Anda di halaman 1dari 30

PNEUMOTHORAKS

Ani Sutriningsih

PSK - Fakultas Ilmu Kesehatan


Unitri
2021
Pengertian
• Pneumotoraks adalah adanya udara di dalam
rongga pleural antara pleura parietal dan
viseral.
Klasifikasi
1. Berdasarkan terjadinya yaitu iatrogenik
(tindakan), traumatic dan spontan (primer &
sekunder), katamenial, terapeutik.
2. Berdasarkan lokasinya, yaitu Pneumotoraks
parietalis, mediastinalis dan basalis
3. Berdasarkan derajat kolaps, yaitu Pneumotoraks
totalis dan partialis.
4. Berdasarkan jenis fistel, yaitu Pneumothoraks
terbuka, tertutup, dan ventil.
Pneumothoraks spontan primer
Pneumotorak yang tidak diketahui penyebabnya
sering terjadi pada:

1.Laki-laki muda
2.Tinggi dan kurus (Astenik)
setiap kelebihan tinggi 2 inchi dan penurunan
BB lebih dari 25 pound tekanan intra pleura
akan turun sekitar 0,2 cm H2o keadaan ini
akan meningkatkan distensi/ regangan dari
alveoli
3.Perokok / bekas perokok
Pneumothoraks spontan sekunder
• adalah pneumothoraks yang terjadi akibat dari
suatu penyakit paru, seperti:
• Asma
• PPOK/ COPD
• TB paru
• bekas tb paru, dll
Pneumothoraks Katamenial

Pneumotorak yg terjadi pada wanita saat menstruasi


oleh karena adanya jaringan endometrium di pleura.

Pneumotoraknya sering berulang sesuai dengan siklus


menstruasi.

Penatalakasanaan di indikasikan untuk dilakukan


pleurodesis.
Pneumotorak berdasarkan fistel
• Pneumotorak tertutup
– Setelah terjadi pneumotorak vistel tertutup secara spontan
• Pneumotorak terbuka
– Ada hub antara pleura dengan bronkus
– Ada hub antara pleura dengan dinding dada
• Pneumotorak ventil
– Berbahaya oleh karena termasuk kegawatan paru
– Sifat ventil dimana udara bisa masuk tapi tidak bisa keluar
– Gejala mendadak dan makin lama makin berat
– Segera pasang WSD (water seal drainage) atau mini wsd
(kontra ventil)
Etiologi & Patofisiologi
• Pneumotoraks terjadi disebabkan adanya
kebocoran dibagian paru yang berisi udara
melalui robekan atau pecahnya pleura.
• Robekan ini akan berhubungan dengan
bronchus.
Gejala Klinis
• Keluhan: timbulnya mendadak, biasanya setelah
mengangkat barang berat, habis batuk keras, kencing
yang mengejan, penderita menjadi sesak yang makin
lama makin berat.
• Keluhan utama: sesak, napas berat, bisa disertai batuk-
batuk. Nyeri dada dirasakan pada sisi sakit, terasanya
berat (kemeng), terasa tertekan, terasa lebih nyeri
pada gerakan respirasi. Sesak ringan sampai berat,
napas tertinggal, senggal pendek-pendek. Tanpa atau
dengan cyanosis. Tampak sakit ringan sampai berat,
lemah sampai shock, berkeringat dingin.
Komplikasi
• Atelektasis
• ARDS
• Infeksi
• Edema pulmonari
• Emboli paru
• Efusi pleura
• Empyema
• Emfisema
• Penebalan pleura
Pemeriksaan Diagnostik
X Foto dada :
• Pada foto dada PA (posterior anterior) terlihat
pinggir paru yang kolaps berupa garis.
• Mediastinal shift dapat dilihat pada foto PA
atau fluoroskopi pada saat penderita inspirasi
atau ekspirasi.
Penatalaksanaan (1)
1. Pada ICS 5 atau 6 dilakukan pemasangan
WSD dengan memakai trokar.
2. WSD dilepas bila paru sudah mengembang
dengan baik, tidak ada komplikasi dan
setelah selang plastic atau diklem 24 jam
untuk membuktikan bahwa pneumothoraks
sudah sembuh.
3. Bila penderita sesak dapat diberikan oksigen
konsentrasi tinggi.
Penatalaksanaan (2)
4. Untuk mengobati nyeri dapat diberikan
analgetika.
5. Fisioterapi dapat diberikan karena dapat
mencegah retensi sputum.
6. Apabila pengembangan paru agak lambat, bisa
dilakukan penghisapan dengan tekanan 25-50
cm air.
7. Pada pneumothoraks berulang dapat dilakukan
perlekatan kedua pleura dengan memakai
bahan yang dapat menimbulkan iritasi atau
bahan sclerosing agent.
Asuhan Keperawatan
Riwayat Keperawatan
• Klien terdapat penyakit paru, bila ditemukan
adanya iritan pada paru yang meningkat maka
mungkin terdapat riwayat merokok. Penyakit
yang sering ditemukan adalah pneumotoraks,
hemotoraks, pleural effusion atau empiema.
Klien bisa juga ditemukan adanya riwayat
trauma dada yang mendadak yang
memerlukan tindakan pembedahan.
Pemeriksaan Fisik
• Adanya respirasi ireguler, takhipnea, pergeseran
mediastinum, ekspansi dada asimetris.
• Adanya ronchi atau rales, suara nafas yang menurun,
perkusi dada redup menunjukan adanya pleural
effusion, sering ditemui sianosis perifer atau sentral,
takikardia, hipotensi,dan nyeri dada pleural.
Faktor perkembangan/psikososial
• Klien mengalami kecemasan, ketakutan
terhadap nyeri, prosedur atau kematian,
karena penyakit atau tindakan. Persepsi dan
pengalaman lampau klien terhadap tindakan
ini atau hospitalisasi akan mempengaruhi
keadan psikososial klien.
Pengetahuan klien dan keluarga
• Pengkajian diarahkan pada pengertian klien
tentang tindakan WSD, tanda atau gejala yang
menimbulkan kondisi ini, tingkat
pengetahuan, kesiapan dan kemauan untuk
belajar.
Hasil Rontgen Thoraks
Paru kolaps
Pleural line
Daerah avascular
Hiper radio lusen
Sela iga melebar
tanda-tanda pendorongan
Kalau kurang jelas ro torak
Ro Densitas lemah
CT Scan Thorak
Diagnosa dan Perencanaan Keperawatan

1. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan


kekolapsan paru, pergeseran mediastinum.
2. Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan insersi
WSD
3. Defisit volume cairan berhubungan dengan hilangnya
cairan dalam waktu cepat
4. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan
ketidak nyamanan sekunder akibat pemasangan WSD.
5. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan
keterbatasan informasi terhadap prosedur tindakan
WSD.
PNEUMOTORAKS

WSD
HIDROPNEUMOTORAKS

Air fluid level


POINT OF ENTRY
(First)

 Standard:
Mid Axillar Line
ICS 5, 6, 7 for
Pleural Effusion
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai