Anda di halaman 1dari 3

KASUS TUGAS KELOMPOK

KEPERAWATAN KRITIS

KASUS 1
Seorang laki-laki usia 45 tahun sudah sehari dirawat di ICU karena mengalami ARDS (Acute
Respiratory Distress Syndrome). Hasil pemeriksaan didapatkan:
1. Breathing (B1): pasien menggunakan ventilator dengan mode ACV (Assisted Controlled
Ventilation), TV (tidal volume) 420 ml/menit, PEEP 5 mmHg, RR 40 kali/menit, tampak
retraksi dinding dada, terdengar suara crackles pada paru sebelah kanan, terdengar redup saat
perkusi thoraks, SpO2 90%, ada sianosis
2. Blood (B2): TD 100/60 mmHg, nadi 110 kali/menit, CRT >2 detik, pasien tampak pucat
3. Brain (B3): kesadaran koma, GCS 3
4. Bledder (B4): pasien menggunakan kateter, produksi urin 200 ml/jam (BB= 70kg), pasien
diberikan diuretik.
5. Bowel (B5): terpasang NGT, diet tinggi kalori rendah protein dan garam
6. Bone (B6): akral dingin, kekuatan otot masing-masing ekstremitas 1
Hasil pemeriksaan penunjang:
1. Foto thoraks: didapatkan adanya infiltrat pada paru kanan.
2. Blood Gases Analysis (BGA): pH 7,32; pCO2 55; HCO3- 26

KASUS 2
Seorang laki-laki usia 63 tahun baru saja masuk ICCU karena mengalami IMA (infark miokard
akut). Berdasarkan hasil pemeriksaan didapatkan:
1. Breathing (B1): pasien mengeluh napas terasa berat, RR 28 kali/menit, tidak tampak
pernapasan cuping hidung dan retraksi dinding dada, SpO 2 96%, tidak ada sianosis, pasien
menggunakan oksigen nasal 3 lpm, tidak ada sianosis
2. Blood (B2): TD 100/70 mmHg, nadi 110 kali/menit, nadi teraba lemah dan dalam, irama
jantung reguler, suara jantung S1/2 tunggal, tidak terdengar murmur/gallop, keluar keringat
dingin, tidak ada distensi vena jugularis, mukosa bibir kering, CRT <2 detik
3. Brain (B3): kesadarannya compos mentis, pasien mengeluh pusing dan nyeri dada seperti
tertindih benda berat, nyeri menjalar ke belakang, lengan kiri dan rahang, skala nyeri 8 (NRS)
4. Bledder (B4): terpasang kateter, produksi urin 150 ml/3 jam (BB= 60kg)
5. Bowel (B5): nafsu makan menurun, mual, tidak muntah, makan hanya setengah porsi, selama
dirawat belum BAB
6. Bone (B6): pasien mengeluh mudah lemah, kekuatan otot masing-masing ekstremitas 4, pasien
bed rest (tidak boleh turun tempat tidur), akral hangat
Hasil pemeriksaan psikologis: pasien tampak cemas dan takut dengan sakit yang dialaminya.
Hasil pemeriksaan penunjang:
1. EKG: tampak gambaran ST elevasi pada lead I, aVL, V5 dan V6
2. Lab darah: CKMB 45 U/L, Troponin I 0,3 ng/dL

KASUS 3
Seorang laki-laki usia 55 tahun sudah 2 hari dirawat di ICCU karena mengalami CHF (congestive
heart failure). Berdasarkan hasil pemeriksaan didapatkan:
1. Breathing (B1): pasien mengeluh sesak napas dan terkadang batuk, tidak ada suara napas
tambahan, RR 30 kali/menit, tampak retraksi dinding dada, ada sianosis, SpO 2 94%, pasien
terpasang oksigen nasal 3 lpm
2. Blood (B2): pasien mengeluh dada berdebar-debar, pasien tampak pucat, tampak distensi vena
jugularis, TD 180/110 mmHg, nadi 90 kali/menit, nadi teraba lemah dan dalam, tampak keluar
keringat dingin, CRT >2 detik
3. Brain (B3): kesadaran kompos mentis, pasien mengeluh nyeri dada sebelah kiri, skala nyeri 8,
nyeri muncul setelah aktivitas ringan,
4. Bledder (B4): pasien terpasang kateter, produksi urin 200 ml/jam (BB= 60 kg), pasien
mendapatkan terapi diuretik
5. Bowel (B5): pasien mengeluh tidak nafsu makan, makan hanya ¼ porsi
6. Bone (B6): pasien mengeluh mudah lelah, kekuatan otot masing-masing ekstremitas 4, akral
hangat, tampak edem pada kedua ekstremitas bawah, pitting edema 3
Hasil pemeriksaan psikologis: pasien tampak gelisah dan takut dengan sakit yang dideritanya.
Hasil pemeriksaan penunjang:
1. EKG: tampak adanya hipertrofi ventrikel kiri, dan gelombang Q patologis pada lead II, aVL
KASUS 4
Seorang laki-laki usia 23 tahun dirawat di ICU karena mengalami Pneumothoraks. Berdasarkan
pemeriksaan didapatkan:
1. Breathing (B1): pasien menggunakan ventilator dengan mode SIMV, tampak ada luka terbuka
pada dada, RR 40 kali/menit, tampak ada pernapasan cyenestoke, SpO2 90%, tidak ada suara
napas tambahan, terdengar suara hypersonor saat perkusi dada, tampak retraksi dinding dada,
tampak ada sianosis.
2. Blood (B2): pasien tampak pucat, TD 100/50 mmHg, nadi 110 kali/menit, nadi lemah dan
dalam, CRT >2 detik
3. Brain (B3): kesadaran coma, GCS 3, suhu 38,90C
4. Bledder (B4): pasien terpasang kateter, produksi urin 50ml/jam (BB= 45 kg),
5. Bowel (B5): pasien terpasang NGT
6. Bone (B6): akral hangat, tidak ada fraktur pada ekstremitas, kekuatan otot pada masing-masing
ekstremitas 1
Hasil pemeriksaan penunjang:
1. Foto thoraks: tampak gambaran difus pada seluruh lapang paru.

KASUS 5
Seorang laki-laki usia 47 tahun sudah 35 hari dirawat di ICU karena mengalami VAP (ventilator
associated pneumonia). Berdasarkan pemeriksaan didapatkan:
1. Breathing (B1): pasien menggunakan ventilator, RR 28 kali/menit, terdengar ronkhi, tampak
retraksi dinding dada, SpO2 89%, tampak ada sianosis
2. Blood (B2): pasien tampak pucat, TD 140/90 mmHg, nadi 96 kali/menit, CRT >2 detik,
3. Brain (B3): kesadaran koma, suhu 39,70C
4. Bledder (B4): pasien terpasang kateter, produksi urin 60 ml/jam (BB= 80 kg)
5. Bowel (B5): pasien terpasang NGT
6. Bone (B6): akral hangat, kulit teraba panas, kulit tampak kering
Hasil pemeriksaan penunjang:
1. Foto thoraks: tampak infiltrat bilateral
2. Kultur darah: resisten terhadap Penicillin

KASUS 6
Seorang laki-laki usia 40 tahun dirawat di ICCU karena mengalami Syok kardiogenik. Berdasarkan
pemeriksaan didapatkan:
1. Breathing (B1): RR 28 kali/menit, pasien terpasang nasal kanul dengan pemberian oksigen 3
lpm, tampak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada suara napas tambahan, pasien tampak
sianosis, SpO2 92%
2. Blood (B2): pasien tampak pucat, TD 80/50 mmHg, nadi 120 kali/menit, nadi teraba sangat
lemah dan dalam, tampak keluar keringat dingin, CRT >2 detik, suara jantung S 1/2 tunggal,
tidak ada gallop/murmur
3. Brain (B3): tingkat kesadaran apatis, GCS 13, suhu 35,70C.
4. Bledder (B4): pasien terpasang kateter, produksi urin 25ml/jam (BB= 50 kg), urin berwarna
kuning pekat
5. Bowel (B5): pasien terpasang NGT
6. Bone (B6): akral dingin, kekuatan otot 4
Hasil pemeriksaan penunjang:
1. EKG: Sinus bradikardi

KASUS 7
Seorang laki-laki usia 56 tahun dirawat di ICU karena mengalami KAD (ketoacidosis diabeticum).
Berdasarkan pemeriksaan didapatkan:
1. Breathing (B1): pasien tampak sesak dan napas kussmaul, RR 34 kali/menit, napas pasien
berbau aseton, tampak retraksi dinding dada, tampak ada sianosis, SpO2 88%
2. Blood (B2): pasien tampak pucat, TD 180/110 mmHg, nadi 98 kali/menit, CRT >2 detik
3. Brain (B3): kesadaran koma, GCS 3, suhu 38,30C
4. Bledder (B4): pasien terpasang kateter, produksi urin 150ml/jam (BB= 65 kg)
5. Bowel (B5): pasien terpasang NGT, mukosa bibir kering
6. Bone (B6): akral dingin, kekuatan otot masing-masing ekstremitas 1
Hasil pemeriksaan penunjang:
1. BGA: pH 7,20, pCO2 45, HCO3- 35
2. GDA: 430 mg/dL
KASUS 8
Seorang laki-laki usia 53 tahun dirawat di ICU karena mengalami CVA (cerebrovascular accident).
Berdasarkan pemeriksaan didapatkan:
1. Breathing (B1): pasien menggunakan nasal kanul dengan pemberian oksigen 3 lpm, RR 26
kali/menit, tidak ada pernapasan cuping hidung dan retraksi dinding dada, SpO2 96%, tidak ada
sianosis
2. Blood (B2): TD 180/110 mmHg, nadi 88 kali/menit, CRT <2 detik
3. Brain (B3): kesadaran compos mentis, pasien mengeluh sakit kepala dan pusing
4. Bledder (B4): pasien terpasang kateter, produksi urine 80 ml/jam (BB= 70 kg)
5. Bowel (B5): nafsu makan menurun, mual dan muntah, makan hanya habis ½ porsi
6. Bone (B6): pasien mengeluh lemas dan tidak dapat digerakan kaki dan tangan kanannya, akral
hangat, kekuatan otot ekstremitas kanan masing-masing 1 dan ekstremitas kiri masing-masing 5
Hasil pemeriksaan penunjang:
1. CT scan kepala: CVA iskemik
2. Lab darah lengkap: GDA 210 mg/dL, kolesterol total 311 mg/dL

KASUS 9
Seorang laki-laki usia 25 tahun dirawat di ICU karena mengalami Cedera kepala. Berdasarkan
pemeriksaan didapatkan:
1. Breathing (B1): RR 34 kali/menit, tampak retraksi dinding dada, pernapasan cyenestoke, SpO2
93%, pasien terpasang nonrebreathing mask 10 lpm, tidak ada suara napas tambahan, tidak ada
sianosis
2. Blood (B2): TD 140/90 mmHg, nadi 92 kali/menit, CRT <2 detik
3. Brain (B3): pasien tampak gelisah, kesadaran somnolen, tampak ada lesi di kepala, suhu 38,90C
4. Bledder (B4): pasien terpasang kateter, produksi urin 70 ml/jam (BB= 65 kg)
5. Bowel (B5): pasien memiliki riwayat muntah, saat ini pasien terpasang NGT
6. Bone (B6): tidak ada fraktur pada kedua ekstemitas, hanya ada lesi pada kedua ekstremitas
Hasil pemeriksaan penunjang:
1. CT scan kepala: tampak ada hematom pada lapisan epidural

Pembimbing:
Kasus 1-3 : Rachmat Ch. Ch., Ns., M.Kep
Kasus 4-6 : Ani Sutriningsih, Ns., M.Kep
Kasus 7-9 : Wahyu Dini Metrikayanto, Ns., M.Kep

Anda mungkin juga menyukai