa sangat cepat
b. Jantung
Inspeksi : Tidak terdapat benjolan dan luka trauma
Palpasi : Terdapat nyeri tekan.
Perkusi : Pekak di ics 3 parasternal dextra sampai ics 6 midklavikula

15
Auskultasi : Suara di s1/s2 irreguler murmur
c. Perut
Inspeksi : Bentuk abdomen datar, tidak terdapat jejas dan benjolan
Auskultasi : Bising usus hiperaktif
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi : Timpani
9. Ekstremitas
Atas : Tidak terdapat kelemahan, tidak ada luka, kekuatan otot 5 kanan
kiri.
Bawah : Tidak terdapat deformitas, tidak terdapat kelemahan di anggota
gerak kanan. Kekuatan otot 5. Kekuatan otot ektremitas kiri 5.
Akral hangat, kerning sighn -.
10. Genetalia
Terdapat penyebaran / sedikit rambut dipubis. Klien terpasang kondom DC
ukuran 16.
Program Terapi
Tanggal/Jam 13/11/2022 jam 21.30 WIB
NO OBAT DOSIS INDIKASI
1 INFUS RL 500 Terapi untuk mengatasi deplesi volume
ML 20 berat saat tidak dapat diberikan
Tpm rehidrasi oral. Mengembalikan
keseimbangan elektrolit pada keadaan
dehidrasi dan syok hipovolemik.
Ringer laktat menjadi kurang disukai
karena menyebabkan hiperkloremia
dan asidosis metabolik, karena akan
menyebabkan penumpukan asam laktat
yang tinggi akibat metabolisme
anaerob.
2 NITROGLISERIN 1x Vasodilator untuk melebarkan
500mg pembuluh darah. Digunakan untuk
Subling mengobati nyeri dada.
ual
3 PETHIDINE 1ampul Digunakan untuk mengurangi nyeri
x 20 mg akut
4 AMIODERONE 1mg x Untuk mengobati jenis aritmia.
1 ampul Golongan anti aritmia untuk

16
mengurangi gangguan irama jantung,
fentrikel Vibrilasi. Mengembalikan
irama jantung kembali normal
5 CLOPIDOGREL 75 MG Untuk mencegah trombosit saling
BISULFAT x4 meempel dan akan mengakibatkan
tablet penggumpalan darah. Biasa digunakan
untuk klien dengan serangan jntung
6 ASPILET 75 MG Untuk mengencerkan darah dan
x4 mencegah penggumpalan di pembuluh
tablet darah.

B. Analisa Data
N DATA KUSUS PROBLEM ETIOLOGI
O
Ds : - Klien mengatakan sesak nafas. Penurunan Perubahan
- Klien mengatakan mudah lelah. curah jantung Kontraktilitas
- Klien mengatakan batuk.
- Klien mengatakan cemas.
Do : Hasil EKG ; Ventrikel Fibrilasi
TD ; 214/137 mmhg,
Nadi 119x/ mnt
Distensi vena jugularis
CVP meningkat/menurun
Warna kulit pucat
Terdengar suara jantung S3
2 Ds : Klien mengatakan nyeri dibagian Nyeri akut Agen cedera
dada kiri. biologis
Do : - Tampak meringis.
- Frekuensi nadi meningkat
- Gelisah
- Sulit tidur
P : Nyeri timbul secara tiba
tiba belum diketahui
penyebabnya
Q : Seperti ditusuk tusuk
A : Dada sebelah kiri
B : Skala nyeri 7
C : Dirasakan sering dengan
durasi 1 menit sekali.

C. Diagnosa Keperawatan Prioritas


1. Penurunan Curah Jantung b.d Perubahan Kontraktilitas.
2. Nyeri Akut b.d Agen Cedera Biologis.

17
D. Intervensi Keperawatan
Hari,
No Luaran Intervensi
Tanggal
I Senin, Dengan dilakukan perawatan selama Perawatan jantung
27/11/ 2x24 jam diharapkan masalah Rencana tindakan
2022 Penurunan curah jantung dapat keperawatan :
diatasi dengan kriteria hasil : 1. Monitor tanda-tanda
Kriteria Hasil Awal Target vital secara rutin.
Tekanan darah 2 5 2. Catat tanda dan gejala
sistol penurunan curah
Tekanan diastol 2 5 jantung.
Frekuensi 2 5 3. Monitor status
pernafasan pernafasan terkait
dengan adanya gejala
gagal jantung.
4. Atur posisi klien semi
fkower dan senyaman
mungkin.
5. Memonitor CVP dan
JVP
I Senin, Dengan dilakukan perawatan selama Manajemen Nyeri Rencana
27/11/ 2x24 jam diharapkan masalah Nyeri tindakan keperawaatan :
2020 Akut dapat teratasi dengan kriteria 1. Lakukan pengkajian
hasil: komprehensif yang
Kriteria Hasil Awal Target meliputi lokasi,
Menggambarkan 5 2 karakteristik,
faktor penyebab onser/durasi, frekuensi,
Melaporkan 5 2 kualitas, intensitas atau
nyeri yang beratnya nyeri dan faktor
terkontrol pencetus.
Panjang episode 1 4 2. Gali bersama pasien
nyeri faktor-faktor yang dapat
Nyeri yang 1 5 menurunkan dan
dilaporkan memperberat nyeri.
3. Anjurkan prinsip-prinsip
manajemen nyeri.
4. Dorong pasien untuk
memonitor nyeri dan
menangani nyeri dengan
tepat.

18
E. Implementasi Keperawatan
Hari,
No
Tanggal, Implementasi Respon Paraf
Dx
Waktu
Senin, 1 1. Mencatat tanda dan Ds : Klien mengatakan masih
27/11/202 gejala penurunan merasa pusing
009.00 curah jantung. Do : Hasil EKG ; Ventrikel
Fibrilasi
TD : 214/137 mmhg, Nadi
119x/ mnt
2. Memonitor status Ds : Klien mengatakan masi
pernafasan terkait kesulitan bernafas
dengan adanya Do : Klien tampak masih sesak
gejala gagal jantung. nafas
RR : 24x/menit
3. Mengatur posisi Ds : Klien mengatakan merasa
klien semi fkower nyaman dalam posisi
dan senyaman semiflower
mungkin Do : Klien tampak bisa
bernafas dengan lebih
ringan
4. Memonitor CVP dan Ds : Klien mengatakan masih
JVP pusing
Do : JVP > 8cmH2O
Senin, 2 1. Melakukan Ds : Klien mengatakan nyeri
27/11/202 pengkajian yang dialaminya berada di
009.00 komprehensif yang dada kiri
meliputi lokasi, Do : Klien dapat menuntukkan
karakteristik, lokasi, karakteristik,
onser/durasi, durasi, frekuensi, beratnya
frekuensi, kualitas, nyeri dan faktor pncetus
intensitas atau
beratnya nyeri dan
faktor pencetus.
2. Menggali bersama Ds : Klien mengatakan
pasien faktor-faktor Nyerinya dapat hilang jika
yang dapat relax
menurunkan dan Do : Klien tampak
memperberat nyeri. menenangkan diri
3. Menganjurkan Ds : Klien mengatakan sudah
prinsip-prinsip mengetahui bagaimana
manajemen nyeri cara manajemen nyeri
Do : Klien tampak bisa
memahami bagaimana
manajemen nyeri

19
Hari,
No
Tanggal, Implementasi Respon Paraf
Dx
Waktu
Selasa, 1 1. Mencatat tanda dan Ds : Klien belum mengalami
28/11/202 gejala penurunan perubaan pada dirinya
0 curah jantung. Do : terlihat Hasil EKG ;
09.30 Ventrikel Fibrilasi
TD : 212/135 mmhg, Nadi
115x/ mnt
2. Memonitor status Ds : Klien mengatakan masih
pernafasan terkait merasakan Sesak nafass
dengan adanya Do : Klien tampak sesak nafas
gejala gagal RR : 24x/menit
jantung.
3. Mengatur posisi Ds : Klien mengatakan sudah
klien semi fkower merasa nyaman
dan senyaman Do : Klien terlihat nyaman
mungkin
Selasa, 2 1. Melakukan Ds : Klien mengatakan nyeri
28/11/202 pengkajian yang dialaminya berada
0 komprehensif yang di dada kiri
09.30 meliputi lokasi, Do : Klien dapat
karakteristik, menuntukkan
onser/durasi, lokasi,karakteristk,durasi,
frekuensi, kualitas, frekuensi,beratnya nyeri
intensitas atau dan faktor pncetus
beratnya nyeri dan
faktor pencetus.
2. Menggali bersama Ds : Klien mengatakan sudah
pasien faktor-faktor bisa menurunkan tingkat
yang dapat nyeri secara mandiri
menurunkan dan Do : Klien tampak bisa
memperberat nyeri menurunkan nyeri secara
mandiri
3. Menganjurkan Ds : Klien mengatakan sudah
prinsip-prinsip tau apa saja prinsip
manajemen nyeri prinsip manajemen nyeri
Do : Klien tampak bisa
memanajemen nyerinya

20
F. Evaluasi
Hari
No Dx. kep Evaluasi Paraf
tanggal
I Selasa, Penurunan S : Klien masiH mengeluh pusing
29/11/ curah jantung O : Hasil EKG ; Ventrikel Fibrilasi
2022 b.d Perubahan TD ; 212/135 mmhg, Nadi 115x/ mnt
Kontraktilitas A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Mencatat tanda dan gejala
penurunan curah jantung.
- Memonitor status pernafasan
terkait dengan adanya gejala gagal
jantung.
II Selasa, 2 S : Klien mengatakan sudah tidak
29/11/ merasakan nyeri
2022 O : Klien tampak bisa memanajemen
nyerinya
Kriteria Hasil Awal Target Akhir
Menggambarkan 5 2 2
faktor penyebab
Melaporkan nyeri 5 2 2
yang terkontrol
Panjang episode 1 4 4
nyeri
Nyeri yang 1 5 5
dilaporkan
A : Masalah teratasi
P : Hentikan Intervensi

21

Anda mungkin juga menyukai