Anda di halaman 1dari 24

Textbook reading

Bronkoskopi Rigid

Feranti Meuthia
Isnu Pradjoko

Departemen Ilmu Penyakit Paru


RS Dr. Soetomo Surabaya
2014
Latar Belakang Sejarah
• Gustav Killian pertama kali menjelaskan
bronkoskopi rigid untuk indikasi terapi jalan
napas di Freiburg (Jerman) pada 1895
• Shigeto Ikeda mengembangkan bronkoskop
fleksibel menggunakan fiber optik
• Jean-Francois Dumon menggunakan terapi
laser pada jalan napas
Alat Bronkoskopi Rigid

Bronkoskop rigid EFER-Dumon


Alat Bronkoskopi Rigid

Bronkoskop rigid Texas

Bronkoskop rigid
The Dutau-Novatech

Bronkoskop rigid The Storz


Teknik Bronkoskopi Rigid
• Induksi anestesi
• Kepala penderita diekstensikan parsial dan
bronkoskop dimasukkan di tengah dengan sedikit
miring ke depan
• Sampai epiglotis diputar 90º
• Sampai trakea diputar kembali 90º dan
diteruskan sampai trakea bagian bawah
• Untuk memasuki salah satu dari bronchial tree,
kepala penderita diputar ke arah bahu
kontralateral
Teknik Bronkoskopi Rigid..
• Trakeoskop → bronkoskop dengan diameter
lebih kecil dapat dimasukkan ke lumen
trakeoskop
• Bronkoskop fleksibel → melalui lumen
bronkoskop rigid untuk inspeksi jalan napas
distal, membersihkan jalan napas dan koleksi
spesimen
Indikasi Bronkoskopi Rigid
• Gagal napas akut sekunder karena obstruksi
endoluminal
– penyedotan darah, sekret, pus
– dilatasi stenosis atau kompresi ekstrinsik
– coring mekanik
– mengambil tumor endoluminal
Benda Asing
• Bronkoskop rigid menyediakan akses yang baik
untuk jalan napas subglotis
• Forsep optikal dapat memberi visualisasi
langsung dari benda asing dan menggenggam
benda tersebut
• Ekstraksi → tidak mendorong benda asing
semakin jauh
• Benda asing yang mulus dan bulat →
memegang volume terbesar dengan smooth
forcep kemudian ditarik
Benda Asing..
• Forsep aligator → benda asing yang tajam atau
irreguler
• Besar, padat → dipecah menjadi 2 – 3 fragmen
• Rapuh → hindari genggaman yang kuat
• Berat → posisi trendelenburg

• Setelah dikeluarkan → reintubasi untuk


menyingkirkan adanya benda asing lain atau
fragmen residual
Penempatan Stent Silikon
• Indikasi
– Kompresi ekstrinsik dari tumor atau nodus limfatik
– Stabilisasi patensi jalan napas setelah
pengambilan kanker intraluminal secara
endoskopik
– Terapi striktur jinak
– Stabilisasi jalan napas yang kolaps (malacia dan
polikondritis)
– Terapi fistula (fistula trakeoesofageal)
Stent Silikon..
• 2 tipe stent :
– Stent silikon : Stent Dumon
– Stent metalik
• 2 desain
– Lurus
– Bentuk Y
Stenosis Jalan Napas Maligna
• > 30% karsinoma bronkial terdapat obstruksi
jalan napas sentral
• Komplikasi obstruksi bronkial dapat
mengganggu terapi optimal onkologi
• Teknik debulking
– koagulasi dan devaskularisasi dari tumor
– coring mekanik
– koagulasi basis tumor
Stenosis Jalan Napas Jinak
• Stenosis postintubasi atau posttrakeostomi
trakea
– 50% penderita datang dengan distres napas akut
– 2 tipe :
• Seperti jaring : insisi mukosal radial → dilatasi mekanik
• Kompleks : penempatan stent
• Stent silikon lebih cocok
– pengambilannya lebih mudah, dan lebih tidak
membahayakan pembedahan di kemudian hari
– komplikasi : migrasi, granulasi, dan/atau obstruksi
mukus
Stenosis Bronkial Setelah Transplantasi Paru

• Intervensi endoskopik :
cryotherapy¸fotoreseksi laser, balloon
bronchoplasty, elektrokauter, brachytherapy,
dilatasi jalan napas menggunakan bronkoskop
rigid, dan penempatan stent
• Stent
– bronkomalacia, stenosis bronkial, kombinasi
stenosis dan malacia, bronchial dehiscence, atau
komplikasi postobstruktif
Stenosis Bronkial Setelah Transplantasi Paru..
• Problem stent :
– Iskemia mukosal
– Restenosis
– Jaringan parut
– Penyumbatan oleh mukus
– Kolonisasi bakteri
– Migrasi
Anestesi
• Problem :
– Kedua spesialis membagi jalan napas yang sama
selama prosedur
– Penyakit yang mendasari sering mengganggu jalan
napas secara signifikan
– Usia tua dan penderita yang memiliki
komorbiditas paru dan non paru → timbul
komplikasi
Anestesi..
• Diagnosis preoperatif :
– Imaging : mendokumentasi lokasi obstruksi dan
menentukan bagaimana hal ini dapat mengganggu
ventilasi
– Tes darah rutin termasuk koagulasi dan gas darah
arteri
• Teknik :
– ventilasi spontan dengan asistensi manual
– ventilasi jet
– ventilasi inhalasi
– ventilasi mekanik
Kesimpulan
• Bronkoskop rigid adalah instrumen pilihan
pada kebanyakan prosedur terapi
bronkoskopik
• Bronkoskopi rigid memerlukan latihan dan
fasilitas yang berdedikasi atau akses yang
mudah dengan ruang operasi dengan bantuan
anestesi
Kesimpulan
• Bronkoskopi rigid wajib pada stent jalan napas
dengan menggunakan stent silikon
• Bronkoskopi intervensional kadang
merupakan jembatan untuk manajemen
bedah definitif
• KI pembedahan → intervensi paliatif definitif

Anda mungkin juga menyukai