Oleh :
Tahun 2021
LAPORAN PENDAHULUAN
a. Lapisan Parietalis :
b. Lapisan Viseralis :
· Menempel kuat pada jaringan paru
· Fungsi : mengabsorbsi cairan pleura
B. Pengertian
Pneumotoraks merupakan suatu keadaan terdapatnya udara didalam rongga pleura.
Pneumotoraks terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu pneumotoraks terbuka, pneumotoraks
tertutup dan pneumotoraks ventil.
1. Pneumotoraks terbuka
Pneumotoraks yang terjadi akibat adanya hubungan terbuka antara rongga pleura dan
bronchus dengan lingkungan luar. Dalam keadaan ini, tekanan intra pleura sana dengan
tekanan barometer (luar). Tekanan intrapleura disekitar nao (0) sesuai dengan gerakan
pernapasan. Pada waktu inspirasi tekanannya negatif dan pada waktu ekspirasi tekanannya
positif.
2. Pneumotoraks tertutup
Rongga pleura tertutup dan tidak berhubungan dengan lingkungan luar. Udara yg
dulunya ada di rongga pleura (tekanan positif) karena direasorpsi dan tidak ada hubungannya
lagi dengan dunia luar maka tekanan udara di rongga pleura menjadi negative. Tetapi paru
belum bias berkembang penuh, sehingga masih ada rongga pleura yang tampak meskipun
tekanannya sudah normal.
3. Pneumotoraks ventil
Ini merupakan pneumotoraks yang mempunyai tekanan positif berhubung adanya
fistel di pleura viseralis yang bersifat ventil. Udara melalui bronchus terus kepercabangannya
dan menuju kea rah pleura yang terbuka. Pada waktu inspirasi, udara masuk ke rongga pleura
yang pada permulaannya masih negatif.
C. Penyebab
Pneumotorak terjadi karena adanya kebocoran dibagian paru yang berisi udara melalui
robekan atau pecahnya pleura. Robekan ini berhubungan dengan bronchus. Pelebaran alveoli
dan pecahnya septa-septa alveoli kemudian membentuk suatu bula yang disebut
granulomatous fibrosisi. Granulomatous fibrosisi adalah salah satu penyebab tersering
terjadinya pneumotoraks., karena bula tersebut berhubungan dengan adanya obstruksi
empiema.
D. Patofisiologis
Saat inspirasi, tekanan intrapleura lebih negatif daripada tekanan intrabronkhial, sehingga
paru akan berkembang mengikuti dinding thoraks dan udara dari luar yang tekanannya nol
(0) akan masuk ke bronchus hingga sampai ke alveoli. Saat ekspirasi, dinding dada menekan
rongga dada sehingga tekanan intrapleura akan lebih tinggi dari tekanan di alveolus maupun
di bronchus, sehingga udara ditekan keluar malalui bronchus. Tekanan intrabronkhial
meningkat apabila ada tahanan jalan napas. Tekanan intrabronkhial akan lebih meningkat lagi
pada waktu batuk, bersin dan mengejan, karena pada keadaan ini epiglitis tertutup. Apabila di
bagian perifer dari bronchus atau alveolus ada bagian yang lemah, bronchus atau alveolus itu
akan pecah dan robek.
Pada waktu ekspirasi, udara yang masuk ke dalam rongga pleura tidak mau keluar melalui
lubang yang terbuka sebelumnya, bahkan udara ekspirasi yang mestinya dihembuskan keluar
dapat masuk ke dalam rongga pleura. Apabila ada obstruksi di bronchus bagian proximal dari
fistel tersebut akan membuat tekanan pleura semakin lama semakin meningkat sehubungan
dengan berulangnya pernapasan. Udara masuk ke rongga pleura saat ekspirasi terjadi karena
udara ekspirasi mempunyai tekanan lebih tinggi dari rongga pleura, terlebih jika klien batuk,
tekanan udara di bronchus akan lebih kuat dari ekspirasi biasa.
Secara singkat proses terjadinya pneumotoraks adalah sebagai berikut:
1. Alveoli disangga oleh kapiler yang lemah dan mudah robek dan udara masuk kearah
jaringan peribronkhovaskular. Apabila alveoli itu melebar, tekanan dalam alveoli akan
meningkat.
2. Apabila gerakan napas kuat, infeksi dan obstruksi endobronkhial adalah faktor
presipitasi yang memudahkan terjadinya robekan
3. Selanjutnya udara yang terbebas dari alveoli dapat menggoyahkan jaringan fibrosis di
peribronkhovaskular ke arah hilus, masuk mediastinum, dan menyebabkan
pneumotoraks.
E. Tanda dan gejala
1. Anamnesis
a. Identitas klien
b. Keluhan utama
Sesak napas, nyeri disisi dada yang sakit
c. RPS
Keluhan sesak napas sering kali datang mendadak dan semakin lama semakin
berat. Nyeri da dirasakan pada sisi yang sakit, rasa berat, tertekan dan terasa lebih nyeri
pada gerakan pernapasan.
Perlu dikaji apakah ada riwayat trauma tajam/tumpul yang mengenai rongga dada
(tertembus peluru, tertusuk benda tajam, KLL, dll)
d. RPD
Apakah klien pernah menderita TB paru dimana sering terjadi pada pneumotoraks
spontan.
e. RPK
Apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang mungkin menyebabkan
pneumotoraks seperti kanker paru, asma, TB paru, dll.
f. Psikososial
Meliputi perasaan klien terhadap penyakitnya, bagaimana cara mengatasinya
serta bagaimana prilaku klien pada tindakan yang akan dilakukan terhadap dirinya.
b. B2 (Blood)
Perawat perlu memonitor dampak pneumothoraks pada status kardiovaskular yang
meliputi keadaan hemodinamik seperti nadi, tekanan darah dan pengisian kapiler/CRT.
c. B3 (Brain)
Pada inspeksi, tingkat kesadaran perlu dikaji. Selain itu, diperlukan juga pemeriksaan
GCS, apakah compos mentis, samnolen atau koma.
d. B4 (Bladder)
Pengukuran volume output urine berhubungan dengan intake cairan. Perawat perlu
memonitor adanya oliguri yang merupakan tanda awal dari syok.
e. B5 (Bowel)
Akibat sesak napas, klien biasanya mengalami mual dan muntah, penurunan nafsu
makan dan penurunan berat badan.
f. B6 (Bone)
Pada trauma di rusuk dada, sering didapatkan adanya kerusakan otot dan jaringan lunak dada
sehingga meningkatkan risiko infeksi. Klien sering dijumpai mengalami gangguan dalam
pemenuhan kebutuhan sehari-hari disebabkan adanya sesak napas, kelemahan dan keletihan
fisik secara umum.
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN TN.S DENGAN PNEUMOTORAKS DEXTRA
A. Identitas Pasien :
Nama : Tn.S
Umur : 40 th
Sesak napas, bernapas terasa berat dan susah untuk melakukan pernapasan.
Tiga jam yang lalu klien mendadak mengeluh sesak napas dan semakin lama semakin
berat, disertai nyeri dada seperti tertusuk pada sisi dada sebelah kanan, rasa berat, tertekan
dan terasa lebih nyeri pada gerakan pernapasan. Tidak ada riwayat trauma yang mengenai
rongga dada seperti tertembus peluru, ledakan, trauma tumpul dada akibat kecelakaan lalu
lintas maupun tusukan benda tajam langsung menembus pleura. Karena keluhan sesak
napas dirasakan semakin berat, klien dibawa keluarga ke RSUP M. Djamil padang,
disarankan rawat inap untuk dilakukan tindakan pemasangan selang WSD. Klien masuk
Ruang Dahlia pada jam 09.00 Wita.
Setahun yang lalu klien pernah menderita penyakit TB Paru, sudah menjalani
pengobatan OAT selama enam bulan
Keadaan umum
Tampak sakit berat dan sesak napas, KU sangat lemah, kesadaran Compos Mentis, GCS 456,
TB 155 cm, BB 50 kg.
a. Inspeksi
· Klien tampak sesak napas, keringat dingin, wajah tampak pucat, nyeri dada saat
bernapas dan gelisah
b. Palpasi
c. Perkusi
a. Auskultasi
1. Laboratorium
2. Radiologi
· Foto thoraks AP-Lat tanggal 2 10 januari 2019: gambaran pneumotoraks kanan,
paru kolaps
· Foto thoraks AP-Lat tanggal 12-1-2019 : ujung selang di IC 4-5. tak tampak
pneumotoraks, paru ekspansi
F. Pengobatan
· Ranitidin 2 x 1 amp IV
· Ceftriaxone 2 x 1 gr IV
A. Analisa data
A. Prioritas Masalah
a. Pola napas tidak efektif b/d penurunan ekspansi paru sekunder terhadap peningkatan
tekanan di dalam rongga pleura; pneumothorax
b. Risti infeksi dan trauma pernapasan b/d tindakan invasif sekunder pemasangan selang
WSD
L. Rencana intervensi
1 Selasa I S:
· Klien mengatakan keluhan sesak napas dan nyeri dada
15-2-19
kanan saat bernapas sudah berkurang, bernapas agak ringan
08.30 O:
· Tampak sesak napas dan nyeri saat bernapas sudah
berkurang, bernapas agak ringan
· Terpasang selang WSD di IC 4-5 midline axila kanan
disambung dengan selang penghubung ke botol WSD
· Tampak undulasi pada selang
· Tampak gelembung udara keluar melalui ujung selang
didalam botol WSD saat ekspirasi dan batuk
· Kecembungan dada kanan mulai berkurang
· Sudah mulai terlihat pergerakan dada kanan saat bernapas
· Tidak menggunakan otot bantu napas tambahan
· Tidak menggunakan oksigen tambahan
· Pola napas mulai teratur
· TTV : TD 110/70 mmHg, RR 28 x/mnt, N 88 x/mnt, T 36
C
· Palpasi: teraba getaran disisi paru kanan
· Perkusi: hipersonor diparu kanan sudah berkurang
· Auskultasi: sudah terdengar suara napas di paru kanan
· Klien tampak lebih tenang/rileks
A: Masalah pola napas tidak efektif teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi no; 2,3,4,5
· Cek foto thoraks AP-Lat posisi tegak
· Pantau kepatenan sistem drainage
· Observasi pengembangan paru
· K/P pasang suction continous
2 Selasa II S: Px mengatakan terpasang selang didada kanan
O:
15-1-19
· Luka bersih ditutup kasa steril
08.30
· TTV : TD 110/70 mmHg, RR 28 x/mnt, N 88 x/mnt, T 36
C
· Tidak ada krepitasi disekitar selang
· Undulasi positif
· Botol WSD lebih rendah dari tubuh
· Ujung selang dalam botol WSD berada 2 cm dibawah
batas air
A: Masalah risti infeksi dan trauma pernapasan tidak terjadi
P: Lanjutkan intervensi No: 1,2,3,4,5,6,7
· Observasi tanda-tanda infeksi pada luka
· Lakukan perawatan WSD setiap hari
· K/P mencuci botol dan ganti cairan dalam botol bila
terlihat keruh
3 Rabu I S:
· Klien mengatakan keluhan sesak napas dan nyeri dada
23-1-19
kanan saat bernapas sudah berkurang, bernapas agak ringan
08.30 O:
· Klien tampak lebih tenang/rileks
· Tampak sesak napas dan nyeri saat bernapas sudah
berkurang, bernapas agak ringan
· Terpasang selang WSD di IC 4-5 midline axila kanan
disambung dengan selang penghubung ke botol suction
continous
· Tampak undulasi pada selang
· Tampak gelembung udara keluar melalui ujung selang
didalam botol WSD saat batuk
· Kecembungan dada kanan mulai berkurang
· Sudah mulai terlihat pergerakan dada kanan saat bernapas
· Pola napas mulai teratur
· TTV : TD 120/70 mmHg, RR 24 x/mnt, N 84 x/mnt, T 36
C
· Palpasi: teraba getaran disisi paru kanan
· Perkusi: hipersonor diparu kanan sudah berkurang
· Auskultasi: sudah terdengar suara napas di paru kanan
· Terpasang suction continous dengan tekanan 20
mmHg
· Foto thoraks: ujung selang di IC 4-5 kanan
A: Masalah pola napas tidak efektif teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi no; 2,3,4,5,6,7
· Ajarkan latihan meniup
4 Rabu II S: Px mengatakan terpasang selang didada kanan
O:
23-1-19
· Tidak ada tanda trauma pernapasan dan tanda-tanda infeksi
09.00 pada luka, luka bersih ditutup kasa steril
· Tidak ada pus didalam selang
· Tidak ada krepitasi disekitar selang
· Undulasi positif
· Kepatenan sistem drainage WSD dalam kondisi baik
· TTV : TD 120/70 mmHg, RR 24 x/mnt, N 84 x/mnt, T 36
C
A: Masalah risti infeksi dan trauma pernapasan tidak terjadi
P: Lanjutkan intervensi No: 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10
5 Kamis I S:
· Klien mengatakan tidak ada keluhan sesak napas dan nyeri
24-1-19
dada kanan saat bernapas, bernapas ringan
08.30 O:
· Klien terlihat tenang/rileks, tak tampak sesak napas
· TTV : TD 120/70 mmHg, RR 24 x/mnt, N 84 x/mnt, T 36
C
· Terpasang selang WSD di IC 4-5 midline axila kanan
disambung dengan selang penghubung ke botol suction
continous
· Terpasang suction continous dengan tekanan 20
mmHg
· Undulasi positif
· Tampak gelembung udara keluar melalui ujung selang
didalam botol WSD saat batuk
· Bentuk dada simetris
· Pergerakan dada simetris saat bernapas
· Palpasi: teraba getaran disisi paru kanan
· Perkusi: sonor diparu kanan
· Auskultasi: terdengar suara napas di paru kanan
A: Masalah pola napas tidak efektif teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi no; 1,2,3,4,5,6,7,8
6 Kamis II S: Px mengatakan terpasang selang didada kanan
O:
24-1-19
· Tidak ada trauma pernapasan dan tanda-tanda infeksi pada
09.00 luka, luka bersih ditutup kasa steril
· Selang WSD diklem
· TTV : TD 120/70 mmHg, RR 24 x/mnt, N 84 x/mnt, T 36
C
A: Masalah risti infeksi dan trauma pernapasan tidak terjadi
P: Lanjutkan intervensi No: 1,2,3,4,5,6,7,8
7 Jum'at I S:
· Klien mengatakan tidak ada keluhan sesak napas dan nyeri
25-1-19
dada kanan saat bernapas, bernapas ringan
08.30 O:
· Klien terlihat tenang/rileks, tak tampak sesak napas
· TTV : TD 120/70 mmHg, RR 22 x/mnt, N 84 x/mnt, T 36
C
· Terpasang selang WSD di IC 4-5 midline axila kanan
disambung dengan selang penghubung ke botol WSD
· Terpasang suction continous dengan tekanan 20
mmHg
· Undulasi positif
· Tampak gelembung udara keluar melalui ujung selang
didalam botol WSD saat batuk minimal
· Bentuk dada simetris
· Pergerakan dada simetris saat bernapas
· Palpasi: teraba getaran disisi paru kanan
· Perkusi: sonor diparu kanan
· Auskultasi: terdengar suara napas di paru kanan
A: Masalah pola napas tidak efektif teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi no; 1,2,3,4,6
· Klem WSD selama 24 jam
· Observasi keluhan sesak napas selama selang diklem, buka
klem bila sesak napas
· Cek foto thorakx AP-Lat
8 Jum’at II S: Px mengatakan terpasang selang didada kanan
O:
24-4
· Tidak ada trauma pernapasan dan tanda-tanda infeksi pada
1-19 luka, luka bersih ditutup kasa steril