ASPERGILLOMA
Dosen Pembimbing :
dr.Syamsul Bihar, M.Ked (Paru), Sp.P (K),FISR
Disusun Oleh :
Tujuan Penulisan
• Tujuan Umum
Untuk memenuhi salah satu syarat menjalani kepaniteraan klinik di Bagian Paru Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara, Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara, Medan.
• Tujuan Khusus
Untuk menambah pengetahuan mengenai aspergiloma.
DEFINISI
• Aspergilloma, juga dikenal sebagai mycetoma atau bola jamur (fungus
ball), adalah koloni jamur yang terdapat dalam kavitas tubuh seperti
paru-paru. Mycetoma biasanya terdiri dari Aspergillus fumigatus
(spesies aspergillus yang paling sering ditemukan), dan merupakan
bentuk non-invasif aspergillosis paru.
EPIDEMIOLOGI
Aspergilloma terjadi pada pasien dengan imunitas normal, tetapi secara
struktural paru-paru tidak normal, dengan rongga atau kavitas yang sudah ada
sebelumnya. Oleh karena itu secara demografi akan sesuai dengan kondisi
yang mendasari, seperti:4
• Tuberkulosis paru: paling sering, tercatat 25-80% kasus bergantung pada
prevalensi TB dalam populasi
• Sarkoidosis pulmonal
• Bronkiektasis karena berbagai sebab
• Kavitas pulmonal lainnya: kista bronkogenik, skustrasi pulmonal,
pneumatokel PCP
Etiologi
Aspergillus fumigatus, spesies yang paling sering ditemukan,
biasanya dihirup sebagai mikrospora (2-3 µm) yang tidak
mengenai orang-orang tanpa penyakit paru-paru yang
mendasarinya atau penyakit sistem kekebalan tubuh. Namun,
orang yang telah memiliki kelainan paru, terutama adanya
kavitas, yang biasanya disebabkan oleh TB, berisiko untuk
menderita aspergilloma.
Faktor Resiko
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena
aspergilloma adalah :
• Menderita gangguan sistem kekebalan tubuh, seperti HIV/AIDS.
• Memiliki jumlah sel darah putih rendah.
• Memiliki rongga udara di paru (kavitas) yang terbentuk akibat radiasi
atau penyakit paru lainnya seperti tuberkulosis dan sarkoidosis.
• Menderita asma atau cystic fibrosis.
• Menjalani terapi kortikosteroid dalam jangka panjang.
GEJALA KLINIS
Gejala klinis yang ditemukan bervariasi, dapat asimptomatik sampai batuk darah
yang mengancam nyawa.
Gejala klinis lain yang dapat muncul adalah batuk kronik, malaise, penurunan berat
badan, sesak, batuk produktif dengan dahak yang mukoid, dapat disertai pus atau
darah.
• Reseksi bedah
• bronchial artery embolization (BAE)
• instilasi endobronkial dan injeksi perkutaneus amfotericin
• antifungal (itrakonazol, variconazol, posaconazole )
Pencegahan
• Lindungi diri dari lingkungan :
• Hindari daerah yang banyak debu
• Hindari aktivitas yang melibatkan kontak langsung dengan tanah atau debu
• Bersihkan luka pada kulit dengan menggunakan sabun dan air hingga bersih
• Obat anti jamur
• Melakukan test untuk deteksi infeksi