PNEUMOTHORAX
a. Lapisan Parietalis :
b. Lapisan Viseralis :
Menempel kuat pada jaringan paru
Fungsi : mengabsorbsi cairan pleura
B. Pengertian
Pneumotorak terjadi karena adanya kebocoran dibagian paru yang berisi udara melalui
robekan atau pecahnya pleura. Robekan ini berhubungan dengan bronchus. Pelebaran
alveoli dan pecahnya septa-septa alveoli kemudian membentuk suatu bula yang disebut
granulomatous fibrosisi. Granulomatous fibrosisi adalah salah satu penyebab tersering
terjadinya pneumotoraks., karena bula tersebut berhubungan dengan adanya obstruksi
empiema.
D. Patofisiologis
Pemeriksaan Radiologi
Gambaran radiologis pneumotoraks akan tampak hitam, rata, dan paru yang kolaps akan
tampak garis yang merupakan tepi paru. Kadang paru yang kolaps tidak membentuk
garis, tetapi berbentuk lobuler yang sesuai dengan lobus paru. Adakalanya paru yang
mengalami kolaps tersebut hanya tampak seperti massa yang berada di daerah hilus.
Keadaan ini menunjukkan kolaps paru yang luas sekali. Besarnya kolaps paru tidak
selalu berkaitan dengan berat ringan sesak napas yang dikeluhkan.
Perlu diamati ada tidaknya pendorongan. Apabila ada pendorongan jantung atau trakhea
ke arah paru yang sehat, kemungkinan besar telah terjadi pneumotoraks ventil dengan
tekanan intrapleura yang tinggi.
G. Penatalaksanaan Medis
1. Anamnesis
a. Identitas klien
b. Keluhan utama
Sesak napas, nyeri disisi dada yang sakit
c. RPS
Keluhan sesak napas sering kali datang mendadak dan semakin lama semakin berat.
Nyeri da dirasakan pada sisi yang sakit, rasa berat, tertekan dan terasa lebih nyeri pada
gerakan pernapasan.
Perlu dikaji apakah ada riwayat trauma tajam/tumpul yang mengenai rongga dada
(tertembus peluru, tertusuk benda tajam, KLL, dll)
d. RPD
Apakah klien pernah menderita TB paru dimana sering terjadi pada pneumotoraks
spontan.
e. RPK
Apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang mungkin menyebabkan
pneumotoraks seperti kanker paru, asma, TB paru, dll.
f. Psikososial
Meliputi perasaan klien terhadap penyakitnya, bagaimana cara mengatasinya serta
bagaimana prilaku klien pada tindakan yang akan dilakukan terhadap dirinya.
a. B1 (Breathing)
Inspeksi
Peningkatan usaha dan frekuensi pernapasan serta penggunaan otot bantu pernapasan.
Gerakan pernapasan ekspansi dada yang asimetris (pergerakan dada tertinggal pada sisi
yang sakit), iga melebar, rongga dada asimetris (lebih cembung disisi yang sakit).
Pengkajian batuk yang produktif dengan sputum yang purulen. Trakhea dan jantung
terdorong ke sisi yang sehat.
Palpasi
Taktil fremitus menurun disisi yang sakit. Disamping itu, pada palpasi juga ditemukan
pergerakan dinding dada yang tertinggal pada dada yang sakit. Pada sisi yang sakit,
ruang antar –iga bisa saja normal atau melebar.
Perkusi
Suara ketuk pada sisi yang sakit hipersonor sampai timpani. Batas jantung terdorong ke
arah thoraks yang sehat apabila tekanan intrapleura tinggi.
Auskultasi
Suara napas menurun sampai menghilang pada sisi yang sakit.
b. B2 (Blood)
Perawat perlu memonitor dampak pneumothoraks pada status kardiovaskular yang
meliputi keadaan hemodinamik seperti nadi, tekanan darah dan pengisian kapiler/CRT.
c. B3 (Brain)
Pada inspeksi, tingkat kesadaran perlu dikaji. Selain itu, diperlukan juga pemeriksaan
GCS, apakah compos mentis, samnolen atau koma.
d. B4 (Bladder)
Pengukuran volume output urine berhubungan dengan intake cairan. Perawat perlu
memonitor adanya oliguri yang merupakan tanda awal dari syok.
e. B5 (Bowel)
Akibat sesak napas, klien biasanya mengalami mual dan muntah, penurunan nafsu
makan dan penurunan berat badan.
f. B6 (Bone)
Pada trauma di rusuk dada, sering didapatkan adanya kerusakan otot dan jaringan lunak
dada sehingga meningkatkan risiko infeksi. Klien sering dijumpai mengalami gangguan
dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari disebabkan adanya sesak napas, kelemahan dan
keletihan fisik secara umum.
A. Identitas Pasien : nama , umur, alamat, dst.....tgl MRS, tgl pengkajian, dx.medis.......
Sesak napas, bernapas terasa berat dan susah untuk melakukan pernapasan.
Tiga jam yang lalu klien mendadak mengeluh sesak napas dan semakin lama semakin
berat, disertai nyeri dada seperti tertusuk pada sisi dada sebelah kanan, rasa berat,
tertekan dan terasa lebih nyeri pada gerakan pernapasan. Tidak ada riwayat trauma yang
mengenai rongga dada seperti tertembus peluru, ledakan, trauma tumpul dada akibat
kecelakaan lalu lintas maupun tusukan benda tajam langsung menembus pleura. Karena
keluhan sesak napas dirasakan semakin berat, klien dibawa keluarga ke IRD RSUD Ulin
Banjarmasin, disarankan rawat inap untuk dilakukan tindakan pemasangan selang WSD.
Klien masuk Ruang Dahlia pada jam 09.00 Wita.
Setahun yang lalu klien pernah menderita penyakit TB Paru, sudah menjalani pengobatan
OAT selama enam bulan
Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan klien baik
pneumotoraks ataupun TB paru
5. Riwayat kebiasaan sehari-hari
Sehari-harinya klien bekerja sebagai tukang kayu/membuat rumah. Klien juga seorang
perokok, menghabiskan minimal satu bungkus rokok kretek/hari
Keadaan umum
Tampak sakit berat dan sesak napas, KU sangat lemah, kesadaran Compos Mentis, GCS
456, TB 155 cm, BB 50 kg.
b. Inspeksi
Klien tampak sesak napas, keringat dingin, wajah tampak pucat, nyeri dada saat bernapas
dan gelisah
c. Palpasi
d. Perkusi
e. Auskultasi
D. Pola Pemenuhan Kebutuhan (nutrisi, eliminasi, tidur & istirahat, aktifitas & latihan,
personal hygiene)
2. Radiologi
Foto thoraks AP-Lat tanggal 18-4-2011 : gambaran pneumotoraks kanan, paru
kolaps
Foto thoraks AP-Lat tanggal 22-4-2011 : ujung selang di IC 4-5. tak tampak
pneumotoraks, paru ekspansi
F. Pengobatan
Ceftriaxone 2 x 1 gr IV
J. Analisa data
No Data Etiologi Masalah
1 DS: Penurunan Pola napas
Klien mengeluh sesak napas, ekspansi paru tidak efektif
bernapas terasa berat, susah sekunder
untuk melakukan pernapasan terhadap
dan nyeri dada kanan saat peningkatan
bernapas tekanan di
dalam rongga
DO: pleura;
Klien tampak sesak napas, pneumothorax
keringat dingin, nyeri dada
kanan saat bernapas dan gelisah
Bentuk dada kanan lebih
cembung
Gerakan pernapasan dada
kanan tertinggal
Penggunaan otot bantu napas
tambahan
Pola napas cepat dan dangkal
TTV : TD 110/70 mmHg, RR
32 x/mnt, N 92 x/mnt, T 36 C
Palpasi:getaran menurun di
dada kanan
Perkusi: hipersonor di dada
kanan
Auskultasi: suara napas
menghilang di dada kanan
Radiologi:foto thorax kolaps
pada paru kanan
a. Pola napas tidak efektif b/d penurunan ekspansi paru sekunder terhadap peningkatan
tekanan di dalam rongga pleura; pneumothorax
b. Risti infeksi dan trauma pernapasan b/d tindakan invasif sekunder pemasangan selang
WSD
L. Rencana intervensi
M. Implementasi Keperawatan
No Hari Dx Implementasi
/ tgl
1 Senin I 1. Mengidentifikasi faktor penyebab kolaps: trauma,
keganasan, infeksi komplikasi mekanik pernapasan.
18-4-
2. Mengkaji kualitas, frekuensi dan kedalaman napas,
11 laporkan setiap perubahan yang terjadi
3. Membaringkan klien dalam posisi yang nyaman, atau
10.30
dalam posisi duduk
4. Mengukur TTV tiap..... jam
5. Melakukan IPPA tiap ..... jam
6. Memberikan oksigen tambahan nasal kanule 2 lpm
7. Asistensi dalam pelaksanaan tindakan dekompresi
pemasangan selang WSD (persiapan alat, pasien,
ruang tindakan, membantu pelaksanaan dan evaluasi
post pemasangan WSD)
4 Senin IV 1. Mengkaji kualitas, frekuensi dan kedalaman napas,
laporkan setiap perubahan yang terjadi
18-4-
2. Mengobservasi keluhan sesak napas dan nyeri dada
11 saat bernapas
3. Menganjurkan klien untuk memegang selang bila ingin
11.00
merubah posisi
4. Menjaga personal hygiene, alat tenun dan lingkungan
5. Memberikan diet TKTP
6. Melakukan perawatan WSD setiap hari dengan teknik
aseptik dan steril
7. Memantau kepatenan sistem drainage setiap hari:
Memperhatikan undulasi pada selang WSD
Meletakkan botol WSD selalu lebih rendah dari tubuh
Mempertahankan agar ujung selang dalam botol WSD
agar selalu berada 2 cm dibawah air
. Membersihkan/cuci botol bila terlihat kotor
8. Memberikan obat antibiotika dan OAT sesuai
program:
Inj Ceftriaxone 2 x 1 gr IV
Rimstar 2 x 2 tab oral
N. Catatan Perkembangan
No Hari / Dx Perkembangan
tgl
1 Selasa I S:
Klien mengatakan keluhan sesak napas dan nyeri dada
19-4-11
kanan saat bernapas sudah berkurang, bernapas agak
08.30 ringan
O:
Tampak sesak napas dan nyeri saat bernapas sudah
berkurang, bernapas agak ringan
Terpasang selang WSD di IC 4-5 midline axila kanan
disambung dengan selang penghubung ke botol WSD
Tampak undulasi pada selang
Tampak gelembung udara keluar melalui ujung selang
didalam botol WSD saat ekspirasi dan batuk
Kecembungan dada kanan mulai berkurang
Sudah mulai terlihat pergerakan dada kanan saat
bernapas
Tidak menggunakan otot bantu napas tambahan
Tidak menggunakan oksigen tambahan
Pola napas mulai teratur
TTV : TD 110/70 mmHg, RR 28 x/mnt, N 88 x/mnt, T
36 C
Palpasi: teraba getaran disisi paru kanan
Perkusi: hipersonor diparu kanan sudah berkurang
Auskultasi: sudah terdengar suara napas di paru kanan
Klien tampak lebih tenang/rileks
A: Masalah pola napas tidak efektif teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi no; 2,3,4,5
Cek foto thoraks AP-Lat posisi tegak
Pantau kepatenan sistem drainage
Observasi pengembangan paru
K/P pasang suction continous
2 Selasa II S: Px mengatakan terpasang selang didada kanan
O:
19-4-11
Luka bersih ditutup kasa steril
08.30
TTV : TD 110/70 mmHg, RR 28 x/mnt, N 88 x/mnt, T
36 C
Tidak ada krepitasi disekitar selang
Undulasi positif
Botol WSD lebih rendah dari tubuh
Ujung selang dalam botol WSD berada 2 cm dibawah
batas air
A: Masalah risti infeksi dan trauma pernapasan tidak
terjadi
P: Lanjutkan intervensi No: 1,2,3,4,5,6,7
Observasi tanda-tanda infeksi pada luka
Lakukan perawatan WSD setiap hari
K/P mencuci botol dan ganti cairan dalam botol bila
terlihat keruh
3 Rabu I S:
20-4-11 Klien mengatakan keluhan sesak napas dan nyeri dada
kanan saat bernapas sudah berkurang, bernapas agak
08.30 ringan
O:
Klien tampak lebih tenang/rileks
Tampak sesak napas dan nyeri saat bernapas sudah
berkurang, bernapas agak ringan
Terpasang selang WSD di IC 4-5 midline axila kanan
disambung dengan selang penghubung ke botol
suction continous
Tampak undulasi pada selang
Tampak gelembung udara keluar melalui ujung selang
didalam botol WSD saat batuk
Kecembungan dada kanan mulai berkurang
Sudah mulai terlihat pergerakan dada kanan saat
bernapas
Pola napas mulai teratur
TTV : TD 120/70 mmHg, RR 24 x/mnt, N 84 x/mnt,
T 36 C
Palpasi: teraba getaran disisi paru kanan
Perkusi: hipersonor diparu kanan sudah berkurang
Auskultasi: sudah terdengar suara napas di paru kanan
Terpasang suction continous dengan tekanan
20 mmHg
Foto thoraks: ujung selang di IC 4-5 kanan
A: Masalah pola napas tidak efektif teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi no; 2,3,4,5,6,7
Ajarkan latihan meniup
4 Rabu II S: Px mengatakan terpasang selang didada kanan
O:
20-4-11
Tidak ada tanda trauma pernapasan dan tanda-tanda
09.00 infeksi pada luka, luka bersih ditutup kasa steril
Tidak ada pus didalam selang
Tidak ada krepitasi disekitar selang
Undulasi positif
Kepatenan sistem drainage WSD dalam kondisi baik
TTV : TD 120/70 mmHg, RR 24 x/mnt, N 84 x/mnt,
T 36 C
A: Masalah risti infeksi dan trauma pernapasan tidak
terjadi
P: Lanjutkan intervensi No: 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10
5 Kamis I S:
Klien mengatakan tidak ada keluhan sesak napas dan
21-4-11
nyeri dada kanan saat bernapas, bernapas ringan
08.30 O:
Klien terlihat tenang/rileks, tak tampak sesak napas
TTV : TD 120/70 mmHg, RR 24 x/mnt, N 84 x/mnt,
T 36 C
Terpasang selang WSD di IC 4-5 midline axila kanan
disambung dengan selang penghubung ke botol
suction continous
Terpasang suction continous dengan tekanan
20 mmHg
Undulasi positif
Tampak gelembung udara keluar melalui ujung selang
didalam botol WSD saat batuk
Bentuk dada simetris
Pergerakan dada simetris saat bernapas
Palpasi: teraba getaran disisi paru kanan
Perkusi: sonor diparu kanan
Auskultasi: terdengar suara napas di paru kanan
A: Masalah pola napas tidak efektif teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi no; 1,2,3,4,5,6,7,8
6 Kamis II S: Px mengatakan terpasang selang didada kanan
O:
21-4-11
Tidak ada trauma pernapasan dan tanda-tanda infeksi
09.00 pada luka, luka bersih ditutup kasa steril
Selang WSD diklem
TTV : TD 120/70 mmHg, RR 24 x/mnt, N 84 x/mnt,
T 36 C
A: Masalah risti infeksi dan trauma pernapasan tidak
terjadi
P: Lanjutkan intervensi No: 1,2,3,4,5,6,7,8
7 Jum'at I S:
Klien mengatakan tidak ada keluhan sesak napas dan
21-4-11
nyeri dada kanan saat bernapas, bernapas ringan
08.30 O:
Klien terlihat tenang/rileks, tak tampak sesak napas
TTV : TD 120/70 mmHg, RR 22 x/mnt, N 84 x/mnt,
T 36 C
Terpasang selang WSD di IC 4-5 midline axila kanan
disambung dengan selang penghubung ke botol WSD
Terpasang suction continous dengan tekanan
20 mmHg
Undulasi positif
Tampak gelembung udara keluar melalui ujung selang
didalam botol WSD saat batuk minimal
Bentuk dada simetris
Pergerakan dada simetris saat bernapas
Palpasi: teraba getaran disisi paru kanan
Perkusi: sonor diparu kanan
Auskultasi: terdengar suara napas di paru kanan
A: Masalah pola napas tidak efektif teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi no; 1,2,3,4,6
Klem WSD selama 24 jam
Observasi keluhan sesak napas selama selang diklem,
buka klem bila sesak napas
Cek foto thorakx AP-Lat
8 Jum’at II S: Px mengatakan terpasang selang didada kanan
O:
22-4-11
Tidak ada trauma pernapasan dan tanda-tanda infeksi
09.00 pada luka, luka bersih ditutup kasa steril
Selang WSD di off
TTV : TD 120/70 mmHg, RR 20 x/mnt, N 80 x/mnt,
T 36 C
A: Masalah risti infeksi dan trauma pernapasan tidak
terjadi
P: Lanjutkan intervensi No: 1,2,3,4,7,8
9 Sabtu I S:
Klien mengatakan tidak ada keluhan sesak napas
23-4-11
selama 24 jam
08.30 O:
Klien terlihat tenang/rileks, tak tampak sesak napas
TTV : TD 120/70 mmHg, RR 20 x/mnt, N 80 x/mnt,
T 36 C
WSD di IC 4-5 midline axila kanan diklem
Bentuk dada simetris
Pergerakan dada simetris saat bernapas
Palpasi: teraba getaran disisi paru kanan
Perkusi: sonor diparu kanan
Auskultasi: terdengar suara napas di paru kanan
Foto thoraks: paru yang kolaps mengembang
A: Masalah pola napas tidak efektif teratasi
P: Lanjutkan intervensi
Kolaborasi medis untuk tindakan off WSD
Observasi keluhan sesak napas, nyeri dada saat
pernapasan selama 24 jam setelah WSD di off
Observasi ekspansi paru
Observasi TTV