GAGAL JANTUNG
”Tugas ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas kuliah Keperawatan Kritis”
Di Susun Oleh :
NIM : 1020032021
UNIVERSITAS FALETEHAN
2021
A. Definisi
Gagal Jantung adalah kondisi dimana jantung tidak lagi mampu memompa
pasokan darah yang memadai dalam kaitannya dengan aliran balik vena dan
dalam kaitannya dengan kebutuhan metabolisme jaringan tubuh pada saat itu.
Semua bentuk penyakit jantung dapat menyebabkan dekompensasi dan
kegagalan. Gagal Jantung Kongestif adalah keadaan dimana terjadi kemacetan
sirkulasi normal sebagai akibat dari gagal jantung (Rampengan 2014).
Gagal jantung adalah sindrome klinis (sekumpulan tanda dan gejala), ditandai
oleh sesak napas dan fatigue (saat istirahat atau saat aktivitas) yang
disebabkan oleh kelainan struktur atau fungsi jantung. Gagal jantung
disebabkan oleh gangguan yang menghabiskan terjadinya pengurangan
pengisian ventrikel (disfungsi diastolik) dan atau kontraktilitas miokardial
(disfungsi sistolik) (Sudoyo Aru,dkk 2009) didalam (nurarif, a.h 2015).
Sistem peredaran darah terdiri atas jantung, pembuluh darah, dan saluran
limfe. Jantung merupakan organ pemompa besar yang memelihara
peredaran melalui seluruh tubuh. Arteri membawa darah dari jantung.
Vena membawa darah ke jantung. kapiler menggabungkan arteri dan vena,
terentang diantaranya dan merupakan jalan lalu lintas antara makanan dan
bahan buangan. Disini juga terjadi pertukaran gas dalam cairan
ekstraseluler dan interstisial. Jantung adalah organ berupa otot, berbentuk
kerucut, berongga, basisnya diatas, dan puncaknya dibawah. Apeksnya
(puncaknya) miring kesebelah kiri. Berat jantung kira-kira 300 gram.
2. Fisiologi Jantung
Siklus jantung adalah rangkaian kejadian dalam satu irama jantung. Dalam
bentuk yang paling sederhana, siklus jantung adalah kontraksi bersamaan
kedua atrium, yang mengikuti suatu fraksi pada detik berikutnya karena
kontraksi bersamaan kedua ventrikel.
b. Daya kontraksi
1) Kekuatan kontraksi otot jantung sangat berpengaruh terhadap
curah jantung, makin kuat kontraksi otot jantung dan tekanan
ventrikel.
2) Daya kontraksi dipengaruhi oleh keadaan miokardium,
keseimbangan elektrolit terutama kalium, natrium, kalsium, dan
keadaan konduksi jantung.
c. Beban akhir
1) After load adalah jumlah tegangan yang harus dikeluarkan
ventrikel selama kontraksi untuk mengeluarkan darah dari
ventrikel melalui katup semilunar aorta.
2) Hal ini terutama ditentukan oleh tahanan pembuluh darah perifer
dan ukuran pembuluh darah. Meningkatnya tahanan perifer
misalnya akibat hipertensi artau vasokonstriksi akan menyebabkan
beban akhir.
3) Kondisi yang menyebabkan baban akhir meningkat akan
mengakibatkan penurunan isi sekuncup.
4) Dalam keadaan normal isi sekuncup ini akan berjumlah ±70ml
sehingga curah jantung diperkirakan ±5 liter. Jumlah ini tidak
cukup tetapi dipengaruhi oleh aktivitas tubuh.
5) Curah jantung meningkat pada waktu melakukan kerja otot, stress,
peningkatan suhu lingkungan, kehamilan, setelah makan, sedang
kan saat tidur curah jantung akan menurun.
C. Etiologi
Gagal jantung dapat disebabkan oleh penyakit jantung bawaan maupun
didapat yang diakibatkan oleh beban volume (preload) atau beban tekanan
(afterload) berlebih atau oleh insufisiensi miokard. Umumnya pada gagal
jantung terjadi curah jantung yang rendah misalnya pada miokarditis akut,
kardiomiopati dilatasi, takiaritmia kronik, kelainan coroner dan sekuele pasca
operatif. Dapat terjadi juga curah jantung yang normal atau bahkan meningkat
misalnya pada gagal jantung akibat hipertiroid, anemia atau defisiensi thiamin
(Anon, 2018).
D. Manifestasi Klinis
Berdasarkan Keparahan Gagal Jantung:
1. Awal gagal jantung kronik (GJK) (NYHA Kelas I):
a. Mungkin asimtomatik
b. Diagnosis menantang. Hal ini penting karena deteksi dini dan
pengobatan GJK menghambat perkembangan disfungsi ventrikel.
c. GJK ringan sampai sedang (NYHA Kelas II-III):
1) Gejala non-spesifik ringan
2) Pemeriksaan fisik mungkin normal
3) Sebuah indeks kecurigaan yang tinggi diperlukan untuk diagnosis.
d. GJK berat (NYHA Kelas IV):
1) Tanda dan gejala yang jelas
2) Pasien dalam kesulitan ditandai, orthopneic dan dengan distensi
leher vena
3) Sistem renin-angiotensin-aldosteron dan sistem saraf simpatik
diaktifkan.
E. Patofisiologi
Disfungsi kardiovaskuler dapat disebabkan oleh 1 atau lebih dari 5
mekanisme dibawah ini:
1. Kegagalan Pompa
Terjadi akibat kontraksi otot jantung yang lemah/inadekuat atau karena
relaksasi otot jantung yang tidak cukup untuk terjadinya pengisian
ventrikel.
2. Obstruksi aliran
Terdapat lesi yang mencegah terbukanya katup atau menyebabkan
peningkatan tekanan ruang jantung, misalnya stenosis aorta, hipertensi
sistemik dan koartasio aorta.
3. Regurgitasi
Regurgitasi dapat meningkatkan aliran balik beban kerja ruang jantung,
misalnya ventrikel kiri pada regurgitasi aorta atau atrium serta pada
regurgitasi mitral.
4. Gangguan konduksi yang menyebabkan kontraksi miokardium yang tidak
selaras dan tidak efesien.
5. Diskontinuitas sistem sirkulasi
Mekanisme ini memungkinkan darah lolos, misalnya luka tembak yang
menembus aorta.
Pada saat gagal jantung terjadi, tubuh melakukan proses-proses adaptasi yang
terjadi di jantung dan sistemik. Jika volume sekuncup salah satu ventrikel
berkurang karena kontraktilitas otot jantung yang menurun atau volume
afterload yang berlebihan, end diastolic volume dan tekanan di ruang tersebut
akan meningkat. Hal ini dapat memperpanjang serat miokardium saat fase
diastolik akhir, yang kemudian menyebabkan kontraksi serat otot yang lebih
kuat saat fase sistolik (hukum Starling), jika kondisi ini berlangsung kronis,
akan berakibat dilatasi ventrikel. Walaupun hal ini akan memperbaiki cardiac
output saat istirahat, peningkatan tekanan diastolik yang berlangsung kronis
akan dijalarkan ke atrium dan ke sirkulasi pulmoner serta vena sistemik.
Lebih lagi, bertambahnya tekanan kapiler dapat mendorong terjadinya
transudasi cairan yang selanjutnya akan mengakibatkan terjadinya edema
pulmonal atau sistemik.
Efek yang lebih penting dari cardiac output yang lebih rendah adalah
menurunnya aliran darah ginjal dan laju filtrasi glomerulus, yang akan
mendorong terjadinya retensi garam dan cairan. Sistem renin angiotensin
aldosteron juga diaktifkan, mengakibatkan peningkatan lebih besar resistensi
pembuluh darah perifer dan afterload ventrikel kiri seperti halnya retensi
garam dan cairan. Gagal jantung diasosiasikan dengan bertambahnya
tingkatan arginine vasopressin di sirkulasi, yang juga bertindak sebagai
vasokonstriktor dan Inhibitoribitor ekskresi air.
F. Pemeriksaan Penunjang:
1. EKG:
a. Temuan non-spesifik
b. Dapat memberikan petunjuk tentang penyebab gagal jantung, misalnya
gelombang Q pada infark miokard dan LVH pada stenosis aorta.
2. Sinar-X:
a. Kardiomegali terutama pada kasus yang berat dan kronis.
b. Perubahan kongestif vena pulmonal yang hadir terutama pada GJK
akut.
c. Pasien dengan GJK mungkin tidak menunjukkan kongesti paru
d. Kadang-kadang bilateral atau efusi selaput dada kanan.
3. Dua-dimensi Echo dan studi Doppler:
a. Konfirmasi diagnosis gagal jantung
b. Fraksi ejeksi dan dilatasi ventrikel kiri tertekan
c. Gerakan abnormalitas dinding ventrikel kiri
d. Deteksi kelainan katup, efusi perikardial, dan intrakardiak shunt.
4. Kateterisasi Jantung:
Pada pasien yang dipilih untuk mendeteksi keberadaan dan luasnya
penyakit arteri koroner.
G. Penatalaksanaan
Penatalakasanaan gagal jantung dibagi menjadi 2 terapi yaitu sebagai berikut:
1. Terapi farmakologi:
Terapi yang dapat iberikan antara lain golongan diuretik, angiotensin
converting enzym inhibitor (ACEI), beta bloker, angiotensin receptor
blocker (ARB), glikosida jantung , antagonis aldosteron, serta pemberian
laksarasia pada pasien dengan keluhan konstipasi.
d. Riwayat keluarga
Perawat menanyakan tentang penyakit yang pernah dialami oleh
keluarga, anggota keluarga yang meninggal terutama pada usia
produktif, dan penyebab kematiannya. Penyakit jantung iskemik pada
orang tua yang timbulnya pada usia muda merupakan faktor risiko
utama untuk penyakit jantung iskemik pada keturunannya.
f. Pengkajian Psikososial
Perubahan integritas ego didapatkan klien menyangkal, takut mati,
perasaan ajal sudah dekat, marah pada penyakit atau perawatan yang
tak perlu, khawatir dengan keluarga, pekerjaan dan keuangan. Kondisi
ini ditandai dengan sikap menolak, menyangkal, cemas, kurang kontak
mata, gelisah, marah, perilaku menyerang, fokus pada diri sendiri.
g. Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan keadaan umum, kesadaran klien gagal jantung
biasanya baik atau compos mentis dan akan berubah sesuai tingkat
gangguan perfusi system saraf pusat.
1) Keadaan umum
Pada pemeriksaan keadaan umum klien gagal jantung biasanya
didapatkan kesadaran yang baik atau compos metis dan akan
berubah sesuai tingkat gangguan yang melibatkan perfusi system
saraf pusat.
a) B1 (Breathing)
b) B2 (Blood)
c) B3 (Brain)
d) B4 (Bladder)
e) B5 (Bowel)
f) B6 (Bone)
DAFTAR PUSTAKA