Oleh :
Julfilkar Adnan Irnu
200300745
PASIEN (CHF)
A. Konsep Medis
1. Definisi
a. Anatomi jantung
b. Aterosklerosis koroner
Aterosklerosis koroner mengakibatkan disfungsi
miokardium karena terganggunya aliran darah ke otot jantung.
Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat penumpukan asam laktat).
Infark miokardium (kematian sel jantung) biasanya mendahului
terjadinya gagal jantung. Infark miokardium menyebabkan
pengurangan kontraktilitas, menimbulkan gerakan dinding yang
abnormal dan mengubah daya kembang ruang jantung .
c. Hipertensi Sistemik atau pulmonal (peningkatan after load)
Meningkatkan beban kerja jantung dan pada gilirannya
mengakibatkan hipertrofi serabut otot jantung. Hipertensi dapat
menyebabkan gagal jantung melalui beberapa mekanisme,
termasuk hipertrofi ventrikel kiri. Hipertensi ventrikel kiri
dikaitkan dengan disfungsi ventrikel kiri sistolik dan diastolik
dan meningkatkan risiko terjadinya infark miokard, serta
memudahkan untuk terjadinya aritmia baik itu aritmia atrial
maupun aritmia ventrikel.
d. Faktor sistemik
Terdapat sejumlah besar faktor yang berperan dalam
perkembangan dan beratnya gagal jantung. Meningkatnya laju
metabolisme (misal : demam, tirotoksikosis). Hipoksia dan
anemia juga dapat menurunkan suplai oksigen ke jantung.
Asidosis respiratorik atau metabolik dan abnormalitas elektronik
dapat menurunkan kontraktilitas jantung.
4. Manifestasi Klinik
6. Patofisiologi
b) Nadi
Nilai normalnya : Frekuensi : 60-100x/menit (bradikardi atau
takikkardi)
c) Pernapasan
Nilai normalnya : Frekuensi : 16-20 x/menit Pada pasien :
respirasi meningkat, dipsnea pada saat istirahat / aktivitas
d) Suhu Badan
Metabolisme menurun, suhu menurun
3) Head to toe examination :
a) Kepala : bentuk , kesimetrisan
b) Mata: konjungtiva: anemis, ikterik atau tidak ?
c) Mulut: apakah ada tanda infeksi?
d) Telinga : kotor atau tidak, ada serumen atau
tidak, kesimetrisan
e) Muka; ekspresi, pucat
f) Leher: apakah ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfe
g) Dada: gerakan dada, deformitas
h) Abdomen : Terdapat asites, hati teraba dibawah arkus
kosta kanan
Kriteria minor :
1) Subjektif : Pusing, penglihatan kabur
2) Objektif : Sianosis, diaforesis, gelisah,nafas cuping hidung,
pola nafas abnormal, warna kulit abnormal, kesadaran
menurun.
Kondisi klinis terkait : Gagal Jantung Kongestif
b. Pola nafas tidak efektif (D.0005)
Definisi : inspirasi dan/atau ekprasi yang tidak memberikan
ventilasi adekuat
Penyebab : hambatan upaya nafas (mis: Nyeri saat bernafas)
Batasan karakteristik :
Kriteria mayor :
1) Subjektf : Dipsnea
2) Objektif : Penggunaan otot bantu pernafasan, fase ekspirasi
memanjang, pola nafas abnormal
Kriteria minor :
1) Subjektif : Ortopnea
2) Objektif : Pernafasan pursed, pernafasan cuping hidung,
diameter thoraks anterior-posterior meningkat, ventilasi
semenit menurun, kapasitas vital menurun, tekanan
ekpirasi dan inspirasi menurun, ekskrusi dada berubah.
Kondisi klinis terkait : Trauma Thorax
Batasan karakteristik :
Kriteria mayor :
1) Sujektif : Mengeluh nyeri
2) Objektif : Tampak meringis, bersikap protektif, gelisah,
frekuensi nadi meningkat, sulit tidur
Kriteria minor :
1) Subjektif : -
2) Objektif : Tekanan darah meningkat, pola nafas berubah,
nafsu makan berubah, proses berpikir terganggu, menarik
diri, berfokus pada diri sendiri, diaforesis.
Kondisi klinis terkait : Cedera Traumatis
e. Hipervolemia (D.0022)
Definisi : peningkatan volume cairan intravaskuler, interstisiel,
dan/atau intraseluler.
Penyebab : ganguan mekanisme regulasi
Batasan karakteristik :
Kriteria mayor :
1) Subjektif : Ortopnea, dispnea, paroxymal nocturnal
dyspnea (PND)
2) Objektif : Edema anasarka dan/atau edema perifer, berat
badan meningkat dalam waktu singkat, JVP dan/atau CVP
meningkat , refleks hepatojugular (+)Kriteria minor :
1) Subjektif : -
2) Objektif : Distensi vena jugularis, suara nafas tambahan,
hepatomegali, kadar Hb/Ht turun, oliguria, intake lebih
banyak dari output, kongesti paru.
Kondisi klinis terkait : Gagal Jantung Kongestif
f. Perfusi perifer tidak efektif (D.0009)
Definisi : penurunan sirkulasi darah pada level kalpiler yang dapat
menggangu metabolisme tubuh
Penyebab : penurunan aliran arteri dan/atau vena
Batasan karakteristik :
Kriteria mayor :
1) Subjektif : -
2) Objektif : Pengisian kapiler >3 detik, nadi perifer menurun
atau tidak teraba, akral teraba dingin, warna kulit pucat,
tugor kulit menurun.
Kriteria minor :
1) Subjektif : Parastesia, nyeri ektremitas (klaudikasi
intermiten)
2) Objektif : Edema, penyembuhan luka lambat, indeks
ankle- brakial <0,90, bruit femoralis
Kondisi klinis terkait : Gagal Jantung Kongestif
Batasan karakteristik :
Kriteria mayor :
1) Subjektif : Merasa bingung, merasa khawatir dengan akibat
dari kondisi yang dihadapi, sulit berkonsentrasi
2) Objektif : Tampak gelisah, tampak tegang, sulit tidur
Kriteria minor :
1) Subjektif : Mengeluh pusing, anorexia, palpitasi, merasa
tidak berdaya
2) Objektif : Frekuensi napas dan nadi meningkat, tekanan
darah meningkat, diaforesis, tremor, muka tampak pucat,
suara bergetar, kontak mata buruk, sering berkemih,
berorientasi pada masa lalu
Kondisi klinis terkait : Penyakit Akut
i. Defisit nutrisi (D.0019)
Definisi : asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme.
Penyebab: ketidakmampuan mencerna makanan, faktor psikologis
(mis: stress, keengganan untuk makan).
Batasan karakteristik :
Kriteria mayaor :
1) Subjektif : -
2) Objektif : Berat badan menurun minimal 10 % dibawah
rentang ideal
Kriteria minor :
1) Subjektif : Cepat kenyang setelah makan, kram/nyeri
abdomen, nafsu makan menurun.
2) Objektif : Bising usus hiperaktif, otot pengunyah lemah, otot
menelan lemah, membran mukosa pucat, sariawan, serum
albumin turun, rambut rontok berlebihan, diare.
j. Resiko Gangguan integritas kulit (D.0139)
Definisi : beresiko mengalami kerusakan kulit (dermis dan/atau
epidermis) atau jaringan (membran mukosa, kornea,
fasia, otot, tendon, tulang, kartilago, kapsul sendi,
dan/atau ligamen)
Faktor resiko : kekurangan/kelebihan cairan, kurang terpapar
informasi tentang upaya mempertahankan/ melindungi
integritas jaringan
Kondisi klinis terkait : Gagal Jantung Kongestif
3. Intervensi Keperawatan
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan langkah akhir dari proses
keperawatan. Evaluasi adalah kegiatan yang disengaja dan terus
menerus dengan melibatkan pasien, perawat dan anggota tim
kesehatan lainnya (Padila, 2012).
87
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien Tn.G
: Menikah
: Keturunan
: Tinggal dalam satu rumah
Diagnosa Medik pada saat MRS, pemeriksaan penunjang dan tindakan
yang telah dilakukan:
Masalah atau Dx medis pada saat masuk Rumah Sakit
Dispnea dengan CHF
Tindakan yang telah dilakukan di poli klinik atau UGD
Pasien masuk melalui IGD RSUD Prambanan, dilakukan pengukuran Tanda
Tanda Vital, pemasangan infus dan di pasang kateter
Catatan : penanganan kasus (dimulai saat pasien di rawat diruang
rawat sampai pengambilan kasus kelolaan)
Tanggal Jam Tindakan
2 22 maret 20211 13.00 Timbang terima pasien dari IGD
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan Vital Sign : TD: 170/80 N: 104 RR: 27 S:
36,8, SPo2: 99%
KU : Sedang,
Pemberian :
Pemberian infus NACL asnet,
22 maret 202111 13.00Pengambilan kasus kelolaan
III. Pengkajian saat ini (mulai hari pertama saudara merawat klien)
1. Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan
Pengetahuan tentang penyakit/perawatan
Pasien mengatakan sudah sering mengalami hal seperti ini di rumah jika
melakukan aktifitas yang berlebih sesak selalu muncul.
2. Pola Nutrisi
Program diit RS :
Makan-makanan rendah garam
Intake makanan :
Keluarga Pasien mengatakan diit dari Rumah Sakit habis 1/2.
Intake Cairan :
Pasien mengatakan sering minum air 4 gelas/hari sebelum sakit sesudah
sakit minum 2 gelas/hari
3. Pola Eliminasi :
Buang Air Besar :
Pasien mengatakan dari masuk RS hingga saat ini belum BAB
Buang Air Kecil :
Pasien terpasang kateter
4. Pola aktivitas dan Latihan :
Kemampuan Perwatan Diri 0 1 2 3 4
Makan dan minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas di tempat tidur √
Berpindah √
Ambulasi/ROM √
Keterangan :
0 : mandiri 1 : alat bantu
2 : dibantu orang lain 3 : dibantu orang lain dan alat
4 : tergantung total
5. Pola tidur dan istirahat
(lama tidur, gangguan tidur, perasaan saat bangun tidur)
Pasien mengatakan tidur agak susah karena merasa sesak, Tidur sering
terjaga
6. Pola persepsual
(penglihatan, pendengaran, pengecap, sensasi)
Pasien mengatakan tidak mengalami atau merasakan adanya gangguan
penglihatan dan pendengaran, makan agak hambar, kalo malam terasa
dingin
7. Pola perepsi diri
(pandangan klien tentang sakitnya, kecemasan, konsep diri)
Pasien mengatakan merasa sudah tidak kuat lagi untuk bekerja seperti dulu,
dengan keadanya yang sekarang pasien lebih banyak beristirahat di
rumah dan sudah tidak melakukan apa-apa
8. Pola seksualitas dan reproduksi
(fertilitas, libido, menstruas, kontrasepsi, dll)
-
9. Pola peran hubungan
(komunikasi, hubungan dengan orang lain, kemampuan keuangan)
Pasien mengatakan sehari-hari menggunakan bahasa jawa dan bahasa
indonesia. Pasien mengatakan, hubungan sosial dengan anak, saudara,
tetangga, dan keluarga berjalan normal, hanya kadang ada beberapa
masalah kecil yang mudah diselesaikan. Pasien mengatakan walaupun
berpenghasilan tidak seberapa. Tapi untuk kebutuhan sehari-hari cukup.
10. Pola managemen koping-stress
(perubahan terbesar dalam hidup pada akhir-akhir ini)
Pasien mengatakan merasakan sedikit stres soal penyakit yang di deritanya.
11. Sistem nilai dan keyakinan
(pandangan klien tentang agama, kegiatan keagamaan, dll)
Pasien mengatakan beragama Islam, taat sholat 5 waktu dan sering sholat
berjamaah namun selama sakit tidak melaksanakan kewajibannya.
IV. Pemeriksaan Fisik
Tanda-Tanda Vital
TD : 170/80mmHg
RR : 27x/menit
N : 104x/menit
S : 36,80C
Saturasi O2 : 99%
BB/TB : 60/169
Pemeriksaan Fisik (Cephalocaudal) :
Integumen
Inspeksi : bersih, warna kuning langsat, tidak terdapat lesi, tidak ada
gangguan kulit.
Palpasi : lembab, turgor kembali lebih dari 2 detik, tidak ada perubahan
tekstur
Kepala
Inspeksi : bersih, tidak terdapat kerontokan rambut, warna rambut hitam
Palpasi : tidak terdapat masa, tidak terdapat lesi, tidak terdapat nyeri tekan
Mata
Inspeksi : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, tidak terdapat masa,
tidak terdapat lesi, tidak terdapat kotoran, kemampuan indra penglihatan
baik,
Telinga
Inspeksi : telinga bersih, tidak terdapat masa, tidak terdapat lesi, kemampuan
indra pendengaran baik
Mulut dan tenggorok
Inspeksi : bersih, mukosa lembab agak pucat, bibir sedikit kering, gigi sedikt
kotor, tidak terdapat peradangan, tidak terdapat lesi, tidak terdapat keluhan
mengunyah, tidak terdapat keluhan menelan, pengecap terasa hambar karena
sakit
Leher
Inspeksi : tidak terlihat masa, tidak ada lesi,
Palpasi : tidak teraba masa, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada
kaku kuduk, tidak ada nyeri tekan
Payudara
-
Sistem pernafasan
Inspeksi dada: Nafas tersenggal-senggal cepat, pendek, terasa lebih sesak
meningkat atau bertambah setelah beraktifitas, terpasang O2 10 lpm
Auskultasi: vesikuler, tidak ada suara tambahan ronchi, di bagian dekstra
apeks.
Palpasi: vocal premitus getaran paru kanan dan kiri teraba tidak sama kuat
Perkusi : Redup
Sistem kardiovaskuler
Inspeksi dada : normal chest, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada lesi,
tidak terlihat benjolan, ics kanan dan kiri normal.
Auskultasi : tidak ada murmur
Palpasi: ictus cordis teraba
Perkusi: pekak
Abdomen
Inspeksi abdomen: tidak tserlihat adanya pembesaran, tidak ada asites, tidak
ada bekas luka.
Auskultasi: bising usus 12 x/menit
Palpasi: supel, tidak ada nyeri tekan
Perkusi : timpani
Sistem genetoreproduksi (pria/wanita)
Klien mengatakan tidak ada lesi, tidak ada masa, tidak ada keluhan
Sistem musculoskeletal
Inspeksi : tidak terdapat lesi, tidak terdapat benjolan, postur tubuh normal,
tidak ada tremor pada ekstremitas atas dan bawah
Palpasi : tidak ada krepitasi, tidak teraba penonjolan tulang, tidak ada
deformitas
Kekuatan otot :
4 4
3 3
Edema :
Terdapat edema pada kaki kanan
Program terapi :
No Nama Obat Dosis Kegunaan
1 Infus NACL 20 x ttp Mengatur jumlah air pada
tubuh
2 Furojemid 1amp/8 jam Mengeluarkan cairan dalam
tubuh melalui urine
3 Miniaspi 1x/80 mg Mencegah proses agregasi
pada pasien infark miokard
4 Simvastatin 1x20 mg Untuk menurunkan kolestrol
5 Ramipril 1x10 mg Bermanfaat untuk mengatasi
tekanan darah tinggi
6 Spironolakton 1x30 mg Digunakan untuk manganani
edema akibat gagal jantung
7 Amlodipin 1x10 Digunakan untuk mengobati
tekanan darah tinggi dan
penyakit arteri coroner
8 Concor 1x1,25 mg Digunakan terutama untuk
penyakit jantung
2. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketikaseimbangan antara Suplei dan kebutuhan oksigen
I. RENCANA KEPERAWATAN
Nama Klien : Tn G Ruang : C1
No. RM : 111981 Mahasiswa : Julfilkar adnan irnu