Anda di halaman 1dari 23

DIAGNOSIS DAN

PENATALAKSANAAN
PNEUMOTORAKS SPONTAN

Dr. Annisa Pratiwi

PEMBIMBING
Dr. Indra Wiradinata,Sp.B
PNEUMOTORAKS
KLASIFIKASI

PNEUMOTORAKS

Pneumotoraks Pneumotoraks
Spontan Traumatik

Pneumotoraks Pneumotoraks
Iatrogenik Bukan
Spontan Spontan
Iatrogenik
Primer (PSP) Sekunder

Artifisial Eksidental
Pneumotoraks tertutup
(simple pneumothorax)

Berdasarkan Pneumotoraks terbuka


Jenis Fistula (open pneumothorax)

Tension pneumotoraks
(pneumotoraks ventil)
PNEUMOTORAKS SPONTAN

 Pneumotoraks yang terjadi tiba-tiba tanpa adanya


suatu penyebab (trauma taupun iatrogenik)
 PSP:
 Tanpa adanya riwayat penyakit paru yang mendasari
sebelumnya
 Individu sehat, dewasa muda
 Tidak berhubungan dengan aktivitas fisik yang berat
 Belum diketahui penyebabnya

 PSS:
 Terjadi karena penyakit paru yang mendasarinya
 TB paru, PPOK, asma bronchial, pneumonia, tumor paru
PATOGENESIS

 PSP
 Robekan suatu kantong udara dekat pleura
viseralis
 Secara patologis paru yang direseksi tampak:
 Bulla : kantong yang dibatasi pleura fibrotik

yang menebal, jaringan fibrosa paru sendiri dan


jaringan paru emfisematous.
 Bleb: terbentuk dari suatu alveoli yang pecah

melalui jaringan interstisial ke dalam lapisan


fibrosa tipis pleura viseralis yang kemudian
berkumpul dalam bentuk kista.
 Mekanisme terjadinya bulla atau bleb belum jelas
DIAGNOSIS
 Keluhan subjektif
 Sesak nafas
 Nyeri dada
 Batuk
 Pemeriksaan fisik

 Suara nafas melemah sampai menghilang


 Fremitus melemah sampai menghilang
 Resonansi perkusi dapat normal atau
meningkat/hipersonor
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Analisa gas darah
 Hipoksemia dan alkalosis respirasi akut

 Rontgen Thoraks
 Garis pleura viseralis tampak putih, lurus atau
cembung terhadap dinding dada dan terpisah dari
garis pleura parietalis.
 Celah antara kedua garis pleura tampak lusens
 Visceral pleural white line atau visceral line
 Pneumothoraks luas, paru-paru kolaps di daerah
hilus dan mediastinum terdorong kearah
kontralateral.
 Computed Tomography (CT-scan)
 Apabila dengan pemeriksaan foto thoraks diagnosis belom
ditegakkan.
 Spesifik untuk membedakan:
 emfisema bullosa dengan pneumotoraks,

 batas antara udara dengan cairan intra dan ekstrapulmoner

 pneumothoraks spontan primer atau sekunder.


PRESENTASE PNEUMOTORAKS
PENATALAKSANAAN

 Observasi dan pemberian tambahan oksigen

 Torakoskopi
ASPIRASI DENGAN JARUM DAN TUBE
TORAKOSTOMI

 Dilakukan seawal mungkin


 Pasien pneumotoraks yang luasnya >15%.

 Bertujuan mengeluarkan udara dari rongga pleura


(dekompresi).
 Tindakan dekompresi dapat dilakukan dengan cara :

 Menusukkan jarum melalui dinding dada sampai


masuk rongga pleura, sehingga tekanan udara
positif akan keluar melalui jarum tersebut.
 Membuat hubungan dengan udara luar
MEMBUAT HUBUNGAN DENGAN UDARA LUAR

 Jarum infus set ditusukkan ke dinding dada


sampai masuk rongga pleura
 Jarum abbocath no. 14 ditusukkan ke rongga
pleura
 Water Sealed Drainage (WSD)
WATER SEALED DRAINAGE (WSD)
 Pipa khusus (kateter urin) yang steril dimasukkan ke
rongga pleura dengan perantaran trokar atau klem
penjepit
 Dilakukan insisi kulit
 Ruang antar iga ke enam pada linea aksilaris media
 Ruang antar iga kedua pada linea mid klavikula
 Diberikan cairan disinfektan dan dilakukan injeksi
anestesi lokal dengan xilokain atau prokain 2%
 Trokar masuk ke dalam rongga pleura, pipa khusus segera
dimasukkan ke rongga pleura dan trokar dicabut sehingga
hanya pipa khusus yang masih tertinggal di rongga pleura
 Pipa dihubungkan dengan pipa yang lebih panjang dan
dengan pipa kaca yang dimasukkan ke dalam air di dalam
botol
 Masuknya pipa kaca ke dalam air 2 cm dari permukaan air
 penghisapan udara secara aktif (continuous suction)
 Apabila tekanan rongga pleura masih tetap positif,
 Memberikan tekanan -10cm - 20cm H2O agar supaya
paru cepat mengembang
 Evaluasi:
 Paru sudah mengembang penuh dan tekanan rongga
pleura sudah negatif uji coba penjepitan selang
24 jamu
 Evaluasi dengan foto rontgen toraks
 Tekanan di dalam rongga pleura menjadi positif maka
pipa tersebut belum dapat dicabut
 Bila paru sudah mengembang maka WSD dicabut
 Pencabutan WSD dilakukan saat pasien dalam keadaan
ekspirasi maksimal
TORAKOSKOPI
 Tindakan untuk melihat langsung ke dalam rongga toraks dengan
alat bantu torakoskop
 Dipandu dengan video (Video Assisted Thoracoscopy Surgery)
 Dapat dilakukan reseksi bulla atau bleb dan dilakukan untuk
pleurodesis
 Tindakan ini dilakukan apabila :
 Tindakan aspirasi maupun WSD gagal
 Paru tidak mengembang setelah 3 hari pemasangan tube
torakostomi
 Terjadinya fistula bronkopleura
 Timbulnya kembali pneumotoraks setelah dilakukan pleurodesis
 Video Assisted Thoracoscopy Surgery
 Pilihan yang tepat untuk pneumotoraks spontan
 Lamanya operasi sekitar 45 menit
 Jika didapatkan adanya bleb atau bulla, maka yang bisa
dilakukan adalah:
 Lesi ukuran kecil, beleb atau bulla < 2 cm, dikoagulasi
dengan pleurodesis talk.
 Bleb atau bulla > 2cm, reseksi torakoskopi dengan suatu
alat EndoGIA, kemudian diikuti skarifikasi
(electrocoagulation) pada pleura parietalis.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai