Pneumotoraks
Spontan
Primer
Pneumotoraks
Spontan Pneumotoraks
Spontan
Sekunder
Menurut
penyebabnya Artifisial
Iatrogenik
Eksidental
Pneumotoraks
Traumatik
Non-iatrogenik
KLASIFIKASI
Berdasarkan jenis fistulanya
Pneumotoraks
parsialis
Pneumotoraks
totalis
DIAGNOSIS
Gejala Klinis:
•Sesak napas
•Nyeri dada
•Batuk-batuk
•Denyut jantung meningkat
•Kulit sianosis
•Tidak menunjukan gejala
(pneumotoraks spontan primer)
Pemeriksaan fisik
•Dapat terjadi pencembungan pada sisi yang sakit (hiperekspansi dinding dada)
•Pada waktu respirasi, bagian yang sakit gerakannya tertinggal
•Trakea dan jantung terdorong kesisi yang sehat
•Suara nafas melemah sampai menghilang
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Foto Rontgen Thoraks
• Bagian pneumotoraks akan tampak lusen, rata dan paru yang
kolaps akan tampak garis yang merupakan tepi paru.
• Paru yang mengalami kolaps hanya tampak massa radio opaque
yang berada didaerah hilus.
• Jantung dan trakea terdorong kesisi yang sehat, spatium
intercostal melebar, diafragma mendatar dan tertekan
kebawah.
Foto Rontgen Thoraks
Pneumotoraks parsialis,
Paru yang kolaps menekan pada sebagian
kecil paru
Pneumotoraks totalis,
mengenai sebagian besar paru
Foto Rontgen Thoraks
3. CT-scan thorax
Membedakan antara:
• emfisema bullosa dengan pneumotoraks,
• batas antara udara dengan cairan intra dan ektrapulmoner
• membedakan antara pneumotoraks spontan primer dan
sekunder.
CT-scan thorax
pada kasus pneumotoraks
TATALAKSANA
1. Observasi dan Pemberian O2
2. Aspirasi dengan Jarum dan Tube Torakostomi
• Dilakukan seawal mungkin
• Pasien pneumotoraks yang luasnya >15%.
• Bertujuan mengeluarkan udara dari rongga pleura(dekompresi).
• Tindakan dekompresi dapat dilakukan dengan cara :
• Menusukkan jarum melalui dinding dada sampaimasuk rongga pleura, sehingga
tekanan udara positif akan keluar melalui jarum tersebut.
Membuat hubungan dengan udara luar
4.Torakotomi
Tindakan pembedahan ini indikasinya hampir sama dengan
torakoskopi. Tindakan ini dilakukan jika dengan torakoskopi
gagal atau jika bleb atau bulla terdapat di apek paru, maka
tindakan torakotomi ini efektif untuk reseksi bleb atau bulla
tersebut.
5. Tindakan Bedah