Anda di halaman 1dari 7

ASPERGILOMA PADA BEKAS TUBERKULOSIS PARU

Khairuddin Hamdani1, Irvan Medison2, Dewi Wahyu Fitrina3


1
Bagian Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas/
RSUP Dr. M. Djamil, Padang

Abstrak
Aspergiloma merupakan infeksi jamur pada paru atau mikosis paru yang disebabkan oleh Aspergillus
Fumigatus dengan frekuensi 95% dari kejadian infeksi aspergilosis. Aspergiloma merupakan kolonisasi di
dalam kavitas paru dengan sebagian besar (13-89%) disebabkan oleh tuberkulosis. Gejala klinis beragam
dapat tanpa gejala, bergejala ringan, berat hingga mengancam jiwa. Gejala yang ringan menyebabkan pasien
tidak datang berobat hingga munculnya gejala berat sehingga tidak jarang pasien sudah tidak dapat tertolong
lagi. Tatalaksana utama adalah operasi disamping Obat Anti Jamur (OAJ). Oleh karena itu, diagnosis dini
aspergiloma dan tatalaksana segera akan memberikan prognosis yang baik.

Kata kunci: Aspergiloma, aspergilosis, mikosis paru, OAJ

ASPERGYLOMA IN SEQUELE OF LUNG TUBERCULOSIS

Abstract
Aspergiloma is lung fungal infection or pulmonary mycoses caused by Aspergillus Fumigatus. It is about 95% of
aspergillosis infection incidence. Aspergiloma live in lung cavity, mostly (13-89%) caused by tuberculosis.
Clinical symptoms can be asymptomatic, mild symptoms, severe to life-threatening. Mild symptoms make patients
do not come for treatment until severe symptoms appear, so the patients can not be treated. The main treatment
is surgery in addition antifungal drugs. Therefore, early diagnosis of aspergiloma and soon treatment will
provide a good prognosis.

Keywords: Aspergiloma, aspergilosis, lung mycoses, antifungal drug

J Respir Indo Vol. xx No. x Januari 20xx


1
Nama penulis pertama: judul pendek dalama Bahasa Indonesia maksimal 140 karakter (termasuk spasi)

PENDAHULUAN Kasus tuberkulosis paru di Indonesia


yang tinggi mengharuskan klinisi mengetahui
Penyakit infeksi sampai saat ini masih dan dapat memprediksi kejadian aspergiloma
menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia, pada pasien bekas tb paru. Mengetahui
salah satu nya adalah infeksi jamur atau aspergiloma secara dini khususnya pada pasien
mikosis paru. Jenis mikosis paru yang sering tidak bergejala penting sebelum timbulnya
dilaporkan adalah aspergilosis. Frekuensi gejala berat yang memiliki prognosis buruk.
aspergilosis dari tahun ke tahun meningkat Berdasakan hal diatas penulis tertarik untuk
dimana 95% infeksi oleh aspergilus disebabkan melaporkan kasus aspergiloma pada bekas tb
oleh Aspergilus Fumigatus. Aspergiloma paru yang dilakukan terapi operatif.
merupakan salah satu bentuk klinis dari
aspergilosis, dimana aspergiloma adalah infeksi Ilustrasi Kasus
jamur saprofit berupa kolonisasi didalam
kavitas paru yang dapat disebabkan oleh Seorang pasien laki-laki, usia 42 tahun
berbagai penyakit dasar. Kolonisasi ini dikonsulkan dari bagian bedah toraks dengan
membentuk formasi seperti massa yang disebut diagnosis post lobektomi ai aspergiloma paru
fungus ball atau mycetoma. Aspergiloma terdiri kiri. Pasien mengeluhkan batuk darah sejak 1
dari hifa aspergillus, fibrin, lendir, sel-sel tahun lalu, bersifat hilang-timbul. Peningkatan
inflamasi, darah, dan komponen sel epitel- batuk darah sejak 3 minggu lalu, darah merah
epitel.1-3 segar, volume 700 cc/24 jam. Pasien telah
dilakukan operasi lobektomi oleh bagian bedah
Aspergiloma sering ditemui pada toraks satu minggu lalu. Saat ini batuk darah
pasien-pasien paska tuberkulosis paru, baik tidak dikeluhkan lagi. Batuk ada sejak empat
yang baru sembuh maupun yang telah sembuh tahun yang lalu, tidak berdahak terkadang
dalam periode waktu yang lama. Sebagian berdahak warna putih encer, batuk bersifat
besar studi melaporkan kavitas paru pada hilang timbul. Batuk sudah tidak dikeluhkan.
aspergiloma disebabkan oleh tuberkulosis. Pasien mengeluhkan penurunan nafsu makan
Aspergiloma juga ditemukan pada kavitas yang dan berat badan ada tapi pasien tidak tahu
disebabkan oleh berbagai penyakit dasar seperti berapa kilogram.
sarcoidosis, bronkiektasis, kistik fibrosis, kista
paru, kanker paru. 2 Pasien memiliki riwayat TB paru (BTA
+, rontgen toraks +) tahun 2015, didapat dari
Manifestasi klinis aspergiloma paru Sp.P di Rumah Sakit Lubuk Alung, diminum
beragam, mulai dari kasus tanpa gejala hingga Gambar
enam 1. Rontgen
bulan dihentikan oleh dokter. Riwayat
hemoptisis masif yang bisa berakibat fatal. toraks 9/7/2019
diabetes tidak ada, riwayat hipertensi tidak ada,
Oleh karena itu, modalitas terapi yang optimal begitupun dalam keluarga. Pasien seorang
untuk aspergiloma tergantung pada presentasi petani, merokok enam batang sehari selama 20
klinis. Pembedahan merupakan terapi definitif tahun (Indeks Brinkman ringan), sudah
untuk aspergiloma. Pasien dengan hemoptisis berhenti sejak lima tahun yang lalu.
ringan dianjurkan tirah baring, postural
drainage dan terapi simptomatik lain. Pasien Pemeriksaan fisik pada pasien keadaan
hemoptisis berulang atau masif, pembedahan umum sedang, tanda vital dalam batas normal.
dilakukan dengan mempertimbangkan risiko Peningkatan tekanan vena jugular &
operasi. Namun pengambilan keputusan reseksi pembesaran kelenjar getah bening tidak
bedah sering terhambat oleh fungsi cadangan dijumpai. Pemeriksaan toraks, statis simetris,
paru yang buruk pada aspergiloma. Jika tidak pergerakan sama kiri dan kanan. Palpasi kiri
mungkin dilakukan, dapat dipertimbangkan atas tidak ada begitupun pada auskultasi suara
tindakan embolisasi atau pemberian Obat Anti napas kiri atas tidak ada, tidak dijumpai ronkhi
Jamur (OAJ) transtorakal- intrakavitas.1,4,5 & wheezing. Pemeriksaan jantung, abdomen
dan ekstremitas dalam batas normal.
2
Nama penulis pertama: judul pendek dalama Bahasa Indonesia maksimal 140 karakter (termasuk spasi)

Hasil laboratorium lengkap tidak seluruh lapangan paru/perselubungan kedua


terdapat kelainan. Pemeriksaan TCM sputum paru. Kesan: aspergiloma dengan bullae serta
MTB not detected, Rif resistance not detected bronkiektasis.
dan BTA sputum negatif pada dua kali
pemeriksaan. Pasien telah dilakukan CT Scan
toraks tanpa kontras saat rawatan dengan kesan
aspergiloma dengan bullae serta bronkiektasis.
Rontgen toraks tampak kavitas dengan
gambaran nodul opak didalamnya disertai
fibrosis di sekitar lapangan paru bawah kiri
menunjukkan kesan bekas Tb dengan fungus Gambar 3. Jaringan post
ball di apeks paru kiri. lobektomi

Jaringan post lobektomi tampak


jaringan kecoklatan, kenyal padat ukuran
3,5x3,5x2 cm penampang kecoklatan dan
sepotong jaringan paru 1 lobus kecoklatan,
kenyal padat, ukuran 10x4x4 cm penampang
kecoklatan, dikirim untuk pemeriksaan
histopatologi.
Hasil histopatologi (22/7/2019)
Gambar 1a. Ro Gambar 1b. Ro 1. Dari label aspergiloma mikroskopik
toraks (9/7/19) toraks (9/7/19) tampak potongan-potongan jaringan terdiri dari
perdarahan, jaringan nekrotik, serta fungus ball.
Fungus ball terdiri atas hifa-hifa jamur dengan
bentukan septa yang bersudut. Diagnosa:
Fungus ball ec Infeksi Aspergilus.
2. Dari label paru mikroskopik tampak
potongan-potongan jaringan bronkus dengan
dengan permukaan dilapisi epitel respiratorius
yang sebagian mengalami metaplasia
skuamosa mengandung tulang rawan, kelenjar
dengan permukaan dilapisi epitel kuboid.
Stroma mengandung sebukan padat dan
kelompokan sel-sel limfosit dan sel plasma.
Pada satu bagian tampak kelompokan hifa
jamur dengan bentukan septa yang bersudut.
Pada bagian lain tampak jaringan paru terdiri
atas alveoli-alveoli dengan permukaan dilapisi
epitel kuboid, lumen berisi eritrosi, serta
jaringan ikat mengandung sebukan padat dan
Gambar 2. Ct Scan kelompokan sel-sel limfosit, sel plasma,
Toraks(12/7/19) histiosit. Diagnosa radang kronik ec infeksi
jamur aspergilus sp.
Gambaran CT scan toraks tanggal 12
Juli 2019 tampak fibroinfiltrat dan lesi noduler Diagnosis : post lobektomi ai
disertai gambaran halo dengan ukuran 5,9 x 4, aspergiloma paru kiri + bekas TB
86 x 6,99 cm di lapangan atas paru kiri, tampak
Terapi : flukonazole 1x150 mg
pula lesi hipodens bulat-bulat multiple hampir
J Respir Indo Vol. xx No. x Januari 20xx
3
Nama penulis pertama: judul pendek dalama Bahasa Indonesia maksimal 140 karakter (termasuk spasi)

Rencana : kultur jamur sputum


DISKUSI Gejala klinis aspergiloma bervariasi, dapat
asimptomatik sampai mengancam nyawa. Gejala
Pasien laki-laki usia 42 tahun dikonsulkan klinis biasanya juga tidak spesifik, seperti batuk,
dari bagian bedah toraks dengan keluhan utama batuk darah, dispneu, kelemahan umum, demam,
batuk darah sejak 2 tahun lalu, bersifat hilang- penurunan nafsu makan dan berat badan. Batuk
timbul. Batuk darah meningkat dalam 3 minggu ini, darah dapat terjadi berulang pada dua pertiga dari
darah berwarna merah segar dengan volume 700 kasus aspergiloma dengan berbagai derajatnya dari
cc/24 jam. Pasien telah dilakukan lobektomi a.i ringan, berat sampai mengancam jiwa. Pasien ini
aspergiloma paru kiri satu minggu yang lalu. Saat mengalami batuk darah berulang dalam 1 tahun. 11,17
ini keluhan batuk darah tidak dikeluhkan lagi oleh
pasien. Batuk darah yang dialami pasien tergolong
masif dengan volume±700cc dalam 24 jam. Batuk
Aspergiloma paru adalah salah satu darah masif yang terjadi pada penderita
penyakit infeksi jamur yang disebabkan oleh aspergilloma tidak dapat diprediksi. Kemungkinan
spesies saprofitik, genus aspergilus yang banyak penyebab batuk darah adalah: erosi (invasi lokal)
terdapat di alam. Aspergiloma paru ini berupa pada pembuluh darah yang melapisi rongga, iritasi
kolonisasi di dalam kavitas paru yang dapat mekanis pada pembuluh darah yang terbuka pada
disebabkan oleh berbagai penyakit dasar seperti kavitas, pelepasan endotoksin hemolitik dan enzim
tuberkulosis paru pada penderita dengan proteolitik seperti trypsin oleh jamur, infeksi bakteri
imunosupresi, penyakit paru kronis dll. Sebagian akut yang terjadi bersamaan. Dikatakan masif
besar studi melaporkan kavitas paru pada karena memenuhi salah satu kriteria Busroh (1978)
aspergiloma sebagian besar (13-89%) disebabkan yaitu sebagai berikut:12,15,16
oleh tuberkulosis. Pasien ini memiliki riwayat TB
paru tahun 2015 dan minum obat OAT selama 6  Batuk darah sedikitnya 600 ml/24
bulan. Kavitas pada paru pasien ini menjadi tempat jam
tumbuhnya jamur aspergilus. Kavitas terbentuk dari  Batuk darah volume 250- 600
alveoli yang membentuk tuberkel dan perkijuan ml/24 jam pada pasien dengan
yang pecah. Kavitas pada pasien ini ditemukan di kadar Hb<10 g/dl dan masih terus
apeks paru kiri. 6,9 berlangsung.
Pasien ini tidak ditemukan keadaan  Batuk darah volume 250- 600
imunosupresi (tidak ada pemakaian kortikosteroid ml/24 jam pada pasien dengan
jangka panjang dan tidak ada infeksi HIV. Riwayat kadar Hb>10 g/dl sedangkan dalam
TB paru menjadi faktor resiko pasien ini pengamatan 48 jam masih belum
mendapatkan infeksi aspergiloma sebagaimana berhenti.
dikatakan oleh Passera E dkk, yaitu Terdapat 2
kelompok penderita yang berisiko berkembang Gejala lain pada aspergiloma yang tidak
menjadi infeksi jamur saprofit ini, antara lain:10, 14 khas dapat berupa batuk kronik, sesak napas, nyeri
dada, demam, penurunan nafsu makan, penurunan
1. Penderita yang mengalami gangguan
berat badan dll. Batuk kronik dan penurunan berat
kekebalan tubuh;
badan dikeluhkan pada pasien ini. Batuk kronik
-Kongenital, merupakan sindrom defisiensi disebabkan rangsangan reseptor batuk di saluran
imun napas oleh aspergiloma yang kemudian oleh serabut
eferen diteruskan ke pusat batuk. Penurunan nafsu
-Acquaired, diantaranya penerima makan disebabkan oleh inflamasi yang
transplantasi organ yang menerima terapi menghasilkan hormon diantaranya kortisol dan
imunosupresif, pasien yang menjalani leptin. Kortisol merangsang proses
kemoterapi atau radioterapi, penggunaaan glukoneogenesis, memecah lemak, menghasilkan
kortikosteroid jangka panjang, diabetes glukosa. Begitupun leptin berperan dalam
mellitus dan pasien yang mengalami pemecahan lemak dan penurunan nafsu makan,
perawatan ICU yang lama. sehingga pasien dapat semakin kurus akibat lemak
yang terus dipecah.15
2. Penderita yang memiliki penyakit kronis
atau destroyed lung, pada kondisi ini Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala
terdapat kerusakan mekanisme klinis dan pemeriksaan radiologi (Foto toraks dan
pertahanan lokal bronkopulmoner. CT Scan toraks) serta bukti serologis antibodi atau
4
Nama penulis pertama: judul pendek dalama Bahasa Indonesia maksimal 140 karakter (termasuk spasi)

mikrobiologis dari Aspergilus sp. Pemeriksaan foto laboratorium serologis tidak dilakukan karena tidak
toraks dapat ditemukan perselubungan didalam tersedia di rumah sakit kami. Ketersediaan tes yang
kavitas, dengan tanda bulan sabit dimana ada ruang diperlukan untuk diagnosis pasti aspergiloma masih
udara berbentuk bulan sabit yang memisahkan bola belum tersedia secara menyeluruh dan jika tersedia
jamur dari dinding dada dikenal sebagai “air biasanya memerlukan biaya yang tidak murah.
cresent”. Kelainan ini banyak ditemukan di lobus Hasil histopatologi jaringan reseksi ditemukan
atas paru dan merupakan karekteristik dari aspergilosis sp. Berdasarkan klinis, radiologi dan
aspergiloma. Saat perubahan posisi penderita maka pemeriksaan histopatologi jaringan reseksi pasien
bola jamur tersebut juga akan bergerak. Foto toraks tegak didiagnosis dengan aspergiloma.24, 25
pada pasien ini tampak kavitas dengan gambaran
nodul opak didalamnya disertai fibrosis di sekitar Menurut IDSA 2016 pasien aspergiloma
lapangan paru bawah kiri menunjukkan kesan bekas tanpa gejala dan tidak pertambahan ukuran rongga
Tb dengan fungus ball di apeks paru kiri11,20 selama 6-24 bulan tidak dianjurkan tindakan
intervensi, sehingga dilakukan observasi.
CT scan toraks dapat membantu Sedangkan pasien aspergiloma dengan gejala
menegakkan diagnosis jika gambaran foto toraks terutama hemoptisis yang signifikan dilakukan
kurang mendukung untuk diagnosis. CT scan tindakan reseksi.24 Selain itu, pada batuk darah
toraks menggambarkan gelembung gas sering yang berulang dan masif pembedahan harus
terlihat didalam fungus ball. Gambaran radiologis dipertimbangkan. Pasien ini mengalami batuk darah
ini dapat dilihat pada kondisi lain seperti masif dan berulang, maka diindikasikan tindakan
neoplasma, abses paru, kista hidatidosa yang bedah. Tindakan bedah dapat berupa reseksi secara
pecah, cavitating Wegener’s granulomatosis , segmental atau pada lesi saja dan lobektomi seperti
bekuan darah pada kavitas yang sudah ada halnnya pada pasien ini telah dilakukan lobektomi.
23
sebelumnya. CT angiografi dapat dilakukan pada
pasien dengan hemoptisis untuk mengidentifikasi
arteri bronkial hipertrofik yang mensuplai darah Prosedur Bronchial Artery Embolization
pada dinding kistik aspergiloma.11 Pasien ini (BAE) harus dipertimbangkan sebagai tindakan
memiliki gambaran CT scan toraks Juli 2019 sementara pada pasien dengan hemoptisis masif dan
tampak fibroinfiltrat dan lesi noduler disertai berulang yang mengancam jiwa. Pendekatan ini
gambaran halo dengan ukuran 5,9 x 4, 86 x 6,99 terbukti hanya efektif sementara dan dapat terjadi
cm di lapangan atas paru kiri, tampak pula lesi kekambuhan karena adanya pembuluh darah
hipodens bulat-bulat multiple hampir seluruh kolateral yang terlibat, sehingga BAE sering
lapangan paru/perselubungan kedua paru. Kesan: digunakan sebagai prosedur awal sebelum penderita
aspergiloma dengan bullae serta bronkiektasis. 18,19 menjalani reseksi.26 Beberapa studi menyebutkan
peran pemberian obat anti jamur itrakonazol oral
Pemeriksaan radiologi didapatkan kesan dapat memberikan perbaikan klinis dan radiologi.
suatu aspergiloma, maka bukti respons imunologis Dosis yang digunakan adalah 200-400 mg/hari
terhadap Aspergilus sp. atau bukti langsung selama 6-18 bulan. OAJ lain yang dianjurkan
aspergilus sp. dapat membantu mengkonfirmasi adalah varikanazol 150-200mg 2x/hari an
diagnosis. Kultur sputum untuk aspergilus sp posaconazole 300mg 1x/hari.25 Beberapa penelitian
positif hanya pada 50% kasus. Pengujian serologis menyebutkan pemberian itrakonazol oral dapat
untuk antibodi precipitins [immunoglobulin G memberikan perbaikan secara klinis dan radiologi.
(IgG) terhadap aspergilus sp] memungkinkan untuk Dosis yang dianjurkan adalah 200-400mg/hari
diagnosis pasti, antibodi yang mengendap pada selama 6-18 bulan. Kelemahan itrakonazol adalah
antigen ditemukan lebih dari 90% pasien memiliki waktu kerja yang lama untuk memberikan
aspergilloma. Selain itu pengujian terhadap efek dan seringkali terjadi kekambuhan jika obat
Galactomanan (GM), komponen polisakarida dari dihentikan. Pasien ini diberikan terapi anti jamur
dinding sel di aspergilus yang dapat dideteksi dengan flukonazole karena itrakonazol tidak
dalam cairan Bronchoalveolar Lavage (BAL) dan tersedia dan tidak ditanggung oleh BPJS meskipun
darah. Sensitivitas untuk GM di BAL telah terbukti secara kepustakaan flukonazol bukanlah menjadi
jauh lebih besar dari serum GM. Beberapa kasus pilihan terapi dikarenakan aspergilus sp tidak
aspergiloma, tes antibodi atau GM mungkin negatif termasuk spektrum flukonazol sehingga terapinya
palsu, terutama jika spesies aspergillus lain terlibat tidak tepat. Selain itu berdasarkan IDSA 2016,
atau jika pasien menggunakan kortikosteroid. Pada pasien aspergiloma yang telah dilakukan operasi
keadaan yang diperlukan, biopsi paru dapat dan operasi dinilai tidak menimbulkan kontaminan
dilakukan. 21-23 Pasien ini belum dilakukan isi fungus ball ke jaringan sekitar paru maka tidak
pemeriksaan kultur jamur pada sputum. Tes
J Respir Indo Vol. xx No. x Januari 20xx
5
Nama penulis pertama: judul pendek dalama Bahasa Indonesia maksimal 140 karakter (termasuk spasi)

memerlukan pemberian OAJ. Pemberian OAJ pada Thorac Ann 2004; 12: 320–323.
pasien ini juga dinilai tidak tepat. 8 Lee JG, Park IK, Kim DJ, Chang J, Kim SK,
Chung KY. Pulmonary aspergilloma: analysis
Pasien merupakan pasien yang dikonsulkan of prognosis in relation to symptom and
oleh bagian bedah toraks ke bagian paru untuk treatment, J Thorac Cardiovasc Surg 138:820-
rencana pemberian OAJ apakah diperlukan pada 825.2009
pasien ini. Konsul yang terlewatkan pada pasien ini 9 Gefter WB. The spectrum of Pulmonary
adalah konsul resiko operasi sebelum dilakukan Aspergillosis. J Thorac Imaging. 1992; 7; 56-
pembedahan. Penilaian fungsi paru dengan 74
spirometri pada pasien sebelum dilakukan operasi 10 Barnes PD, Marr KA. Aspergillosis: Spectrum
sangat penting untuk menilai fungsi paru dan of diasease, diagnosis, and treatment.
prognosis saat operasi dan setelah operasi selesai. Infectious Disease Clinics of North America.
Pasien ini tidak dilakukan spirometri sebelum 2016;20: 545–561.
operasi. 11 Chamilos G, Kontoyiannis DP. Aspergillus,
candida, and other opportunistic mold
KESIMPULAN infections of the lung. Fishman AP, Elias JA,
Fishman JA, Grippi MA, Senior RM et al.
Aspergiloma merupakan infeksi jamur paru Fishman’s pulmonary diseases and disorders.
dengan gejala klinis bervariasi dari yang ringan Edisi 4. Philadelphia: McGraw-Hill, 2008.h.
sampai berat, bisa tidak spesifik. Hemaptoe masif 2291–2313.
merupakan gejala berat yang mengancam nyawa. 12 Hohl TM, Feldmesser M. Aspergillus
Hemaptoe masif dan berulang merupakan indikasi fumigatus: Principles of pathogenesis and host
dilakukan tindakan bedah berupa reseksi segmen, defense. Eukaryotic Cell. 2007; 6(11): 1953–
lesi atau lobektomi. Tatalaksana yang dini dan tepat 1963.
memiliki prognosis yang baik. 13 Passera E, Rizzi A, Robustellini M, Rossi G,
Pona CD, et al. Pulmonary aspergilloma:
Clinical aspects and surgical treatment
DAFTAR PUSTAKA outcome. Thorac Surg Clin. 2012; 22: 345–
361.
14 Hayes GE, Frazer LN, Chronic Pulmonary
1 Rozaliyani A, Jusuf A, Handayani D, Aspergillosis; Where are we, and where are
Syahruddin E, Burhan E, Isbaniyah F. Mikosis we going. Fungi.2016;2(18):1-3
paru. Pedoman nasional Untuk Diagnosis dan 15 Moodley L, Pillay j, Dheda K. Aspergilloma
Penatalaksanaan di Indonesia. PDPI. Jakarta. and the surgeon. J Thorac Dis 2014: 6(3): 202-
2017 209
2 Brik A, Salam AM, Kamal A, Sadek MA, 16 Garvey J, Crastnoopol P, Weisz D. The
Essa m, Sharawi M et al. Surgical outcome of Surgical Treatment of Pulmonary
pulmonary aspergilloma. European Journal of Aspergilloma. J thorac Cardivasc Surg 1977:
Cardio-thoracic Surgery 2008;34:882-5. 74:542-547
3 Pratap H, dewan RK, Singh L, Gill S, Vaddadi 17 Daly RC, Pairolero PC, Piehler JM.
S. Surgical treatment of pulmonary Pulmonary Aspergilloma. Result of Surgical
aspergilloma: a series of 72 cases. The Indian Treatment. J Thorac Cardiovasc Surg 1986;
Journal of Chest Diseases & Allied Sciences 92:981-988
2007;49:23-8. 18 Karas A, hankins JR, Attar S. Pulmonary
4 Park S, Mehrad B. Innate imunity to Aspergillosis; an Analysis of 41 patient. Ann
aspergillus species. Clinical microbiology Thorac Surg 1976;22:1-7
reviews. 2009; 22(4): 535–551. 19 Panda BN. Fungal infection of Lungs. The
5 Moodley L, Pillay J, Dheda K. Aspergilloma Emerging Scenario. Indian Journal of
and the surgeon. J Thorac Dis 2014; 6(3): Tuberculosis
202–209. 20 S. Kawamura, S. Maesaki, K. Tomuno, et al,
6 Demir A, Gunluoglu MZ, Turna A, Kara H, Clinical evaluation of 61 patients with
Dincer SI. Analysis of surgical treatment for pulmonary aspergilloma, In Med. 39 (2002)
pulmonary aspergilloma. Asian Cardiovasc 209–212.
Thorac Ann 2006; 14: 407–411. 21 M.H. Nguyen, R. Jaber, H.L. Leather, et al,
7 Kurul IC, Demircan S, Yazici U, Altinok T, Use bronchoalveolar lavage to detect
Topcu S, Unlu M. Surgical management of galactomannan for diagnosis of pulmonary
pulmonary aspergilloma. Asian Cardiovasc aspergillosis amon nonimmunocompromised
6
Nama penulis pertama: judul pendek dalama Bahasa Indonesia maksimal 140 karakter (termasuk spasi)

hosts, J. Clin. Microbiol. 45 (2007) 2787–


2792.
22 S.Y. Park, S.O. Lee, S.H. Choi, et al, Serum
and bronchoalveolar lavage fluid
galactomannan assays in patients with
pulmonary aspergilloma, Clin. Infect. Dis. 52
(2011) 149–152.
23 Patterson f, Thompson G, Denning D et al.
Clinical Infectious disease. Practice
Guidelines for the Diagnosis and Managemen
of Aspergillosis. Update by IDSA. 2016
24 Richardson MD, Warnock DW. Fungal
Infection: diagnosis and Management.
Blackwell Scientific publication: 1993
25 Patterson KC, strek ME. Diagnosis and
Treatmentv of Pulmonary Aspergillosis
syndrome. Chest. 2014 November: 146(5):
1358-1368

J Respir Indo Vol. xx No. x Januari 20xx


7

Anda mungkin juga menyukai