ABSTRACT
Aspergilloma is a fungal infection of the lungs or pulmonary mycoses caused by Aspergillus
Fumigatus with a frequency of 95% of the incidence aspergillosis infections. Aspergilloma is a
colonization in the lung cavity with the majority (13-89%) caused by tuberculosis. This article is a
case report of a 42-year-old man who was diagnosed with Aspergilloma and had lobectomy surgery.
In addition, further treatment that needs to be given to patients is Anti-fungal Drugs (OAJ). The high
cases of pulmonary TB in Indonesia require clinicians to be able to diagnose aspergilloma to sequele
of tubeculosis especially with cavity dan hemaptoe then early and provide immediate treatment to
avoid complications due to aspergilloma or death.
ABSTRAK
Aspergiloma merupakan infeksi jamur pada paru atau mikosis paru yang disebabkan oleh Aspergillus
Fumigatus dengan frekuensi 95% dari kejadian infeksi aspergilosis. Aspergiloma merupakan
kolonisasi di dalam kavitas paru dengan sebagian besar (13-89%) disebabkan oleh tuberkulosis.
Artikel ini merupakan suatu laporan kasus seorang laki-laki usia 42 tahun yang didiagnosis dengan
aspergiloma paru dimana pasien mengeluhkan batuk darah masif dan berulang. Pasien dirawat dan
telah menjalani operasi lobektomi. Selain operasi, tatalaksana lanjutan yang perlu diberikan pada
pasien adalah Obat Anti Jamur (OAJ). Kasus TB paru yang tinggi di Indonesia mengharuskan klinisi
dapat mendiagnosis dini aspergiloma pada pasien bekas tb paru terutama yang memiliki kavitas dan
gejala batuk darah selanjutnya memberikan tatalaksana segera untuk menghindari komplikasi akibat
aspergiloma termasuk kematian.
491
e-ISSN:2528-66510; Volume 6; No.3 (October, 2021): 491-497 Jurnal Human Care
492
e-ISSN:2528-66510; Volume 6; No.3 (October, 2021): 491-497 Jurnal Human Care
493
e-ISSN:2528-66510; Volume 6; No.3 (October, 2021): 491-497 Jurnal Human Care
Batuk darah sedikitnya 600 ml/24 jam CT scan toraks dapat membantu
Batuk darah volume 250- 600 ml/24 menegakkan diagnosis jika gambaran foto
jam pada pasien dengan kadar Hb<10 toraks kurang mendukung untuk
g/dl dan masih terus berlangsung. diagnosis. CT scan toraks
Batuk darah volume 250- 600 ml/24 menggambarkan gelembung gas sering
jam pada pasien dengan kadar Hb>10 terlihat didalam fungus ball. Gambaran
g/dl sedangkan dalam pengamatan 48 radiologis ini dapat dilihat pada kondisi
jam masih belum berhenti. lain seperti neoplasma, abses paru, kista
hidatidosa yang pecah, cavitating
Wegener’s granulomatosis , bekuan darah
Gejala lain pada aspergiloma yang pada kavitas yang sudah ada
tidak khas dapat berupa batuk kronik, sebelumnya. CT angiografi dapat
sesak napas, nyeri dada, demam, dilakukan pada pasien dengan
penurunan nafsu makan, penurunan berat hemoptisis untuk mengidentifikasi arteri
badan dll. Batuk kronik dan penurunan bronkial hipertrofik yang mensuplai darah
berat badan dikeluhkan pada pasien ini. pada dinding kistik aspergiloma.11 Pasien
Batuk kronik disebabkan rangsangan ini memiliki gambaran CT scan toraks
reseptor batuk di saluran napas oleh Juli 2019 tampak fibroinfiltrat dan lesi
aspergiloma yang kemudian oleh serabut noduler disertai gambaran halo dengan
eferen diteruskan ke pusat batuk. ukuran 5,9 x 4, 86 x 6,99 cm di lapangan
Penurunan nafsu makan disebabkan oleh atas paru kiri, tampak pula lesi hipodens
inflamasi yang menghasilkan hormon bulat-bulat multiple hampir seluruh
diantaranya kortisol dan leptin. Kortisol lapangan paru/perselubungan kedua paru.
merangsang proses glukoneogenesis, Kesan: aspergiloma dengan bullae serta
memecah lemak, menghasilkan glukosa. bronkiektasis (Hohl TM, 2007),
Begitupun leptin berperan dalam Pemeriksaan radiologi didapatkan
pemecahan lemak dan penurunan nafsu kesan suatu aspergiloma, maka bukti
makan, sehingga pasien dapat semakin respons imunologis terhadap Aspergilus
kurus akibat lemak yang terus dipecah sp. atau bukti langsung aspergilus sp.
(Gefter WB, 1992) dapat membantu mengkonfirmasi
Diagnosis ditegakkan berdasarkan diagnosis. Kultur sputum untuk aspergilus
gejala klinis dan pemeriksaan radiologi sp positif hanya pada 50% kasus.
(Foto toraks dan CT Scan toraks) serta Pengujian serologis untuk antibodi
bukti serologis antibodi atau mikrobiologis precipitins [immunoglobulin G (IgG)
dari Aspergilus sp. Pemeriksaan foto toraks terhadap aspergilus sp] memungkinkan
dapat ditemukan perselubungan didalam untuk diagnosis pasti, antibodi yang
kavitas, dengan tanda bulan sabit dimana mengendap pada antigen ditemukan lebih
ada ruang udara berbentuk bulan sabit dari 90% pasien aspergilloma. Selain itu
yang memisahkan bola jamur dari dinding pengujian terhadap Galactomanan (GM),
dada dikenal sebagai “air cresent”. komponen polisakarida dari dinding sel di
Kelainan ini banyak ditemukan di lobus aspergilus yang dapat dideteksi dalam
atas paru dan merupakan karekteristik dari cairan Bronchoalveolar Lavage (BAL)
aspergiloma. Saat perubahan posisi dan darah. Sensitivitas untuk GM di BAL
penderita maka bola jamur tersebut juga telah terbukti jauh lebih besar dari serum
akan bergerak. Foto toraks pada pasien ini GM. Beberapa kasus aspergiloma, tes
tampak kavitas dengan gambaran nodul antibodi atau GM mungkin negatif palsu,
opak didalamnya disertai fibrosis di sekitar terutama jika spesies aspergillus lain
lapangan paru bawah kiri menunjukkan terlibat atau jika pasien menggunakan
kesan bekas Tb dengan fungus ball di kortikosteroid. Pada keadaan yang
apeks paru kiri (Chamilos et al, 2008) diperlukan, biopsi paru dapat dilakukan (
495
e-ISSN:2528-66510; Volume 6; No.3 (October, 2021): 491-497 Jurnal Human Care
496
e-ISSN:2528-66510; Volume 6; No.3 (October, 2021): 491-497 Jurnal Human Care
497