Anda di halaman 1dari 44

Filariasis

Pembimbing :
dr. Ramzi, Sp.B(K)V Hesti Andika Putri
Wendiono alka
Identitas Pasien

▰ Nama : Tn. S
▰ Umur : 70 th
▰ Alamat : Jl. Sudirman , Indragiri hulu
▰ MRS : 5-07-2019
RM ; 01017887
Keluhan Utama

Tungkai bawah yang semakin membesar sejak 1 minggu SMRS


Riwayat Penyakit Sekarang

20 tahun SMRS pasien mengeluhkan demam. Demam dirasakan terus


menerus dan tidak terlalu tinggi kemudian di sertai dengan menggigil dan
keringat. Nyeri kepala (-), mual (-), muntah (-), nyeri otot (-). Kemudian
pasien mengeluhkan tungkai bawah yang mulai membesar. Nyeri(-),
gatal (-), panas(+) kemudian pasien berobat ke RS Swasta dan dikatakan
sakit kaki gajah dan diberi obat kemudian keluhan berkurang.
2 tahun SMRS pasien mengeluhkan tungkai bawah yang kembali
membesar disertai rasa panas dan bewarna kemerahan. Demam (-),
kemudian pasien dibawa ke rumah sakit prima dan dilakukan operasi dan
dilakukan pembuangan cairan sebanyak 6 liter.
▰ 1 minggu SMRS pasien mengeluhkan tungkai bawah yang semakin
membesar. Nyeri (-), demam (-), kemudian pasien di bawa RSUD
Arifin Achmad Provinsi Riau dan rencanakan operasi.
Riwayat Penyakit Dahulu

▰ Hipertensi (-)
▰ Diabetes (-)
Riwayat Penyakit Keluarga

▰ Tidak ada keluarga yang mengeluhkan hal yang sama


Pemeriksaan Fisik

▰ Keadaan umum : Tampak sakit sedang


▰ Kesadaran : komposmentis
▰ Tekanan darah : 110/70 mmHg
▰ Nadi : 70 x/menit
▰ Pernapasan : 18 x/menit
▰ Suhu : 36,5 °C
Pemeriksaan Fisik

▰ Kepala dan leher : Normosefal, konjungtiva anemis (-), sklera


ikterik (-), reflek cahaya (+/+)
▰ Hidung : cairan (-), darah (-)
▰ Telinga : cairan (-), darah (-)
▰ Mulut : sianosis(-)
▰ Leher : Jejas (-), pembesaran tiroid(-)
Pemeriksaan Fisik

▰ Thoraks:
Inspeksi : Gerakan dinding dada simetris kanan dan kiri
Palpasi : Vokal fremitus sama kanan dan kiri
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Vesikuler (+/+), Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)
Pemeriksaan Fisik

▰ Abdomen:
Inspeksi : Bentuk perut datar,
Auskultasi : Bising usus (+) 10 x/menit
Palpasi : Supel, Nyeri tekan (-), hepatosplenomegali (-)
Perkusi : Timpani
▰ Ekstremitas : Status lokalis
▰ Kelenjar getah bening : terdapat pembesaran kgb inguinal kanan dan kiri,
kgb aksila tidak terdapat pembesaran
Status Lokalis

▰ Tampak edema pada tungkai kanan dan kiri


berupa non pitting, crt tidak dapat dinilai, atrofi, (-
), eritema (-), papul (-), ulkus (-), hiperpigmentasi
(+).
Usulan Pemeriksaan Penunjang

▰ Pemeriksaan darah lengkap


▰ Pemerikasaan sediaan apus darah tepi
▰ Pemeriksaan USG pada kelenjar getah bening inguina
Pemeriksaan Penunjang

▰ Darah rutin
Hb : 11 g/dl MCH : 30,1 pg
Leukosit : 4,99 x (10^3/uL) MCHC : 32 g/dl
Trombosit : 185 x (10^3/uL) Eosinofilia : 14,8 %
Eritrosit : 3,65 x (10^3/uL) PT : 14,6 detik
Hematokrit : 34,4 % INR : 1,10
MCV : 94,2 fl APTT : 33,2 detik
Albumin : 3,0 g/dl
Diagnosis Kerja

▰ Elevanthiasis sinistra
Tatalaksana

▰ Operatif
Eksisi luas + rekontruksi
Anatomi
Anatomi

18
Definisi
Definisi

▰ Filariasis (penyakit kaki gajah) adalah penyakit menular menahun


yang disebabkan oleh cacing filaria dan ditularkan oleh nyamuk
Mansonia, Anopheles, Culex, Armigeres.
Definisi

▰ Cacing filaria hidup di saluran dan kelenjar getah bening dengan


manifestasi klinik akut berupa demam berulang, peradangan saluran
dan saluran kelenjar getah bening. Pada stadium lanjut dapat
menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan,
payudara dan alat kelamin.
Epidemiologi
Epidemiologi

▰ Di Indonesia filariasis tersebar luas, daerah endemis terdapat di


banyak pulau di seluruh nusantara, seperti di Sumatera dan
sekitarnya, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, NTT, Maluku, dan Irian
Jaya.
Epidemiologi
Rantai Penularan

Penularan dapat terjadi apabila ada 5 unsur yaitu sumber


penular.

Manusia
dan Parasit Vektor
hewan

Manusia
Lingkungan
yang rentan
Rantai Penularan

Seseorang dapat tertular atau terinfeksi penyakit kaki gajah apabila orang
tersebut digigit nyamuk yang infektif yaitu nyamuk yang mengandung larva
stadium III (L3). Kemudian memasuki periode laten atau prepaten. Periode
laten adalah waktu yang diperlukan antara seseorang mendapatkan infeksi
sampai ditemukannya mikrofilaria di dalam darahnya. Waktu ini sesuai
dengan pertumbuhan cacing hingga dewasa sampai melahirkan mikrofilaria
kedalam darah dan jaringan.
Rantai Penularan
Diagnosis
Diagnosis

Diagnosis pasti ditegakkan dengan ditemukannya mikrofilaria dalam darah


tepi, kiluria, eksudat, varises limfe dan cairan limfe dan cairan hidrokel, atau
ditemukannya cacing dewasa pada biopsi kelenjer limfe atau pada
penyinaran didapatkan cacing yang sedang mengadakan kalsifikasi.
Sebagai diagnosis pembantu, pemeriksaan darah menunjukkan adanya
eosinofili antara 5 - 15%. Selain itu juga melalui tes intradermal dan tes
fiksasi komplemen dapat membantu menegakkan diagnosis.
Patogenesis
Patogenesis

▰ Secara umum perkembangan klinis filariasis dapat


dibagi menjadi fase dini dan fase lanjut.
▰ 1. Fase dini timbul gejala klinis akut karena infeksi
cacing dewasa bersama- sama dengan infeksi oleh
bakteri dan jemur.
▰ 2. Fase lanjut terjadi kerusakan saluran dan
kerusakan kelenjar, kerusakan katup saluran limfe
32
Gejala Klinis
Gejala Klinis

Gejala biasanya tampak setelah 3 bulan infeksi, tapi umumnya masa


tunasnya antara 8-12 bulan. Pada fase akut terjadi gejala radang saluran
getah bening, sedang pada fase kronis terjadi obstruksi. Fase akut ditandai
dengan demam atau serangkaian serangan demam selama beberapa
minggu. Demam biasanya tidak terlalu tinggi meskipun kadang - kadang
tinggi sampai 40,6°C, disertai menggigil dan berkeringat, nyeri kepala, mual,
muntah dan nyeri otot. Jika yang terkena saluran getah bening abdominal
yang terkena terjadi gejala "acute abdomen".
Tatalaksana
Tatalaksana

▰ Dietilkarbamazin sitrat (DEC):


▰ Untuk filariasis bancroftim 6 mg/kg berat
badan perhari selama 12 hari
▰ Untuk filaria brugia 5 mg/kg berat
badan per hari selama 10 hari
▰ Ivermektin (makrolid)
Efek samping

▰ Dietilkarbamazin sitrat (DEC):


▰ Demam, menggigil, atralgia, sakit
kepala, mual,muntah.
▰ Ivermektin (makrolid)
▰ Efek samping lebih ringan dibanding
DEC

37
Prognosis
Prognosis

Prognosis elefantiasis tidak baik, karena tidak ada obatnya. Dapat dilakukan
bebat tekan atau operasi plastik tetapi hasilny akurang memuaskan.
Pencegahan
Pencegahan

Memberikan penyuluhan kepada masyarakat di daerah endemis mengenai


cara penularan dan cara pengendalianvektor (nyamuk).

Mengidentifikasikan vektor dengan mendeteksi adanya larva infektif dalam


nyamuk dengan menggunakan umpan manusia; mengidentifikasi waktu
dan ternpat menggigit nyamuk serta ternpat perkembangbiakannya.

Pengendalian vektor jangka panjang yang rnungkin memerlukan


perubahan konstruksi rumah dan termasuk pemasangan kawat kasa serta
pengendalian lingkungan untuk memusnahkantempat perindukannyamuk.
Kesimpulan
Kesimpulan

Filariasis (penyakit kaki gajah) adalah penyakit menular menahun yang


disebabkan oleh cacing filaria dan ditularkan oleh nyamuk Mansonia,
Anopheles, Culex, Armigeres. Cacing tersebut hidup di saluran dan kelenjar
getah bening dengan manifestasi klinik akut berupa demam berulang,
peradangan saluran dan saluran kelenjar getah bening. Pemberantasan
filariasis perlu dilaksanakan dengan tujuan menghentikan transmisi
penularan, diperlukan program yang berkesinambungan dan memakan
waktu lama karena mengingat masa hidup dari cacing dewasa yang cukup
lama. Dengan demikian perlu ditingkatkan surveilans epidemiologi di tingkat
Puskesmas untuk penemuan dini kasus filariasis dan pelaksanaan program
pencegahan dan pemberantasan filariasis.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai