Anda di halaman 1dari 17

ASPHERGILLUS

FUMIGATUS

BY.KELOMPOK TIGA:
1. ULLIA.S
2. MURNI
3. HERLINA SANDI
4. SUSI NOVITA
5. EKA ERIZON
KLASIFIKASI

Aspergilosis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh


jamur yang termasuk ke dalam kelompok Trichocomaceae.
Taksonominya adalah sebagai berikut:
Kingdom : Mycetea
Kelas : Ascomycota
Order : Eurotiales
Family : Euroticeae
Genus : Aspergillus
Spesies : Aspergillus fumigatus
: Aspergillus flavus
: Aspergillus clavatus
:Aspergillus nidulans
:Aspergillus niger
: Aspergillus oryzae
: Aspergillus yermus
: Aspergillus wentii
MARFOLOGI
Gambaran mikroskopik
• Memiliki tangkai – tangkai panjang
(conidiophores)
• Kepalanya yang besar (vesicle).
• Kepala ini terdapat spora yang
membangkitkan sel hasil dari
rantai panjang spora
• Tumbuh pada suhu 37°C
• Pada rumput kering Aspergillus
fumigatus dapat tumbuh pada
suhu di atas 50oC.
PERKEMBANG BIAKAN
PERKEMBANG BIAKAN
Aspergillus fumigatus termasuk ascomycota yang reproduksi aseksual dan
seksualnya telah dapat dibedakan dengan jelas. Reproduksi aseksual
dilakukan dengan membentuk tunas (budding) atau kuncup yang disebut
blastospora. Tunas yang telah masak akan terlepas dari sel induknya dan
tumbuh menjadi individu baru. Reproduksi seksual pada Ascomycota terjadi
dengan cara membentuk Askospora. Askospara adalah spora seksual yang
terbentuk di dalam askus. Askus terdapat di dalam tubuh buah yang disebut
askokarp.
Proses terbentuknya askospora adalah sebagai berikut :
pada ascomycota ada 2 jenis hifa (+) dan hifa (-). Hifa (+) membentuk
gametangia jantan ( anteridium ) dan hifa (-) membentuk gametangia betina
( askogonium ). Kedua jenis gametangia itu bertemu dan terjadi
plasmogami (penyatuan sitoplasma ) tanpa disertai penyatuan inti. Jadi,
dari peristiwa tersebut terbentuk sel dengan dua inti. Askogonium yang
telah memiliki 2 inti tersebut akan menghasilkan hifa-hifa askogonium yang
dikariotika ( berinti dua). Hifa dikariotika itu bercabang-cabang membentuk
sel khusus yang akan menjadi askus. Di dalam askus akan terjadi
peleburan dua inti, terbentuklah sel diploid (2n). Selanjutnya, inti askus
membelah dua kali. Pembelahan pertama terjadi secara mitosis shingga
akhirnya terbentuk delapan askosprora di dalam askus tersebut.
AGEN INFEKSIUS

2.Aspergilloma
• • Gangguan • Proses subakut

Aspergillsis (CNPA)
3. Chronis Necrotizing Pneumonia
1.Aspergilosis.

• Allergic paru – paru yang biasanya


yang paling terdapat pada
bronchopul umum pasien
monary disebabkan imunosupresi,
aspergillosi oleh terutama
s (ABPA), A.fumigatus berkaitan
dengan
penyakit paru
sebelumnya,
alkoholisme
atau terapi
kortikosteroid
kronik
DIMUKOSA HIDUNG DISEPTUM HIDUNG
Mycelia di dalam paru-paru
PATOLOGI DALAM STADIUM ABDA
Stadium 1 (akut)
1. Adanya tanda tanda utama
2. Gejala-gejala klasik
3. Temuan laboratoris pada saat diagnostik

Stadium 2 (remisi)
1. Ciri khas resi lesi-lesi radiologik yang menjadi bersih.
2. Penurunan IgE serum total
3. Terkendalinya gejala-gejala gangguan pernafasan
4. Penghentian kortikos-teroid selama lebih dari 6 bulan tidak menimbulkan rekurensi.

Stadium 3 (Eksaserbasi)
1. Menunjukkan semua karakteristik stadium akut
2. Bila IgE serum total penderita mengalami kenaikan 2X lipat yg berhubungan dgn gambaran infiltrat radiologik yang baru

Stadium 4 (Asma dependen-kortikosteroid)


Stadium ini timbul bila penderita membutuhkan kortikosteroid oral terus-menerus untuk mengendalikan asma atau mencegah eksaserbasi rekuren ABPA atau
keduanya

Stadium 5 (Fibrotik)
Stadium fibrotik timbul bila nampak perubahan-perubahan fibrotik yang meluas pada pemeriksaan radiologis toraks dan adanya penyakit pan.' obstruktif yang
menetap yang diketahui dengan uji faal paru
GEJALA KLINIS
• Infeksi pada sinus maksilaris dan sinus frontalis terjadi karena jamur tersebut hidup di rongga
hidung dan tumbuh masuk ke dalam sinus
• Pada gambar Roentgen terlihat gumpalan dalam sinus yang merupakan suatu aspergilloma.
Selaput Gejala yang ditimbulkan menyerupai sinusitis oleh sebab lain.
Lendir

• Dari paru, aspergillus dapat menyebar ke alat dalam lain melalui darah
• Alat dalam yang sering terkena adalah otak, jantung, dan ginjal.
Alat dalam • Diagnosis sulit karena bahan klinis sulit didapat tanpa menimbulkan kelainan lain

lain

• Aspergillus dapat bersifat sebagai alergen atau patogen. Sebagai alergen


• Aspergillus menimbulkan reaksi alergi setempat dan menimbulkan gejala asma
• Sebagai patogen dapat bersifta infeksi primer atau sekunder
• Pada gambaran Roentgen Aspergilloma ini tanpak sebagai bola dirongga dan disebut fungus ball.
Paru • Dalam paru spora jamur juga dapat menimbulkan reaksi alergi dan menimbulkan gejala asma
dikenal sebagai allergic bronchopulmonary aspergilosis (ABPA).
Diagnosis
Dari berbagai pemeriksaan
diperoleh hasil sebagai berikut :
 Jumlah eosinofil meningkat
Bahan klinis yang diperlukan  Kadar antibodi IgE meningkat
ialah kerokan kulit dan kuku, (kadar IgE total dan IgE khusus
bahan dari daerah dengan untuk aspergillus)
kelainan, sputum, bilasan  Tes kulit antigen
bronkus, darah dan lain-lain. aspergillusAntibodi aspergillus
Pada pemerikasaan langsung positif
dengan KOH ditemukan spora  Rontgen dada menunjukkan
dan hifa dan pada biakan akan adanya infiltrasi dan bayangan yang
tumbuh jamur penyebab. Untuk mengerupai jari tangan
menekan pertumbuhan kuman CAT scan dada menunjukkan
ditambahkan antibiotik pada adanya bronkiektasis sentral atau
medium agar Sabouraud sumbatan lendir
dekstrosa. Untuk memperkuat  Pewarnaan dan biakan dahak
diagnosis dilakuna untuk jamur
pemeriksaan serologi Bronkoskopi disertai pembiakan
dan biopsi transbronkial
 Biopsi paru (jarang dilakukan).
Pengobatan

Amfoterisin • Obat ini bisa bertindak sebagai fungistatik maupun fungisidal dengan
mengikat sterol (misalnya ergosterol) dalam membran sel yang berujung
pada kematian sel
B • Nama dagang Fungizone

• Antifungi sintetik triazol,


• Memiliki aktivitas yang lebih besar melawan Aspergillus dibandingkan
Itrakonazol dengan flukonazol atau ketokonazol
• Nama dagang : Sporanox, Forcanox, Fungitrazol, Furolnok, Itzol,
Nufatrac, Sporacid, Unitrac

• Flukonazol merupakan inhibitor cytochrome P-450 sterol C-14 alpha-


demethylation jamur yang sangat selektif. Selanjutnya kehilangan sterol
normal berkorelasi dengan 14 alpha-methyl sterols pada jamur dan
Flukonazol mungkin bertanggung jawab atas aktivitas fungistatik flukonazol.Secara in
vitro flukonazol memperlihatkan aktivitas fungistatik terhadap
Cryptococcus neoformans dan Candida spp
• Nama Dagang :Diflucan
• Udara ruangan yang disaring dengan High
Efficiency Particulate Air (HEPA) dapat menurunkan
infeksi aspergillosis invasive pada penderita yang
dirawat di RS terutama penderita dengan
CARA netropenia.
• Orang-orang dengan faktor predisposisi (asma,
PENCEGAHAN fibrosis kistik, dll), sebaiknya menghindari
lingkungan dimana jamur aspergillus ditemukan

• Prognosis dikaitkan dengan derajat i eversibilitas


bron-kiektasis atau fibrosis paru.
• Bila penyakit diketahui secara dini, yakni sebelum
adanya perubahan yang ireversibel maka
prognosisnya baik dan biasanya hanya
PROGNOSIS membutuhkan prednison dosis kecil.
• Sedangkan penderita-penderita dengan penyakit
paru fibrotik harus lebih berhati-hati karena penyakit
berkembang menjadi penyakit paru progresif dan
penderita meninggal karena penyakit paru stadium
akhir meskipun mendapat pengobatan
KASUS ASPERGILOSIS
Seorang lelaki berusia 60 tahun, telah didiagnosis selama satu bulan mengidap gejala
demam yang dikaitkan dengan batuk dan meludah, dan juga sesak napas selama 5 hari
sebelumnya. Gejala tersebut dikenal asma. Pada masa 9 tahun yang lalu, ia menghirup
kombinasi salmeterol, dan salbutamol fluticasone, serta meminum obat Ayurvedik.
Selanjutnya, ia didiagnosa telah mengidap alergi bronkopulmonalis aspergilosis
(ABPA) berdasarkan tes kulit positif, adanya bronkiektasis sentral dan peningkatan
kadar IgE serum spesifik. Dia megalami perlakuan dengan steroid oral selama 6 bulan,
yang tapered off dalam melihat gejala perbaikan. Demam kambuh setelah satu tahun,
tetapi kemudian ia memburuk. Terdapat cairan bronkhoalveolar lavage yang
merupakan awal dari pertumbuhan Aspergillus fumigatus.
Chest X-ray, CECT dan bilateral HRCT menunjukkan zona atas dan zona tengah
konsolidasi dan efusi pleura bilateral, kedua lobus bawah menunjukkan bronkiektasis,
perkembangan lesi terlihat. Kondisi pasien semakin memburuk selama tinggal di
rumah sakit dan dia menyerah pada sakitnya tersebut.
Diagnosis:
ABPA dengan aspergilosis invasif terdeteksi pada postmortem. Aspergillus dalam
cairan pernapasan yang tidak membantu dalam seting ini. Antigen Aspergillus
mungkin juga menjadi positif pada cairan UUPA, tetapi jika positif dalam darah, akan
sugestif (kemungkinan diagnosa) dari IA.
Kasus II
Pasien BM. Pria ini berusia 62 tahun adalah penderita asma dimulai
dari dia masih seorang anak. Asma kambuh dengan episode pertama
dari alergi bronkopulmonalis aspergilosis pada tahun 1972, awalnya
dokter salah mendiagnosis bahwa gejala itu sebagai pneumonia.

Dia juga menderita infeksi jamur kuku jari kakinya dan kulit. Ia
menjalani terapi eksaserbasi empat sampai lima kali setahun.Pada
tahun 2000, ia mulai meminum itraconazole. Hal ini menyebabkan
peningkatan yang cukup besar pada awalnya, tetapi kemudian dia
menghentikan terapi setelah beberapa bulan. Terapi terus-menerus
dilakukan sampai pada Desember 2003 menyebabkan peningkatan
berkelanjutan dengan sangat sedikit eksaserbasi.
Diagnosis:
Episode berulang infiltrat (diagnosis pneumonia), asma, eosinophilia,
IgE total yang tinggi, peningkatan IgE spesifik Aspergillus, Aspergillus
precipitins tinggi, dan bronkiektasis sentral berarti bahwa orang ini
memenuhi semua kriteria yang diakui ABPA.
Kesimpulan

Aspergilosis adalah penyakit jamur yang disebabkan oleh berbagai


spesies Aspergillus, biasanya oleh Aspergillus fumigatus dan dapat mengenai
kuku, kulit dan alat dalam paru-paru dan otak. Spesies Aspergillus merupakan
jamur yang umum ditemukan di materi organik. Aspergillus fumigatus adalah
jamur yang ditemukan dimana – mana pada tanaman yang membusuk. Jamur ini
dapat berkelompok kemudian memasuki jaringan kornea yang mengalami
trauma atau luka bakar, luka lain, atau telinga luar (oktitis eksterna). Gejala atau
efek patologi yang ditimbulkan oleh jamur Aspergillus fumigatus ini tergantung
pada beratnya infeksi yang dapat dilihat dari stadium pada patologinya, yaitu
stadium akut, stadium remisi, stadium eksaserbasi, stadium asma dependen-
kortikosteroid , dan stadium fibrotik. Diagnosis dapat dilakukan dengan reaksi
serologi. Untuk pengobatan penyakit ini dapat menggunakan Amfoterisin B,
Vorikonazol, Flukonazol, Terkonazol, Itrakonazol, dan pengobatan dengan
operasi.
THANK
YOU
...

Anda mungkin juga menyukai