Anda di halaman 1dari 44

PORTOFOLIO

BAGIAN RADIOLOGI
FK UMI 2020
Nama : Donita Rian Utami
Stambuk : 111 2018 2123
Tempat Stase :-
Pembimbing :-
Penguji :-
Judul referat :-

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
DAFTAR KOMPETENSI LAYANAN PRIMER
BAGIAN RADIOLOGI

1. Tuberkulosis paru (Foto Polos)


2. Bronkitis (Foto Polos)
3. Bronkopneumonia (Foto Polos)
4. Pneumonia (Foto Polos)
5. PPOK (Foto Polos) (Jurnal)
6. Pneumothorax (Foto Polos) (Jurnal)
7. Efusi pleura (Foto Polos)
8. Emfisema paru (Foto Polos) (Jurnal)

9. Bronkiolitis (Foto Polos)

10. Bronkiektasis (Foto Polos)

11. Benda asing (Foto Polos atau CT scan)

12. Gastritis (Foto Kontras atau CT scan)

13. Hepatitis (USG atau CT scan)


14. Peritonitis (Foto Polos atau CT scan)
15. Perforasi usus (Foto Polos atau CT scan)
16. Apendisitis akut (USG atau CT scan)
17. Ileus (Foto Polos atau CT scan)
18. Perlemakan hepar (USG atau CT scan)

19. Sirosis hepatitis (USG atau CT scan)

20. Kolesistitis (USG atau CT scan)


21. Kolelitiasis atau koledokolitiasis (USG atau CT scan)
22. Infeksi Saluran Kemih (Pyelonephritis atau cystitis) melalui pemeriksaan USG
Batu saluran kemih (ginjal / ureter / vesika urinaria) melalui pemeriksaan foto polos
23.
abdomen atau CT Scan
Batu saluran kemih (ginjal / ureter / vesika urinaria) melalui pemeriksaan
24.
ultrasonography
25. Ruptur urethra (melalui pemeriksaan urethrocystography)
26. Ruptur vesica urinaria (melalui pemeriksaan IVU / CT scan urography)
27. Ruptur ginjal (melalui pemeriksaan IVU / CT scan urography)
28. Ruptur ureter (melalui pemeriksaan IVU / CT scan urography)
29. Spondilitis TB (Foto Polos atau CT scan)
30. Mastoiditis (Foto Polos atau CT scan)
31. Sinusitis dan atau hipertrofi adenoid (Foto Polos atau CT scan) (Jurnal)
32. Rheumatoid arthritis (Foto Polos) (Jurnal)
33. Osteoarthritis (Foto Polos) (Jurnal)
34. Fraktur tulang (Foto Polos)
35. Osteoporosis (Foto Polos)
36. Osteomyelitis (Foto Polos) (Jurnal)
TEMPLATE KOMPETENSI LAYANAN PRIMER
TOPIK : PPOK
BAGIAN : Radiologi

Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) didefinisikan berdasarkan hasil


tes fungsi paru dan memiliki karakteristik adanya hambatan saluran udara
yang tidak sepenuhnya reversibe, biasanya dikaitkan dengan perokok.
Beberapa kelompok proses penyakit yang mencakup emfisema, bronkitis
kronik, dan reversibel atau (sebagian) irreversible obstruksi saluran napas
kecil.1 Merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas yang tinggi di
dunia.2 Pada PPOK pembatasan saluran udara dan hiperinflasi kronik
disertai dengan volume ekspirasi paksa (VEP) meningkatkan kebutuhan
mekanik pada otot-otot pernapasan.2
Gejala pernapasan yang dialami pada pasien dengan PPOK biasanya meliputi
batuk kronik, pruksi sputum, dan dyspnea.1
Gambaran radiologi (foto polos maupun CT) pada pasien PPOK bevariasi,
tergantung proses penyakit yang dialami, dapat emfisema, penyakit
saluran napas lainnya, ataupun keduanya ada.1
Pada emfisema, jaringan paru distal hingga bronkiolus terminalis
mengalami kehancuran, yang disetai dengan pembesaran alveolus. 2
Gambaran radiologi (foto polos) yang didapatkan meliputi hiperinflasi,
diafragma mendatar (terutama melalui posisi lateral), pelebaran sela iga,
hiperlusen dengan penurunan corakan bronkovaskular, dan pembesaran
arteri pulmonaris sekunder.3

Referensi :
1. Webb, R dan Charles Higgins. Thoracic Imaging. 2017. Lippicont William & Wilkin
2. Grabenhorst, M et all. Radiologic Manifestations of Bronchoscopic Lung Volume Reduction in
Severe Chronic Obstructive Pulmonary Disease. 2015. American Roentgen Ray Society
3. Herring, William. Learning Radiology : Recognizing the Basics. 3rd ed. Elsevier : Philadelphia.
2020
Mengetahui,
Dosen/Dokter Pembimbing Mahasiswa

(……………………………………….) (Donita Rian Utami)


Stb. 111 2018 2123
TEMPLATE KOMPETENSI LAYANAN PRIMER
TOPIK : Pneumotoraks
BAGIAN : Radiologi

Pneumotoraks adalah kondisi dimana terdapat udara pada rongga pleura.


Gejalanya meliputi dyspnea mendadak dan nyeri dada. Beberapa penyebab
dari pneumotoraks sekunder adalah obstruksi jalan napas (asma, PPOK,
cystic fibrosis), infeksi paru-paru, infark paru-paru, keganasan, trauma
benda tajam, dll.1
Pneumothoraks dapat dikonfirmasi melalui pemeriksan dengan posisi
lateral dekubitus atau supine dekubitus.
Gambaran radiologi pada foto polos toraks adalah terlihatnya pemisahan
antara garis pleura viseral dari dinding dada yang sering terlihat pada
apeks paru (posisi erect). Pada tension pneumothoraks (merupakan kasus
darurat) terjadi keadaan dimana air dapat masuk ke paru-paru namun
tidak dapat keluar, memiliki gambaran radiologi pergeseran mediastinum,
hilangnya corakan bronkovaskular pada bagian yang sakit, dan eversi dari
diafragma.1
Pneumothoraks occult merupakan pneumothoraks yang tidak dapat terlihat
pada foto polos toraks posisi supinasi, namun terlihat dengan CT-scan.
Namun, metode lain yang dapat digunakan pada kasus ini adalah dengan
foto polos toraks posisi oblik dan dengan menggunakan USG thoraks.
Metode ini simple dan efektif digunakan pada pasien trauma yang sulit
untuk dibawa ke CT-scan.2

Referensi :
1. Grainger adn Allison. Diagnostic Radiology. 4th edition. Churchill Livingstone. 2019
2. Matsumoto, S et al. Diagnostic accuracy of oblique chest radiograph fot occult
pneumothorax : comparison with ultrasonography. World journal of Emergency Surgery.
2016
Mengetahui,
Dosen/Dokter Pembimbing Mahasiswa

(……………………………………….) (Donita Rian Utami)


Stb. 111 2018 2123
TEMPLATE KOMPETENSI LAYANAN PRIMER
TOPIK : Emfisema Paru
BAGIAN : Radiologi

Emfisema adalah pembesaran abnormal alveolus distal hingga bronkiolus


terminalis yang disertai dengan destruksi dinding tanpa fibrosis. Hal ini
disebabkan oleh rusaknya serat elastis dan stress ventilasi mekanik dan
batuk. Jalan napas menjadi kolaps seiiring dengan penurunan etlastisitas
rekoil dengan destruksi paru progresif. Etiologi utamanya adalah merokok.
Pada kasus genetik dikaitkan dengan defisiensi α1-antitripsin pada sindrom
Marfan. 1 Emfisema juga umum terjadi pada negara industri dan berpolusi.
Prevalensinya pada individu dengan usia sekitar 70 tahun dan lebih banyak
pada pria.2
Terdapat empat prinsip mekanik yang berperan dalam perkembangan
emfisema, yaitu hypoplasia, atrofi, hiperdistensi, dan destruksi sebagian
atau total dari alveolus.2
Klasifikasinya meliputi :1
1. Emfisema sentrilobular
2. Emfisema paraseptal
3. Emfisema panlobular
4. Emfisema irreguler
Gejala klinis biasanya asimptomatik atau dyspnea.1
Gambaran radiologi (foto polos) akan didapatkan penebalan dinding
bronkus (bayangan tubular+ring), tampakan paru-paru kotor akibat
peningkatan corakan bronkovaskular, hiperinflasi paru yang ditandai
dengan pelebaran ruang retrosternal, diafragma mendatar, pelebaran
sudut sternodiafragma, jantung ramping, “barrel chest” appeareance.1

Referensi :
1. Grainger adn Allison. Diagnostic Radiology. 4th edition. Churchill Livingstone. 2019
2. Irion, K L et al. Chest X-Ray and computed tomography in the evaluation of pulmonaru
emphysema. 2007. Download from : https://www.reaserchgate.net/publication/5651901
Mengetahui,
Dosen/Dokter Pembimbing Mahasiswa

(……………………………………….) (Donita Rian Utami)


Stb. 111 2018 2123
TEMPLATE KOMPETENSI LAYANAN PRIMER
TOPIK : Sinusitis
BAGIAN : Radiologi

Pasien dengan sinusitis merupakan salah satu yang paling sering datang ke
dokter umum. Sinusitis dapat di klasifikasikan berdasarkan durasi
gejalanya yaitu akut, subakut, dan kronik. Sinusitis akut ditandai dengan
gejala yang kurang dari satu bulan, subakut dengan gejala 1-3 bulan, dan
kronik sinusitis dengan gejala yang lebih dari 3 bulan. Posisi Water
(occipitomental) tampaknya menyediakan informasi yang cukup seperti
standar dengan 4 seri. Radiologi diperlukan untuk menentukan tatalaksana
dan mengidentifikasi adanya abnormalitas ekstrasinus yang biasnaya
terjadi pada pasien dengan sinusitis kronis.1
Foto polos merupakan cara lama yang digunakan untuk mengkonfimasi air-
flui level pada sinusitis akut dan mengevaluasi ukuran dan integritas dari
sinus paranasal. Sehingga, penggunaan Ct-scan lebih sensitif digunakan
dibanding hanya dengan foto konvensional.1 Sehingga hingga saat ini Ct-
scan menjadi modalitas pilihan yang digunakan untuk mendiagnosis dan
mengevaluasi sinusitis. Gejala pasien dan endoskopi nasal masih menjadi
dasar untuk mendiagnosis kronik sinusitis, walaupun Ct-scan dapan
menyediakan informasi dan detail.2
Gambaran radiologi yang didapatkan pada sinusitis akut meliputi penebalan
mukosa, air-fluid level, dan opasifikasi komplit pada sinus yang mengalami
peradangan umumnya terlihat pada sinusitus bakteri akut, dan jarang
terlihat pada sinusitis lainnya.1

Referensi :
1. Erdogan, E, Vural F, and Ersem G. Raiologic imaging in chronic sinusitis. 2016.
2. Rathor, A and Abhonandan B. Clinical-radiological correlation and role of computed tomography
staging in chronic rhinosinusitis. 2017. World journal of Otorhinolaryngology-Head and Neck
Surgery.
Mengetahui,
Dosen/Dokter Pembimbing Mahasiswa

(……………………………………….) (Donita Rian Utami)


Stb. 111 2018 2123
TEMPLATE KOMPETENSI LAYANAN PRIMER
TOPIK : Rheumatoid arthritis
BAGIAN : Radiologi

Rheumatoid arthritis atau RA adalah peradangan pada sinovial


poliartrikular dengan etiologi yang tidak diketahui. Merupakan penyakit
multisistem.1 Biasanya lebih sering pada pasien perempuan dan melibatkan
sendi proksimal dari tangan dan sendi pergelangan tangan, biasanya
bilateral dan asimetris. Foto konvensional masih menjadi modalitas pilihan
pertama untuk RA.2
Gejala klinis meliputi :1
- Nyeri sendi
- Kaku di pagi hari
- Pembengkakan sendi asimetris
- Nodul rematoid
- Ruptur tendon
Pada tangan, erosi biasanya melibatkan sendi proksimal pada sendi carpal-
metacarpal, metacarpal-phalangeal, dan sendi proximal interphalangeal.
Pada kasus kronis, akan didatemukan deformitas seperti deviasi ulnar,
subluksasi sendi MCP. RA juga menyebabkan penyempitan, sklerosis dan
fusi dan sendi-sendi servikal.1
Pada temuan awal, akan didapatkan osteopenia juxta-articular,
pembengkakan jaringan simetris, pelebaran celah sendi, dan tenosifitis.2
Adapun perubahan yang dapat ditemukan secara radiologi adalah : 2
- Osteopenia
- Perubahan celah sendi
- Erosi
- Periostitis
- Perubahan jaringan lunak

Referensi :
1. Grainger and Alison. Diagnostic radiology. 4th ed. Churchill Livingstone. 2019
2. Herring W. Learning Radiology. Recognizing the basics 3rd ed. Elsevier. 2020
Mengetahui,
Dosen/Dokter Pembimbing Mahasiswa

(……………………………………….) (Donita Rian Utami)


Stb. 111 2018 2123
TEMPLATE KOMPETENSI LAYANAN PRIMER
TOPIK : Osteoarthritis
BAGIAN : Radiologi

Osteoarthritis atau OA merupkan kelainan sendi yang paling umum dan


merupakan destruksi sendi degeneratif. Terbagi menjadi dua, yaiti OA
primer dan sekunder.1
Pada OA primer atau yang disebut juga penyakit sendi degeneratif,
biasanya disebabkan oleh gaya biomekanik, dan sendri yang paling beresiko
termasuk di dalamnya sendi lutut, panggul, dan tangan serta meningkat
seiring dengan bertambahnya usia.1,2
Pada OA sekunder, biasanya disebabkan oleh adanya penyakit yang
mendasari seperti RA, trauma, dll.2
Adapun gejala klinisnya meliputi nyeri, pergerakan berkurang, krepitasi
sendi (bisa disertai edema), dan kaku di pagi hari.1
Gambaran radiologi pada OA adalah :2
- Pembentukan oeteofit marginal
- Sklerosis subkondral
Merupakan reaksi dari tulang terhadap stree mekanik yang dimana
pelindung dari kartilago telah hancur
- Kista subkonral
Sebagai akibat dari impaksi kronik, nekrosis tulang, dan atau
imposisi dari cairan sinovial ke tulang subkondral
- Penyempitan celah sendi
Terlihat pada semua jenis arthritis

Referensi :
1. Grainger and Alison. Diagnostic radiology. 4th ed. Churchill Livingstone. 2019
2. Herring W. Learning Radiology. Recognizing the basics 3rd ed. Elsevier. 2020
Mengetahui,
Dosen/Dokter Pembimbing Mahasiswa

(……………………………………….) (Donita Rian Utami)


Stb. 111 2018 2123
TEMPLATE KOMPETENSI LAYANAN PRIMER
TOPIK : Osteomyelitis
BAGIAN : Radiologi

Osteomielitis akut merupakan infeksi akut pada tulang yang didiagnosa


dalam 2 minggu setalah munculnya gejala (jika >2minggu maka subakut).
Penyebabnya antara lain Staphylococcus aureus, organisme gram negatif,
dan infeksi akut pasca implan prostetik.1
Osteomielitis kronik terjadi dengan durasi >6 minggu.1
Pada anak-anak, lesi osteolitik sering terjadi pada daerah metafisis
karena kaya akan suplai darah.2
Gejala klinis meliputi :1
- Nyeri lokalis
- Bengkak dan kemerahan pada jaringan
- Penurunan fungsi dan mobilitas
- Demam
Temuan radiologi yang didapatkan melalui foto konvensional adalah : 2
- Destruksi tulang kortikal yang fikal
- Pembentukan periosteal dari tulang baru
- Pembengkakan jaringan lunal dan osteoporosis fokal
Kelainan radiologi dengan metode konvensional biasanya baru akan muncul
10 hari setelah temuan awal osteomyelitis, sehingga modalitas lain seperti
MRI dan radiologi nuklir biasanya digunakan untuk diagnosis lebih awal.2

Referensi :
1. Grainger and Alison. Diagnostic radiology. 4th ed. Churchill Livingstone. 2019
2. Herring W. Learning Radiology. Recognizing the basics 3rd ed. Elsevier. 2020
Mengetahui,
Dosen/Dokter Pembimbing Mahasiswa

(……………………………………….) (Donita Rian Utami)


Stb. 111 2018 2123

Anda mungkin juga menyukai