Anda di halaman 1dari 48

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Millenium Development Goals (MDGs)

2.1.1. Definisi MDGs


Millenium Development Goals (MDGs) atau Tujuan Pembangunan
Millenium adalah suatu paradigma pembangunan global, yang
dideklarasikan pada Konferensi Tingkat Tinggi Milenium (KTT
Milenium) yang dihadiri oleh 189 negara anggota Perserikatan Bangsa-
bangsa (PBB) di New York pada bulan September tahun 2000. Dasar
hukum dikeluarkannya MDGs adalah Resolusi Majelis Umum
Perserikatan Bangsa-Bangsa nomor 55/2 tanggal 18 September 2000
(Utomo, 2017).

MDGs berisi delapan butir tujuan pembangunan yang diuraikan


menjadi 18 target dan 48 indikator untuk pemantauan yang harus
dicapai dalam kurun waktu 1990-2015.Targetnya adalah tercapainya
kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat pada tahun
2015.Target ini merupakan tantangan utama dalam pembangunan di
seluruh dunia yang terurai dalam Deklarasi Milenium, diadopsi oleh
189 negara, serta ditandatangani oleh 147 kepala pemerintahan dan
kepa negara yang hadir dalam KTT Milenium (Badan Pusat Statistik
dan Bappenas, 2011).

2.1.2. Tujuan Millenium Development Goals (MDGs)


MDGs menetapkan 8 (delapan) tujuan pembangunan yang diuraikan
menjadi 18 target dan 48 indikator untuk pemantauan yang akan dicapai
dalam kurun waktu 1990-2015. Semua Negara yang terlibat dalam
pendeklarasian MDGs telah berkomitmen untuk mengintegrasikan
MDGs sebagai menjadi bagian dari program pembangunan nasional
(Bappenas, 2012). Adapun tujuan MDGs adalah sebaga berikut:

a. Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan


 Target 1A: Menurunkan hingga setengahnya proporsi penduduk
dengan tingkat pendapatan kurang dari USD 1,00 (PPP) per hari
dalam kurun waktu 1990–2015.
 Target 1B: Menciptakan kesempatan kerja penuh dan produktif
dan pekerjaan yang layak untuk semua, termasuk perempuan dan
kaum muda.
 Target 1C: Menurunkan hingga setengahnya proporsi penduduk
yang menderita kelaparan dalam kurun waktu 1990–2015.

b. Mencapai Pendidikan Dasar untuk Semua


Target 2A: Menjamin pada 2015 semua anak, laki-laki maupun
perempuan dimanapun dapat menyelesaikan pendidikan dasar.

c. Mendorong Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan


Target 3A: Menghilangkan ketimpangan gender di tingkat
pendidikan dasar dan lanjutan pada tahun 2005 dan di semua jenjang
pendidikan tidak lebih dari tahun 2015.

d. Menurunkan Angka Kematian Anak


Target 4A: Menurunkan angka kematian balita (AKBA) hingga dua-
pertiga dalam kurun waktu 1990-2015.

e. Meningkatkan Kesehatan Ibu


 Target 5A: Menurunkan angka kematian ibu hingga tiga-
perempat dalam kurun waktu 1990–2015.
 Target 5B: Mewujudkan akses kesehatan reproduksi bagi semua
pada tahun 2015.
f. Memerangi HIV/AIDS, Malaria, dan Penyakit Menular
Lainnya
 Target 6A: Mengendalikan penyebaran dan mulai menurunkan
jumlah kasus baru HIV dan AIDS hingga tahun 2015.
 Target 6B: Mewujudkan akses terhadap pengobatan HIV dan
AIDS bagi semua yang membutuhka sampai dengan tahun 2010.
 Target 6C: Mengendalikan penyakit malaria dan mulai
menurunkan jumlah kasus baru malaria dan penyakit utama
lainnya hingga tahun 2015.

g. Menjamin Kelestarian Lingkungan Hidup


 Target 7A: Memadukan prinsip-prinsip pembangunan yang
berkesinambungan dengan kebijakan dan program nasional serta
mengembalikan sumber daya lingkungan yang hilang.
 Target 7C: Menurunkan hingga separuhnya proporsi penduduk
tanpa akses terhadap sumber air minum yang layak dan fasilitas
sanitasi dasar layak pada tahun 2015.
 Target 7D: Mencapai peningkatan yang signifikan dalam
kehidupan penduduk miskin di permukiman kumuh pada tahun
2020.

h. Mengembangkan Kemitraan Global untuk Pembangunan


 Target 8A: Mengembangkan sistem keuangan dan perdagangan
yang terbuka, berbasis peraturan, dapat di prediksi, dan tidak
diskriminatif.
 Target 8D: Menangani utang negara berkembang melalui upaya
nasional maupun internasional untuk dapat mengelola utang
dalam jangka panjang.
 Target 8F: Bekerjasama dengan swasta dalam memanfaatkan
teknologi baru, terutama teknologi informasi dan komunikasi.
2.1.3. Implementasi Tujuan dalam Program
Tujuan 4: Menurunkan Angka Kematian Anak
Angka kematian balita menurun dari 97 per 1.000 pada tahun 1989
menjadi 46 pada tahun 2000 atau rata-rata penurunan tujuh persen
per tahun. Selanjutnya, untuk mencapai target angka kematian balita
30 per 1000 pada tahun 2015 diperlukan rata-rata penurunan tiga
persen per tahun. Untuk pencapaian target ini diperlukan upaya yang
lebih keras karena penyebab kematian pada angka kematian yang
semakin rendah akan semakin sukar ditanggulangi.

Penyebab utama kematian anak masih didominasi oleh penyakit


infeksi, termasuk diare dan ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut),
yang terkait dengan gangguan gizi. Sekitar 30% anak balita
mempunyai berat badan yang kurang terhadap umur (kurang dari -2
Standard Deviasi Skor BB/U). Angka ini tidak banyak berubah
dalam dekade terakhir. Angka kematian bayi menurun nyata dari 68
per seribu kelahiran hidup pada tahun 1989 menjadi 35 pada tahun
2000 atau rata-rata penurunan lima persen per tahun. Walaupun
menurun, angka kematian bayi ini masih tinggi dibanding dengan
beberapa negara ASEAN seperti Malaysia, Filipina, dan Thailand.
Persentase anak usia 12-23 bulan yang menerima sedikitnya satu kali
imunisasi meningkat dari 58% pada tahun 1991 menjadi 72% pada
tahun 2002. Sebagai bandingan, target nasional imunisasi campak
untuk tahun 2010 ditetapkan 90%.Anak yang kurang gizi yang
terserang campak menjadi rawan terhadap ISPA berat.

Tujuan 5: Meningkatkan Kesehatan Ibu


Kematian ibu dari 400 jadi 307 pada tahun 2000 ini meninggi jika
dibandingkan dengan negara maju yang sudah dibawah 10, dan di
beberapa negara ASEAN sudah dibawah 50, jadi 124 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 2015 tidak mudah tercapai mengingat
sistem pelayanan obstetri emergensi masih lemah, belum mampu
menjangkau tepat waktu semua kasus komplikasi maternal
(kehamilan, persalinan dan nifas) hambatan utama akses pelayanan
obstetri emergency menunjukkan sebagian besar kematian ibu
terjadi pada masyarakat miskin dan mereka yang tinggal jauh dari
rumah sakit. Perdarahan, eklampsia, dan infeksi meru-pakan jenis
komplikasi maternal yang menjadi penyebab langsung kematian ibu.
Kematian ibu dapat dicegahhanya apabila kasus komplikasi ditolong
di rumah sakit dengan fasilitas pelayanan obstetri emergency yang
memadai bila terlambat menerima pelayanan standar terhadap 11%
kematian ibu.di karena ibu hamil atau pasangan yang tidak
menginginkan kehamilan melakukan aborsi sengaja melalui
pertolongan pelayanan yang tidak kompeten (Badan Pusat Statistik
dan Bappenas, 2011).

Tujuan 6: Memerangi HIV/AIDS, Malaria, dan Penyakit


Menular Lainnya HIV/AIDS
HIV (Human Immuno Virus) merupakan virus yang menyerang
sistem kekebalan tubuh manusia.Kekebalan tubuh yang berkurang
atau hilang membuat orang rentan terhadap berbagai penyakit.
Sekumpulan gejala penyakit sebagai akibat hilangnya kekebalan
tubuh pada seseorang yang terinfeksi HIV dikenal dengan AIDS
(Acquired Immuno Deficiency Syndrom). Penularan HIV dari satu
orang ke orang lain terjadi melalui pertukaran cairan tubuh. Dalam
tubuh, HIV terutama berada dan beredar dalam darah, air mani dan
cairan otak. Dalam kurun waktu 5 sampai 15 tahun sejak terinfeksi,
orang dengan HIV tampak normal, baru setelah kekebalan sangat
menurun akan muncul AIDS, yang dalam waktu satu sampai dua
tahun diikuti dengan kematian. Sampai sekarang belum ada obat
penyembuh HIV/AIDS, tetapi obat retroviral yang dapat
menghambat kecepatan pengembang-biakan virus. Pencegahan,
termasuk tidak melakukan hubungan seksual, setia hanya pada satu
pasangan seksual, menggunakan kondom pada hubungan seksual
berisiko, dan tidak menyalahgunakan obat, merupakan cara paling
efektif dalam program penanggulangan HIV/AIDS. Sejak
dilaporkan kasus pertama AIDS tahun 1987, jumlah kasus
HIV/AIDS yang dilaporkan terus meningkat.Sampai akhir
September 2003 tercatat 1.239 kasus AIDS dan 2.685 kasus HIV
positip.Angka ini hanya puncak dari ’gunung es’ masalah yang jauh
lebih besar.Saat ini diperkirakan antara 90.000-130.000 orang
Indonesia hidup dengan HIV. Sebagian besar kasus tertular melalui
hubungan seksual berisiko. Mulai awal 2000-an penularan melalui
penggunaan jarum yang tidak steril pada penyalah-guna narkoba
suntik dilaporkan semakin meningkat. Epidemi (tingkat penyebaran)
HIV/AIDS di Indonesia semakin mengkhawatirkan.Saat ini epidemi
tidak lagi dalam katagori rendah, tetapi sudah masuk
katagori ’konsentrasi’. Di beberapa propinsi seperti DKI Jakarta,
Bali, Papua, dan Riau Kepulauan angka prevalensi HIV pada
kelompok penjaja seks antara 5% dan 20%, dan pada penyalahguna
narkoba suntik antara 50% dan 70%. Pada saat ini tidak ada propinsi
atau kabupaten yang masih bebas HIV. Di beberapa daerah, HIV
sudah mulai masuk pada kelompok risiko rendah, termasuk ibu
hamil dan anak. Ibu hamil tertular dari pasangannya, dan anak
tertular HIV dari ibu melalui plasenta, jalan lahir, atau menyusui. Di
beberapa daerah, angka HIV positip pada ibu hamil sudah sekitar
0,5%.

Target menghentikan penularan HIV pada tahun 2015 tampaknya


tidak akan tercapai. Faktor pendorong epidemi terus berjalan
sementara program rutin pelayanan pencegahan dan pengobatan
HIV/AIDS belum tampak nyata.Industri seks terbuka dan
terselubung makin marak, sementara penggunaan kondom pada
hubungan seksual berisiko masih relatif rendah.Demikian pula
penyalah-gunaan narkoba suntik semakin meningkat, di mana
sebagian besar penyalahgunaan menyuntik bergantian dengan
menggunakan semprit dan jarum tidak steril.Kesemua perilaku
tersebut mendorong penyebaran HIV di masyarakat.Komitmen
pemerintah terhadap penanggulangan HIV/AIDS memang tinggi,
tetapi masih dalam suatu tingkat yang belum terwujud menjadi
program pelayanan rutin yang langsung menyentuh masyarakat.

Tabel 1. MDGs Bidang Kesehatan: Tujuan, Sasaran dan Indikator


Tujuan Target Indikator

 Angka kematian balita


Menurunkan angka kematian
Tujuan 4: Menurunkan  Angka kematian bayi
balita sebesar dua pertiganya,
angka kematian anak  Persentase anak di bawah satu tahun
antara 1990 dan 2015
yang diimunisasi campak
Menurunkan angka  Angka kematian ibu
Tujuan 5:
kematian ibu sebesar  Proporsi pertolongan persalinan oleh
Meningkatkan
tiga perempatnya antara tenaga kesehatan terlatih
Kesehatan Ibu
1990 dan 2015  Angka pemakaian kontrasepsi
 Prevalensi HIV di kalangan ibu hamil
Mengendalikan yang berusia antara 15-24 tahun
Tujuan 6: memerangi
penyebaran HIV/AIDS  Penggunaan kondom pada pemakai
HIV/AIDS, malaria,
dan mulai menurunnya kontrasepsi
dan penyakit menular
jumlah kasus baru pada  Presentase anak muda usia 15-24
lainnya
2015. tahun yang mempunyai pengetahuan
komprehensif HIV/AIDS

2.1.1 Tantangan Pencapaian MDGs Kesehatan


Kebijakan intervensi efektif untuk menanggulangi masalah gangguan
gizi, kematian anak, kematian ibu, dan penyakit infeksi telah tersedia,
tetapi penggunaan dan implementasi belum maksimal. Masalahnya
adalah bagaimana menerjemahkan kebijakan intervensi menjadi
program rutin pelayanan kesehatan yang dapat menyentuh langsung
masyarakat sasaran. Tantangan dalam menerjemahkan kebijakan
mencakup banyak faktor yaitu pada dimensi kebijakan dan program,
yang lebih dari sisi penyediaan pelayanan, dan dimensi masyarakat,
yang lebih dari sisi penerima pelayanan. Sistematika faktor pada
masing-masing dimensi bukan dimaksudkan sebagai kerangka teori,
tetapi lebih pada kerangka penyajian dan pembahasan. Berikut
pembahasan tantangan pencapaian MDGs Kesehatan:

a. Membangun Hukum
Kelemahan dalam substansi, struktur dan budaya hukum sering
merugikan hak-hak dan situasi kesehatan ibu dan anak.Upaya
perbaikan kesehatan ibu dan anak perlu pula memperbaiki kejelasan
hukum dan peraturan dan menjamin pelaksanaan hukum demi
melindungi perempuan dan anak.

b. Menempatkan Kesehatan Sebagai Agenda Prioritas


Sebagai elemen penting MDGs, perbaikan kesehatan terutama
kesehatan ibu dan anak perlu menjadi agenda prioritas
pembangunan nasional, termasuk daerah.Prioritas ini perlu
dijabarkan menjadi komitmen pelaksanaan, termasuk anggaran.
Sejauh ini, anggaran belanja pemerintah untuk bidang kesehatan
menanggung hanya 20% biaya kesehatan; sisanya sekitar 80%
berasal dari kantong masyarakat yang belum diatur dalam suatu
sistem asuransi. Namun demikian, budaya mental korupsi dan
kelembagaan (kapasitas institusi) yang lemah membuat peningkatan
anggaran kesehatan akan tidak banyak berpengaruh terhadap
keberhasilan pembangunan.

c. Memperkuat Kerjasama Lintas Sektor dan Program


Masalah kesehatan merupakan masalah multisektor, tidak saja
kematian, penyakit, dan gizi, tetapi juga perilaku, pangan,
perumahan, lingkungan, ekonomi, dan sosial-budaya. Dalam upaya
penaggulangan masalah kesehatan, sektor kesehatan perlu bekerja-
sama dan berkoordinasi dengan sektor dan program lain. Untuk ini
perlu kejelasan peran dan tanggung jawab masing-masing sektor
dan program, dan pada saat yang sama dibangun komitmen bersama
dan rasa saling percaya, kerja sama lintas sektor dan program ini
mudah diucapkan, tetapi dalam praktek sukar dilaksanakan.

d. Memperkuat Kebijakan dan Kelembagaan


Mengurangi atau menghilangkan hambatan akses pelayanan
kesehatan, baik hambatan biaya atau non-biaya bagi umah tangga,
terutama masyarakat miskin, perlu menjadi satu komponen penting
kebijakan kesehatan.Selanjutnya, kelembagaan yang kuat
merupakan faktor penting yang dapat menjamin pelaksanaan
kebijakan. Sementara banyak faktor yang mempengaruhi kuat
tidaknya kelembagaan, kapasitas manajerial, teknis, pendanaan, dan
budaya mental semua tingkatan program, mulai Departemen
Kesehatan, Dinas Kesehatan Propinsi dan Kabupaten Kota, dan
fasilitas pelayanan, memegang peranan penting. Kepemimpinan
dan budaya mental sering menentukan keberhasilan pelaksanaan
kebijakan dan program.Penguatan kelembagaan ini menjadi lebih
penting sehubungan dengan desentralisasi pembangunan
kesehatan.Upaya penguatan kelembagaan mencakup perbaikan
kinerja petugas kesehatan – menyangkut kualitas, ketanggapan, dan
efisiensi – melalui akuntabilitas yang lebih besar, dan perlu
memperhatikan tidak saja upah dan tunjangan yang memadai, tetapi
juga kesempatan mengikuti pelatihan dan prospek
promosi.Kebijakan perlu menjamin bahwa obat dan komoditas
esensial dapat menjangkau dan terjangkau oleh masyarakat yang
paling membutuhkan.Perlu perbaikan logistik, sistem insetif,
strategi pengaturan pengadaan, dan kejelasan peran pemerintah
dalam jaminan penyediaan obat dan dalam menciptakan situasi
kondusif bagi riset dan pengembangan obat.
e. Memperbaiki Sistem Informasi
Sistem informasi, termasuk sistem registrasi vital, sistem pelayanan
kesehatan, dan surveilans masalah kesehatan, masih kurang
mendapat perhatian.Sistem informasi kesehatan yang ada belum
berjalan maksimal, dan belum dalam satu
kesatuan.Ketidaklengkapan dan ketidakakuratan data menjadi
penghalang utama upaya pemantauan dan evaluasi MDGs. Sudah
mulai saatnya kita melakukan penilaian komprehensif masalah
sistem informasi ini dan merancang suatu sistem informasi yang
sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan yang dinamis.

f. Pendidikan Masyarakat Sasaran yang Masih Rendah


Masyarakat yang rawan masalah kesehatan justru mereka yang
tingkat pendidikan rendah dan tidak mampu secara
ekonomis.Sementara perbaikan pendidikan penting sebagai
perbaikan kesehatan dan ekonomi jangka panjang, komunikasi dan
pendekatan program pelayanan kesehatan perlu menyesuaikan
dengan tingkat pendidikan dan aspek sosial-budaya masyarakat.

g. Menuju Kesetaraan Gender


Masalah gender merupakan salah satu faktor penjelas belum
optimalnya kesehatan ibu. Faktor sosial-budaya yang ada dalam
banyak hal sering menempatkan perempuan dalam subkoordinasi
laki-laki, sehingga akses dan kontrol terhadap sumber daya
kehidupan dari perempuan umumnya lebih rendah dibanding laki-
laki.Situasi ini merugikan perempuan, termasuk meningkatkan
kerawanan terhadap risiko kematian ibu.Kesehatan ibu yang buruk
tentu saja berpengaruh negatif terhadap kesehatan anak-
anaknya.Dengan demikian upaya perbaikan kesehatan ibu dan anak
perlu pula menyertakan upaya peningkatan kesetaraan gender.
h. Partisipasi Masyarakat
Akses pelayanan merupakan pertemuan antara penyedia pelayanan
dan masyarakat sebagai pengguna pelayanan.Partisipasi masyarakat
dalam upaya perbaikan kesehatan diperlukan untuk perbaikan
perilaku kesehatan dan optimasi penggunaan
pelayanan.Menumbuhkan dan mengembangkan partisipasi
masyarakat tidak saja tanggung jawab pemerintah, tetapi juga
organisasi non-pemerintah, organisasi profesi, dan organisasi
kemasyarakatan.Apabila perlu masyarakat melalui organisasi-
organisasi ini perlu menekan pemerintah untuk memenuhi
kewajibannya menyehatkan masyarakat.

2.1 Sustainable Development Goals (SDGs)


2.2.1 Definisi
Sustainable Development Goals atau SDGs merupakan kelanjutan dari
apa yang sudah dibangun pada Millenium Development Goals (MDGs)
yang berakhir pada tahun 2015. SDGs didefinisikan sebagai kerangka
kerja untuk 15 tahun ke depan hingga tahun 2030 berisi kumpulan
program dan target yang diharapkan dapat menjadi alat untuk
pembangunan kehidupan global di masa mendatang, menggantikan
program MDGs (Millennium Development Goals) yang telah berakhir
pada akhir tahun 2015. SDGs berupaya untuk menyelesaikan misi
MDGs, sekaligus memetakan agenda ke depan yang lebih luas dengan
masa berlaku 2015-2030. SDGs merupakan tujuan global bagi seluruh
negara dan pemangku kepentingan. Hal yang menonjol dari SDGs
adalah penekanannya pada inklusi dan menutup kesenjangan untuk
menjamin tidak ada seorang pun yang tertinggal di perjalanan menuju
pembangunan berkelanjutan. Sesuai tujuan tersebut, salah satu ciri
utama target SDGs adalah peningkatan fokus pada data terpilah di
suatu negara untuk memonitor kesenjangan (Badan Pusat Statistik dan
Bappenas, 2011; WHO, 2015).
Secara formal, SDGs, didiskusikan pertama kali pada United Nations
Confrence on Sustainable Development yang diadakan di Rio de Janiero
pada Juni 2012. Dokumen SDGs disahkan pada KTT Pembangunan
Berkelanjutan PBB yang berlangsung di New York tanggal 2-27
September 2015. Dalam KTT tersebut ditetapkan bahwa SDGs akan
mulai diberlakukan pasca tahun 2015 sampai tahun 2030. SDGs tidak
hanya berlaku untuk negara berkembang, tapi juga untuk negara-negara
maju pada akhir 2015 (Wahyuningsih, 2017).

2.2.2 Tujuan, Target dan Indikator Sustainable Development Goals


(SDGs)
Sustainable Development Goals (SDGs) memiliki 1 tujuan
pembangunan berkelanjutan dan 169 target. Setiap negara diberi
kebebasan untuk menentukan indikator dari tiap target sesuai dengan
kebijakan dan kemampuannya.
Adapun target dan indikator SDGs, adalah sebagai berikut:
Tujuan 1. Menghilangkan kemiskinan
Target:
1.a. Memastikan mobilisasi sumber daya dari berbagai sumber,
termasuk melalui peningkatan kerjasama pembangunan, dalam
rangka menyediakan sarana yang memadai dan dapat
diprediksi bagi negara-negara berkembang, di negara-negara
berkembang khususnya, untuk melaksanakan program dan
kebijakan untuk mengakhiri kemiskinan di semua dimensi
1.b. Membuat kerangka kebijakan suara di tingkat nasional,
regional dan internasional, berdasarkan strategi pembangunan
pro-miskin dan sensitif gender, untuk mendukung percepatan
investasi dalam pemberantasan kemiskinan

Indikator:
1.1. Pada tahun 2030, memberantas kemiskinan ekstrim untuk
semua orang dimanapun, dengan penghasilan kurang dari
$ 1,25 per hari
1.2. Pada tahun 2030, mengurangi setidaknya setengah proporsi
laki-laki, perempuan dan anak-anak dari berbagai usia yang
hidup dalam kemiskinan di seluruh dimensi menurut definisi
nasional
1.3. Menerapkan sistem perlindungan sosial yang tepat secara
nasional dan pada tahun 2030 mencapai cakupan besar kaum
miskin
1.4. Pada tahun 2030, memastikan bahwa semua laki-laki dan
perempuan, khususnya kaum miskin, memiliki hak yang sama
terhadap sumber daya ekonomi, serta akses ke layanan dasar,
kepemilikan dan kontrol atas tanah dan bentuk-bentuk lain dari
properti, warisan, sumber daya alam, yang sesuai teknologi
baru dan jasa keuangan, termasuk keuangan mikro
1.5. Pada tahun 2030, membangun ketahanan masyarakat miskin
dan mereka dalam situasi rentan dan mengurangi eksposur dan
kerentanan mereka terhadap kejadian ekstrem yang berkaitan
dengan iklim dan guncangan ekonomi, sosial dan lingkungan
lainnya dan bencana

Tujuan 2. Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan


dan meningkatkan gizi, serta mendorong pertanian yang
berkelanjutan
Target:
2.a. Meningkatkan investasi, termasuk melalui kerja sama
internasional yang disempurnakan, di infrastruktur pedesaan,
penelitian dan penyuluhan pertanian, pengembangan teknologi
dan tanaman dan bank gen ternak dalam rangka meningkatkan
kapasitas produktif pertanian di negara-negara berkembang.
2.b. Memperbaiki dan mencegah pembatasan perdagangan dan
distorsi dalam pasar pertanian dunia, termasuk melalui
penghapusan paralel segala bentuk subsidi ekspor pertanian
dan semua langkah ekspor dengan efek setara, sesuai dengan
amanat Putaran Pembangunan Doha
2.c. Mengadopsi langkah-langkah untuk memastikan berfungsinya
pasar komoditas makanan dan turunannya dan memfasilitasi
akses yang tepat terhadap informasi pasar, termasuk cadangan
pangan, dalam rangka untuk membantu membatasi volatilitas
harga pangan yang ekstrim

Indikator:
2.1 Pada tahun 2030, mengakhiri kelaparan dan menjamin akses
oleh semua orang, khususnya orang miskin dan orang-orang
dalam situasi rentan, termasuk bayi, untuk makanan yang
aman, bergizi dan cukup sepanjang tahun
2.2 Pada tahun 2030, mengakhiri segala bentuk kekurangan gizi,
termasuk mencapai, pada tahun 2025, target yang disepakati
secara internasional pada stunting dan wasting pada anak di
bawah usia 5 tahun, dan memenuhi kebutuhan gizi remaja
perempuan, ibu hamil dan menyusui dan orang tua
2.3 Pada tahun 2030, dua kali lipat produktivitas pertanian dan
pendapatan produsen makanan skala kecil, khususnya
perempuan, masyarakat adat, petani keluarga, penggembala
dan nelayan, termasuk melalui akses yang aman dan sama
dengan tanah, sumber daya produktif lainnya dan masukan,
pengetahuan, jasa keuangan, pasar dan peluang untuk
penambahan nilai dan pekerjaan non-pertanian
2.4 Pada tahun 2030, memastikan sistem produksi pangan yang
berkelanjutan dan menerapkan praktik tangguh pertanian yang
meningkatkan produktivitas dan produksi, yang membantu
menjaga ekosistem, yang memperkuat kapasitas adaptasi
terhadap perubahan iklim, cuaca ekstrim, kekeringan, banjir
dan bencana lainnya dan semakin meningkatkan lahan dan
kualitas tanah
2.5 Pada tahun 2020, mempertahankan keragaman genetik benih,
tanaman dibudidayakan dan bertani dan peliharaan hewan dan
spesies liar yang terkait, termasuk melalui nyenyak dikelola
dan beragam benih dan tanaman bank di tingkat nasional,
regional dan internasional, dan mempromosikan akses dan adil
dan merata berbagi manfaat yang timbul dari pemanfaatan
sumber daya genetik dan pengetahuan tradisional terkait,
seperti yang disepakati secara internasional

Tujuan 3. Menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong


kesejahteraan bagi semua orang di segala usia
Target:
3.a. Memperkuat pelaksanaan Organisasi Kesehatan Dunia
Konvensi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau di semua
negara, sesuai
3.b. Mendukung penelitian dan pengembangan vaksin dan obat-
obatan untuk penyakit menular dan tidak menular yang
terutama mempengaruhi negara-negara berkembang,
menyediakan akses ke obat-obatan penting dengan harga
terjangkau dan vaksin, sesuai dengan Deklarasi Doha
Perjanjian TRIPS dan Kesehatan Masyarakat, yang
menegaskan hak dari negara-negara berkembang untuk
menggunakan dengan penuh ketentuan dalam Perjanjian
tentang Aspek-aspek Perdagangan Hak Kekayaan intelektual
mengenai fleksibilitas untuk melindungi kesehatan
masyarakat, dan, khususnya, menyediakan akses ke obat-
obatan untuk semua
3.c. Substansial meningkatkan pembiayaan kesehatan dan
rekrutmen, pengembangan, pelatihan dan retensi tenaga
kesehatan di negara-negara berkembang, terutama di negara-
negara yang kurang berkembang dan pulau kecil negara
berkembang
3.d. Memperkuat kapasitas semua negara, di negara-negara
berkembang, untuk peringatan dini, pengurangan risiko dan
manajemen risiko kesehatan nasional dan global

Indikator:
3.1. Pada tahun 2030, mengurangi angka kematian global ibu
kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup
3.2. Pada tahun 2030, akhir kematian dapat dicegah dari bayi yang
baru lahir dan anak di bawah 5 tahun, dengan semua negara
yang bertujuan untuk mengurangi angka kematian neonatal
untuk setidaknya serendah 12 per 1.000 kelahiran hidup dan di
bawah-5 kematian setidaknya serendah 25 per 1.000 kelahiran
hidup
3.3. Pada tahun 2030, mengakhiri epidemi AIDS, tuberkulosis,
malaria dan penyakit tropis terabaikan dan memerangi
hepatitis, penyakit yang terbawa air dan penyakit menular
lainnya
3.4. Pada tahun 2030, mengurangi oleh satu kematian prematur
ketiga dari penyakit tidak menular melalui pencegahan dan
pengobatan dan meningkatkan kesehatan mental dan
kesejahteraan
3.5. Memperkuat pencegahan dan pengobatan penyalahgunaan zat,
termasuk penyalahgunaan obat narkotika dan penggunaan
berbahaya dari alcohol
3.6. Pada tahun 2020, membagi jumlah kematian global dan cedera
akibat kecelakaan lalu lintas jalan
3.7. Pada tahun 2030, menjamin akses universal terhadap layanan
kesehatan seksual dan reproduksi, termasuk keluarga
berencana, informasi dan pendidikan, dan integrasi kesehatan
reproduksi ke dalam strategi dan program nasional
3.8. Mencapai cakupan kesehatan universal, termasuk
perlindungan keuangan risiko, akses ke layanan perawatan
kesehatan penting kualitas dan akses ke aman, efektif,
berkualitas dan terjangkau obat esensial dan vaksin untuk
semua
3.9. Pada tahun 2030, secara substansial mengurangi jumlah
kematian dan penyakit dari bahan kimia berbahaya dan udara,
air dan polusi tanah dan kontaminasi

Tujuan 4. Menjamin pendidikan yang inklusif dan berkeadilan


serta mendorong kesempatan belajar seumur hidup bagi
semua orang
Target:
4.a. Membangun dan meningkatkan fasilitas pendidikan yang
anak, kecacatan dan sensitif gender dan menyediakan
lingkungan belajar yang aman, non-kekerasan, inklusif dan
efektif untuk semua
4.b. Pada tahun 2020, secara substansial memperluas secara global
jumlah beasiswa yang tersedia untuk negara-negara
berkembang, di negara-negara kurang berkembang khususnya,
pulau kecil yang sedang bekembang dan negara-negara Afrika,
untuk pendaftaran di pendidikan tinggi, termasuk pelatihan
kejuruan dan teknologi informasi dan komunikasi, teknis,
teknik dan program ilmiah, di negara-negara maju dan negara
berkembang lainnya
4.c. Pada tahun 2030, secara substansial meningkatkan pasokan
guru yang berkualitas, termasuk melalui kerjasama
internasional untuk pelatihan guru di negara-negara
berkembang, terutama terbelakang negara dan pulau kecil dan
negara berkembang

Indikator:
4.1. Pada tahun 2030, memastikan bahwa semua anak perempuan
dan anak laki-laki menyelesaikan bebas, adil dan kualitas
primer dan pendidikan menengah yang mengarah ke hasil
belajar yang relevan dan efektif
4.2. Pada tahun 2030, memastikan bahwa semua anak perempuan
dan anak laki-laki memiliki akses ke pengembangan anak usia
dini yang berkualitas, peduli dan pendidikan anak usia dini
sehingga mereka siap untuk pendidikan dasar
4.3. Pada tahun 2030, menjamin akses yang sama bagi semua
perempuan dan laki-laki untuk pendidikan yang terjangkau dan
kualitas teknis, kejuruan dan pendidikan tinggi, termasuk
perguruan tinggi
4.4. Pada tahun 2030, secara substansial meningkatkan jumlah
remaja dan orang dewasa yang memiliki keterampilan yang
relevan, termasuk keterampilan teknis dan kejuruan, untuk
pekerjaan, pekerjaan yang layak dan kewirausahaan
4.5. Pada tahun 2030, menghilangkan disparitas gender dalam
pendidikan dan menjamin akses yang sama untuk semua
tingkat pendidikan dan pelatihan kejuruan untuk rentan,
termasuk penyandang cacat, masyarakat adat dan anak-anak
dalam situasi rentan
4.6. Pada tahun 2030, memastikan bahwa semua pemuda dan
sebagian besar orang dewasa, baik laki-laki dan perempuan,
mencapai membaca dan menghitung
4.7. Pada tahun 2030, memastikan bahwa semua peserta didik
memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
untuk mempromosikan pembangunan berkelanjutan, termasuk
antara lain, melalui pendidikan untuk pembangunan
berkelanjutan dan gaya hidup yang berkelanjutan, hak asasi
manusia, kesetaraan gender, promosi budaya damai dan non-
kekerasan, dunia kewarganegaraan dan penghargaan
keanekaragaman budaya dan kontribusi budaya untuk
pembangunan berkelanjutan
Tujuan 5. Mencapai kesetaraan gender serta Memberdayakan
seluruh wanita dan perempuan
Target:
5.a. Melakukan reformasi untuk memberikan wanita hak yang
sama terhadap sumber daya ekonomi, serta akses ke
kepemilikan dan kontrol atas tanah dan bentuk-bentuk lain dari
properti, jasa keuangan, warisan dan sumber daya alam, sesuai
dengan hukum nasional
5.b. Meningkatkan penggunaan teknologi yang memungkinkan,
informasi dan komunikasi khususnya teknologi, untuk
mempromosikan pemberdayaan perempuan
5.c. Mengadopsi dan memperkuat kebijakan yang sehat dan
perundang-undangan berlaku untuk promosi kesetaraan gender
dan pemberdayaan semua perempuan dan anak perempuan di
semua tingkatan

Indikator:
5.1. Mengakhiri semua bentuk diskriminasi terhadap semua
perempuan dan anak perempuan di mana-mana
5.2. Menghapuskan segala bentuk kekerasan terhadap semua
perempuan dan anak perempuan di ruang publik dan swasta,
termasuk perdagangan dan seksual dan jenis-jenis eksploitasi
5.3. Hilangkan semua praktek-praktek berbahaya, seperti anak,
awal dan pernikahan paksa dan mutilasi alat kelamin
perempuan
5.4. Kenali dan nilai dibayar perawatan dan pekerjaan rumah
tangga melalui penyediaan pelayanan publik, infrastruktur dan
kebijakan perlindungan sosial dan promosi tanggung jawab
bersama dalam rumah tangga dan keluarga sebagai tepat secara
nasional
5.5. Menjamin partisipasi penuh dan efektif perempuan dan
kesempatan yang sama untuk kepemimpinan di semua tingkat
pengambilan keputusan dalam kehidupan politik, ekonomi dan
masyarakat
5.6. Menjamin akses universal terhadap kesehatan seksual dan
reproduksi dan hak-hak reproduksi yang disepakati sesuai
dengan Program Aksi dari Konferensi Internasional tentang
Kependudukan dan Pembangunan dan Beijing Platform for
Action dan dokumen hasil peninjauan konferensi mereka

Tujuan 6. Menjamin ketersediaan dan pengelolaan air serta


sanitasi yang berkelanjutan bagi semua orang
Target:
6.a. Pada tahun 2030, memperluas kerjasama dan pembangunan
kapasitas internasional dukungan untuk negara-negara
berkembang dalam kegiatan air dan sanitasi-terkait dan
program, termasuk pemanenan air, desalinasi, efisiensi air,
pengolahan air limbah, daur ulang dan teknologi penggunaan
kembali
6.b. Mendukung dan memperkuat partisipasi masyarakat lokal
dalam meningkatkan pengelolaan air dan sanitasi

Indikator:
6.1. Pada tahun 2030, mencapai akses universal dan adil terhadap
air minum yang aman dan terjangkau untuk semua
6.2. Pada tahun 2030, mencapai akses ke sanitasi dan kebersihan
yang memadai dan merata untuk semua dan mengakhiri buang
air besar terbuka, memberikan perhatian khusus pada
kebutuhan perempuan dan anak perempuan dan orang-orang
dalam situasi rentan
6.3. Pada tahun 2030, meningkatkan kualitas air dengan
mengurangi polusi, menghilangkan dumping dan
meminimalkan pelepasan bahan kimia berbahaya dan bahan,
mengurangi separuh proporsi air limbah yang tidak diobati dan
secara substansial meningkatkan daur ulang dan penggunaan
kembali aman secara global
6.4. Pada tahun 2030, secara substansial meningkatkan efisiensi
penggunaan air di semua sektor dan menjamin penarikan dan
pasokan air tawar untuk mengatasi kelangkaan air dan secara
substansial mengurangi jumlah orang yang menderita
kelangkaan air yang berkelanjutan
6.5. Pada tahun 2030, menerapkan manajemen sumber daya air
terpadu di semua tingkatan, termasuk melalui kerjasama lintas
batas yang sesuai
6.6. Pada tahun 2020, melindungi dan memulihkan ekosistem yang
berhubungan dengan air, termasuk pegunungan, hutan, lahan
basah, sungai, dan danau akuifer

Tujuan 7. Menjamin akses energi yang terjangkau, terjamin,


berkelanjutan dan modern bagi semua orang
Target:
7.a. Pada tahun 2030, meningkatkan kerjasama internasional untuk
memfasilitasi akses ke penelitian energi bersih dan teknologi,
termasuk energi terbarukan, efisiensi energi dan canggih dan
teknologi bahan bakar fosil bersih, dan mempromosikan
investasi di bidang infrastruktur energi dan teknologi energi
bersih
7.b. Pada tahun 2030, memperluas infrastruktur dan meningkatkan
teknologi untuk penyediaan layanan energi modern dan
berkelanjutan untuk semua di negara-negara berkembang, di
negara-negara kurang berkembang khususnya, pulau kecil
yang sedang bekembang, dan negara-negara berkembang
tanah-terkunci, sesuai dengan program masing-masing dari
dukungan
Indikator:
7.1. Pada tahun 2030, menjamin akses universal terhadap layanan
energi yang terjangkau, handal dan modern
7.2. Pada tahun 2030, meningkat secara substansial pangsa energi
terbarukan dalam bauran energi global
7.3. Pada tahun 2030, dua kali lipat tingkat global perbaikan dalam
efisiensi energi

Tujuan 8. Mendorong pertumbuhan ekonomi yang terus-


menerus, inklusif, dan berkelanjutan, serta kesempatan
kerja penuh dan produktif dan pekerjaan yang layak bagi
semua orang
Target:
8.a. Meningkatkan Bantuan untuk dukungan Perdagangan untuk
negara-negara berkembang, di negara-negara kurang
berkembang khususnya, termasuk melalui Kerangka Kerja
Terpadu Peningkatan Perdagangan-Terkait Bantuan Teknis ke
Negara Terbelakang
8.b. Pada tahun 2020, mengembangkan dan mengoperasionalkan
strategi global untuk pekerjaan pemuda dan melaksanakan
Global Jobs Pact Organisasi Perburuhan Internasional

Indikator:
8.1. Mempertahankan per pertumbuhan ekonomi kapita sesuai
dengan keadaan nasional dan, pertumbuhan produk domestik
khususnya, setidaknya 7 persen gross per tahun di negara-
negara berkembang
8.2. Mencapai tingkat yang lebih tinggi dari produktivitas ekonomi
melalui diversifikasi, peningkatan teknologi dan inovasi,
termasuk melalui fokus pada nilai tambah tinggi dan sektor
padat karya
8.3. Mempromosikan kebijakan pembangunan yang berorientasi
yang mendukung kegiatan produktif, penciptaan lapangan
kerja yang layak, kewirausahaan, kreativitas dan inovasi, dan
mendorong formalisasi dan pertumbuhan usaha mikro, kecil
dan menengah, termasuk melalui akses ke layanan keuangan
8.4. Meningkatkan progresif, melalui 2.030, efisiensi sumber daya
global dalam konsumsi dan produksi dan usaha untuk
memisahkan pertumbuhan ekonomi dari degradasi
lingkungan, sesuai dengan kerangka 10-tahun dari program
pada konsumsi dan produksi berkelanjutan, dengan negara-
negara maju memimpin
8.5. Pada tahun 2030, mencapai pekerjaan penuh dan produktif dan
pekerjaan yang layak untuk semua wanita dan pria, termasuk
bagi orang-orang muda dan penyandang cacat, dan upah yang
sama untuk pekerjaan yang sama nilainya
8.6. Pada tahun 2020, secara substansial mengurangi proporsi
pemuda tidak dalam pekerjaan, pendidikan atau pelatihan
8.7. Mengambil tindakan segera dan efektif untuk memberantas
kerja paksa, mengakhiri perbudakan modern dan perdagangan
manusia dan menjamin pelarangan dan penghapusan bentuk-
bentuk pekerjaan terburuk untuk anak, termasuk perekrutan
dan penggunaan tentara anak, dan pada tahun 2025 akhir
pekerja anak dalam segala bentuk
8.8. Melindungi hak-hak buruh dan mempromosikan aman dan
aman lingkungan kerja untuk semua pekerja, termasuk pekerja
migran, migran perempuan khususnya, dan orang-orang dalam
pekerjaan berbahaya
8.9. Pada tahun 2030, menyusun dan melaksanakan kebijakan
untuk mempromosikan pariwisata berkelanjutan yang
menciptakan lapangan kerja dan mempromosikan budaya
lokal dan produk
8.10. Memperkuat kapasitas lembaga keuangan domestik untuk
mendorong dan memperluas akses ke perbankan, asuransi dan
jasa keuangan untuk semua

Tujuan 9. Membangun infrastruktur yang berketahanan,


mendorong industrialisasi yang inklusif dan berkelanjutan
serta membina inovasi
Target:
9.a. Memfasilitasi pembangunan berkelanjutan dan tangguh
infrastruktur di negara-negara berkembang melalui dukungan
keuangan, teknologi dan teknis ditingkatkan untuk negara-
negara Afrika, negara-negara berkembang, terkurung daratan
negara-negara berkembang dan pulau kecil dan negara
berkembang
9.b. Mendukung pengembangan teknologi dalam negeri, penelitian
dan inovasi di negara-negara berkembang, termasuk dengan
memastikan lingkungan kebijakan yang kondusif untuk, antara
lain, diversifikasi industri dan penambahan nilai komoditas
9.c. Secara signifikan meningkatkan akses ke informasi dan
teknologi komunikasi dan berusaha untuk menyediakan akses
universal dan terjangkau ke Internet di negara-negara
berkembang pada tahun 2020

Indikator:
9.1. Mengembangkan kualitas, infrastruktur yang handal,
berkelanjutan dan tangguh, termasuk infrastruktur regional dan
lintas batas, untuk mendukung pembangunan ekonomi dan
kesejahteraan manusia, dengan fokus pada akses terjangkau
dan merata untuk semua
9.2. Mempromosikan industrialisasi inklusif dan berkelanjutan
dan, pada tahun 2030, secara signifikan meningkatkan pangsa
industri kerja dan produk domestik bruto, sejalan dengan
kondisi nasional, dan dua kali lipat pangsa di negara-negara
kurang berkembang
9.3. Meningkatkan akses skala kecil industri dan perusahaan
lainnya, khususnya di negara berkembang, untuk jasa
keuangan, termasuk kredit terjangkau, dan integrasi mereka ke
dalam rantai nilai dan pasar
9.4. Pada tahun 2030, meningkatkan infrastruktur dan retrofit
industri untuk membuat mereka berkelanjutan, dengan
peningkatan efisiensi penggunaan sumber daya dan adopsi
yang lebih besar dari teknologi bersih dan ramah lingkungan
dan proses industri, dengan semua negara mengambil tindakan
sesuai dengan kemampuan masing-masing
9.5. Meningkatkan penelitian ilmiah, meningkatkan kemampuan
teknologi dari sektor industri di semua negara, di negara-
negara berkembang, termasuk, pada tahun 2030, mendorong
inovasi dan secara substansial meningkatkan jumlah penelitian
dan pengembangan pekerja per 1 juta orang dan penelitian dan
pengembangan belanja publik dan swasta

Tujuan 10. Mengurangi kesenjangan di dalam dan antar negara


Target:
10.a. Menerapkan prinsip perlakuan khusus dan berbeda untuk
negara-negara berkembang, di negara-negara kurang
berkembang tertentu, sesuai dengan kesepakatan Organisasi
Perdagangan Dunia
10.b. Mendorong bantuan pembangunan resmi dan arus keuangan,
termasuk investasi asing langsung, untuk Serikat di mana
kebutuhan paling besar, di negara-negara berkembang
khususnya, negara-negara Afrika, pulau kecil yang sedang
bekembang dan terkurung daratan negara-negara berkembang,
sesuai dengan rencana dan program nasional mereka
10.c. Pada tahun 2030, mengurangi kurang dari 3 persen biaya
transaksi pengiriman uang migran dan menghilangkan koridor
remittance dengan biaya yang lebih tinggi dari 5 persen

Indikator:
10.1. Pada tahun 2030, progresif mencapai dan mempertahankan
pertumbuhan pendapatan dari bagian bawah 40 persen dari
populasi pada tingkat yang lebih tinggi dari rata-rata nasional
10.2. Pada tahun 2030, memberdayakan dan mempromosikan
inklusi sosial, ekonomi dan politik dari semua, terlepas dari
usia, jenis kelamin, cacat, ras, etnis, asal, agama atau status
ekonomi atau lainnya
10.3. Menjamin kesempatan yang sama dan mengurangi
kesenjangan dari hasil, termasuk dengan menghilangkan
hukum yang diskriminatif, kebijakan dan praktik dan
mempromosikan undang-undang yang tepat, kebijakan dan
tindakan dalam hal ini
10.4. Mengadopsi kebijakan, terutama fiskal, kebijakan upah dan
perlindungan sosial, dan progresif mencapai kesetaraan yang
lebih besar
10.5. Meningkatkan regulasi dan pengawasan pasar keuangan global
dan lembaga-lembaga dan memperkuat pelaksanaan peraturan
tersebut
10.6. Menjamin perwakilan ditingkatkan dan suara untuk negara-
negara dalam pengambilan keputusan berkembang di
lembaga-lembaga ekonomi dan keuangan internasional global
dalam rangka untuk memberikan lembaga yang lebih efektif,
kredibel, akuntabel dan sah
10.7. Memfasilitasi tertib, aman, teratur dan bertanggung jawab
migrasi dan mobilitas orang, termasuk melalui penerapan
kebijakan migrasi direncanakan dan dikelola dengan baik
Tujuan 11. Menjadikan kota dan pemukiman manusia inklusif,
aman, berketahanan dan berkelanjutan
Target:
11.a. Mendukung hubungan ekonomi, sosial dan lingkungan yang
positif antara daerah perkotaan, per-perkotaan dan pedesaan
dengan memperkuat perencanaan pembangunan nasional dan
daerah
11.b. Pada tahun 2020, secara substansial meningkatkan jumlah kota
dan pemukiman manusia mengadopsi dan menerapkan
kebijakan yang terintegrasi dan rencana menuju inklusi,
efisiensi sumber daya, mitigasi dan adaptasi perubahan iklim,
ketahanan terhadap bencana, dan mengembangkan dan
melaksanakan, sejalan dengan Kerangka Sendai untuk Risiko
Bencana pengurangan 2015-2030, manajemen risiko bencana
holistik di semua tingkatan
11.c. Dukungan setidaknya negara-negara maju, termasuk melalui
bantuan keuangan dan teknis, dalam membangun bangunan
berkelanjutan dan tangguh memanfaatkan bahan lokal

Indikator:
11.1. Pada tahun 2030, menjamin akses untuk semua untuk yang
memadai, aman dan terjangkau perumahan dan pelayanan
dasar dan upgrade kumuh
11.2. Pada tahun 2030, menyediakan akses ke aman, terjangkau,
dapat diakses dan berkelanjutan sistem transportasi untuk
semua, meningkatkan keselamatan jalan, terutama dengan
memperluas angkutan umum, dengan perhatian khusus pada
kebutuhan mereka di rentan situasi, wanita, anak-anak,
penyandang cacat dan orang tua
11.3. Pada tahun 2030, meningkatkan urbanisasi inklusif dan
berkelanjutan dan kapasitas untuk perencanaan pemukiman
manusia partisipatif, terpadu dan berkelanjutan dan
manajemen di semua negara
11.4. Memperkuat upaya untuk melindungi dan menjaga warisan
budaya dan alam dunia
11.5. Pada tahun 2030, secara signifikan mengurangi jumlah
kematian dan jumlah orang yang terkena dan secara
substansial mengurangi kerugian ekonomi langsung relatif
terhadap produk domestik global yang kotor disebabkan oleh
bencana, termasuk bencana yang berhubungan dengan air,
dengan fokus pada melindungi orang miskin dan orang-orang
dalam situasi rentan
11.6. Pada tahun 2030, mengurangi per kapita dampak lingkungan
yang merugikan dari kota, termasuk dengan membayar
perhatian khusus untuk kualitas udara dan pengelolaan sampah
kota dan lainnya
11.7. Pada tahun 2030, menyediakan akses universal ke ruang aman,
inklusif dan dapat diakses, hijau dan masyarakat, khususnya
untuk perempuan dan anak-anak, orang tua dan penyandang
cacat

Tujuan 12. Menjamin pola produksi dan konsumsi yang


berkelanjutan
Target:
12.a. Dukungan negara-negara berkembang untuk memperkuat
kapasitas ilmu pengetahuan dan teknologi mereka untuk
bergerak ke arah pola yang lebih berkelanjutan konsumsi dan
produksi
12.b. Mengembangkan dan menerapkan alat untuk memantau
dampak pembangunan berkelanjutan untuk pariwisata
berkelanjutan yang menciptakan lapangan kerja dan
mempromosikan budaya lokal dan produk
12.c. Merasionalisasi subsidi bahan bakar fosil yang tidak efisien
yang mendorong konsumsi boros dengan menghapus distorsi
pasar, sesuai dengan keadaan nasional, termasuk dengan
restrukturisasi pajak dan pentahapan keluar mereka subsidi
berbahaya, bila ada, untuk mencerminkan dampak lingkungan
mereka, dengan sepenuhnya memperhatikan kebutuhan
khusus dan kondisi negara-negara berkembang dan
meminimalkan dampak negatif yang mungkin pada
perkembangan mereka dengan cara yang melindungi orang
miskin dan masyarakat yang terkena dampak

Indikator:
12.1. Mengimplementasikan kerangka 10 tahun dari program pada
konsumsi dan produksi berkelanjutan, semua negara
mengambil tindakan, dengan negara-negara maju memimpin,
dengan mempertimbangkan perkembangan dan kemampuan
negara-negara berkembang
12.2. Pada tahun 2030, mencapai pengelolaan yang berkelanjutan
dan efisiensi penggunaan sumber daya alam
12.3. Pada tahun 2030, membagi dua per kapita global yang sisa
makanan di tingkat ritel dan konsumen dan mengurangi
kerugian makanan bersama produksi dan rantai pasokan,
termasuk kerugian pasca panen
12.4. Pada tahun 2020, mencapai pengelolaan ramah lingkungan
dari bahan kimia dan semua limbah sepanjang siklus hidup
mereka, sesuai dengan kerangka kerja internasional yang
disepakati, dan secara signifikan mengurangi pembebasan
mereka ke udara, air dan tanah untuk meminimalkan dampak
buruk terhadap kesehatan manusia dan lingkungan
12.5. Pada tahun 2030, secara substansial mengurangi limbah
melalui pencegahan, pengurangan, daur ulang dan penggunaan
kembali
12.6. Mendorong perusahaan, terutama perusahaan besar dan
transnasional, untuk mengadopsi praktek-praktek
berkelanjutan dan untuk mengintegrasikan informasi
keberlanjutan dalam siklus pelaporan mereka
12.7. Mempromosikan praktik pengadaan publik yang
berkelanjutan, sesuai dengan kebijakan dan prioritas nasional
12.8. Pada tahun 2030, memastikan bahwa orang di mana-mana
memiliki informasi yang relevan dan kesadaran untuk
pembangunan berkelanjutan dan gaya hidup selaras dengan
alam

Tujuan 13. Mengambil tindakan segera untuk memerangi


perubahan iklim dan dampaknya
Target:
13.a. Mengimplementasikan komitmen yang dilakukan oleh pihak
negara maju ke Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang
Perubahan Iklim untuk tujuan memobilisasi bersama-sama $
100.000.000.000 per tahun pada tahun 2020 dari semua
sumber untuk memenuhi kebutuhan negara-negara
berkembang dalam konteks aksi mitigasi yang berarti dan
transparansi dalam implementasi dan sepenuhnya
mengoperasionalkan Dana Iklim Hijau melalui kapitalisasi
sesegera mungkin
13.b. Mempromosikan mekanisme untuk meningkatkan kapasitas
untuk perencanaan terkait perubahan iklim yang efektif dan
manajemen di negara maju setidaknya dan pulau kecil negara
berkembang, termasuk fokus pada wanita, pemuda dan daerah
dan masyarakat terpinggirkan

Indikator:
13.1. Memperkuat ketahanan dan kapasitas adaptif terhadap bahaya
yang terkait dengan iklim dan bencana alam di semua negara
13.2. Mengintegrasikan langkah-langkah perubahan iklim ke dalam
kebijakan nasional, strategi dan perencanaan
13.3. Meningkatkan pendidikan, peningkatan kesadaran dan
manusia dan kapasitas kelembagaan pada mitigasi perubahan
iklim, adaptasi, pengurangan dampak dan peringatan dini

Tujuan 14. Melestarikan dan menggunakan samudera, lautan


serta sumber daya laut secara berkelanjutan untuk
pembangunan berkelanjutan
Target:
14.a. Meningkatkan pengetahuan ilmiah, mengembangkan
kapasitas penelitian dan transfer teknologi kelautan, dengan
mempertimbangkan Kriteria Intergovernmental
Oceanographic Commission dan Pedoman Transfer Teknologi
Kelautan, dalam rangka meningkatkan kesehatan laut dan
untuk meningkatkan kontribusi keanekaragaman hayati laut
untuk pengembangan negara-negara berkembang, di pulau
kecil khususnya negara berkembang dan negara-negara kurang
berkembang
14.b. Menyediakan akses untuk skala kecil artisanal nelayan untuk
sumber daya laut dan pasar
14.c. Meningkatkan konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan
lautan dan sumber daya mereka dengan menerapkan hukum
internasional sebagaimana tercermin dalam UNCLOS, yang
menyediakan kerangka hukum untuk penggunaan konservasi
dan berkelanjutan lautan dan sumber daya mereka, seperti
yang diceritakan dalam ayat 158 dari Masa Depan Kami Ingin

Indikator:
14.1. Pada tahun 2025, mencegah dan secara signifikan mengurangi
pencemaran laut dari semua jenis, khususnya dari kegiatan
berbasis lahan, termasuk sampah laut dan polusi nutrisi
14.2. Pada tahun 2020, mengelola secara berkelanjutan dan
melindungi laut dan pesisir ekosistem untuk menghindari
dampak buruk yang signifikan, termasuk dengan memperkuat
ketahanan mereka, dan mengambil tindakan untuk restorasi
mereka untuk mencapai lautan yang sehat dan produktif
14.3. Meminimalkan dan mengatasi dampak pengasaman laut,
termasuk melalui kerjasama ilmiah ditingkatkan di semua
tingkatan
14.4. Pada tahun 2020, secara efektif mengatur panen dan akhir
penangkapan ikan yang berlebihan, penangkapan ikan ilegal
dan praktek penangkapan ikan yang merusak dan
melaksanakan rencana manajemen berbasis ilmu pengetahuan,
dalam rangka untuk memulihkan stok ikan dalam waktu
singkat layak, setidaknya ke tingkat yang dapat menghasilkan
hasil maksimum yang lestari sebagaimana ditentukan oleh
karakteristik biologis mereka
14.5. Pada tahun 2020, menghemat setidaknya 10 persen dari pesisir
dan laut daerah, konsisten dengan hukum nasional dan
internasional dan berdasarkan yang terbaik informasi ilmiah
yang tersedia
14.6. Pada tahun 2020, melarang bentuk-bentuk tertentu dari subsidi
perikanan yang berkontribusi terhadap kelebihan kapasitas dan
overfishing, menghilangkan subsidi yang berkontribusi
terhadap penangkapan ikan ilegal dan menahan diri dari
memperkenalkan subsidi seperti baru, mengakui bahwa
perlakuan khusus dan berbeda yang tepat dan efektif untuk
mengembangkan dan negara-negara kurang berkembang harus
menjadi bagian integral dari Organisasi Perdagangan Dunia
subsidi perikanan negosiasi
14.7. Pada tahun 2030, meningkatkan manfaat ekonomi ke Pulau
Kecil Negara-negara berkembang dan negara-negara kurang
berkembang dari pemanfaatan berkelanjutan sumber daya laut,
termasuk melalui pengelolaan perikanan berkelanjutan,
budidaya dan pariwisata

Tujuan 15. Melindungi, memperbarui, serta mendorong


penggunaan ekosistem daratan yang berkelanjutan,
mengelola hutan secara berkelanjutan, memerangi
penggurunan, menghentikan dan memulihkan degradasi
tanah, serta menghentikan kerugian keanekaragaman
hayati
Target:
15.a. Memobilisasi dan secara signifikan meningkatkan sumber
daya keuangan dari semua sumber untuk melestarikan dan
penggunaan keanekaragaman hayati dan ekosistem yang
berkelanjutan
15.b. Memobilisasi sumber daya yang signifikan dari semua sumber
dan di semua tingkatan untuk membiayai pengelolaan hutan
berkelanjutan dan memberikan insentif yang memadai untuk
negara-negara berkembang untuk memajukan manajemen
tersebut, termasuk untuk konservasi dan reboisasi
15.c. Meningkatkan dukungan global untuk upaya untuk memerangi
perburuan dan perdagangan spesies yang dilindungi, termasuk
dengan meningkatkan kapasitas masyarakat lokal untuk
mengejar peluang mata pencaharian yang berkelanjutan

Indikator:
15.1. Pada tahun 2020, menjamin konservasi, restorasi dan
pemanfaatan berkelanjutan dari ekosistem air tawar darat dan
pedalaman dan layanan mereka, khususnya hutan, lahan basah,
pegunungan dan lahan kering, sejalan dengan kewajiban
berdasarkan perjanjian internasional
15.2. Pada tahun 2020, mempromosikan pelaksanaan manajemen
berkelanjutan dari semua jenis hutan, menghentikan
deforestasi, memulihkan hutan yang rusak dan secara
substansial meningkatkan aforestasi dan reforestasi global
15.3. Pada tahun 2030, memerangi penggurunan, memulihkan lahan
kritis dan tanah, termasuk tanah yang terkena penggurunan,
kekeringan dan banjir, dan berusaha untuk mencapai dunia
degradasi lahan-netral
15.4. Pada tahun 2030, menjamin konservasi ekosistem gunung,
termasuk keanekaragaman hayati, dalam rangka meningkatkan
kapasitas mereka untuk memberikan manfaat yang penting
untuk pembangunan berkelanjutan
15.5. Mengambil tindakan segera dan signifikan untuk mengurangi
degradasi habitat alami, menghentikan hilangnya
keanekaragaman hayati dan, pada tahun 2020, melindungi dan
mencegah kepunahan spesies terancam
15.6. Mempromosikan pembagian yang adil dan merata dari
keuntungan yang dihasilkan dari pemanfaatan sumber daya
genetik dan mempromosikan akses yang tepat terhadap sumber
daya tersebut, seperti yang disepakati secara internasional
15.7. Mengambil tindakan segera untuk mengakhiri perburuan dan
perdagangan satwa dilindungi flora dan fauna dan alamat
permintaan dan pasokan produk satwa liar
15.8. Pada tahun 2020, memperkenalkan langkah-langkah untuk
mencegah pendahuluan dan secara signifikan mengurangi
dampak dari spesies asing invasif di darat dan air ekosistem
dan mengendalikan atau membasmi spesies prioritas
15.9. Pada tahun 2020, mengintegrasikan ekosistem dan
keanekaragaman hayati nilai-nilai ke dalam perencanaan
nasional dan daerah, proses pembangunan, strategi
pengurangan kemiskinan dan rekening
Tujuan 16. meningkatkan masyarakat yang inklusif dan damai
untuk pembangunan berkelanjutan, menyediakan akses
terhadap keadilan bagi semua, dan membangun institusi
yang efektif, akuntabel dan inklusif di semua tingkatan
Target:
16.a. Memperkuat lembaga-lembaga nasional yang relevan,
termasuk melalui kerja sama internasional, untuk membangun
kapasitas di semua tingkatan, khususnya di negara
berkembang, untuk mencegah kekerasan dan memerangi
terorisme dan kejahatan
16.b. Mempromosikan dan menegakkan hukum dan kebijakan non-
diskriminatif bagi pembangunan berkelanjutan

Indikator:
16.1. Secara signifikan mengurangi segala bentuk kekerasan dan
tingkat kematian terkait di mana-mana
16.2. Mengakhiri penyalahgunaan, eksploitasi, perdagangan dan
segala bentuk kekerasan terhadap dan penyiksaan anak-anak
16.3. Mempromosikan aturan hukum di tingkat nasional dan
internasional dan menjamin akses yang sama terhadap
keadilan bagi semua
16.4. Pada tahun 2030, secara signifikan mengurangi terlarang
keuangan dan lengan arus, memperkuat pemulihan dan
pengembalian aset curian dan memberantas segala bentuk
kejahatan terorganisir
16.5. Substansial mengurangi korupsi dan suap dalam segala
bentuknya
16.6. Mengembangkan lembaga yang efektif, akuntabel dan
transparan di semua tingkatan
16.7. Pastikan responsif, inklusif, partisipatif dan perwakilan
pengambilan keputusan di semua tingkatan
16.8. Memperluas dan memperkuat partisipasi negara-negara
berkembang di lembaga-lembaga pemerintahan global
16.9. Pada tahun 2030, memberikan identitas hukum bagi semua,
termasuk pendaftaran kelahiran
16.10. Menjamin akses publik terhadap informasi dan melindungi
kebebasan fundamental, sesuai dengan undang-undang
nasional dan perjanjian internasional

Tujuan 17. Memperkuat perangkat-perangkat implementasi


(means of implementation) dan merevitalisasi kemitraan
global untuk pembangunan berkelanjutan

Target:
Keuangan
17.1. Memperkuat mobilisasi sumber daya dalam negeri, termasuk
melalui dukungan internasional untuk negara-negara
berkembang, untuk meningkatkan kapasitas dalam negeri
untuk pajak dan pengumpulan pendapatan lainnya
17.2. Negara-negara maju untuk melaksanakan sepenuhnya
komitmen bantuan pembangunan resmi mereka, termasuk
komitmen oleh banyak negara maju untuk mencapai target 0,7
persen dari ODA / GNI ke negara-negara berkembang dan
0,15-0,20 persen dari ODA / GNI untuk setidaknya negara-
negara maju; penyedia ODA didorong untuk
mempertimbangkan menetapkan target untuk menyediakan
setidaknya 0,20 persen dari ODA / GNI ke negara-negara
berkembang
17.3. Memobilisasi sumber daya keuangan tambahan untuk negara-
negara berkembang dari berbagai sumber
17.4. Membantu negara-negara dalam mencapai keberlanjutan utang
jangka panjang melalui kebijakan terkoordinasi yang bertujuan
meningkatkan pembiayaan utang, utang dan restrukturisasi
utang, yang sesuai berkembang, dan mengatasi utang luar
negara-negara miskin yang terjerat utang untuk mengurangi
tekanan utang
17.5. Mengadopsi dan menerapkan rezim promosi investasi bagi
negara-negara berkembang

Teknologi
17.6. Meningkatkan Utara-Selatan, Selatan-Selatan dan kerjasama
regional dan internasional segitiga dan mengakses ilmu
pengetahuan, teknologi dan inovasi dan meningkatkan
pengetahuan berbagi atas dasar persetujuan bersama, termasuk
melalui peningkatan koordinasi antar mekanisme yang ada,
khususnya di tingkat PBB, dan melalui mekanisme fasilitasi
teknologi global
17.7. Mempromosikan pengembangan, transfer, diseminasi dan
penyebaran teknologi ramah lingkungan untuk negara-negara
berkembang yang menguntungkan, termasuk persyaratan
konsesi dan preferensi, sebagaimana disepakati
17.8. Sepenuhnya mengoperasionalkan bank teknologi dan ilmu
pengetahuan, teknologi dan inovasi mekanisme pembangunan
kapasitas bagi negara-negara kurang berkembang pada 2017
dan meningkatkan penggunaan teknologi yang
memungkinkan, khususnya informasi dan teknologi
komunikasi

Pembangunan Kapasitas
17.9. Meningkatkan dukungan internasional untuk melaksanakan
efektif dan ditargetkan pembangunan kapasitas di negara-
negara berkembang untuk mendukung rencana nasional untuk
menerapkan semua tujuan pembangunan yang berkelanjutan,
termasuk melalui Utara-Selatan, Selatan-Selatan dan
kerjasama segitiga
Perdagangan
17.10. Mempromosikan, aturan berbasis, terbuka, sistem
perdagangan multilateral yang universal non-diskriminatif dan
adil di bawah Organisasi Perdagangan Dunia, termasuk
melalui kesimpulan dari perundingan di bawah nya Doha
Development Agenda
17.11. Secara signifikan meningkatkan ekspor negara-negara
berkembang, khususnya dengan maksud untuk menggandakan
pangsa negara-negara berkembang 'dari ekspor global pada
tahun 2020
17.12. Menyadari pelaksanaan tepat waktu bebas bea dan akses pasar
kuota bebas secara abadi untuk semua negara-negara
berkembang, yang konsisten dengan keputusan Organisasi
Perdagangan Dunia, termasuk dengan memastikan bahwa
aturan preferensial asal berlaku untuk impor dari negara-
negara paling maju yang transparan dan sederhana, dan
berkontribusi untuk memfasilitasi akses pasar

Masalah Sistemik Kebijakan dan Koherensi Kelembagaan


17.13. Meningkatkan stabilitas makroekonomi global, termasuk
melalui koordinasi kebijakan dan koherensi kebijakan
17.14. Meningkatkan keterpaduan kebijakan untuk pembangunan
berkelanjutan
17.15. Menghormati ruang kebijakan masing-masing negara dan
kepemimpinan untuk membangun dan menerapkan kebijakan
untuk pengentasan kemiskinan dan pembangunan
berkelanjutan

Kemitraan Multi-Stakeholder
17.16. Meningkatkan kemitraan global untuk pembangunan
berkelanjutan, dilengkapi dengan kemitraan multi-stakeholder
yang memobilisasi dan berbagi pengetahuan, keahlian,
teknologi dan sumber daya keuangan, untuk mendukung
pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan di semua
negara, di negara-negara berkembang khususnya
17.17. Mendorong dan mempromosikan publik yang efektif,
kemitraan masyarakat publik-swasta dan sipil, membangun
pengalaman dan resourcing strategi kemitraan

Data, Monitoring dan Akuntabilitas


17.18. Pada tahun 2020, meningkatkan dukungan pengembangan
kapasitas untuk negara-negara berkembang, termasuk negara-
negara yang kurang berkembang dan pulau kecil negara
berkembang, meningkat secara signifikan ketersediaan
berkualitas tinggi, tepat waktu dan data yang dapat dipercaya
dipilah berdasarkan pendapatan, jenis kelamin, usia, ras, suku,
migrasi status, kecacatan, lokasi geografis dan karakteristik
lain yang relevan dalam konteks nasional
17.19. Pada tahun 2030, membangun inisiatif yang ada untuk
mengembangkan pengukuran kemajuan pembangunan
berkelanjutan yang melengkapi produk domestik bruto, dan
mendukung statistik peningkatan kapasitas di negara-negara
berkembang

Gambar 2 : Sasaran SDGs Yang Di Usulkan PBB Pada September 2015


2.2.3 Perbedaan SDGs dengan MDGs
Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan kelanjutan dari
program pembangunan berkelanjutan MDGs, yaitu kerangka kerja
untuk 15 tahun ke depan hingga tahun 2030. Berbeda dengan
MDGs yang lebih bersifat birokratis dan teknokratis dan hanya
memiliki 8 tujuan, penyusunan butir-butir SDGs lebih inklusif
melibatkan banyak pihak termasuk organisasi masyarakat sipil
atau Civil Society Organization (CSO) dan memiliki 17 tujuan
pembangunan berkelanjutan dengan 169 target. Oleh karena itu
SDGs memiliki cakupan yang lebih luas dan akan mampu lebih
tanggap atas penyebab utama kemiskinan serta kebutuhan
universal. Penyusunan SDGs sendiri memiliki beberapa tantangan
karena masih terdapat beberapa butir-butir target MDGs yang
belum bisa dicapai dan harus diteruskan di dalam SDGs (Peter,
2008).

Seluruh tujuan, target dan indikator dalam dokumen SDGs juga


perlu mempertimbangkan perubahan situasi global saat ini.
Contohnya, isu-isu seperti ketimpangan, tata kelola efektif dan
inklusif serta harmoni masyarakat menjadi kunci faktor yang
harus dipertimbangkan dalam SDGs. Solusi dari isu-isu ini harus
melibatkan pemangku kepentingan dari berbagai sektor lain,
terutama mengingat perlunya keseimbangan pembangunan antara
sektor ekonomi, sosial, dan lingkungan.

Terdapat 7 (tujuh) alasan mengapa SDGs akan lebih baik dari


MDGs, yakni:
1) SDGs lebih global dalam mengkolaborasikan program-
programnya.
MDGs sebelumnya dibuat oleh anggota negara The Organization
for Economic Cooperation and Development (OECD) dan
beberapa lembaga internasional. Sementara SDGs dibuat
secara detail dengan negosiasi internasional yang juga terdiri
dari 190 negara dimana terdapat negara berpendapatan
menengah dan rendah.
2) Sekarang, sektor swasta juga akan memiliki peran yang sama,
bahkan lebih besar.
3) MDGs tidak memiliki standar dasar hak asasi manusia (HAM).
MDGs dianggap gagal untuk memberikan prioritas keadilan
yang merata dalam bentuk-bentuk diskriminasi dan
pelanggaran HAM, yang akhirnya berujung kepada masih
banyaknyanorang yang terjebak dalam kemiskinan. Sementara
SDGs dinilai sudah didukung dengan dasar- dasar dan prinsip-
prinsip HAM yang lebih baik.
4) SDGs adalah program inklusif. Tujuh target SDGs sangat
eksplisit tertuju kepada orang dengan kecacatan, tambahan
enam target untuk situasi darurat, dan juga tujuh target bersifat
universal dan dua target ditujukan untuk antidiskriminasi.
5) Indikator-indikator yang digunakan memberikan kesempatan
untuk keterlibatan masyarakat sipil.
6) PBB dinilai bisa menginspirasi negara- negara di dunia dengan
SDGs.
7) Conference of the Parties 21 (COP21) di Paris melahirkan
perjanjian global perubahan iklim sebagai kerangka transisi
menuju ekonomi dan
8) Masyarakat rendah karbon dan memiliki ketahanan terhadap
perubahan iklim adalah salah satu kesempatan untuk maju
(Ishartono, 2016).
Tabel 2. Perbandingan MDGs dan SDGs

MDGs (2000-2015) SDGs (2015-2030)

50 persen 100 persen


Target dan sasarannya adalah Target dan sasarannya adalah semua,
mengurangi separuh kemiskinan sepenuhnya dan tuntas
Target yang terlalu minimal Mengakhiri kemiskinan

Banyak negara telah terlebih dahulu 100 persen penduduk memiliki akta
mencapainya kelahiran
Memerlukan fokus, untuk merangkul
mereka yang terpinggir dan terjauh

Dari negara maju, untuk negara Berlaku universal


berkembang SDGs memandang semua negara
MDGs mengandaikan bahwa negara memiliki pekerjaan rumah. Tiap–tiap
miskin dan berkembang yang negara wajib mengatasinya. Tiap–tiap
mempunyai pekerjaan rumah. negara harus bekerja sama untuk
Sementara itu negara maju menemukan sumber pembiayaan dan
mendukung dengan penyediaan perubahan kebijakan yang diperlukan.
dana.
Dari Atas (top down) Dari Bawah (bottom up) dan
Dokumen MDGs dirumuskan oleh partisipatif
para elite PBB dan OECD, di New Dokumen SDGs dirumuskan oleh tim
York, tanpa melalui proses bersama, dengan pertemuan tatap muka
konsultasi atau pertemuan dan survei lebih dari 100 negara dan survei warga.
warga.

Solusi parsial atau tambal sulam 8 Solusi yang menyeluruh


Tujuan MDGs sebagian besar hanya Berisi 17 tujuan yang berupaya
mengatasi gejala-gejala kemiskinan merombak struktur dan sistem
saja Kesetaraan gender
Masalah ekologi dan lingkungan Tata pemerintahan
hidup tidak diakui
Perubahan model konsumsi dan
Ketimpangan tidak mendapat produksi
perhatian
Demikian halnya dengan soal Perubahan sistem perpajakan
pajak dan pembiayaan Diakuinya masalah ketimpangan
pembangunan Diakuinya masalah perkotaan

2.2.3 Implementasi SDGs di Puskesmas Kampung Sawah

Sebagai fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah, Puskesmas

Kampung Sawah menyelenggarakan pembangunan kesehatan di

wilayahnya melakukan upaya kesehatan perorangan dan upaya

kesehatan masyarakat, yang keduanya jika ditinjau dari sistem

kesehatan nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama.

Program SDGs yang merupakan bagian dari Rencana Pembangunan

Jangka Menengah (RPJM) akan menjadi pedoman bagi

Kementrian/lembaga untuk menyusun Rencana Strategis (Renstra)

dengan menjalankan visi dan misi puskesmas untuk mendukung

program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga. Upaya

Kesehatan Masyarakat (UKM) adalah setiap kegiatan untuk memelihara

dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi

timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok,

dan masyarakat. Upaya Kesehatan Perseorangan yang selanjutnya

disingkat UKP adalah suatu kegiatan dan atau serangkaian kegiatan

pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan,


penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan

memulihkan kesehatan perseorangan.

Dalam pelaksanaannya, progam Usaha Kesehatan Masyarakat yang

terdapat di Puskesmas Kampung Sawah terdiri dari:

a. Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial dan Perkesmas

 Pelayanan Promosi Kesehatan

 Pelayanan Kesehatan Lingkungan

 Pelayanan Kesehatan Ibu Anak dan Keluarga Berencana

 Pelayanan Gizi

 Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

 Pelayanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)

b. Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan

 Upaya Kesehatan Tradisional

 Upaya Kesehatan Kerja

 Upaya Kesehatan Lansia

 Upaya Kesehatan Jiwa

Program Upaya Kesehatan Perorangan yang dilaksanakan di Puskesmas

Kampung sawah adalah:

a. Layanan Kesehatan Umum

b. Layanan Tindakan

c. Layanan KIA, KB, Imunisasi

d. Layanan Kesehatan Gigi

e. Layanan Farmasi
f. Layanan Gizi

g. Layanan Laboratorium
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik dan Bappenas. 2011.Pedoman Definisi Operasional


Indikator MDGs. Jakarta: Bappenas dan BPS

Badan Pusat Statistik dan Bappenas. 2011. Pedoman Definisi Operasional


Indikator MDGs. Jakarta: Bappenas dan BPS

Utomo,Budi. 2017. Tantangan Pencapaian Millenium Development Goals


(MDGs) Bidang Kesehatan di Indonesia. Jakarta: UI.

Santoso, Ishartono. 2016. Sustainable Development Goals (SDGs) dan


pengentasan kemiskinan. Jawa Barat:Universitas Padjadjaran

Badan Pusat Statistik. 2015. Kompilasi data indikator statistik lintas sektor
kajian indikator Sustainable Development Goals (SDGs). [online] Available at:
http://sirusa.bps.go.id/sirusa/index.php/dasar/pdf?kd=3289&th=2014 [diakses
20 februari 2019].

Sulistiawan, Dedik, Nurmalasari. 2014. Program Kemitraan Bidan dan Dukun


sebagai Good Governance Innovation Akselerator Pencapaian Millennium
Development Goals (MDGs). MKMI J. 10 (1): 21-29.

Prawirohardjo, S. 2011. Ilmu Kebidanan Jakarta: PT. Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo

Ishartono. 2016. Panduan SDGS untuk pemerintah daerah (kota dan kabupaten)
dan pemangku kepentingan daerah. Jakarta: Infid

Peter S . 2008. Millenium Development Goals. Jakarta: Badan Pusat


Statistik.
WHO. 2015. Health in 2015: from MDGs, Millennium Development Goals to
SDGs, Sustainable Development Goals. Geneva: World Health Organization

Anda mungkin juga menyukai