Anda di halaman 1dari 21

Aspergilosis dan Pneumocystis pneumonia

Oleh :
Anmall Muhammad Dzulkifli
Annisa Haniefah
Bagus Fitra Sholahuddin
Cindy Wan Yik Sin
Fauzan Arung Samudro
Indri Febriyanti
Nabila Dwi Putri
Definisi Penyakit
Aspergilosis

Aspergilosis adalah berbagai jenis penyakit yang disebabkan oleh jamur dari genus Aspergillus. Pe
nyakit ini menyebar akibat spora jamur Aspergilus di udara bebas. Kelainan yang disebabkan penyak
it ini antara lain: aspergilosis paru yang menimbulkan kelainan seperti asma bronkial akibat alergi ter
hadap jamur yang berada di paru, otomycosis yang sering disertai infeksi bakteri, kelainan akibat oto
mycosis seperti keluhan gatal pada liang telinga, nyeri, dan kadang bernanah, dan onychomycosis y
ang menyebabkan kelainan pada kuku
Definisi Penyakit
Pneumocystis pneumonia
Pneumocystis pneumonia (PCP) adalah infeksi serius yang menyebabkan peradangan dan penum
pukan cairan pada paru-paru. PCP disebabkan oleh jamur yang disebut Pneumocystis jiroveci. Jamu
r ini sering ditemukan dan dapat tersebar lewat udara.
Anatomi dan fisiologi paru-paru
Taksonomi
Aspergillus Niger

Kingdom : Fungi
Filum : Ascomycota
Subfilum : Pezizomycotina
Class: Eurotiomycetes
Order: Eurotiales
Family : Trichocomaceae
Genus : Aspergillus
Species : A. niger
Taksonomi
Pneumocystis jirovecii

Kingdom : Fungi
Division : Ascomycota
Class: Pneumocystidomycetes
Order: Pneumocystidales
Family : Pneumocystidaceae
Genus : Pneumocystis
Species : P. jirovecii
Synonyms : Pneumocystis carinii
Patofisiologi
Pneumonia pneumocytis

Pada kondisi normal, saluran pernafasan mempunyai meknisme yang efektif unt
uk melindungi diri dari infeksi oleh bakteri atau mikroba lain. Partikel besar perta
ma kali disaring di jalan nafas. Ketika partikel kecil terhirup, sensor sepanjang sal
uran nafas terpicu adanya reflek batuk atau bersin yang melawan partikel terseb
ut untuk keluar lagi. Bakteri dan agen infeksi lain akan dilawan di kantung alveoli
oleh sistem imun tubuh, makrofag dan sel darah putih. Sistem pertahana ini pada
keadaan normal menjaga paru-paru agar tetap steril, tetapi jika sistem ini lemah
atau rusak maka bakteri, virus dan organisme lain penyebab pneumonia akan m
asuk, menginfeksi dan menyebabkan tejadi inflamasi di bagian dalam paru-paru.
Patofisiologi
Aspergillosis
a. Alergi bronchopulmonary aspergillosis (ABPA)
Biasanya mempengaruhi orang-orang dengan asma atau fibrosis kistik. Kon
disi biasanya sebagai akibat dari reaksi tubuh terhadap aspergillus
b. Aspergilloma
Tempat jamur memasuki paru-paru dan kelompok bersama untuk membentu
k simpul padat jamur, yang disebut bola jamur
c. Kronis necrotizing asper-gillosi (CNA)
Penyebaran infeksi kronis lambat paru-paru. Hal ini biasanya hanya mempe
ngaruhi orang-orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah
d. Aspergillosis paru invasif (IPA)
Infeksi umum pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah karen
a sakit atau mengambil imunosupresan. Ini adalah bentuk paling serius dari
aspergillosis yang dimulai di paru-paru yang kemudian menyebar dengan ce
pat ke seluruh tubuh.
Gejala dan tanda-tanda
Aspergillosis

• Allergic bronchopulmonary aspergillosis : demam, batuk berdahak atau batuk


darah
• Chronic pulmonary aspergillosis : sesak, mengi, berat badan turun, kelelaha
n, dan batuk darah.
• Invasive pulmonary aspergillosis : demam, menggigil, batuk darah, sesak,
nyeri dada atau nyeri swndi, mimisan, wajah membengkak separuh
• Aspergillosis menyerang luar paru-paru : mimisan, demam, pilek, nyeri pada
wajah, dan sakit kepala.
Diagnosis Aspergillosis

• Tes diagnostik X-ray pada dada yang dapat mengungkapkan gambar secara l
ebih rinci untuk melihat massa jamur dan tanda-tanda khas dari penyakit asp
ergillosis bronkopulmoner yang invasid dan alergi.
• Tes darah, dahak, dan kulit dapat menginformasikan aspergillosis bronkopul
moner alergi
• Biopsi pada sampel jaringan paru-paru atau sinus untuk mendiagnosa asperg
illosis invasif
• Tes dahak yang akan mengungkapkan keberadaan filamen aspergillus
Gejala dan tanda-tanda
Pneumocystis pneumonia

• Berat badan turun


• Rasa tidak nyaman pada dada
• menggigil
Diagnosis
Pneumocystis pneumonia

• Anamnesia dan pemeriksaan fisik : mencari tanda dan gejala, pemeriksaan s


uara nafas.
• Pemeriksaan penunjang : foto rontgen dada.
Tujuan terapi Aspergillosis

• Untuk meredahkan gejala aspergilosis


• Untuk menghambat pertumbuhan jamur
• Untuk mencegah infeksi selanjutnya
Terapi non farmakologi Aspergill
osis

• Memakai pakaian yang bersih dan kering tidak basah


• Menjaga nutrisi asupan yang baik
• Rajin dalam membersihkan diri dan Lingkungan
Tujuan Terapi
Pneumocystis pneumonia

• Pentamidin untuk mengobati PCP aktif


• Atovakuon obat untuk PCP ringan
• Steroid umtuk meredakan radang pada paru-paru
Terapi non farmakologi
Pneumocystis pneumonia

• Banyak beristirahat dan mengonsumsi banyak cairan


• Tidak melakukan kegiatan yang berlebih
• Memiliki kebersihan diri yang baik
• Tidak merokok
Studi Kasus Aspergillosis
Wanita 73 tahun dirawat di rumah sakit kami dengan keluhan sesak napas dan
malaise. Sembilan belas hari sebelum masuk, dia dirawat dengan steroid inhalas
i dan cefpodoxime untuk bronkitis akut. Seminggu sebelum masuk, dia mengeluh
demam, menggigil, mengi, dan batuk dengan dahak kuning. Dia menerima predn
ison oral dan levofloxacin. Namun gejalanya memburuk, dan dia datang ke depar
temen darurat kami. Riwayat medisnya termasuk asma dengan eksaserbasi yan
g jarang (tiga eksaserbasi dalam 3 tahun sebelumnya), hipertensi, hiperlipidemia,
diabetes mellitus, hipotiroidisme, asam urat, stenosis tulang belakang, dan peny
akit ginjal kronis. Obat rumahnya termasuk carvedilol, furosemide, atorvastatin, g
emfibrozil, sitagliptin, levothyroxine, allopurinol, erythropoietin, montelukast, flutic
asone, dan inhaler albuterol. Pada hari ke 13 masuk, sitologi dahak menunjukka
n spesies Aspergillus, dan vorikonazol diberikan. Otopsi mengungkapkan hifa As
pergillus menyerang melalui mukosa bronkial, hampir sepenuhnya melenyapkan
lumen bronkus berukuran sedang hingga kecil. Invasi vaskular oleh Aspergillus j
uga terbukti dengan trombi arteri paru yang meluas secara bersamaan
Studi Kasus PCP

Seorang laki-laki berusia 32 tahun, 4 tahun yang lalu mendapat pengobatan unt
uk tuberkulosis paru, datang dengan demam tidak tinggi dan batuk tidak berdaha
k lebi dari 2 minggu berturut-turut dengan disertai sesak napas yang progresif. Fr
ekuensi nafas terukur sebesar 37x/ menit. Pada auskultasi, suara nafas terdenga
r kasar. Catatan selanjutnya menunjukkan bahwa terdapat sebuah episode oral t
hrus yang ringan sebulan sebelumnya dan ia menyatakan telah mengalami penu
runan berat badan sebesar 5% dari berat tubuhnya dalam 6 bulan terakhir, xray
dada ditemukan gambaran interstisial paru dengan infiltrasi yang tampak di lobus
kanan atas dengan penebalan pleura bagian aspek. Induksi dahak terus meneru
s gagal menghasilkan spesimen yang memadai untuk AFB. Infreksi HIV dikonfir
masi. Dia dirawat dugaan pneumonia jirovecii
Algoritma Terapi Aspergillosis
• Observasi. Penderita aspergiloma ringan dengan lesi tunggal kadang-kadang tidak membut
uhkan pengobatan, dan hanya perlu diobservasi secara rutin menggunakan foto Rontgen.
• Obat antijamur. Pemberian obat antijamur merupakan cara penanganan standar untuk pen
derita invasive pulmonary aspergillosis. Meski demikian, obat-obatan ini dapat menimbulkan
gangguan kesehatan serius, seperti kerusakan ginjal dan hati.
• Obat kortikosteroid oral. Tujuan pemberian obat ini adalah untuk mencegah bertambah pa
rahnya asma atau cystic fibrosis yang diderita pasien aspergillosis. Pemberian kortikosteroid
oral biasanya ditujukan bagi penderita allergic bronchopulmonary aspergillosis.
• Pembedahan. Merupakan pilihan utama pengobatan untuk kasus perdarahan pada paru ak
ibat fungus ball, karena obat antijamur tidak dapat menembus aspergilloma dengan baik. Pe
mbedahan dilakukan untuk mengangkat fungus ball.
• Embolisasi. Ahli radiologi akan memasukkan kateter kecil ke dalam pembuluh darah dan m
enyuntikkan zat untuk menyumbat aliran darah ke rongga paru tempat fungus ball berada. H
al ini dilakukan untuk menghentikan perdarahan.
Algoritma Terapi PCP

1. PCP dengan HIV: Kotrimoksazol setara dosis trimetroprim 15mg/ KgBB terb
agi dalam 3-4 dosis,
2. PCP derajat Berat: Kortikosteroid sistemik dalam 72 jam pertama memulai te
rapi. Dosis kortikosteroid yang diberikan adalah, pada hari ke 1-5 prednisolo
ne 40mg 2x sehari p.o, kemudian 40mg 1x sehari pada hari ke 6-10, dilanjut
kan dengan prednisolone 20mg 1x sehari pada hari ke 11-21.
3. Pada pasien yang intoleran terhadap TMX-SMX: Desentisasi pada 2 minggu
setelah reaksi alergi yang tidak berat atau stadium 3 atau kurang. Tidak bole
h dilakukan pada pasien dengan riwayat reaksi hipersentivitas stadium 4.
DAFTAR PUSTAKA

1. Arun Menon dan Adeeba K. Inikah HIV? Buku Pegangan Petugas Kesehata
n. Australia: ASHM.
2. Ashutossh Naaraayan, MD,* Ronak Kavian, MD, Jeffrey Lederman, MD, FA
CP, Prasanta Basak, MD, FACP, and Stephen Jesmajian, MD, FACP. 2014. I
nvasive pulmonary aspergillosis – case report and review of literature. New Y
ork: Taylor & Francis.
3. Bellamy R. Pneumocystis pneumonia in people with
HIV. Clin Evid 2005; 13:1-16
4. Patterson, KC. Strek, ME. Diagnosis and Treatment of Pulmonary Aspergillo
sis Syndromes. CHEST, 146(5), pp. 1358-1368.

Anda mungkin juga menyukai