OBAT SISTEM
PERNAFASAN
Mata Kuliah Farmakologi Organ
Sistem pernafasan pada dasarnya dibentuk oleh :
• Jalan atau saluran nafas
• Paru- paru beserta pembungkusnya (pleura)
• Rongga dada yang melindunginya.
B. SISTEM RESPIRASI
Kelainan/Gangguan/Penyakit Saluran Pernapasan :
• Macam-macam peradangan pada sistem Pernafasan, seperti:
bronchitis, laringitis, faringitis, pleuritis, sinusitis.
• Sinusitis, adalah radang pada rongga hidung bagian atas.
• Renitis, adalah gangguan radang pada hidung.
Pembengkakan kelenjar limfe pada sekitar tekak dan hidung
yang mempersempit jalan nafas. Penderita umumnya lebih
suka menggunakan mulut untuk bernapas.
• Pleuritis, yaitu merupakan radang pada selaput pembungkus
paru-paru atau disebut pleura.
• Bronkitis, adalah radang pada bronkus.
• Asma, merupakan penyakit penyumbatan saluran Pernafasan
yang disebabkan alergi terhadap rambut, bulu atau kotoran.
A. OBAT ASMA
Asma
Pada serangan
Asma (asthma yang hebat,
bronchiale) atau penyaluran udara
bengek adalah suatu ke darah Pasien memiliki
penyakit alergi sedemikian lemah kepekaan terhadap
kronis yang berciri sehingga penderita infeksi saluran
serangan sesak
membiru kulitnya nafas, akibatnya
napas akut secara
berkala yang (cyanosis). adalah peradangan
disertai batuk dan Sebaliknya bronki yang dapat
hipersekresi dahak, pengeluaran nafas menimbulkan
dimana pasien tidak dipersulit dengan serangan asma
menunjukkan suatu meningkatnya
gejala. kadar CO2 dalam
darah
• Diagnosa Penyakit Asma
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejalanya yang
khas. Untuk memperkuat diagnosis bisa dilakukan
pemeriksaan spirometri berulang. Spirometri juga
digunakan untuk menilai beratnya penyumbatan
saluran udara dan untuk memantau pengobatan.
• Sel-sel tertentu di dalam saluran udara (terutama sel
mast) diduga bertanggungjawab terhadap awal mula
terjadinya penyempitan saluran nafas.
• Sel mast di sepanjang bronki melepaskan bahan seperti
histamin dan leukotrien yang menyebabkan terjadinya:
kontraksi otot polos
peningkatan pembentukan lendir
perpindahan sel darah putih tertentu ke bronki.
• Sel mast mengeluarkan bahan tersebut sebagai respon
terhadap sesuatu yang mereka kenal sebagai benda
asing (alergen), seperti serbuk sari, debu halus yang
terdapat di dalam rumah atau bulu binatang.
Faktor Pencetus Serangan Asma
• Faktor pada pasien
Aspek genetik
Kemungkinan alergi, Jenis kelamin
Saluran napas yang memang mudah terangsang Ras/etnik
• Faktor lingkungan
Bahan-bahan di dalam ruangan : Tungau debu rumah, Binatang, kecoa
Bahan-bahan di luar ruangan : Tepung sari bunga, Jamur
Makanan-makanan tertentu, bahan pengawet, penyedap, pewarna
makanan
Obat-obatan tertentu
Iritan (parfum, bau-bauan merangsang, household spray )
Ekspresi emosi yang berlebihan
Asap rokok dari perokok aktif dan pasif
Polusi udara dari luar dan dalam ruangan
Infeksi saluran napas
Exercise induced asthma, mereka yang kambuh asmanya ketika
melakukan aktivitas fisik tertentu
Perubahan cuaca
• Pengobatan Asma
Tujuan pengobatan anti penyakit asma adalah membebaskan
penderita dari serangan penyakit asma. Hal ini dapat dicapai dengan
jalan mengobati serangan penyakit asma yang sedang terjadi atau
mencegah serangan penyakit asma jangan sampai terjadi.
• Ada usaha-usaha pencegahan yang dapat dilakukan untuk
mencegah datangnya serangan penyakit asma, antara lain :
1. Menjaga kesehatan
2. Menjaga kebersihan lingkungan
3. Menghindarkan faktor pencetus serangan penyakit asma
4. Menggunakan obat-obat antipenyakit asma
1. Bronkodilator (reliever)
• Obat jenis ini merupakan penghilang gejala saat terjadi serangan, jadi obat
yang masuk klasifikasi reliever haruslah yang dapat merelaksasi bronkus
(bronkodilator) dan berbagai gejala akut yang menyertainya.
• Yang termasuk golongan ini yakni agonis ß -2 hirup kerja pendek,
kortikosteroid sistemik, antikolinergik sistemik, antikolinergik hirup, teofilin
kerja pendek, dan agonis ß -2 oral kerja pendek. Yang termasuk agonis ß-
2 hirup, yang biasa terkandung dalam MDI (meter-dossage inhaler), inhaler
dan nebulizer adalah feneterol, salbutamol, terbutalin, prokaterol,
merupakan obat terpilih untuk gejala asma akut. Bisa diberikan sebelum
kegiatan jasmani yang dikhawatirkan akan memicu terjadinya asma.
• Sedangkan dari golongan metil xantin yang paling sering digunakan
adalah teofilin dan aminofilin. Teofilin memilik sifat relaksasi otot polos
dan diuretik (lemah), merupakan bronkodilator potensi sedang.
Teofilin memiliki efek bronkodilatasi dengan memblok reseptor
adenosin.
• Dari golongan anti kolinergik, dikenal adanya ipatropium bromida
yang dikenalkan sebagai MDI, efek anti kolinergiknya digunakan
dalam pengobatan asma kronis. Ipatropium terbukti lebih kuat
daripada agonis ß -2 pada pasien dengan penyakit paru obstruktif
kronik (PPOK).
2. Controller
Merupakan obat yang dapat dipakai setiap hari,
dengan tujuan agar gejala asma persisten
terkendali. Yang masuk dalam golongan controller
adalah anti-inflamasi dan bronkodilator long-
action, khususnya kortikosteroid hirup sebagai
obat paling efektif. Termasuk golongan obat
pencegahan adalah kortikosteroid hirup,
kortikosteroid sistemik, natrium nedokromil, teofilin
lepas lambat (TLL), dan obat anti-alergi.
Dosis dan Cara Penggunaan
Nama Obat Bentuk Dosis
Sediaan
Deksametason Tablet 0,75-9 mg dalam 2-4 dosis terbagi (Dewasa)
0,024 - 0,34 mg/kg berat badan dalam 4 dosis terbagi (Anak-anak)
Metil Prednisolon Tablet 2-60 mg dalam 2-4 dosis terbagi (Dewasa)
0,117 - 1,60 mg/kg berat badan setiap hari dalam 4 dosis terbagi (Anak-anak)
Prednison Tablet 5-60 mg dalam 2-4 dosis terbagi (Dewasa)
0,14 - 2 mg/kg berat badan setiap hari dalam 4 dosis terbagi (Anak-anak)
Triamsinolon Aerosol 2 inhalasi (kira-kira 200 mcg),3-4 kali sehari. Atau 4 inhalasi (400 mcg), 2 kali
Oral sehari. Dosis harian maksimu adalah 16 inhalasi/ 1600 mcg (Dewasa)
Dosis umum adalah 1-2 inhalasi (100-200 mcg), 3-4 kali sehari. Atau 2-4
inhalasi (200-400 mcg) 2 kali sehari. Dosis harian maksimum adalah 12
inhalasi/ 1200 mcg (Anak-anak 6-12 tahun)
Beklometason Aerosol Pasien yang sebelumnya menjalani terapi asma dengan bronkodilator saja: 40-
Oral 80 mcg sehari. Pasien yang sebelumnya menjalani terapi asma dengan
kortikosteroid inhalasi: 40-160 mcg sehari (Dewasa & Anak-anak >= 12 tahun)
Pasien yang sebelumnya menjalani terapi asma dengan bronkodilator saja: 40
mcg sehari. Pasien yang sebelumnya menjalani terapi asma dengan
kortikosteroid inhalasi: 40 mcg sehari (Anak-anak 5-11 tahun)
Dosis dan Cara Penggunaan
Aerosol Oral 2 inhalasi (36 mcg) 4 kali sehari. Pasien boleh menggunakan dosis
tambahan tetapi tidak boleh melebihi 12 inhalasi dalam sehari
Larutan Dosis yang umum 500 mcg (1 unit dosis dalam vial), digunakan dalam 3-4
kali sehari dengan menggunakan nebulizer oral, dengan interval pemberian
6-8 jam. Larutan dapat dicampurkan dalam nebulizer jika digunakan dalam
waktu 1 jam
B. Obat Batuk
rangsangan
pada selaput
Batuk : lendir mengeluarkan &
refleks fisiologi pernapasan yang membersihkan
yang dapat terletak di saluran
berlangsung baik beberapa bagian pernapasan dari
dalam keadaan dari tenggorokan zat- zat
sehat maupun dan cabang- perangsang itu,
sakit. cabangnya.
perlindungan
tubuh
1. Fisiologi Batuk
Reflek batuk dapat ditimbulkan oleh
karena :
• radang (infeksi saluran pernapasan,
alergi)
• mekanis (debu)
• perubahan suhu yang mendadak
• rangsangan kimia (gas, bau-bauan).
2. Penyebab Batuk
Batuk (penyakit) terutama disebabkan oleh
infeksi virus, misal virus influenza dan bakteri.
3. Pengobatan
Batuk produktif : suatu mekanisme
perlindungan dengan fungsi mengeluarkan zat asing
(kuman, debu dan lainnya) dan dahak dari
tenggorokan. Maka pada azasnya jenis batuk ini tidak
boleh ditekan.
digunakan obat golongan ekspektoransia yang
berguna untuk mencairkan dahak yang kental dan
mempermudah pengeluarannya dari saluran nafas.
Batuk yang tidak produktif : batuk
yang tidak berguna harus ditekan.
Untuk menekan batuk jenis ini digunakan
obat golongan pereda batuk, yang
berkhasiat menekan rangsangan batuk yang
bekerja sentral ataupun perifer.
Untuk batuk yang disebabkan alergi,
digunakan yang dikombinasi dengan
ekspektoransia.
Misalnya sirup Chlorphemin,
mengandung antihistaminika
Promethazine dan Diphenhidramin.
Kadang –kadang diperlukan
ekspektoransia dan pereda batuk dalam
suatu kombinasi, untuk maksud
mengurangi frekuensi batuk, dan tiap
kali batuk cukup dapat dikeluarkan dahak
yang kotor.
Obat batuk dapat dibagi dalam dua golongan besar :
• Zat – zat adiktif, yaitu Pulvis Opii, Pulvis Doveri dan Codein. Karena
dapat menimbulkan ketagihan, penggunaannya harus hati – hati.
• Zat – zat non adiktif, yaitu Noskapin, Dekstrometorfan, Pentoksiverin,
Prometazin dan Diphenhidramin.