Anda di halaman 1dari 7

e-ISSN:2528-66510; Volume 6; No.

3 (October, 2021): 491-497 Jurnal Human Care

TATALAKSANA ASPERGILOMA PADA BEKAS TB PARU

Khairuddin Hamdani1*, Irvan Medison2, Dewi Wahyu Fitrina3


1
Bagian Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas,
RSUP Dr. M. Djamil Jl Perintis Kemerdekaan, Sawahan Padang
*E-mail Korespondensi : bsmiwamena@gmail.com

Submitted: 15-07-2021, Reviewer: 26-07-2021, Accepted: 31-07-2021

ABSTRACT
Aspergilloma is a fungal infection of the lungs or pulmonary mycoses caused by Aspergillus
Fumigatus with a frequency of 95% of the incidence aspergillosis infections. Aspergilloma is a
colonization in the lung cavity with the majority (13-89%) caused by tuberculosis. This article is a
case report of a 42-year-old man who was diagnosed with Aspergilloma and had lobectomy surgery.
In addition, further treatment that needs to be given to patients is Anti-fungal Drugs (OAJ). The high
cases of pulmonary TB in Indonesia require clinicians to be able to diagnose aspergilloma to sequele
of tubeculosis especially with cavity dan hemaptoe then early and provide immediate treatment to
avoid complications due to aspergilloma or death.

Keywords: Aspergiloma, aspergilosis, lung mycoses, antifungal drug

ABSTRAK
Aspergiloma merupakan infeksi jamur pada paru atau mikosis paru yang disebabkan oleh Aspergillus
Fumigatus dengan frekuensi 95% dari kejadian infeksi aspergilosis. Aspergiloma merupakan
kolonisasi di dalam kavitas paru dengan sebagian besar (13-89%) disebabkan oleh tuberkulosis.
Artikel ini merupakan suatu laporan kasus seorang laki-laki usia 42 tahun yang didiagnosis dengan
aspergiloma paru dimana pasien mengeluhkan batuk darah masif dan berulang. Pasien dirawat dan
telah menjalani operasi lobektomi. Selain operasi, tatalaksana lanjutan yang perlu diberikan pada
pasien adalah Obat Anti Jamur (OAJ). Kasus TB paru yang tinggi di Indonesia mengharuskan klinisi
dapat mendiagnosis dini aspergiloma pada pasien bekas tb paru terutama yang memiliki kavitas dan
gejala batuk darah selanjutnya memberikan tatalaksana segera untuk menghindari komplikasi akibat
aspergiloma termasuk kematian.

Kata kunci: Aspergiloma, aspergilosis, mikosis paru, OAJ

PENDAHULUAN aspergilosis, dimana aspergiloma adalah


Penyakit infeksi sampai saat ini infeksi jamur saprofit berupa kolonisasi
masih menjadi masalah kesehatan utama didalam kavitas paru yang dapat
di Indonesia, salah satu nya adalah infeksi disebabkan oleh berbagai penyakit dasar.
jamur atau mikosis paru. Jenis mikosis Kolonisasi ini membentuk formasi seperti
paru yang sering dilaporkan adalah massa yang disebut fungus ball atau
aspergilosis. Frekuensi aspergilosis dari mycetoma. Aspergiloma terdiri dari hifa
tahun ke tahun meningkat dimana 95% aspergillus, fibrin, lendir, sel-sel
infeksi oleh aspergilus disebabkan oleh inflamasi, darah, dan komponen sel epitel-
Aspergilus Fumigatus. Aspergiloma paru epitel (Rozaliyani dkk, 2017).
merupakan salah satu bentuk klinis dari

491
e-ISSN:2528-66510; Volume 6; No.3 (October, 2021): 491-497 Jurnal Human Care

Aspergiloma sering ditemui pada jaringan operasi. Jaringan operasi diperiksa


pasien-pasien paska tuberkulosis paru, secara makroskopis dan mikroskopis.
baik yang baru sembuh maupun yang telah
HASIL DAN PEMBAHASAN
sembuh dalam periode waktu yang lama. Hasil Penelitian
Sebagian besar studi melaporkan kavitas Seorang pasien laki-laki, usia 42
paru pada aspergiloma disebabkan oleh tahun dikonsulkan dari bagian bedah
tuberkulosis. Aspergiloma juga ditemukan toraks dengan diagnosis post lobektomi ai
pada kavitas yang disebabkan oleh aspergiloma paru kiri. Pasien
berbagai penyakit dasar seperti mengeluhkan batuk darah sejak 1 tahun
sarcoidosis, bronkiektasis, kistik fibrosis, lalu, bersifat hilang-timbul. Peningkatan
kista paru, kanker paru (Brik A, dkk, batuk darah sejak 3 minggu lalu, darah
2007). merah segar, volume 700 cc/24 jam.
Manifestasi klinis aspergiloma Pasien telah dilakukan operasi lobektomi
paru beragam, mulai dari kasus tanpa oleh bagian bedah toraks satu minggu lalu.
gejala hingga hemoptisis masif yang bisa Saat ini batuk darah tidak dikeluhkan lagi.
berakibat fatal. Oleh karena itu, modalitas Batuk ada sejak empat tahun yang lalu,
terapi yang optimal untuk aspergiloma tidak berdahak terkadang berdahak warna
tergantung pada presentasi klinis. putih encer, batuk bersifat hilang timbul.
Pembedahan merupakan terapi definitif Batuk sudah tidak dikeluhkan. Pasien
untuk aspergiloma. Pasien dengan mengeluhkan penurunan nafsu makan dan
hemoptisis ringan dianjurkan tirah baring, berat badan ada tapi pasien tidak tahu
postural drainage dan terapi simptomatik berapa kilogram.
lain. Pasien hemoptisis berulang atau Pasien memiliki riwayat TB paru
masif, pembedahan dilakukan dengan (BTA +, rontgen toraks +) tahun 2015,
mempertimbangkan risiko operasi. Namun Gambar 1.
didapat dari Sp.P di Rumah Sakit Lubuk
pengambilan keputusan reseksi bedah Rontgen
Alung, diminum enam bulan dihentikan
sering terhambat oleh fungsi cadangan paru oleh dokter.toraks
Riwayat diabetes tidak ada,
yang buruk pada aspergiloma. Jika tidak 9/7/2019
riwayat hipertensi tidak ada, begitupun
mungkin dilakukan, dapat dipertimbangkan dalam keluarga. Pasien seorang petani,
tindakan embolisasi atau pemberian Obat merokok enam batang sehari selama 20
Anti Jamur (OAJ) transtorakal- intrakavitas tahun (Indeks Brinkman ringan), sudah
(Park S et al, 2009). berhenti sejak lima tahun yang lalu.
Kasus tuberkulosis paru di Pemeriksaan fisik pada pasien
Indonesia yang tinggi mengharuskan keadaan umum sedang, tanda vital dalam
klinisi mengetahui dan dapat memprediksi batas normal. Peningkatan tekanan vena
kejadian aspergiloma pada pasien bekas tb jugular & pembesaran kelenjar getah
paru. Mengetahui aspergiloma secara dini bening tidak dijumpai. Pemeriksaan
khususnya pada pasien tidak bergejala toraks, statis simetris, pergerakan sama
penting sebelum timbulnya gejala berat kiri dan kanan. Palpasi kiri atas tidak ada
yang memiliki prognosis buruk. begitupun pada auskultasi suara napas kiri
Berdasakan hal diatas penulis tertarik atas tidak ada, tidak dijumpai ronkhi &
untuk melaporkan kasus aspergiloma pada wheezing. Pemeriksaan jantung, abdomen
bekas tb yang dilakukan terapi operatif. dan ekstremitas dalam batas normal.
Hasil laboratorium lengkap tidak
terdapat kelainan. Pemeriksaan TCM
METODE PENELITIAN sputum MTB not detected, Rif resistance
Penelitian ini merupakan suatu laporan not detected dan BTA sputum negatif pada
kasus yang diambil dari Rumah Sakit Dr. M.
Djamil Padang. Data diperoleh dari rekam
dua kali pemeriksaan. Pasien telah
medis pasien, anamnesis, dan pemeriksaan dilakukan CT Scan toraks tanpa kontras

492
e-ISSN:2528-66510; Volume 6; No.3 (October, 2021): 491-497 Jurnal Human Care

saat rawatan dengan kesan aspergiloma


dengan bullae serta bronkiektasis.
Rontgen toraks tampak kavitas
dengan gambaran nodul opak didalamnya
disertai fibrosis di sekitar lapangan paru
bawah kiri menunjukkan kesan bekas Tb
dengan fungus ball di apeks paru kiri.
Gambar 3. Jaringan post
lobektomi

Jaringan post lobektomi tampak


jaringan kecoklatan, kenyal padat ukuran
3,5x3,5x2 cm penampang kecoklatan dan
sepotong jaringan paru 1 lobus kecoklatan,
kenyal padat, ukuran 10x4x4 cm
penampang kecoklatan, dikirim untuk
pemeriksaan histopatologi.
Gambar 1. Ro Hasil histopatologi (22/7/2019)
toraks (9/7/19)
1. Dari label aspergiloma mikroskopik
tampak potongan-potongan jaringan
terdiri dari perdarahan, jaringan
nekrotik, serta fungus ball. Fungus
ball terdiri atas hifa-hifa jamur
dengan bentukan septa yang bersudut.
Diagnosa: Fungus ball ec Infeksi
Aspergilus.
2. Dari label paru mikroskopik tampak
potongan-potongan jaringan bronkus
dengan dengan permukaan dilapisi
epitel respiratorius yang sebagian
mengalami metaplasia skuamosa
mengandung tulang rawan, kelenjar
dengan permukaan dilapisi epitel
kuboid. Stroma mengandung sebukan
padat dan kelompokan sel-sel limfosit
Gambar 2. Ct Scan dan sel plasma. Pada satu bagian
Toraks(12/7/19) tampak kelompokan hifa jamur
dengan bentukan septa yang bersudut.
Pada bagian lain tampak jaringan paru
Gambaran CT scan toraks tanggal terdiri atas alveoli-alveoli dengan
12 Juli 2019 tampak fibroinfiltrat dan lesi permukaan dilapisi epitel kuboid,
noduler disertai gambaran halo dengan lumen berisi eritrosi, serta jaringan
ukuran 5,9 x 4, 86 x 6,99 cm di lapangan ikat mengandung sebukan padat dan
atas paru kiri, tampak pula lesi hipodens kelompokan sel-sel limfosit, sel
bulat-bulat multiple hampir seluruh plasma, histiosit. Diagnosa radang
lapangan paru/perselubungan kedua paru. kronik ec infeksi jamur aspergilus sp.
Kesan: aspergiloma dengan bullae serta
bronkiektasis.

493
e-ISSN:2528-66510; Volume 6; No.3 (October, 2021): 491-497 Jurnal Human Care

Diagnosis : post lobektomi ai 1. Penderita yang mengalami gangguan


aspergiloma paru kiri + bekas TB kekebalan tubuh;
Terapi : flukonazole 1x150 -Kongenital, merupakan sindrom
mg defisiensi imun
Rencana : kultur jamur -Acquaired, diantaranya
sputum penerima transplantasi organ
yang menerima terapi
Pasien laki-laki usia 42 tahun
imunosupresif, pasien yang
dikonsulkan dari bagian bedah toraks
menjalani kemoterapi atau
dengan keluhan utama batuk darah sejak
radioterapi, penggunaaan
2 tahun lalu, bersifat hilang-timbul. Batuk
kortikosteroid jangka panjang,
darah meningkat dalam 3 minggu ini,
diabetes mellitus dan pasien
darah berwarna merah segar dengan
yang mengalami perawatan ICU
volume 700 cc/24 jam. Pasien telah
yang lama.
dilakukan lobektomi a.i aspergiloma paru
kiri satu minggu yang lalu. Saat ini 2. Penderita yang memiliki penyakit
keluhan batuk darah tidak dikeluhkan lagi kronis atau destroyed lung, pada
oleh pasien. kondisi ini terdapat kerusakan
Aspergiloma paru adalah salah mekanisme pertahanan lokal
satu penyakit infeksi jamur yang bronkopulmoner.
disebabkan oleh spesies saprofitik, genus
aspergilus yang banyak terdapat di alam.
Aspergiloma paru ini berupa kolonisasi di Gejala klinis aspergiloma
dalam kavitas paru yang dapat disebabkan bervariasi, dapat asimptomatik sampai
oleh berbagai penyakit dasar seperti mengancam nyawa. Gejala klinis
tuberkulosis paru pada penderita dengan biasanya juga tidak spesifik, seperti batuk,
imunosupresi, penyakit paru kronis dll. batuk darah, dispneu, kelemahan umum,
Sebagian besar studi melaporkan kavitas demam, penurunan nafsu makan dan berat
paru pada aspergiloma sebagian besar (13- badan. Batuk darah dapat terjadi berulang
89%) disebabkan oleh tuberkulosis. Pasien pada dua pertiga dari kasus aspergiloma
ini memiliki riwayat TB paru tahun 2015 dengan berbagai derajatnya dari ringan,
dan minum obat OAT selama 6 bulan. berat sampai mengancam jiwa. Pasien ini
Kavitas pada paru pasien ini menjadi mengalami batuk darah berulang dalam 1
tempat tumbuhnya jamur aspergilus. tahun (Kurul IC et al, 2004).
Kavitas terbentuk dari alveoli yang Batuk darah yang dialami pasien
membentuk tuberkel dan perkijuan yang tergolong masif dengan volume±700cc
pecah. Kavitas pada pasien ini ditemukan dalam 24 jam. Batuk darah masif yang
di apeks paru kiri (Moodley et al, 2014) terjadi pada penderita aspergilloma tidak
Pasien ini tidak ditemukan dapat diprediksi. Kemungkinan penyebab
keadaan imunosupresi (tidak ada batuk darah adalah: erosi (invasi lokal)
pemakaian kortikosteroid jangka panjang pada pembuluh darah yang melapisi
dan tidak ada infeksi HIV. Riwayat TB rongga, iritasi mekanis pada pembuluh
paru menjadi faktor resiko pasien ini darah yang terbuka pada kavitas, pelepasan
mendapatkan infeksi aspergiloma endotoksin hemolitik dan enzim
sebagaimana dikatakan oleh Passera E proteolitik seperti trypsin oleh jamur,
dkk, yaitu Terdapat 2 kelompok penderita infeksi bakteri akut yang terjadi
yang berisiko berkembang menjadi bersamaan. Dikatakan masif karena
infeksi jamur saprofit ini, antara lain memenuhi salah satu kriteria Busroh
(Demir A et al, 2006): (1978) yaitu sebagai berikut (Lee JG et al,
2009):
494
e-ISSN:2528-66510; Volume 6; No.3 (October, 2021): 491-497 Jurnal Human Care

 Batuk darah sedikitnya 600 ml/24 jam CT scan toraks dapat membantu
 Batuk darah volume 250- 600 ml/24 menegakkan diagnosis jika gambaran foto
jam pada pasien dengan kadar Hb<10 toraks kurang mendukung untuk
g/dl dan masih terus berlangsung. diagnosis. CT scan toraks
 Batuk darah volume 250- 600 ml/24 menggambarkan gelembung gas sering
jam pada pasien dengan kadar Hb>10 terlihat didalam fungus ball. Gambaran
g/dl sedangkan dalam pengamatan 48 radiologis ini dapat dilihat pada kondisi
jam masih belum berhenti. lain seperti neoplasma, abses paru, kista
hidatidosa yang pecah, cavitating
Wegener’s granulomatosis , bekuan darah
Gejala lain pada aspergiloma yang pada kavitas yang sudah ada
tidak khas dapat berupa batuk kronik, sebelumnya. CT angiografi dapat
sesak napas, nyeri dada, demam, dilakukan pada pasien dengan
penurunan nafsu makan, penurunan berat hemoptisis untuk mengidentifikasi arteri
badan dll. Batuk kronik dan penurunan bronkial hipertrofik yang mensuplai darah
berat badan dikeluhkan pada pasien ini. pada dinding kistik aspergiloma.11 Pasien
Batuk kronik disebabkan rangsangan ini memiliki gambaran CT scan toraks
reseptor batuk di saluran napas oleh Juli 2019 tampak fibroinfiltrat dan lesi
aspergiloma yang kemudian oleh serabut noduler disertai gambaran halo dengan
eferen diteruskan ke pusat batuk. ukuran 5,9 x 4, 86 x 6,99 cm di lapangan
Penurunan nafsu makan disebabkan oleh atas paru kiri, tampak pula lesi hipodens
inflamasi yang menghasilkan hormon bulat-bulat multiple hampir seluruh
diantaranya kortisol dan leptin. Kortisol lapangan paru/perselubungan kedua paru.
merangsang proses glukoneogenesis, Kesan: aspergiloma dengan bullae serta
memecah lemak, menghasilkan glukosa. bronkiektasis (Hohl TM, 2007),
Begitupun leptin berperan dalam Pemeriksaan radiologi didapatkan
pemecahan lemak dan penurunan nafsu kesan suatu aspergiloma, maka bukti
makan, sehingga pasien dapat semakin respons imunologis terhadap Aspergilus
kurus akibat lemak yang terus dipecah sp. atau bukti langsung aspergilus sp.
(Gefter WB, 1992) dapat membantu mengkonfirmasi
Diagnosis ditegakkan berdasarkan diagnosis. Kultur sputum untuk aspergilus
gejala klinis dan pemeriksaan radiologi sp positif hanya pada 50% kasus.
(Foto toraks dan CT Scan toraks) serta Pengujian serologis untuk antibodi
bukti serologis antibodi atau mikrobiologis precipitins [immunoglobulin G (IgG)
dari Aspergilus sp. Pemeriksaan foto toraks terhadap aspergilus sp] memungkinkan
dapat ditemukan perselubungan didalam untuk diagnosis pasti, antibodi yang
kavitas, dengan tanda bulan sabit dimana mengendap pada antigen ditemukan lebih
ada ruang udara berbentuk bulan sabit dari 90% pasien aspergilloma. Selain itu
yang memisahkan bola jamur dari dinding pengujian terhadap Galactomanan (GM),
dada dikenal sebagai “air cresent”. komponen polisakarida dari dinding sel di
Kelainan ini banyak ditemukan di lobus aspergilus yang dapat dideteksi dalam
atas paru dan merupakan karekteristik dari cairan Bronchoalveolar Lavage (BAL)
aspergiloma. Saat perubahan posisi dan darah. Sensitivitas untuk GM di BAL
penderita maka bola jamur tersebut juga telah terbukti jauh lebih besar dari serum
akan bergerak. Foto toraks pada pasien ini GM. Beberapa kasus aspergiloma, tes
tampak kavitas dengan gambaran nodul antibodi atau GM mungkin negatif palsu,
opak didalamnya disertai fibrosis di sekitar terutama jika spesies aspergillus lain
lapangan paru bawah kiri menunjukkan terlibat atau jika pasien menggunakan
kesan bekas Tb dengan fungus ball di kortikosteroid. Pada keadaan yang
apeks paru kiri (Chamilos et al, 2008) diperlukan, biopsi paru dapat dilakukan (

495
e-ISSN:2528-66510; Volume 6; No.3 (October, 2021): 491-497 Jurnal Human Care

Pasien ini belum dilakukan pemeriksaan penelitian menyebutkan pemberian


kultur jamur pada sputum. Tes itrakonazol oral dapat memberikan
laboratorium serologis tidak dilakukan perbaikan secara klinis dan radiologi. Dosis
karena tidak tersedia di rumah sakit kami. yang dianjurkan adalah 200-400mg/hari
Ketersediaan tes yang diperlukan untuk selama 6-18 bulan. Kelemahan itrakonazol
diagnosis pasti aspergiloma masih belum adalah memiliki waktu kerja yang lama
tersedia secara menyeluruh dan jika untuk memberikan efek dan seringkali
tersedia biasanya memerlukan biaya yang terjadi kekambuhan jika obat dihentikan.
tidak murah. Hasil histopatologi jaringan Pasien ini diberikan terapi anti jamur
reseksi ditemukan aspergilosis sp. dengan flukonazole karena itrakonazol
Berdasarkan klinis, radiologi dan tidak tersedia dan tidak ditanggung oleh
pemeriksaan histopatologi jaringan reseksi BPJS meskipun secara kepustakaan
pasien tegak didiagnosis dengan flukonazol bukanlah menjadi pilihan
aspergilomA (Pasera e ET AL, 2012). terapi dikarenakan aspergilus sp tidak
Menurut IDSA 2016 pasien termasuk spektrum flukonazol sehingga
aspergiloma tanpa gejala dan tidak terapinya tidak tepat. Selain itu
pertambahan ukuran rongga selama 6-24 berdasarkan IDSA 2016, pasien
bulan tidak dianjurkan tindakan intervensi, aspergiloma yang telah dilakukan operasi
sehingga dilakukan observasi. Sedangkan dan operasi dinilai tidak menimbulkan
pasien aspergiloma dengan gejala kontaminan isi fungus ball ke jaringan
terutama hemoptisis yang signifikan sekitar paru maka tidak memerlukan
dilakukan tindakan reseksi (Richardson, pemberian OAJ. Pemberian OAJ pada
1993) Selain itu, pada batuk darah yang pasien ini juga dinilai tidak tepat
berulang dan masif pembedahan harus (Moodley, 1977)
dipertimbangkan. Pasien ini mengalami Pasien merupakan pasien yang
batuk darah masif dan berulang, maka dikonsulkan oleh bagian bedah toraks ke
diindikasikan tindakan bedah. Tindakan bagian paru untuk rencana pemberian OAJ
bedah dapat berupa reseksi secara apakah diperlukan pada pasien ini. Konsul
segmental atau pada lesi saja dan yang terlewatkan pada pasien ini adalah
lobektomi seperti halnnya pada pasien ini konsul resiko operasi sebelum dilakukan
telah dilakukan lobektomi (Hayes GE, pembedahan. Penilaian fungsi paru dengan
2016). spirometri pada pasien sebelum dilakukan
Prosedur Bronchial Artery operasi sangat penting untuk menilai
Embolization (BAE) harus fungsi paru dan prognosis saat operasi dan
dipertimbangkan sebagai tindakan setelah operasi selesai. Pasien ini tidak
sementara pada pasien dengan hemoptisis dilakukan spirometri sebelum operasi.
masif dan berulang yang mengancam jiwa.
Pendekatan ini terbukti hanya efektif
sementara dan dapat terjadi kekambuhan SIMPULAN
karena adanya pembuluh darah kolateral Aspergiloma merupakan infeksi
yang terlibat, sehingga BAE sering jamur paru dengan gejala klinis bervariasi
digunakan sebagai prosedur awal sebelum dari yang ringan sampai berat, bisa tidak
penderita menjalani reseksi. Beberapa studi spesifik. Hemaptoe masif merupakan
menyebutkan peran pemberian obat anti gejala berat yang mengancam nyawa.
jamur itrakonazol oral dapat memberikan Hemaptoe masif dan berulang merupakan
perbaikan klinis dan radiologi. Dosis yang indikasi dilakukan tindakan bedah berupa
digunakan adalah 200-400 mg/hari selama reseksi segmen, lesi atau lobektomi.
6-18 bulan. OAJ lain yang dianjurkan Tatalaksana yang dini dan tepat memiliki
adalah varikanazol 150-200mg 2x/hari an prognosis yang baik.
posaconazole 300mg 1x/hari. Beberapa

496
e-ISSN:2528-66510; Volume 6; No.3 (October, 2021): 491-497 Jurnal Human Care

UCAPAN TERIMAKASIH Kurul IC, Demircan S, Yazici U, Altinok


Terimakasih kepada unit penelitian T, Topcu S, Unlu M. Surgical
dan pengabdian masyarakat Fakultas management of pulmonary
Kedokteran Univesitas Andalas Padang aspergilloma. Asian Cardiovasc
dan Rumah Sakit Dr. M. Djamil Padang Thorac Ann 2004; 12: 320–323.
serta semua pihak yang telah membantu. Lee JG, Park IK, Kim DJ, Chang J, Kim
SK, Chung KY. Pulmonary
aspergilloma: analysis of prognosis in
DAFTAR PUSTAKA relation to symptom and treatment, J
Barnes PD, Marr KA. Aspergillosis: Thorac Cardiovasc Surg 138:820-
Spectrum of diasease, diagnosis, and 825.2009
treatment. Infectious Disease Clinics Moodley L, Pillay J, Dheda K.
of North America. 2016;20: 545–561. Aspergilloma and the surgeon. J
Brik A, Salam AM, Kamal A, Sadek MA, Thorac Dis 2014; 6(3):202–209.
Essa m, Sharawi M et al. Surgical Park S, Mehrad B. Innate imunity to
outcome of pulmonary aspergilloma. aspergillus species. Clinical
European Journal of Cardio-thoracic microbiology reviews. 2009; 22(4):
Surgery 2008;34:882-5. 535–551.
Chamilos G, Kontoyiannis DP. Passera E, Rizzi A, Robustellini M, Rossi
Aspergillus, candida, and other G, Pona CD, et al. Pulmonary
opportunistic mold infections of the aspergilloma: Clinical aspects and
lung. Fishman AP, Elias JA, Fishman surgical treatment outcome. Thorac
JA, Grippi MA, Senior RM et al. Surg Clin. 2012; 22: 345–361.
Fishman’s pulmonary diseases and Patterson f, Thompson G, Denning D et al.
disorders. Edisi 4. Philadelphia: Clinical Infectious disease. Practice
McGraw-Hill, 2008.h. 2291–2313. Guidelines for the Diagnosis and
Demir A, Gunluoglu MZ, Turna A, Kara Managemen of Aspergillosis. Update
H, Dincer SI. Analysis of surgical by IDSA. 2016
treatment for pulmonary aspergilloma. Pratap H, dewan RK, Singh L, Gill S,
Asian Cardiovasc Thorac Ann 2006; Vaddadi S. Surgical treatment of
14: 407–411. pulmonary aspergilloma: a series of
Gefter WB. The spectrum of Pulmonary 72 cases. The Indian Journal of Chest
Aspergillosis. J Thorac Imaging. Diseases & Allied Sciences
1992; 7; 56-74 2007;49:23-
Hohl TM, Feldmesser M. Aspergillus Richardson MD, Warnock DW. Fungal
fumigatus: Principles of pathogenesis Infection: diagnosis and
and host defense. Eukaryotic Cell. Management. Blackwell Scientific
2007; 6(11): 1953–1963. publication: 1993
Hayes GE, Frazer LN, Chronic Pulmonary Rozaliyani A, Jusuf A, Handayani D,
Aspergillosis; Where are we, and Syahruddin E, Burhan E, Isbaniyah F.
where are we going. Mikosis paru. Pedoman nasional Untuk
Fungi.2016;2(18):1-3 Diagnosis dan Penatalaksanaan di
Indonesia. PDPI. Jakarta. 2017

497

Anda mungkin juga menyukai