KELOMPOK 3
• AYU MAYANG PRANINGTYAS
• AFNI PANDYAGALENI
• ANDRAINA WULANDARI OKTAVIA • EDO FARDIANTOKO
• ANGGUN TRIA ISTIQOMAH • RISMA INDRA SETIYANI
• ARTIKA WULANDARI • SISCA PUSPITASARI
Perikarditis
Neoplasma
Uremia
Kanker paru end-stage
Miokard infark akut
Perdarahan ke dalam ruang pericardial akibat trauma, operasi, atau infeksi
Patofisiologi
Tamponade jantung terjadi bila jumlah efusi perikardium menyebabkan hambatan serius
aliran darah ke jantung (gangguan diastolik ventrikel) penyebab tersering adalah
neolasma dan uremi. (Panggabean 2006:364). Neoplasma menyebabkan terjadinya
pertumbuhan sel secara abnormal pada otot jantung. Sehingga terjadi hiperplasia sel yang
tidak terkontrol, ynag menyebabkan pembentukan massa (tumor). Hal ini yang dapat
mengakibatkan ruang pada kantong jantung (perikardium) dengan lapisan paling luar
jantung (epikardium). Uremia juga mengakibatkan temponade jantung(price, 2005 :945).
Dimana orang yang mengalami uremia di dalam darahnya terdapat toksik metabolik yang
dapat menyebabkan inflamasi ( dalam hal ini inflamasi terjadi pada perikardium). Selain itu,
temponade jantung juga dapat di sebabkan akibat trauma tumpul / tembus. Jika trauma ini
mengenai ruang perikardium akan terjadi perdarahan sehingga darah banyak terkumpul di
ruang perikardium. Hal ini mengakibatkan jantung terdesak oleh akumulasi ciran tersebut
Manifestasi Klinis
jejas trauma tajam dan tumpul di daerah
dada atau yang diperkirakan menembus
jantung
Gelisah
Pucat
keringat dingin
peninggian vena jugularis
pekak jantung melebar
suara jantung redup dan pulsus paradoksus
Trias classic beck berupa distensis vena leher
bunyi jantung melemah dan hipotensi didapat
pada sepertiga penderita dengan tamponade
(Mansjoer, dkk. 2000)
Pemeriksaan Penunjang
Rontgen dada
Menunjukkan gambaran “water
bottle-shape heart”, kalsifikasi
perkardial.
Kardiomegali bentuk bulat atau
segitiga, dengan gambaran paru
yang bersih
Foto lateral kadang terlihat double
fat stripe
Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium disesuaikan dengan etiologi terjadinya
tamponade jantung, misalnya pemeriksaan berikut :
Peningkatan creatine kinase dan isoenzim pada MI dan trauma
jantung.
Profil renal dan CBC uremia dan penyakit infeksi yang berkaitan
dengan pericarditis
Protrombin time (PT) dan aPTT (activated partial thromboplastin
time) menilai resiko perdarahan selama intervensi misalnya
drainase perikardial.
Pemeriksaan Penunjang
Elektrokardiografi (EKG)
Didapatkan PEA (Pulseless Electric Activity),
sebelumnya dikenal sebagai Electromechanical
Dissociation, merupakan dimana pada EKG didapatkan
irama sedangkan pada perabaan nadi tidak ditemukan
pulsasi. PEA Amplitude gelombang P dan QRS berkurang
pada setiap gelombang berikutnya.
PEA dapat ditemukan pada tamponade jantung,
tension pneumothorax, hipovolemia, atau ruptur
jantung.
Dengan EKG 12 lead berikut suspek tamponade
jantung :
Sinus tachycardia
Kompleks QRS Low-voltage
Electrical alternans : kompleks QRS alternan, biasanya rasio
2:1, terjadi karena pergerakan jantung pada ruang
pericardium. Electrical ditemukan juga pada pasien dengan Gambar 5. Hasil EKG
myocardial ischemia, acute pulmonary embolism, dan
tachyarrhythmias.
PR segment depression
EKG juga digunakan untuk memonitor jantung ketika
melakukan aspirasi perikardium.
Pemeriksaan Penunjang
Echocardiografi
Meskipun echocardiografi menyediakan informasi yang
berguna, tamponade jantung adalah diagnosis klinis. Berikut
ini dapat diamati dengan echocardiografi 2-dimensi:
Zona ruang bebas posterior dan anterior ventrikel kiri dan
di belakang atrium kiri : Setelah operasi jantung, suatu
pengumpulan cairan lokal posterior tanpa efusi anterior
yang signifikan dapat terjadi dan dapat membahayakan
cardiac output.
Kolapsnya diastolic awal dari dinding bebas ventrikel kanan
kompresi end diastolic / kolapsnya atrium kanan
Plethora vena cava inferior dengan inspirasi minimal atau
tidak kolaps
Lebih dari 40% peningkatan inspirasi relatif dari sisi kanan
aliran
Lebih dari 25% penurunan relatif pada aliran inspirasi di
katup mitral
Pemeriksaan Penunjang
Pulse Oksimetri
Variabilitas pernapasan di pulse-oksimetri gelombang dicatat
pada pasien dengan paradoksus pulsus yaitu denyut nadi
yang menjadi semakin lemah selama inspirasi bahkan
menghilang sama sekali pada bagian akhir inspirasi untuk
timbul kembali pada saat ekspirasi.
Pemeriksaan Penunjang
USG FAST
Untuk mendeteksi cairan di rongga
perikardium.
Penatalaksanaan
Pada keadaan ini dapat dilakukan perikardiosintesis.
Gambar 3.
Perikardiosintesis
Komplikasi
Gagal jantung
Syok kardiogenik
Henti jantung
Penimbunan cairan di paru-paru
(edema paru)
Kematian
Konsep Dasar Asuhan
Keperawatan
Pengkajian
Pengkajian Primer
Data Subyektif
Riwayat Penyakit Sekarang
Cedera tumpul atau cedera tembus pada dada, leher punggung atau perut.
Perbaikan pada lesi jantung.
Dispnea
Cemas
Nyeri dada
Lemah
Riwayat Kesehatan
Penyakit jantung
Penyakit infeksi dan neoplastik.
Penyakit ginjal
Pengkajian
Data Obyektif
Airway
Tidak ditemukan adanya tanda dan gejala.
Breathing
Takipnea
Tanda kusmaul: peningkatan tekanan vena saat inspirasi ketika bernafas spontan
Circulation
Takikardi
Peningkatan volume vena intravaskular.
Pulsus paradoksus >10mmHg, tekanan nadi <30mmHg, tekanan sistolik <100mmHg
Pericardial friction rub
Pekak jantung melebar
Trias classic beck berupa: distensis vena leher, bunyi jantung melemah / redup dan hipotensi didapat pada sepertiga
penderita dengan tamponade.
Tekanan nadi terbatas
Kulit lembab, bibir, jari tangan dan kaki sianosis
Disability
Penurunan tingakat kesadaran
Pengkajian
Pengkajian Sekunder
Exposure
Adanya jejas trauma tajam dan tumpul di daerah dada.
Five Intervensi
Foto thorax menunjukkan pembesaran jantung
EKG menunjukkan electrical alternas atau amplitude gelombang P dan QRS yang berkurang pada setiap
gelombang berikutnya
Echocardiografi adanya efusi pleura
Hasil pemeriksaan Echocardiografi pada tamponade jantung menunjukkan :
Head to Toe
Kepala dan wajah: pucat, bibir sianosis
Leher: peninggian vena jugularis
Dada: ada jejas trauma tajam dan tumpul di daerah dada, tanda kusmaul, takipnea, bunyi jantung melemah
/ redup dan pekak jantung melebar
Abdomen dan pinggang: tidak ada tanda dan gejala
Pelvis dan perineum: tidak ada tanda dan gejala
Ekstrimitas: pucat, kulit dingin, jari tangan dan kaki sianosis
Diagnosa Keperawatan
Pola nafas tidak efektif b.d hiperventilasi ditandai dengan takipnea, tanda
kusmaul
Penurunan curah jantung b.d perubahan sekuncup jantung ditandai dengan
distensi vena jugularis, perubahan EKG, TD menurun, kulit dingin, pucat, jari
tangan dan kaki sianosis,
Perfusi jaringan (cerebral, perifer, cardiopulmonal, renal, gastrointestinal)
tidak efektif b.d suplai O2 menurun ditandai dengan nadi lemah, TTV
abnormal, penurunan kesadaran, kulit pucat, sianosis, akral dingin.
Perencanaan
Dx 1 : Pola nafas tidak efektif b.d hiperventilasi ditandai dengan takipnea, tanda kusmaul.
Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1 x 15 menit diharapkan pola nafas efektif dengan kriteria hasil :
Takipnea tidak ada
Tanda kusmaul tidak ada
TTV dalam rentang batas normal (RR : 16 – 20 X/ mnt).
Intervensi
Pantau ketat tanda-tanda vital terutama frekuensi pernafasan
Rasional: Perubahan pola nafas dapat mempengaruhi tanda-tanda vital
Monitor isi pernafasan, pengembangan dada, keteraturan pernafasan, nafas bibir dan penggunaan otot bantu pernafasan
Rasional: Pengembangan dada dan penggunaan otot bantu pernapasan mengindikasikan gangguan pola nafas
Berikan posisi semifowler jika tidak kontrainndikasi
Rasional: Mempermudah ekspansi paru
Ajarkan klien nafas dalam
Rasional: Dengan latihan nafas dalam dapat meningkatkan pemasukan oksigen
Berikan oksigen sesuai indikasi
Rasional: Oksigen yang adekuat dapat menghindari resiko kerusakan jaringan
Berikan obat sesuai indikasi
Rasional: Medikasi yang tepat dapat mempengaruhi ventilasi pernapasan
Perencanaan
Rasional: Perubahan suara, frekuensi dan irama jantung dapat mengindikasikan adanya penurunan curah jantung
Palpasi nadi perifer dan periksa pengisian perifer
Rasional: Curah jantung yang kurang mempengaruhi kuat dan lemahnya nadi perifer
Kaji akral dan adanya sianosis atau pucat
Rasional: Tamponade jantung menghambat aliran balik vena sehingga terjadi distensi pada vena jugularis
Berikan oksigen sesuai indikasi
Rasional: Pada tamponade jantung, terjadi abnormalitas irama jantung dan terdapat siluet pembesaran jantung
Lakukan tindakan perikardiosintesis.
Intervensi :
Awasi tanda-tanda vital secara intensif
Rasional: Perubahan tanda-tanda vital seperti takikardi akibat dari kompensasi jantung untuk memenuhi suplai O2
Pantau adanya ketidakadekuatan perfusi (kulit : dingin dan pucat, sianosis
Rasional: Menunjukkan adanya ketidakadekuatan perfusi jaringan
Pantau GCS
Rasional: Penurunan perfusi terutama di otak dapat mengakibatkan penurunan tingkat kesadaran
Anjurkan untuk bed rest/ istirahat total
Rasional: Menurunkan kebutuhan oksigen
Implementasi