Anda di halaman 1dari 19

REFRAT

Pneumothoraks Ventil

Pembimbing:
Dr.dr. Muzaijadah Retno Arimbi sp.P

Disusun Oleh:
Elsa Kusumawati 6120018011

DEPARTEMEN SMF ILMU PENYAKIT DALAM


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2018
Definisi

Tension Pneumotoraks merupakan medical


emergency dimana akumulasi udara dalam rongga
pleura akan bertambah setiap kali bernapas.
pneumothoraks dengan tekanan intrapleura yang
positif dan makin lama makin bertambah besar karena
ada fistel di pleura viseralis yang bersifat ventil. Pada
waktu inspirasi udara masuk. Waktu ekspirasi udara
didalam rongga pleura tidak dapat keluar . akibatnya
tekanan di dalam rongga pleura makin lama makin
tinggi2.
Etiologi
• Trauma benda tumpul atau tajam
• Pemasangan kateter vena sentral (ke dalam pembuluh
darah pusat), biasanya vena subclavia atau vena jugular
interna (salah arah kateter subklavia).
• Komplikasi ventilator, pneumothoraks spontan,
Pneumotoraks sederhana
• Ketidakberhasilan mengatasi pneumothoraks terbuka
ke pneumothoraks sederhana di mana fungsi pembalut
luka sebagai 1-way katup
• Akupunktur, baru-baru ini telah dilaporkan
mengakibatkan pneumothoraks3
Patofisiologi

Pnumothoraks dengan tekanan intrapleura


yang positif dan makin lama makin
bertambah besar karena ada fistel di pleura
viseralis yang bersifat ventil. Dimana terjadi
mekanisme check valve Pada waktu inspirasi
udara masuk ke trakea, bronkus serta
percabangannya dan selanjutnya terus
menuju pleura melalui fistel yang terbuka.
Waktu ekspirasi udara dalam rongga pleura
tidak dapat keluar. Akibatnya tekanan
didalam rongga pleura makin lama makin
tinggi dan melebihi tekanan atmosfer. Udara
yang terkumpul dalam rongga pleura ini
dapat menekan paru sehingga menimbulkan
gagal nafas .
DIAGNOSA

berdasarkan klinis,
bukan radiologis

Terlambat !!!!
PEMERIKSAAN AWAL
A. Jalan napas (air way): dikenal dan dikoreksi
Sumbatan di daerah orofaring
Retraksi otot interkostal dan supraklavikular
Suara tambahan: gargling, ngorok

B. Pernapasan (Breathing)
Dada dan leher  terbuka
Pemeriksaan: inspeksi, palpasi dan auskultasi
Gejala: hipoksia, perubahan frekwensi napas
Diagnosis pneumotorak

An : nyeri dada

Sesak napas

Distress nafas

Nyeri dada

Tanpa atau dg penyakit paru


sebelumnya
Diagnosis pneumotorak

PF ; Takipnea Taki kardi

PF Paru

:In ; Tertinggal pada pergerakan napas

Lebih cembung , sela iga melebar

Pal ; Fremitus melemah , Deviasi trakea

Per; Hipersonor, tanda 2 pendorongan


organ

Aus; Suara napas melemah / tidak


terdengar
Diagnosis pneumotorak
Ro : Paru kolaps
Pleural line
Daerah avascular
Hiper radio lusen
Sela iga melebar
tanda-tanda pendorongan
Kalau kurang jelas ro torak
Ro Densitas lemah
CT Scan Thorak
Gejala Klinis
Manifestasi awal :
• nyeri dada
• dispnea
• ansietas
• takipnea
• takikardi
• hipersonor dinding dada
• tidak ada suara napas pada sisi yang sakit.
Manifestasi lanjut :
• tingkat kesadaran menurun
• trachea bergeser menuju ke sisi kontralateral
• hipotensi
• pembesaran pembuluh darah leher/ vena jugularis (tidak ada jika pasien
sangat hipotensi dan sianosis.)
Penatalaksanaan
• meliputi dekompresi pada hemitoraks yang sakit
dengan menggunakan needle thoracostomy (ukuran 14
– 16 G) ditusukkan pada ruang interkostal kedua sejajar
dengan midclavicular line.
• Selanjutnya dapat dipasang tube thoracostomy diiringi
dengan control nyeri dan pulmonary toilet
(pemasangan selang dada) diantara anterior dan mid-
axillaris.
• Penanganan Diit dengan tinggi kalori tinggi protein
2300 kkal + ekstra putih telur 3 x 2 butir / hari3.
Tujuan utama penatalaksanaan pnumothoraks adalah untuk mengeluarkan udara dari rongga
pleura dan menurunkan kecenderungan untuk kambuh lagi. Pada prinsipnya, penatalaksanaan
pnumothoraks adalah sebagai berikut (Sudoyo,2015) :
1. Observasi dan pemberian oksigen
Apabila fistula yang menghubungkan alveoli dan rongga pleura telah tertutup, maka udara yang
berada didalam rongga pleura tersebut akan diabsorbsi. Laju resorbsi tersebut akan meningkat
apabila diberi tambahan oksigen.
2. Tindakan dekompresi
Hal ini sebaiknya dilakukan seawal mungkin pada kasus pneumothoraks yang luasnya >15%. Pada
intinya tindakan ini bertujuan untuk mengurangi tekanan intra pleura dengan membuat
hubungan antara rongga pleura dengan udara luar dengan cara :
a. Menusukkan jarum melalui dinding dada terus masuk rongga pleura, dengan demikian tekanan
udara yang positif di rongga pleura akan berubah menjadi negatif karena mengalir keluar melalui
jarum tersebut.
b. Membuat hubungan dengan udara luar melalui kontra ventil :
1. Dapat memakai infus set
Jarum dimasukkan ke dinding dada sampai dlam rongga pleura., kemudian infus set yang telah di potong pada
pangkal saringan tetesan dimasukkan ke botol yang berisi air. Setelah klem penyumbat dibuka, akan tampak
gelembung udara yang keluar dari ujung infus set yang berada di dalam botol 4.
2. Jarum abbocath
Jarum abocath merupakan alat yang terdiri dari gabungan jarum dan kanula. Setelah jarum ditusukkan pada
posisi yang tetap di dinding thoraks sampai menembus ke rongga pleura , jarum dicabut dan kanula tetap
tinggal. Kanula ini kemudian dihubungkan dengan pipa plastik infus set. Pipa infus ini selanjutnya dimasukkan
ke dalam botol yang berisi air. Setelah klem penyumbat dibuka, akan tampak gelembung udara yang keluar dari
ujung infus set yang berada dalam botol.4
3. Pipa water sealed drainage (WSD)
Pipa khusus (thoraks kateter) stril, dimasukkan ke rongga pleura dengan perantaraan trokar atau dengan
bantuan klem penjepit. Pemasukan trokar dapat dilakukan melalui celah yang tela dibuat dengan bantuan insisi
kulit di sela iga ke 4 pada linea mid aksilaris atau pada linea aksilaris posterior. Selain itu dapat pula melalui sela
iga ke 2 di garis mid clavicula.4
Setelah trokar masuk, maka thoraks kateter segera dimasukkan ke rongga pleura dan kemudian troakar
dicabut, sehingga hanya kateter thoraks yang masih tertinggal di rongga pleura. Selanjutnya ujung kateter
thoraks yang ada di dada dan pipa kaca WSD dihubungkan melalui pipa plastik lainnya. Posisi ujung pipa kaca
yang berada di botol sebaiknya berada 2 cm dibawa permukaan air supaya gelembung udara dapat dengan
muda keluar melalui perbedaan tekanan tersebut .4
2.6 Indikasi dan Kontraindikasi Drainase Thoraks
a.Indikasi
Drainase thoraks dengan kateter thoraks bermanfaat untuk kondisi-kondisi klinis sebagai berikut3:
1.Pneumothoraks
• pada semua pasien yang diberikan ventilasi buatan
• tension pneumothoraks (setelah penusukan jarum darurat)
• pneumothoraks persisten atau kambuhan setelah aspirasi sederhana
• pneumothoraks totalis
• pneumothoraks simptomatis
• pneumothoraks bilateral
2.Efusi pleura maligna
3.Empiema
4.Kilothoraks
5.Hemathothoraks lebih dari 400 cc atau simptomatis
6. Postoperatif—contohnya, thorakotomi, oesophagektomi, pembedahan jantung
7. Pleurodesis
b.Kontra indikasi
Kontra indikasi pemasangan kateter thoraks untuk drainase thoraks adalah sebagai
berikut:
1. Pasien menolak dilakukan pemasangan kateter thoraks.
Dalam kondisi darurat dimana status mental pasien menurun, pemasangan kateter
thoraks dapat dilakukan tanpa persetujuan pasien atau keluarga, namun kondisi
darurat tersebut harus direkam dengan baik.
2. Hematothoraks masif yang belum mendapatkan penggantian cairan
3. Gangguan faal pembekuan darah dan gangguan fungsi trombosit.Semua gangguan
faal pembekuan darah dan fungsi trombosit harus diperbaiki sebelum pemasangan
kateter thoraks, namun tidak diperlukan pemeriksaan rutin untuk semua pasien,
cukup bagi pasien dengan faktor resiko yang telah diketahui.
4. Perlekatan paru pada hampir seluruh hemithoraks, merupakan kontraindikasi
absolut3
prognosis

• Pneumotoraks tension dapat menyebabkan


kematian secara cepat berhubungan dengan
curah jantung yang tidak adekuat atau
insufisiensi oksigen darah (hipoksemia), dan
harus ditangani sebagai kedaruratan medis2.
Terima kasih semoga bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai