Anda di halaman 1dari 12

Bronkoskopi

17 Mar

PENDAHULUAN
Pengujian endobronkial dilaksanakan pertama sekali diakhir dekade tahun 90-an untuk
mengambil benda asing pada saluran pernapasan.Selang waktu berlalu tepatnya tahun 1904
bronkoskopi kaku dengan alat penglihat,pemotongan ditambah penerangan mulai digunakan. 60
tahun kemudian sebelum alat fiberoptik diperkenalkan dalam pelaksanaan klinikal.Pada Rigid
broncoskopy berperan sebagai nasopharingeal airway untuk pemeriksaan hidung.Realisasi alat
ini dapat digunakan tampa bantuan dari anastesi yang sangat berperan penting membantu dokter
ahli paru berguna dalam mencari diagnosis perkembangan penyakit serta terapi.
Sejak tahun 1980 oleh IKEDA bersama koleganya di jepang fleksibel fiberoptic bronchoscopy
(FFB) telah menjadi berkembang dan sangat populer.Kemampuannya memvisualisasi jalan napas
telah membuatnnya berperan dalam pelaksanaan diagnostik yang tak ternilai harganya
.Keamanaan pelaksanaan tindakan FFB ini telah dibuktikan kepada beberapa pasien sejak tahun
1980, dan tehnik ini dapat dilakukan tanpa seorang ahli anestesi. Biasanya tindakan ini dilakukan
melalui nasofaring walaupun demikian melalui oral route pun sering dilaksanakan.Walaupun
pelaksanan prosedur ini relatif aman ,beberapa komplikasi yang terjadi telah dilaporkan bekisar
0,1- 11% Komplikasi yang mungkin terjadi seperti obstruksi jalan napas,aritmia,Reaksi toksis
oleh karena anastesi lokal,pneumotoraks,dan haemoptysis,Tetapi dengan keahlian dan
pengetahuan ahli yang lebih baik, beberapa komplikasi ini dapat dikurangi.
Kenyamanan pasien dalam tindakan FFB adalah sangat penting. Ketidak nyamanan seperti
batuk,muntah sering terjadi,untungnya pelaksanaan ini dapat dikurangi bila dilaksanakan
persiapan yang tepat dan sebelumnya pasien diterangkan segala tujuan dan komplikasi yang
dapat terjadi dari segala ketidakyamanan tersebut. (1,2)

INDIKASI
Hal yang wajar menggunakan bronkoskopi untuk penjabaran dan penglihatan diagnosis pada
kanker paru,sebuah pengecualian kepada penderita batuk darah yang tidak merokok seperti
pada bronkitis akut tidak selalu dilaksanakan endoskopi, walaupun pasien muda dengan
batuk,dimana pasien mulai merokok pada umur relatif muda akan menjadi calon dalam
pelaksanaan bronkoskopi. Pasien dengan batuk darah di tambah dengan kriteria yang memenuhi
seperti usia diatas 40 tahun, batuk darah yang sering dan kelainan abnormal pada pemeriksaan
radiograpi. Hasil negatip bronkoskopi ditemukan pada kelainan batuk darah dan menjadi peranan
penting yang dibutuhkan untuk high resolution CT pada paru untuk menunjukkan area yang

sebaliknya menjadi bronkiektasis .Prosedur ini juga dilaksanakan oleh ahli THT dalam
penatalaksanaan pendarahan pada hidung dan tenggorokan. (2)

Kanker paru
Kanker paru pada awalnya dapat timbul secara langsung pada jaringan paru (kanker paru
primer),tetapi dapat pula timbul karena metastase dari proses keganasan dari organ-organ organ
lain (kanker paru sekunder ).Sebaliknya kanker paru dapat pula menimbulkan metastase
beberapa organ antara lain otak,tulang dan hati. (5)
Faktor-faktor Etiologi paru :
-

Rokok

Polusi udara

Jenis pekerjaan

Faktor paru( fibrosis berbagai faktor benda asing,granuloma,dan tubekulosis). Telah


diketahui secara universal bahwa asap rokok merupakan salah satu sebab utama kanker paru,bila
dihisap secara langsung oleh para perokok maupun mereka yang bukanlah perokok tetapi
sering menghirup udara yang tercemar asap rokok (perokok pasif).juga di ketahui bahwa makin
berpolusi udara di suatu tempat (baik karena industri maupun otomotif) makin banyaklah
penduduk yang terkena kanker paru. Sebaliknya perlu di ketahui pula bahwa kanker paru dapat
juga menyerang pula orang yang tidak merokok.Masih suatu tanda tanya apakah adanya proses
TB lama dapat menginduksi terjadinya proses kanker,memang ada beberapa kasus,tetapi masih
dipersoalkan apakah nemang ada hubungan sebab akibat secara langsung atau secara kebetulan
saja atau ada faktor lain
Dengan latar belakang adanya sel sel tertentu dalam jaringan paru,maka kanker paru dapat di
bedakan dalam tiga kategori besar
1. Kanker paru epidermoid (squamous cell lung), dimana sel-sel kankernya menunjukan
kemiripan sel epitel saluran pernapasan atas
2. Kanker paru Adeno-karsinoma (Adeno-carcinoma of the lungs),dimana sel kankernya
menunjukan kemiripan dengan kelenjar mukus dalam paru
3. Kanker paru dengan sel-sel besar (Large cell lung cancer)
4. Kanker paru dengan cell kecil (smal cell lung cancer)
Akhir-akhir ini ada kecendrungan untuk membagi kanker paru hanya 2 jenis saja,yaitu karsinoma
paru jenis karsinoma sel kecil (KPKSK) atau small cell lung cancer (SCLC) dan karsinoma paru
jenis karsinoma bukan sel kecil (KPBKSK) atau non small cell lung cancer (NSCLC)

Kanker paru epidermoid pertumbuhannya paling lambat,pada umumnya penderita akan bertahan
lebih dari 1 tahun,bahkan kadang-kadang bisa sampai 2-3 tahun sebelum meninggal karena
metastasis maupun komplikasi.
Kanker paru dengan sel-sel yang berdiferensiasi biasanya cepat sekali pertumbuhannya,misalnya
(KPSKSK)bisanya ada metastasis saat diagnosis.
Kanker paru adeno karsinoma pertumbuhannya termasuk sedang,diantara kedua varian yang
telah disebut terlebih dahulu. (5)
Secara terperinci indikasi pelaksanaan bronkoskopi mencakup :
1. Diagnosis pada penyakit :
-

Kanker paru

Nodul paru soliter

Penyakit paru interstisial

TB endobronkial

Batuk yang menetap atau terdapat keluhan perubahan dahak (sputum)

Kelainan foto toraks yang belum jelas penyebabnya perlu melakukan biopsi
sikatan dan bilasan bronkus pada tempat yang selektif
-

Pneumotoraks paru yang tidak mengembang

Pada batuk darah untuk menentukan sumber pendarahan

Pada foto toraks normal dengan sitologi dahak positip


1. Pada keadaan khusus

Paralisis n.recurrent/diafragma

Suara serak yang belum jelas penyebabnya

Mengi lokal

Cedera inhalasi akut

Pada keadaan tertentu (pengambilan spesimen,menilai letak ujung pipa trakea) pada
pasien dengan ventilasi mekanik

1. Terapeutik
-

Pengeluaran benda asing

Evakuasi akumulasi sekret bronkus/ mucus plug (bronchial toilet)

Pemasangan pipa trakea

Aspirasi seperti pada gejala akut inflamasi lobaris, dimana terapi fisioterapi memberikan
gambaran yang tidak memuaskan,ini dapat dikatakan bahwa rigid bronchoscopy merupakan
prosedur pelaksanan yang benar dari 3 pelaksanannya seperti pemotongan organ yang relatip
besar dan memudahkan dalam pengangkatan benda asing pada jalan napas dan pengambilan
bekuan darah yang dapat di lihat
-

Penanganan batuk darah masif

Terapi kanker dengan laser

Pemasangan stents trakeobronkial

DEFINISI BRONKOSKOPI
Merupakan tindakan invasif dengan memasukan alat bronkoskop kedalam percabangan bronkus.

TUJUAN
-

Menilai percabangan bronkus

Mengambil bahan ( spesimen ) pemeriksaan untuk diagnosis

Melakukan tindakan terapeutik

PERSIAPAN
A.

Bahan dan alat

1 set peralatan bronkoskopi

Sumber oksigen dengan aparatusnya

Sulfas atropin ( SA) 0,25 mg (1 ampul )

Diazepam 5 mg

Semprit 5 cc, 3 buah

Kain penutup mata penderita

Mouth piece

Betadin yang diencerkan (untuk mencuci bronkoskopi)

Kasa

Cairan NACL 0,9 %

1 Set kedaruratan (Adrenalin deksametason, sulfas atropin (SA), bikarbonat,


bronkodilator) dan alat-alat infus/ iv (venocath, cairan infus dan ditambah semprit)
-

Formulir status bronkoskopi

Fomulir tindakan bronkoskopi

B.

Penderita

Codein 10 mg dengan ekstra beladona 2 tablet/kali yang diminum 12 jam dan 6 jam
sebelum tindakan
-

Foto toraks PA dan lateral terbaru,CT scan toraks bila ada

Puasa sekurang-kurangya 4 jam sebelum tindakan

PROSEDUR TINDAKAN
-

Permintaan tindakan dokter yang merawat

Buat status bronkoskopi

Pasien dipersiapkan di ruang pemeriksaan dengan memeriksa tanda tanda vital,status


paru dan jantung
Premedikasi dengan SA 0,25 mg IM dan atau diazepam 5 mg. Dosis tergantung umur
dan kondisi pasien
Anestesi lokal dengan kumur tenggorokan menggunakan lidokain 2 % Sebanyak 5 ml
selama 5 menit dalam posisi duduk

Anestesi lokal lanjutan didaerah laring dan faring serta pita suara demgan bantuan kaca
laring menggunakan xylocain spray (5-7 semprot ) dilanjutkan dengan instilasi lidokain 2 %
sebanyak 5ml kedalam trakea melalui pita suara
Pasien siap diperiksa dalam posisi telentang dengan kepala ekstensi maksimal (posisi
duduk bila tidak bisa telentang) dengan operator berdiri di belakang kepala pasien
Oksimeter ditempelkan pada jari telunjuk [pasien,kanul hidung di pasang dan oksigen di
berikan sebesar 3-4 x / menit dan kedua mata ditutup dengan kain penutup untuk mencegah
terkena larutan lidokain/pembilasan
Mouth piece diletakan di antara gigi atas dan bawah untuk mencegah tergigitnya
bronkoskop (jika bronkoskopi melalui mulut)
Bila telah sampai pita suara dan pasien terbatuk selama melakukan tindakan, dapat
diberi instilasi lidokain 1-2 ml bronkoskop (dosis aksimal lidocain 400mg)
Nilai keadaan pita suara,trakea dan kanina,bronkus kanan dan kiri beserta cabang
cabangnya sampai bronkus subsegmen
-

Membuat laporan bronkoskopi

BILASAN BRONKUS ( BRONCIAL WASHING )

DEFINISI
Tindakan membilas daerah bronkus dan cabang cabangnya dengan bantuan bronkoskop
(terutama daerah yang dijumpai terdapat kelainan)

TUJUAN
-

Mendapat spesimen/bahan pemeriksaan

Membersihkan bronkus dari sekret, darah atau bekuan darah

INDIKASI
Diagnostik
dan keganasan

: Pada penyakit paru infeksi,non infeksi (misalnya penyakit paru kerja )

: Evakuasi bahan yang teraspirasi/terinhalasi

Terapi

Pasca bedah
tindakan operasi

: Membersihkan sisa sisa darah dan bekuan darah selama terjadi

PROSEDUR TINDAKAN
-

Sama seperti melakukan tindakan bronkoskopy

Setelah bronkoskopi berada pada daerah bronkus yang dicurigai sesuai dengan tujuan
pemeriksaan dibilas dengan memasukan cairan nacl 0.9% hangat sebanyak 5 ml yang kemudian
segera di sedot,ditampung didalam wadah penampung kusus yang di pasamg pada alat
broncoscopy.Tindakan tersebut dapat diulang sampai dirasa cukup bersih atau di dapat bahan
pemeriksaan
SIKATAN BRONKUS ( BRONCHIAL BRUSING )

DEFINISI
Tindakan menyikat daerah bronkus yang dicurigai terdapat kelainan.

TUJUAN
Mendapatkan bahan/spesimen pemeriksaan untuk di buat sedian apus sitologi,untuk pemeriksaan
mikroorganisme (termasuk m ,tuberculosis)

INDIKASI
-

Kelainan di daerah trakeo bronkial berupa jaringan infiltratif yang dicurigai keganasan

Curiga TB endobronkial

Penyakit inpeksi peru saluran napas bawah

PROSEDUR TINDAKAN
-

Sama seperti tindakan pada bronkskopi

Setelah bronkoskopi berada pada daerah bronkus yang di inginkan dan di curigai
terdapat kelainan alat sikat yang di kehendaki di masukkan melalui bronkoskop kemudian di
lakukan sikatan beberapa kali sampai dirasakan cukup

Setelah selesai melakukan sikatan,alat sikat ditarik kedalam kanul bronkoskop dan di
kelualkan melaluio trakeo-bronkial bersama bronkoskop.Selama berada di luar sikat dikeluarkan
dari ujung bronkoskop sepanjang = 5 cm kemudian sikatan di jentik jentikan pada gelas objek
dan di buat sedian hapus (bila menggunakan sikat tampa selubuing untuk pemeriksaan kanker
paru ) lalu ujung sikat di gunting dan langsung dimasukkan kerdalam pot steril berisi media
transport/ pembiakan (bila menggunakan sikat kateter ganda untuk pemeriksaan mikro
organisme
Sedian hapus untuk pemeriksaan sitologi di rendam dalam wadah berisi alkohol 96%
dan dikirim ke laboratorium patologi anotomi
-

Alat sikat dikeluarkan dari bronkoskop

Bronkoskop di ulang untuk evakuasi penyikatan bila ada pendarahan diatasi

Setelah yakin tidak ada masalah lagi,Bronkoskop dapat di keluarkan

BIOPSI FORCEP
DEFINISI
Tindakan biopsi dengan menggunakan alat biopsi forcep melalui bronkoskop

TUJUAN
Mengambil tindakan pemeriksaan/spesimen dari mukosa trakeo bronkial untuk
pemeriksaan histologi
-

Benda asing yang kecil yang kemumgkinan dapat dipegang oleh forcep

PROSEDUR TINDAKAN
-

Sama seperti prosedur pada bronkoskopi

Setelah bronkoskop pada daerah bronkus yang dinginkan/dicurigai terdapat kelainan,


ujung bronkoskop di tempatkan = 4 cm di daerah tersebut
Kemudian alat biopsi forcep dimasukan melalui manuver channel/ kanal perasat sampai
terlihat keluar dari ujung bronkoskop.Asisten di intruksikan untuk membuka forcep lalu forcep di
dorong sampai terbenam di masa/jaringan,kemudian asisten di intruksikan untuk menutup forcep
sambil melihat apa yang di dapat ( sedapat mungkin jangan mengambil daerah nekrotik )

Setelah selasai melakukan biopsi,forcep bersama material yang di dapat ditarik keluar
dari bronkoskop
Bahan/material yang didapat di rendam dalam wadah formalin 40 % dan di krim kem
laboratorium patologi anatomi bronkocoscop dilanjutkan untuk di evakuuasi,bila ada pendarahan
harus segera diatasi dan setelah yakin masalah lagi, bronkoskop dapat di keluarkan

PENGAMGKAYAN BENDA ASING


DEFINISI
Pengambilan/pengeluaran benda asing dalam saluran napas yang bertujuan membebaskan jalan
napas

PERSIAPAN TINDAKAN
1. Bahan dan alat sama dengan bronkoskopi
2. Pasien
-

Bila mungkin puasa selama 4 jam tindakan foto toraks PA lateral terbaru

Laboratorium hemostasis,AGDA dan elektrolit

Konsultasi anastesi

Konsultasi kardiologi atas indikasi


1. Ruang tindakan

Dilaksanakan pada ruangan bedah

PROSEDUR TINDAKAN
-

Tahap awal seperti tindakan bronkoskopi

Lihat benda asing yang terdapat pada lumen bronkus,penggunaan alat di sesuaikan
dengan jenis benda asing yang akan dikeluarkan. Belun ada standar baku untuk ukuran yang
akan digunakan
-

Prinsip

Grasping Forsep untuk mengeluarkan pipih tipis inorganik seperti cairan


pin,baut,mur,klips atau atau organik keras misal tulang
-

Basket untuk meneluarkan berukuran besar dan bulky

Magnet untuk benda yang terbuat dari logam yang kecil,jarum,klip

Jangan mendorong benda asing sehingga masuk lebih ke distal. (3)

Indikasi pada ca broncus


FFB merupakan pelaksanan yang penting dalam mendiagnosis lung CA,yang semakin
bekembang.Percobaan pada pelaksanaan prosedur ini sekarang dapat di gunakan untuk
pencarian staging dan follow up penderita lung CA.Beberapa gambaran radiologi dapat
mengarahkan kita kepada diagnosa lung CA Khususnya kepada perokok. Gejala seperti
hemoptisis,refractur cough,infeksi paru berulang yang dapat di perkirakan kearah tumor paru
dan dilanjutkan penelitian kearah FFB,tidak juga dapat dihilangkan gejala kecil seperti
pertambahan berat badan yang bekurang,demam yang berkepanjangan.Pasien dengan
pemeriksaan radiograpi yang hasilnya terdapat konsolidasi,atelectasis,pleursy,,kelainan pada
medistinum,ada gambaran massa,terdapat nodul yang soliter atau multipel.
hemoptysis adalah indikasi yang terbesar untuk pelaksanan prosedur ini (terdapat pada 80 % )
Pada pasisen dengan gejala hemoptysis dengan prosedur FFB selama ini kemungkinan sekitar 69%.temuan ini menjadi hasil hal yang di waspadai pada pasien dengan hemoptysis,ditambah
dengan gejala usia yang tua dan perokok berat
Seadangnkan pada efusi pleuira yang ditemukan kemudian cairan pleura di periksa dengan
frosedur ini akan ditemukan sekitar 30 % kasus
Ketika lesi dapat dilihat,tehnik yang digunakan adalah biopsi bronkus dengan histologi
diagnosis,dimamana ketepatannya sampai 95 %.Percobaab sitologi yang menggunakan prosedur
brusing brinkus memiliki akurasi sampai 98 % pada pasin yang mempunyai central mass,ketika
lesi yang di temukan adalah lesi yang periperial soliter nodul memiliki hasil 5 sampai 25 % pada
nodul di bawah 2 cm.Metoda yang juga terakhir diguakan dengan menyinari bronkus dengan
laser.Metoda ini menberikan gambaaran warna hijau pada normal bronkus,tapi ditemukan warna
coklat pada bronkus yang abnormal. (2)

KOMPLIKASI
Keamanan pada pelaksanaan kedua prosedur ini dapat membawa operator mengabaikan hal
yang membawa kedalam kesalahan kesalahan pelaksanaan,yang secara tiba tiba ditemukan dan
mungkin terjadi.Diharapkan sikap yang hati-hati dan cermat dalam menghadapi segala
kemungkinan walaupun prosedur pelaksanan relatif aman.

Survei yang dilaksanakan pada pelaksanan selama ini dapat diabaikan jumlah mortalitas dalam
kasus ini .Salah satu survei melaporkan kematian bersekitar 0,01 % dari 48000 prosedur yang
dilaksanakan.
Pada pusat pelakasanann dilaporkan kematian
terjadi akibat reaksi tropical
anasthetic,pendaraham masif dan pendarahan yang berasal,tumor yang tejadi secara masif
mengikuti sebelumnya,myocardial infark,tidak boleh diabaikan.kronik respirasi insufiensi seperti
pneumonia dan sakit jantung yang menyertai akan mrnjadi faktor penyebab kematian.Penyebab
kematian dari kardiovascular biasanya sebabkan Myocardial infark atau kegagalan ventrikel
kanan.hal lain yang juga pernah dilaporkan akibat timbulnya aspirasi pneumonia.
Pneumothorax juga sering ditemukam dalam pelaksanaan kasus ini,terutama pelaksannaan trans
bronkial bekisar 5,5 % 3387 prosedur,Walaupun jarum aspirasi melaliu intercostal.
Untuk encegah terjadi pendarahan sebelumnya dilakasanakan pemeriksaan darah seperti
pemeriksaaan pembekuan darah,darah rutin dan pemeriksaan kelainan hemodinamik lainnya.
Pelaksanaan lanjutan dengan memberikan 5 ml atau 1:200000 epineprin Sebelum
biopsi.Gunakan tehnik irisan dimana ditambahkan tampon pada ujumg bronkoskopi disaat
terjsadinya pendarahan setelah biopsi.Dapat juga dengan mmenggunakan balon kateter yang
dikutsertakan pada proses pembedahan.
Jika selurih prosedur telah dilaksanakan dan terjadi pendarahan masif dan menimbulkan aspiksia
yang diakibatkan tertutupnya lumen jalan napas. Dengan intubasi buta harus segera dilaksanakan
segera pada broncus paru sebelah yang normal sesegera mungkin (1)
Kesimpulan
Dikenal ada 2 alat sebelumnya pada bronkoskopi yaitu Rigid bronkoskopi yang digunakan untuk
mengambil benda asing dan mengisap adanya pendarahan pada bronkus,tetapi sifatnya yang
kaku tidak sanggup mencapai percabangan bronkus yang lebih kecil.Kemudian di perkenalkan
fleksibel fibiroptc broncoscopy yang bersifat lentur yang dapat mencapai percabangan bronkus
yang lebih perifer
Prosedur pelaksanann bronkoskopi menjadi pilihan utama dalam mendeteksi penyakit paru,selain
pelaksanan lainnya yang membantu seperti sitologi sputum dan CT scan..Alat ini memeliki
keakuratan sampai persentase yang tinggi dalam mewujudkan diagnosa kanker paru ,dan
istimewanya dapat juga sebagai follow up dari perkembangan penyakit selanjutnya.
Tak jarang prosedur ini juga di gunakan dalam fungsi yang lainnya seperti mengambil benda
asing serta penanganan pendarahan yang masif.
Walaupun pelaksanaan prosedur ini relatif aman,tetepi diharapkan agar pelaksanaan selalu
mengadakan pemeriksaan seluruhnya sebelum diadakan tindakan pemeriksaan.Penyediaan alat
emergensi merupakan hal yang mutlak.mangatasi segala kemungkinan.

Kerjasama antar ahli paru dan ahli onkologi yang erat dalam pelaksanan prosedur ini sangat
membantu dalam keberhasilan prosedur pelaksanaan

Anda mungkin juga menyukai