Wendiono Alka
1508153944
Pembimbing
Dr. Hariadi Hatta, Sp.B-TKV
Pendahuluan
• Setiap paru dipisahkan dari dinding thoraks dan struktur lain di sekitarnya
oleh suatu kantung tertutup berdinding rangkap yaitu kantung pleura.
• Interior kantong pleura dikenal sebagai rongga pleura.
• Permukaan pleura mengeluarkan suatu cairan intrapleura tipis, yang
melumasi permukaan pleura selagi keduanya bergeser sewaktu
pergerakan napas.
• Terdapat 3 tekanan yang berperan penting dalam ventilasi:
1. Tekanan atmosfer (barometrik) : 760 mmHg.
2. Tekanan intra-alveolus: setiap tekanan intra-alveolus berbeda dari
tekanan atmosfer, udara terus mengalir sampai kedua tekanan seimbang.
3. Tekanan intrapleural : tekanan didalam kantung pleura, rerata 756
mmHg.
*Noppen M. Spontaneous pneumothorax : epidemiology, phatophysiology, and cause. Eur Respir Rev. 2010; 19 : 117, 217-219.
Etiologi
Primary Spontaneous Pneumothorax (PSP) : tidak terkait penyakit paru
yang mendasari. Tetapi ada beberapa faktor yang berperan yaitu:
• Merokok
• Tinggi kurus pada orang yang sehat
• Sindrom Marfan
• Kehamilan
• Familial pneumothorax
Etiologi
Secondary Spontaneous Pneumothorax (SSP)
• Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
• Asma
• Cystic fibrosis
• Pneumonia (e.g., necrotizing, Pneumocystis jirovecii)
• Abses Paru
• Tuberkulosis
• Malignancy
• Interstitial lung disease (e.g., idiopathic pulmonary fibrosis, sarcoidosis,
lymphangioleiomyomatosis)
• Connective tissue disease (e.g., Marfan syndrome, Ehlers-Danlos syndrome,
rheumatoid arthritis)
• Pulmonary infarct
• Aspirasi benda asinh
• Katamenial
• Birt-Hogg-Dube syndrome
Patofisologi
Primary Spontaneous Pneumothorax (PSP)
• Berdasarkan penelitian ditemukan bullae subpleura pada 76-100%
penderita pada pemeriksaan video-assisted thoracoscopic surgery.
• Patogenesis bulla subpleural belum jelas, banyak pendapat menyatakan
terjadinya kerusakan bagian apeks paru berhubungan dengan iskemia
atau peningkatan distensi pada alveoli.
• Bulla merupakan suatu kantong yang dibatasi sebagian oleh pleura fibrotik
yang menebal, sebagian oleh jaringan paru yang emfisematous.
• Bleb terbentuk dari suatu alveoli yang pecah melalui jaringan interstisial ke
dalam lapisan fibrosa tipis pleura viseralis yang kemudian berkumpul
dalam bentuk kista.
Patofisologi
Primary Spontaneous Pneumothorax (PSP)
• Adanya peningkatan tekanan intralveolar pada penyakit paru obstruktif
kronik dan adanya inflamasi akan menyebabkan ruptur alveolus, sehingga
udara akan berpindah keinterstisial, kemudian ke hilus serta terjadi
penumomediastinum dan ruptur pleura parietal.
• Mekanisme lain adalah perpindahan udara langsung kerongga pleura
akibat nekrosis jaringan paru misalnya pada pneumonia
Gejala klinis
• Nyeri dada pada sisi yang sakit
• Sesak nafas, dapat sedang sampai berat, kadang-kadang dapat
hilang dalam 24 jam apabila sebagian paru yang kolaps sudah
mengembang kembali
• Kombinasi keluhan dan gejala klinis pneumotoraks sangat
tergantung pada besarnya lesi pneumotoraks.
Diagnosis
Pemeriksaan Fisik
• Pasien dengan pneumotoraks < 15% hemitoraks dapat normal pada
pemeriksaan fisik.
• Inspeksi, mungkin terlihat sesak nafas, pergerakan dada berkurang,
batuk-batuk, sianosis serta iktus kordis tergeser ke arah yang sehat.
• Palpasi, mungkin dijumpai spatium interkostalis yang melebar, fremitus
melemah, trakea tergeser ke arah yang sehat dan iktus kordis tidak teraba
atau tergeser ke arah yang sehat.
• Perkusi, mungkin dijumpai sonor, hipersonor sampai timpani.
• Auskultasi, mungkin dijumpai suara nafas yang melemah, sampai
menghilang.
• Pasien dicurigai tension pneumotoraks apabila hipotensi, takikardi >
135x/menit dan sianosis.4
Diagnosis
Pemeriksaan penunjang
• Radiologi
1. Standard erect PA chest x-ray.
Gambaran radiologis foto toraks pada pneumotoraks berupa bayangan udara
dalam rongga pleura yang memberikan gambaran bayangan radiolusen yang
tanpa struktur jaringan paru (avascular pattern) dengan batas paru berupa garis
radioopaque tipis berasal dari pleura viseralis. Jika pneumotoraks luas, akan
menekan paru kearah hilus sehingga paru kolaps dan mendorong kearah
kontralateral serta didapatkan pelebaran sela iga.
2. Expiratory films.
Pneumotoraks yang kecil mungkin tidak terlihat pada film inspirasi standar. Pada
film ekspirasi mungkin lebih menguntungkan.
Diagnosis
Pemeriksaan penunjang
• Radiologi
3. Lateral x-rays.
4. Supine and lateral decubitus x-rays.
5. Ultrasound scanning.
6. Digital imaging.
7. CT scanning
mungkin diperlukan jika diagnosis masih diragukan dan gejalanya
menetap.