RADIOLOGI
KELOMPOK 8 :
Rontgen Thorax : Merupakan metode awal dari dunia radiologi dan masih menggunakan Sinar X-ray,
sering digunakan karena lebih murah serta kecepatan hasil yang diperoleh. Namun hasil pemeriksaan
hanya terbatas pada bagian struktur padat dari tubuh yaitu tulang, tulang rongga dada, paru-paru dan
jantung.
CT Scan : Suatu pemeriksaan diagnostik non invasif lapis organ dengan menggunakan X-rays; komputer
menggunakan informasi yang diperoleh untuk menyusun gambar dari struktur internal organ. Terkadang
pemeriksan ini menggunakan medium kontras. CT Scan thorax dengan biopsi pada kasus massa di
rongga thorax.
Endoskopi : Tindakan medis non-bedah yang digunakan untuk pemeriksaan saluran pencernaan.
Pemeriksaan akan disertai juga dengan pengobatan pada beberapa kasus. Penggunaan endoskop yang
utama, yakni sebuah alat tabung fleksibel yang lentur dilengkapi kamera melekat di salah satu ujungnya
yang berfungsi sebagai pengambil gambar pada saluran pencernaan. Endoskopi merupakan proses untuk
mendeteksi dan menyelidiki saluran pencernaan.
JENIS-JENIS PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Ultrasonografi (USG) : Pemeriksaan dalam bidang penunjang diagnostic yang memanfaatkan gelombang
ultrasonic dengan frekuensi yang tinggi dalam menghasilkan imajing tanpa menggunakan radiasi, tidak
menimbulkan rasa sakit (non traumatic), tidak menimbulkan efek samping (non invasive), relative murah,
pemeriksaannya relative cepat, dan persiapan pasien serta peralatannya relative mudah. Gelombang suara
ultrasonic memiliki frekuensi lebih dari 20.000 Hz.
Magnetic Resonance Imaging (MRI) : Pemeriksaan organ tubuh yang dilakukan dengan menggunakan
teknologi magnet dan gelombang radio untuk mendapatkan hasil gambar organ, tulang, dan jaringan di
dalam tubuh secara rinci dan mendalam. Digunakan sebagai alat bantu diagnosis untuk dokter, bertujuan
mengetahui karakteristik morpologik (lokasi, ukuran, bentuk, perluasan, dll) dari keadaan patologinya.
Positron Emission Tomography (PET) Scan : Merupakan salah satu modilitas kedokteran nuklir, metode
visualisasi metabolism tumbuh menggunakan radiosotop pemancar positron. Citra (image) yang diperoleh
adalah citra yang menggambarkan fungsi organ tubuh. SPET Scan atau SPECT Scan adalah pencitraan
fungsional otak dengan tomografiemisi foton tunggal (single photon emission tomography/SPET) juga
dikenal sebagai tomografi emisi foton tunggal terkomputerisasi (single photon emisio computed
tomography/SPECT) yang memungkinkan gambar tiga dimensi dari aliran darah serebral yang berasal
dari data dua dimensi. Tomografi emisi positron ini dapat digunakan untuk mengukur metabolism serebral
regional dan karakteristik neurotransmitter reseptor lain.
DEFINISI BRONKOSKOPI
Kata bronskoskopi berasal dari bahasa Yunani: “broncho” yang berarti batang tenggorokan dan
“scopos” yang berarti melihat atau menonton.
Bronskoskopi merupakan pemeriksaan visual pada pohon trakeobronkial melalui bronskop serat optic
fleksibel dan sempit, yang dilakukan untuk memperoleh sampel biopsi dan sampel sputum untuk
mengangkat plak lender atau benda asing yang menghambat jalan napas.
JENIS-JENIS BRONKOSKOPI
Bronkos yang tipis dan fleksibel dapat diarahkan ke dalam bronchial segmental (smeltzer;2001). FOB
berupa tabung tipis panjang dengan diameter 5-6 mm, merupakan saluran untuk tempat penyisipan peralatan
tambahan yang digunakan untuk mendapatkan sampel dahak ataupun jaringan. Biasanya 55 cm dari total
panjang tabung FOB mengandung serat optic yang memancarkan cahaya. Ujung distal FOB memiliki sumber
cahaya yang dapat memperbesar 120º dari 100º lapang pandang yang diproyeksikan ke layar video atau
kamera. Tabungnya sangat fleksibel sehingga memungkinkan operator untuk melihat sudut 160º -180º keatas
dan 100º-130º kebawah. Memungkinkan bronchioscopist FOB untuk melihat ke segmen yang lebih kecil dari
segmen subcabang bronkus ke atas dan ke bawah dari bronkus utama, dan juga ke depan belakang (anterior
dan superior).
TEKNIK BRONKOSKOPI
1. Trans Nasal
2. Trans Oral (yang sering dilakukan)
3. Melalui Rigid atau Endotrakeal
INDIKASI BRONKOSKOPI
Indikasi diagnostic
• Karsinoma bronchus
• Mengeluarkan secret/gumpalan mukus yang tertahan penyebab atelectasis pneumonia dan abses paru
• Brachytherapy
• Laser therapy
• Trauma dada
• Pemeriksaan darah rutin,faktor pembekuan darah,dan waktu perdarahan Tindakan Post Bronkoskopia.
• Pemeriksaan rontgen X thorax AP dan Lateral atau CT Scan atas indikasi • Observasi gejala cardinal, tekanan darah/nadi, apakah ada tanda tanda :
dari medis Aritmia, Bradikardi, Takikardi.
• Pemeriksaan EKG • Tanda tanda lain seperti : pusing, mual, muntah, keringat dingin dan
adanya bronkhopasme, catat semua tanda tersebut pada lembar observasi.
• Pemeriksaan lain atas indikasi medis
• Observasi pernafasan dan pendarahan : Bila terjadi sesak nafas berikan
• Pasien akan dilakukan bronkoskopi dianjurkan harus puasa selama 6 jam oksigen 3 lpm atau masker oksigen 6 lpm, pemberian bisa ditambah
sebelum tindakan pemeriksaan. sesuai petunjuk dokter.
Pemeriksaan faal paru merupakan pemeriksaan untuk mengetahui apakah fungsi paru dalam keadaan
normal atau tidak normal. Pengujian dengan spirometri penting untuk mendeteksi beberapa kelainan yang
berhubungan dengan gangguan pernafasan. Spirometri merupakan metode untuk screening penyakit paru.
Selain itu, spirometri juga digunakan untuk menentukan kekuatan dan fungsi dada, mendeteksi berbagai
penyakit saluran pernafasan terutama akibat pencemaran lingkungan dan asap rokok. Pemeriksaan spirometri
adalah pemeriksaan untuk mengukur volume paru stastik dan dinamik seseorang dengan alat spirometeter.
FAAL PARU STATIS
Faal paru statis adalah volume udara pada keadaan statis • Inspiratory capacity/kapasitas inspirasi (IC/IK) yaitu
yang tidak terkait dengan dimensi waktu, terdiri atas: jumlah dari volume cadangan inspirasi ditambah volume
tidal dan volume cadangan ekspirasi. Ini adalah jumlah
• Tidal Volume (TV) yaitu jumlah volume udara yang udara maksimum yang dapat dikeluarkan seseorang dari
diinspirasi atau diekspirasi setiap kali bernafas paru, setelah terlebih dahulu mengisi paru secara
normal,besarnya kira kira 500 ml pada laki laki dewasa. maksimum dan kemudian mengeluarkan sebanyak
banyaknya (4600 ml).
• Inspiratory Reserve Volume/Volume Cadangan Inspirasi
(IRV/VCI) adalah volume udara ekstra yang dapat • Functional Residual Capacity/Kapasitas Residu
diinspirasi setelah dan diatas volume tidal normal bila Fungsional (FRC/KRF) yaitu pengukuran kapasitas vital
dilakukan inspirasi kuat, biasanya mencapai 3000 ml. yang didapat pada ekspirasi yamg dilakukan secepat dan
sekuat mungkin. Volume udara ini sangat penting dan
• Expiratory Reserve Volume/Volume Cadangan Ekspirasi dalam keadaan normal nilainya kurang lebih sama dengan
(ERV/VCE) adalah volume udara ekstra maksimal yang VC, tetapi mungkin sangat berkurang pada pasien
dapat diekspirasi melalui ekspirasi kuat pada akhir obstruksi saluran napas.
ekspirasi tidal normal, jumlah normalnya adalah sekitar
1100 ml. • Total Lung Capacity/Kapasitas Paru Total (TLC/KPT)
adalah volume maksimum yang dapat mengembangkan
• Residual Volume (RV) yaitu volume udara yang masih paru sebesar mungkin dengan inspirasi sekuat mungkin
tetap berada dalam paru setelah ekspirasi paling kuat, (5800 ml) jumlah ini sama dengan kapasitas vital
volume ini besarnya kira kira 1200 ml ditambah volume.
FAAL PARU DINAMIK
• Forced Expiratory Volume (FEVT) adalah volume udara yang didapat diekspirasi dalam waktu standar
selama tindakan FVC. Biasanya FEV diukur selama detik pertama ekspirasi yang paksa (FEV1) dan detik
ketiga (FEV3). Pada keadaan normal, besar FEV1 adalah 83% (70-80%) dari VC dan FEV3= 97% (85-
100%) dari VC. FEV merupakan petunjuk penting untuk mengetahui adanya gangguan kapasitas ventilasi
• Forced Expiratory Flow 200-1200/FEF 200-1200, Forced Expiratory Flow 200-1200/FEF 200-1200, Forced
Expiratory Flow 25%-75%/FEF 25%-75%, Peak Expiratory Rlow Rate/PEFR,
• Maksimal Voluntary Ventilation/MVN/MBC yaitu volume udara terbesar yang dapat dimasukkan dan
dikeluarkan dari paru selama 1 menit oleh usaha volunter. Nilai normal MVV adalah 125-170L/Menit.
INDIKASI SPIROMETRI
• Menilai status faal paru yaitu menentukan apakah • Menentukan apakah dapat dilakukan tindakan
seseorang mempunyai faal paru normal, reseksi paru.
hiperinflasi, obstruktsi, restriksi atau bentuk
campuran. • PPOK adalah penyakit paru akibat peradangan
kronis yang menyebabkan aliran darah terhambat
• Menilai manfaat pengobatan yaitu menentukan pada paru sehingga menimbulkan batuk, sesak
apakah suatu pengobatan memberikan perubahan nafas, dan mengi. Tes spirometri biasanya dilakukan
terhadap nilai faal paru. tiap 1-2 tahun untuk menilai fungsi pernafasan pada
orang yang mengalami PPOK.Adapun kondisi
• Evaluasi penyakit yaitu menilai laju perkembangan lainnya yang memerlukan spirometri adalah :
penyakit terhadap perbaikan atau perubahan nilai Asma
faal paru.
Fibrosis Kristik
• Menentukan prognosis yaitu meramalkan kondisi Fibrosis Paru
penderita selanjutnya dengan melihat nilai faal paru
yang ada.
• Menentukan toleransi tindakan bedah
• Menentukan apakah seseorang mempunyai resiko
ringansedang atau berat pada tindakan bedah.
FUNGSI SPIROMETRI
Diagnostik
• Mengevaluasi hasil pemeriksaan yang abnormal Memantau
• Mengukur efek penyakit terhadap fungsi paru • Menilai hasil pengobatan
• Menyaring individu dengan resiko penyakit paru • Menjelaskan perjalanan penyakit yang
mempengaruhi fungsi paru
• Menilai resiko prabedah
• Memonitor individu yang pekerjaannya terpapar zat
• Menilai prognosis berbahaya
• Menilai status kesehatan sebelum masuk progam • Memonitor reaksi obat yang mempunyai efek toksis
dengan aktivitas fisik berat. terhadap paru.
FUNGSI SPIROMETRI
Evaluasi gangguan/ketidakmampuan
• Menilai pasien sebagai bagian program rehabilitasi
• Menilai resiko sebagai bagian evaluasi asuransi
• Menilai individu untuk alasan legal
Kesehatan masyarakat
• Survey epidemiologi
• Penelitian klinis
TINDAKAN PRE, INTRA, & POST TINDAKAN SPIROMETRI