menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus Corona bisa
menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan, pneumonia akut, sampai kematian.
Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus
Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Virus ini bisa menyerang siapa saja,
baik bayi, anak-anak, orang dewasa, lansia, ibu hamil, maupun ibu menyusui.
Infeksi virus ini disebut COVID-19 dan pertama kali ditemukan di kota Wuhan, Cina, pada akhir
Desember 2019. Virus ini menular dengan cepat dan telah menyebar ke wilayah lain di Cina dan ke
beberapa negara, termasuk Indonesia.
Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus, virus
ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan
infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia), Middle-East Respiratory Syndrome
(MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Infeksi virus Corona atau COVID-19 bisa menyebabkan penderitanya mengalami gejala flu, seperti
demam, pilek, batuk, sakit tenggorokan, dan sakit kepala; atau gejala penyakit infeksi pernapasan berat,
seperti demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada.
Namun, secara umum ada 3 gejala umum yang bisa menandakan seseorang terinfeksi virus Corona,
yaitu:
Batuk
Sesak napas
Menurut penelitian, gejala COVID-19 muncul dalam waktu 2 hari sampai 2 minggu setelah terpapar virus
Corona.
Segera ke dokter bila Anda mengalami gejala infeksi virus Corona (COVID-19) seperti yang disebutkan di
atas, terutama jika gejala muncul 2 minggu setelah kembali dari daerah yang memiliki kasus COVID-19
atau berinteraksi dengan penderita infeksi virus Corona.
Bila Anda mungkin terpapar virus Corona namun tidak mengalami gejala apa pun, Anda tidak perlu pergi
ke rumah sakit untuk memeriksakan diri, cukup tinggal di rumah selama 14 hari dan membatasi kontak
dengan orang lain.
Alodokter juga memiliki fitur untuk membantu Anda memeriksa risiko tertular virus Corona dengan lebih
mudah. Untuk menggunakan fitur tersebut, silakan klik gambar di bawah ini.
Infeksi virus Corona atau COVID-19 disebabkan oleh coronavirus, yaitu kelompok virus yang menginfeksi
sistem pernapasan. Pada sebagian besar kasus, coronavirus hanya menyebabkan infeksi pernapasan
ringan sampai sedang, seperti flu. Akan tetapi, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat,
seperti pneumonia, Middle-East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrome
(SARS).
Ada dugaan bahwa virus Corona awalnya ditularkan dari hewan ke manusia. Namun, kemudian
diketahui bahwa virus Corona juga menular dari manusia ke manusia.
Tidak sengaja menghirup percikan ludah dari bersin atau batuk penderita COVID-19
Memegang mulut atau hidung tanpa mencuci tangan terlebih dulu setelah menyentuh benda yang
terkena cipratan air liur penderita COVID-19
Kontak jarak dekat dengan penderita COVID-19, misalnya bersentuhan atau berjabat tangan
Virus Corona dapat menginfeksi siapa saja, tetapi efeknya akan lebih berbahaya atau bahkan fatal bila
terjadi pada orang lanjut usia, ibu hamil, orang yang sedang sakit, atau orang yang daya tahan tubuhnya
lemah.
Untuk menentukan apakah pasien terinfeksi virus Corona, dokter akan menanyakan gejala yang dialami
pasien. Dokter juga akan bertanya apakah pasien bepergian atau tinggal di daerah yang memiliki kasus
infeksi virus Corona sebelum gejala muncul.
Guna memastikan diagnosis COVID-19, dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan berikut:
Infeksi virus Corona atau COVID-19 belum bisa diobati, tetapi ada beberapa langkah yang dapat
dilakukan dokter untuk meredakan gejalanya dan mencegah penyebaran virus, yaitu:
Merujuk penderita COVID-19 untuk menjalani perawatan dan karatina di rumah sakit yang ditunjuk
Memberikan obat pereda demam dan nyeri yang aman dan sesuai kondisi penderita
Menganjurkan penderita COVID-19 untuk banyak minum air putih untuk menjaga kadar cairan tubuh
Pada kasus yang parah, infeksi virus Corona bisa menyebabkan beberapa komplikasi serius berikut ini:
Pneumonia
Gagal ginjal
Kematian
Sampai saat ini, belum ada vaksin untuk mencegah infeksi virus Corona atau COVID-19. Oleh sebab itu,
cara pencegahan yang terbaik adalah dengan menghindari faktor-faktor yang bisa menyebabkan Anda
terinfeksi virus ini, yaitu:
Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun atau hand sanitizer yang mengandung alkohol minimal 60%
setelah beraktivitas di luar rumah atau di tempat umum.
Hindari kontak dengan hewan, terutama hewan liar. Bila terjadi kontak dengan hewan, cuci tangan
setelahnya.
Tutup mulut dan hidung dengan tisu saat batuk atau bersin, kemudian buang tisu ke tempat sampah.
Hindari berdekatan dengan orang yang sedang sakit demam, batuk, atau pilek.
Untuk orang yang diduga terkena COVID-19 atau termasuk kategori ODP (orang dalam pemantauan),
ada beberapa langkah yang bisa dilakukan agar virus Corona tidak menular ke orang lain, yaitu:
Usahakan untuk tinggal terpisah dari orang lain untuk sementara waktu. Bila tidak memungkinkan,
gunakan kamar tidur dan kamar mandi yang berbeda dengan yang digunakan orang lain.
Larang dan cegah orang lain untuk mengunjungi atau menjenguk Anda sampai Anda benar-benar
sembuh.
Sebisa mungkin jangan melakukan pertemuan dengan orang yang sedang sedang sakit.
Hindari berbagi penggunaan alat makan dan minum, alat mandi, serta perlengkapan tidur dengan orang
lain.
Pakai masker dan sarung tangan bila sedang berada di tempat umum atau sedang bersama orang lain.
Gunakan tisu untuk menutup mulut dan hidung bila batuk atau bersin, lalu segera buang tisu ke tempat
sampah.
Apabila Anda ingin mendapatkan lebih banyak informasi tentang gejala, pencegahan, dan fakta tentang
virus Corona, silakan download aplikasi Alodokter di Google Play atau App Store. Melalui aplikasi
Alodokter, Anda juga bisa chat langsung dengan dokter dan membuat janji konsultasi dengan dokter di
rumah sakit.
Coronavirus telah menyerang ribuan orang di berbagai negara dan menelan ratusan korban jiwa. Agar
tidak terkena penyakit infeksi yang sedang mewabah ini, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk
mencegah penularan virus Corona.
Penyebab dari wabah ini adalah coronavirus jenis baru yang disebut dengan novel coronavirus 2019
(2019-nCoV). Penyakit ini termasuk dalam golongan virus yang sama dengan virus penyebab severe
acute respiratory syndrome (SARS) dan Middle-East respiratory syndrome (MERS).
Infeksi virus Corona yang disebut COVID-19 ini pertama kali terjadi di kota Wuhan, China dan sekarang
telah ditemukan di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Langkah Mencegah Penularan Virus Corona
Virus ini diperkirakan berasal dari hewan, seperti kelelawar dan unta, dan bisa menular dari hewan ke
manusia, serta dari manusia ke manusia. Penularan antarmanusia kemungkinan besar melalui percikan
dahak saat batuk atau bersin.
Ketika terinfeksi virus Corona, seseorang akan mengalami gejala mirip flu, seperti demam, batuk, dan
pilek. Namun, beberapa hari setelahnya, orang yang terserang infeksi virus corona bisa mengalami sesak
napas akibat infeksi pada paru-paru (pneumonia).
Hingga saat ini, belum ada pengobatan yang dapat menyembuhkan infeksi virus Corona. Oleh sebab itu,
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengimbau agar masyarakat tidak memandang sepele penyakit ini
dan senantiasa melakukan tindakan pencegahan. Salah satunya adalah dengan menerapkan social
distancing.
Beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah infeksi virus Corona, di antaranya:
Mencuci tangan dengan benar adalah cara paling sederhana namun efektif untuk mencegah penyebaran
virus 2019-nCoV. Cucilah tangan dengan air mengalir dan sabun, setidaknya selama 20 detik. Pastikan
seluruh bagian tangan tercuci hingga bersih, termasuk punggung tangan, pergelangan tangan, sela-sela
jari, dan kuku. Setelah itu, keringkan tangan menggunakan tisu, handuk bersih, atau mesin pengering
tangan.
Jika Anda adalah pekerja komuter yang berada di dalam transportasi umum, akan sulit untuk
menemukan air dan sabun. Anda bisa membersihkan tangan dengan hand sanitizer. Gunakan produk
hand sanitizer dengan kandungan alkohol minimal 60% agar lebih efektif membasmi kuman.
Cucilah tangan secara teratur, terutama sebelum dan setelah makan, setelah menggunakan toilet,
setelah menyentuh hewan, membuang sampah, serta setelah batuk atau bersin. Cuci tangan juga
penting dilakukan sebelum menyusui bayi atau memerah ASI.
2. Menggunakan masker
Ada dua tipe masker yang bisa Anda digunakan untuk mencegah penularan virus Corona, yaitu masker
bedah dan masker N95.
Masker bedah atau surgical mask merupakan masker sekali pakai yang umum digunakan. Masker ini
mudah ditemukan, harganya terjangkau, dan nyaman dipakai, sehingga banyak orang yang
menggunakan masker ini saat beraktivitas sehari-hari.
Cara pakai masker bedah yang benar adalah sisi berwarna pada masker harus menghadap ke luar,
sementara sisi dalamnya yang berwarna putih menghadap wajah dan menutupi dagu, hidung, dan
mulut. Sisi berwarna putih terbuat dari material yang dapat menyerap kotoran dan menyaring kuman
dari udara.
Meski tidak sepenuhnya efektif mencegah paparan kuman, namun penggunaan masker ini tetap bisa
menurunkan risiko penyebaran penyakit infeksi, termasuk infeksi virus Corona. Penggunaan masker
lebih disarankan bagi orang yang sedang sakit untuk mencegah penyebaran virus dan kuman, ketimbang
pada orang yang sehat.
Sedangkan masker N95 adalah jenis masker yang dirancang khusus untuk menyaring partikel berbahaya
di udara. Jenis masker inilah yang sebenarnya lebih direkomendasikan untuk mencegah infeksi virus
Corona. Meski demikian, masker ini kurang nyaman untuk dikenakan sehari-hari dan harganya pun
relatif mahal.
Ketika melepaskan masker dari wajah, baik masker bedah maupun masker N95, hindari menyentuh
bagian depan masker, sebab bagian tersebut penuh dengan kuman yang menempel. Setelah melepas
masker, cucilah tangan dengan sabun atau hand sanitizer, agar tangan bersih dari kuman yang
menempel.
3. Menjaga daya tahan tubuh
Daya tahan tubuh yang kuat dapat mencegah munculnya berbagai macam penyakit. Untuk menjaga dan
meningkatkan daya tahan tubuh, Anda disarankan untuk mengonsumsi makanan sehat, seperti sayuran
dan buah-buahan, dan makanan berprotein, seperti telur, ikan, dan daging tanpa lemak. Bila perlu, Anda
juga menambah konsumsi suplemen sesuai anjuran dokter.
Selain itu, rutin berolahraga, tidur yang cukup, tidak merokok, dan tidak mengonsumsi minuman
beralkohol juga bisa meningkatkan daya tahan tubuh agar terhindar dari penularan virus Corona.
Tidak hanya Tiongkok, penyakit infeksi virus Corona kini juga sudah mewabah ke beberapa negara lain,
seperti Jepang, Korea Selatan, Hongkong, Taiwan, India, Amerika Serikat, dan Eropa. Virus Corona juga
sudah terkonfirmasi ditemukan di negara-negara tetangga Indonesia, seperti Singapura, Malaysia,
Thailand, Vietnam, dan Filipina.
Agar tidak tertular virus ini, Anda disarankan untuk tidak bepergian ke tempat-tempat yang sudah
memiliki kasus infeksi virus Corona atau berpotensi menjadi lokasi penyebaran coronavirus.
Coronavirus jenis baru diduga kuat berasal dari kelelawar dan disebarkan oleh beberapa hewan mamalia
dan reptil. Oleh karena itu, hindarilah kontak dengan hewan-hewan tersebut
Jika ingin mengonsumsi daging atau ikan, pastikan daging atau ikan tersebut sudah dicuci dan dimasak
hingga benar-benar matang. Hindari mengonsumsi daging atau ikan yang sudah tidak segar atau busuk.
Bila Anda mengalami gejala flu, seperti batuk, demam, dan pilek, yang disertai lemas dan sesak napas,
apalagi bila dalam 2 minggu terakhir Anda bepergian ke Tiongkok atau negara-negara lain yang sudah
memiliki kasus infeksi virus Corona, segeralah tanyakan ke dokter agar dapat dipastikan penyebabnya
dan diberikan penanganan yang tepat. Anda juga bisa mencoba mendeteksi risiko Anda terkena virus
Corona dengan klik gambar di bawah ini.
5 Cara Efektif agar Tidak Tertular Virus Corona - Alodokter
Sponsored by:
Referensi
Info Terkait
Kesehatan
Kesehatan
Kesehatan
Selanjutnya
Diskusi Terkait
User image
Assalamualaikum..Selamat malam dokter, saya mau bertanya kenapa ya belakangan ini paru2 saya
ketika bernapas atau pun sedang tidak bernapas seperti di tusuk...
Reply 1 Balasan
User image
Selamat Malam dokterSaya memiliki pertanyaan mengenai paru paru dan sel darah putih. Tadi teman
saya melakukan medical check up lalu hasil medical...
Reply 1 Balasan
User image
Oleh: Azmi
Assalamualikum dok , saya ingin bertanya .. Mengenai gejala virus korona . Teman saya di hari pertama
sakit tenggorokan hari ke 2...
Reply 1 Balasan
Selanjutnya
Dokter Terkait
Google Play
App Store
Download App
Alodokter
Lainnya
Youtube
Home Gaya Hidup Virus Corona: Penyebab, Cara Pencegahan dan Dampaknya Pada Ekonomi...
DAILYGAYA HIDUP
Virus Corona: Penyebab, Cara Pencegahan dan Dampaknya Pada Ekonomi Global
Avatar
Oleh
11460
Virus Corona: Penyebab, Cara Pencegahan dan Dampaknya Pada Ekonomi Global – Pada akhir tahun
2019 kemarin, dunia telah dihebohkan oleh COVID-19 atau yang dikenal sebagai wabah virus corona.
Virus ini pertama kali mewabah berasal dari wilayah Wuhan di China.
Dilansir dari World Health Organization (WHO), corona berasal dari virus yang menyebabkan penyakit,
mulai dari flu biasa hingga flu yang lebih parah, seperti sindrom pernapasan akut (SARS) dan sindrom
pernapasan Timur Tengah (MERS).
Pada awalnya, virus ini ditularkan antara hewan dan manusia. Seperti SARS yang ditransmisikan dari
luwak ke manusia, sementara MERS ditularkan ke manusia melalui unta.
Nama virus corona berasal dari Bahasa latin “corona” dan Yunani “korone” yang artinya adalah mahkota
atau lingkaran cahaya.
Baca Juga: Atasi Kekhawatiran Bisnis Menurun Karena Virus Corona, Yakinkan dengan 5 Hal Ini!
Penamaan ini memang tak lepas dari wujud khas virus itu, yang memiliki pinggiran permukaan yang
bulat dan besar, penampilan yang mengingatkan pada “corona matahari.” Bentuk ini tercipta oleh
peplomer viral spike yang merupakan protein yang mengisi permukaan virus.
Virus Corona: Penyebab, Cara Pencegahan dan Dampaknya Pada Ekonomi Global
virus corona
Menurut WHO, gejala infeksi corona adalah demam, batuk, sesak napas dan kesulitan bernapas.
Statistik Virus Corona Terkini di Indonesia dan Dunia: Rabu, 25 Maret 2020
Bahkan, dalam kasus yang lebih parah, virus ini bisa menyebabkan pneumonia, kegagalan banyak organ
dan kematian.
Perkiraan masa inkubasi virus ini antara terinfeksi dan timbulnya gejala berkisar antara satu hingga 14
hari. Sampai saat ini, kebanyakan orang yang terinfeksi menunjukkan gejala dalam lima hingga enam
hari.
Namun, terdapat juga pasien yang terinfeksi tetapi tidak menunjukkan gejala apa pun. Artinya mereka
tidak menunjukkan gejala yang telah disebutkan sebelumnya meskipun mereka memiliki virus pada
sistem tubuh.
virus corona
Sampai saat ini telah tercatat terdapat 3.198 kematian yang disebabkan oleh virus corona. Namun, WHO
menyatakan bahwa tingkat kematian tersebut lebih rendah dibandingkan SARS, yang mana tingkat
bahaya virus ini berkisar di 2 persen.
WHO juga mengatakan bahwa pada umumnya, virus yang berasal dari China ini biasa menyerang
mereka yang berusia di atas 60 tahun. Virus ini juga biasa menyerang mereka yang tengah menderita
penyakit lainnya.
virus corona
Seperti yang telah diketahui, sebagian besar kasus dan kematian telah dilaporkan di China, sebagian
besar di Provinsi Hubei.
Virus corona juga telah menjalar ke negara lainnya, seperti Hongkong, Filipina, Jepang, Prancis, Korea
Selatan, Iran, Negara-negara kawasan Asia Pasifik, Eropa serta Asia Tenggara. Bahkan, kini telah
terdeteksi di Negara Indonesia.
Sebagian besar kasus di luar China adalah di antara orang-orang yang baru-baru ini berpergian ke negara
tersebut, namun kasus penularan dari manusia ke manusia telah dicatat di beberapa negara.
virus corona
Saat ini para ilmuwan di seluruh dunia tengah berlomba untuk menciptakan vaksin untuk sebagai alat
penyembuhan virus corona. China sendiri saat ini telah memberikan batasan perjalanan baik dari atau
menuju wilayah Wuhan.
Selain itu, banyak maskapai penerbangan Internasioal yang akhirnya menutup akses penerbangan
mereka ke China.
Bahkan beberapa negara telah menutup akses masuk bagi warga China dan mengevakuasi warga
mereka yang berada di Wuhan.
Mendengar berita bahwa corona sudah menyerang berbagai negara tidak terkecuali Indonesia memang
kerap membuat panik.
Namun jangan khawatir, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa virus ini terbilang memiliki
tingkat kematian yang cenderung rendah jika dibandingkan dengan SARS dan MERS.
Jika dilihat dari ArcGIS Online yang mendeteksi penyebaran virus corona secara real time, diusung oleh
John Hopkins University, saat ini terdapat 50.682 pasien corona yang sudah sembuh dari total 93.129
pasien yang terjangkit virus ini.
Sebelum kita masuk ke langkah-langkah pencegahan virus corona, terdapat hal yang perlu kamu ketahui
mengenai penyebaran virus corona:
1.Penyebaran virus corona bukan melalui udara, namun menular melalui tetesan cairan yang keluar saat
seseorang yang terinfeksi virus tersebut batuk dan bersin. Seseorang baru akan tertular saat menyentuh
tetesan tersebut.
Menteri Kesehatan Singapura, Gan im Yong mengatakan bahwa bukti yang telah terjadi di Singapura
menunjukkan bahwa sebagian besar virus terjadi melalui tetesan.
Artinya, virus ini dibawa dalam tetesan yang berasal dari orang yang terinfeksi, ketika batuk dan bersin.
Jika tetesan ini bersentuhan dengan mata, hidung, atau mulut seseorang secara langsung atau tidak
langsung melalui tangan yang yang telah kontak dengan orang yang terinfeksi, maka orang tersebut bisa
tertular.
Gan Kim Yong kembali menjelaskan bahwa hasil medis saat ini adalah virus corona memang lebih mudah
menular tetapi tidak semematikan SARS.
2.Ketika kamu melihat orang di sekitarmu batuk atau bersin, kamu bisa menjaga jarak dari mereka. Jarak
0.5m-2m bisa menjagamu tetap aman dari jangkauan partikel virus.
3.Kamu juga bisa mengambil langkah dalam penyebaran virus corona, yaitu dengan memberikan masker
untuk mereka yang sedang batuk atau bersin. Dengan begitu, kamu turut melindungi orang-orang
sekitar dari penyebaran virus.
4. Jika kamu tidak memiliki kepentingan yang mengharuskan kamu bertemu orang banyak, ada baiknya
untuk kamu hindari keramaian terlebih dahulu.
Karena kamu tidak akan tahu siapa saja yang kemungkinan sedang sakit. Bisa jadi orang yang mau
jumpai di transportasi umum dan kelihatannya baik-baik saja sebenarnya sudah terinfeksi namun tidak
menunjukkan gejala apapun.
5. Karena penyebaran virus corona melalu tetesan, maka sebisa mungkin tingkatkan lagi kebersihanmu
pada barang-barang, seperti kenop pintu, pulpen, mouse, tisu, sendok, perangkat digital dan barang
umum lainnya.
6. Virus corona dapat menempel pada permukaan benda lebih dari 24 jam, maka cara yang efektif untuk
membasminya adalah dengan mencucinya menggunakan sabun.
Oleh karena itu, ada baiknya kamu mengikuti langkah-langkah berikut ini agar terhindar dari virus
tersebut:
Usahakan untuk tidak menyentuh wajahmu. Jika memang harus, cucilah tangamu terlebih dahulu
dengan sabun secara menyeluruh.
Mencuci tangan menyeluruh, berarti: cucilah bagian belakang telapak, sela-sela jari, dan bagian bawah
kuku selama 20 detik.
Buanglah masker jika terasa kotor, jangan menggunakan masker lebih dari satu kali. Karena bakteri
dapat berkembang biak di dalam maskermu jika dipakai terlalu lama.
Jangan pernah menyentuh bagian luar masker, jika tidak sengaja menyentuh langsung cuci tangamu
kembali dengan sabun.
Jika bisa, usahakan menyentuh fasilitas umum seperti tombol lift, membuka/menutup pintu
menggunakan siku atau bahumu.
Yang terpenting adalah selalu mencuci tangamu dengan sabun, baik sebelum makan mau pun setelah
pergi ke tempat umum.
virus corona
Menurut Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) dampak ekonomi wabah virus
corona bisa lebih buruk daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Ekonomi Negara China pun yang merupakan negara manufaktur raksasa dunia saat ini telah mengalami
penurunan drastis.
OECD kembali memperkirakan bahwa pertumbuhan dunia di tahun 2020 ini akan berkisar pada angka
2.4%, turun dari angka 2.9% pada bulan November.
Namun menurut mereka, jika wabah ini menjadi lebih intensif lagi, maka pertumbuhan bisa hanya
tinggal 1.5% hampur separuh dari tahun lalu.
Adapun, sepanjang bulan Februari 2020, ekonomi China mengalami penurunan terendah sejak tahun
2005 seiring langka pemerintah menangani penyebaran virus.
Menurut data dari Kantor Statistik Nasional China (ONE), patokan Purchasing Managers’ Index (PMI) dari
sektor manufaktur jatuh 14,3 poin ke 35,7 setelah sebelumnya mencapai angka 50 poin pada bulan
Januari tahun ini.
Angka ini merupakan rekor terendah. Sebelumnya angka terendah terjadi pada November 2008 ketika
dunia terlanda krisis finansial global.
Saat ini, China juga tengah melakukan pembatasan yang akhirnya mempengaruhi beberapa perusahaan,
seperti Apple, Diageo, Jaguar, Land Rover dan Volkswagen.
Dilansir dari Bloomberg Economics, pabrik di China hanya beroperasi 60% hingga 70% dari kapasitas
mereka minggu ini.
Kebanyakan pabrik tergantung pada 300 juta buruh dari berbagai kota di China, yang sepertiganya masih
belum bekerja lagi karena adanya karantina.
Di Indonesia sendiri, wabah virus corona menyebabkan lesunya pariwisata Indonesia. Yang mana, hingga
saat ini, wabah ini telah membuat pengusaha jasa pariwisata kehilangan 30% keuntungan akibat
pembatalan atau penundaan perjalanan.
Selain itu, Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) memprediksi potensi kerugian
sektor industri pariwisata bisa mencapai puluhan miliar per bulan karena anjloknya turis dari China.
virus corona
Dilansir dari Kementerian Kesehatan, situasi terkini perkembangan virus corona COVID-19 di Indonesia.
Hingga kini di Indonesia ada 155 pasien dalam pengawasan yang telah dikirim ke Balitbangkes untuk
diperiksa dari 35 rumah sakit di 23 provinsi.
Baca Juga: Statistik Terkini Virus Corona di Indonesia dan Dunia: Rabu, 25 Maret 2020
Jika orang yang sedang dalam pengawasan memiliki kontak dengan orang yang terkonfirmasi positif
COVID-19, maka yang bersangkutan ditetapkan sebagai suspect kemudian diambil spesimennya untuk
diperiksa di laboratorium.
Sebagai langkah cepat penanganan COVID-19, Pemerintah Indonesia telah menyiapkan 100 RS rujukan
seluruh Indonesia, rencananya akan ditambahkan 32 RS Rujukan. Pemerintah akan menanggung semua
pembiayaan pasien mulai dari suspect hingga terkonfirmasi posisif COVID-19
Untuk bisa menanggapi wabah virus corona secara cepat, Kemenkes telah mengumumkan hotline
terkait virus corona yang bisa dihubungi masyarakat untuk mengetahui Informasi tentang media situasi
perkembangan 2019-nCoV, dapat diakses melalui:
Twitter : @KemenkesRI
Facebook : @KementerianKesehatanRI
Instagram: @kemenkes_ri
Berikut tadi adalah penjelasan mengenai penyebab, pencegahan serta informasi terkini mengenai virus
corona.
Selalu ingat untuk terus menjaga kebersihan di lingkungan sekitarmu ya supaya kamu tetap terlindungi
dari terjangkitnya wabah virus corona.
Agar kami dapat memahami kebutuhan informasi Anda dengan baik dan menyediakan konten yang
berkualitas serta informatif kepada setiap pembaca, mohon luangkan waktu untuk mengisi survei
singkat berikut:
Isi Survei
Tersedia di:
Download
Bagikan Sekarang
Nama Lengkap
Langganan
Avatar
https://www.kompasiana.com/almirashae
Simulasi Investasi
Artikel LainnyaMENARIK
Rekomendasi Bacaan
GAYA HIDUP
DAILY
BISNIS
1 komentar
TINGGALKAN KOMENTAR
Komentar:
Nama:*
Email:*
Simpan data nama dan email saya di browser ini bila nanti saya berkomentar lagi
This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.
IKUTI
@KOINWORKS
KoinWorks Blog
KoinWorks merupakan pionir Fintech Lending Indonesia yang menghubungkan Pendana dengan
Peminjam di sebuah platform berbasis internet dengan teknologi machine-learning yang inovatif,
menggunakan sistem Peer to Peer Lending. KoinWorks merupakan perusahaan P2P Lending yang telah
resmi sepenuhnya berizin dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
LOGO
CNN Indonesia
logo
Teknologi
MASUK DAFTAR
Home
Nasional
Internasional
Ekonomi
Teknologi
Hiburan
Gaya Hidup
Fokus
Kolom
Music at Newsroom
Terpopuler
Infografis
Foto
Video
TV
Indeks
Download Apps
Ikuti Kami
Home Nasional Internasional Ekonomi Olahraga Teknologi Hiburan Gaya Hidup Fokus Kolom Terpopuler
Infografis Foto Video Indeks
Bagikan :
Ilustrasi. Virus Corona yang ramai dibicarakan saat ini merupakan jenis ketujuh yang menginfeksi
manusia. (CNNIndonesia/Rosyid)
Jakarta, CNN Indonesia -- Virus Corona makin menjadi perhatian banyak pihak pasca ratusan orang di
Wuhan, China, meninggal dunia. Selain itu, ribuan orang lain di beberapa negara di dunia ikut terinfeksi
virus ini.
Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Prof Amin Subandriyo menyebut virus corona yang muncul
di Wuhan, China (2019-nCoV) merupakan virus corona ke-7 yang menginfeksi manusia.
Melansir Medical News Today, virus Corona bukan pertama kali ditemukan dan terjadi di Wuhan. Virus
Corona sejatinya telah diidentifikasi pada 1937.
Saat itu peneliti menemukan virus Corona terdapat di tubuh unggas yang mengalami infeksi bronkitis.
Virus Corona pertama itu memiliki kemampuan untuk menghancurkan stok unggas secara serius.
Setelah kejadian pertama, para ilmuwan telah menemukan bahwa virus Corona dapat menginfeksi tikus,
anjing, kucing, kalkun, kuda, babi, dan hewan ternak.
Melansir Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat, virus Corona yang
menyerang manusia baru ditemukan pada tahun 1960-an.
Sementara varian terbaru Corona, 2019-nCoV mewabah dan menjadi peringatan serius bagi dunia.
Putusan ini diambil setelah jumlah pengidap terus bertambah dan terjadi penularan antarmanusia di
luar China.
Nama virus ini sebenarnya adalah virus yang banyak ditemukan pada binatang. Tapi, kadang virus
corona yang menginfeksi hewan bisa menular ke manusia dan menjadi virus corona manusia yang baru.
Virus korona yang menyerang manusia pertama kali diidentifikasi pada pertengahan 1960-an.
Virus MERS ditularkan dari unta ke manusia. Sementara, virus corona yang baru ditemukan di China
ditengarai ditularkan oleh ular atau kelelawar. SARS diyakini ditularkan oleh musang ke manusia.
Virus corona yang menginfeksi binatang ini terbagi menjadi empat sub-kelompok utama yang dikenal
sebagai alfa, beta, gama, dan delta. Selama ini, virus corona yang menular dari binatang ke manusia
adalah corona tipe alfa dan beta.
Sejauh ini tercatat ada empat corona alfa yang sudah menyerang manusia, yaitu HCoV-229E; HCoV-
NL63; HCoV-OC43; dan HCoV-HKU1. Sementara untuk corona beta, sudah ada tiga yang diidentifikasi,
SARS, MERS-CoV, dan 2019-nCoV.
Virus Corona alfa tidak seganas virus corona beta. Faktanya, banyak orang di seluruh dunia yang
terinfeksi dengan virus corona jenis ini, seperti dilansir dari situs badan kesehatan (CDC) Amerika Serikat
(AS).
Corona alfa hanya menyebabkan penyakit saluran pernapasan bagian atas ringan hingga sedang, seperti
flu biasa. Virus Corona alfa pun biasanya hanya menginfeksi dalam waktu singkat.
Sedangkan SARS; MERS; dan 2019-nCoV merupakan virus Corona beta yang menyebabkan penyakit
saluran pernapasan bawah seperti pneumonia atau bronkitis. Penyakit ini bisa merenggut nyawa
lantaran ia menginfeksi paru-paru dan membuat penderita sulit bernapas.
Kesulitan bernapas ini membuat pasokan oksigen di tubuh berkurang hingga akhirnya bisa
menyebabkan kematian.
Kelelawar diduga menjadi sumber dari beberapa wabah virus corona yang sempat melanda dunia.
(iStock/Martin Janča)
Tujuh virus corona yang sudah diketahui dapat menginfeksi manusia adalah:
Virus ini pertama kali dilaporkan menginfeksi manusia pada pertengahan 1960-an. Mereka yang
terinfeksi virus ini dilaporkan memiliki tanda-tanda flu biasa. Virus ini lebih mudah menyerang anak-
anak dan lanjut usia. Sejauh ini, belum dilaporkan penularan virus ini sampai menimbulkan korban jiwa,
seperti dilaporkan jurnal Hindawi.
Kasus manusia yang terinfeksi virus ini pertama kali diisolasi di Amsterdam pada 2004. Virus itu
menginfeksi seorang bayi tujuh bulan. Ia menderita infeksi pernapasan mirip bronkhitis, seperti tertulis
pada Institut Kesehatan nasional AS (NCBI).
Virus corona tipe ini adalah virus yang biasa menyebabkan flu. Ini adalah varian virus corona yang lebih
umum di beberapa bagian dunia. Penelitian terbaru menunjukkan virus ini dapat menyebabkan penyakit
saluran pernapasan bawah yang parah pada anak-anak.
Subtipe OC43 (HCoV-OC43) adalah virus corona manusia yang lebih umum di beberapa bagian
dunia.Penelitian terbaru menunjukkan virus ini dapat menyebabkan penyakit saluran pernapasan bawah
yang parah pada anak-anak, seperti dilaporkan NCBI.
Virus ini ditemukan pada 2005 pada pasien di Hong Kong. Mengutip Institut Kesehatan Nasional AS, saat
itu virus ini menginfeksi kakek berusia 71 tahun yang baru kembali dari Shenzhen, China.
SARS-CoV merupakan sindrom pernafasan akut yang parah dan pertama kali diidentifikasi di China pada
November 2002. Para ilmuwan juga belum yakin hewan apa yang menjadi sumber penularan virus ini ke
manusia.
Diperkirakan virus ini bermula dari kelelawar yang kemudian menyebar ke hewan lain, seperti musang.
Manusia pertama yang terinfeksi virus ini berada di provinsi Guangdong, China Selatan, seperti tertulis
di situs WHO.
Virus corona ini mengakibatkan wabah dengan 8.098 kemungkinan kasus termasuk 774 kematian pada
2002-2003, atau sekitar 9 persen pasien yang terjangkit SARS tewas.
Alat pendeteksi panas tubuh digital untuk mengantisipasi virus corona. (ANTARA FOTO/David
Muharmansyah)
MERS-CoV pertama kali diidentifikasi di Arab Saudi pada 2012. Hingga 1 Agustus 2013, terdapat 94 kasus
MERSCoV dan 47 meninggal. Negara yang terjangkit: Saudi Arabia, Yordania, Qatar, Uni Emirat Arab,
Inggris, Jerman, Perancis, Italia dan Tunisia.
WHO menyebut bukti ilmiah saat ini menunjukkan bahwa unta dromedaris adalah inang penampung
utama untuk MERS-CoV. Unta ini juga menjadi hewan penular infeksi MERS pada manusia. Namun,
peran pasti unta dromedari dalam penularan virus dan rute penularan yang tepat masih belum
diketahui.
Virus corona jenis baru, 2019-nCoV, dapat menular dari hewan ke manusia dan antar manusia. Gejala
yang dialami orang ketika terjangkit virus ini antara lain batuk, flu, demam, sesak nafas, kesulitan
pernafasan, gagal nafas, gagal ginjal, hingga mengakibatkan kematian.
Sampai saat ini, kemunculan virus corona jenis baru di pusat kota Wuhan, China, maupun laju
perkembangan dan mutasi virus corona belum dikaitkan dengan dampak perubahan lingkungan seperti
berkurangnya tutupan lahan dan perubahan iklim atau cuaca.
Untuk itu, perlu penelitian lebih lanjut untuk melihat ada tidaknya kaitan antara perubahan iklim dengan
perkembangan mutasi virus tersebut
Mengutip Antara, Virus Corona 2019-nCoV resmi diumumkan WHO, Organisasi Kesehatan Dunia, pada 9
Januari 2020. Tanda-tanda virus ini sendiri sudah dilaporkan sejak pertengahan 2019.
Virus corona jenis baru ini dikaitkan dengan wabah pneumonia yang terjadi di Kota Wuhan, Provinsi
Hubei, China. Hingga Jumat (31/1) jumlah korban meninggal akibat wabah virus corona baru di China
213 orang. sementara mereka yang terjangkiti virus tersebut mencapai hampir 2.000 orang di China.
Sementara total yang terjangkit virus itu mencapai 9.356 orang.
Sejumlah kasus terkait orang dengan positif terjangkit virus 2019-nCoV telah ditemukan di Vietnam,
Thailand, Filipina, Singapura, Jepang, Korea Selatan, Australia dan Amerika Serikat. (eks)
Bagikan :
ARTIKEL TERKAIT
BACA JUGA
© 2020 Trans Media, CNN name, logo and all associated elements (R) and © 2020 Cable News Network,
Inc. A Time Warner Company. All rights reserved. CNN and the CNN logo are registered marks of Cable
News Network, Inc., displayed with permission.
menu
12 Februari 2020
Bagikan artikel ini dengan Email Bagikan artikel ini dengan Facebook Bagikan artikel ini dengan Twitter
Bagikan artikel ini dengan Whatsapp
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan nama resmi penyakit yang disebabkan virus baru
corona adalah Covid-19.
"Kita sekarang punya nama untuk penyakit tersebut, yaitu Covid-19," kata Direktur Jenderal WHO,
Tedros Adhanom Ghebreyesus, kepada para wartawan di Jenewa, Swiss.
Penyakit itu diberi nama setelah jumlah kematian akibat virus baru corona melampaui 1.000 jiwa dan
jumlah orang yang terinfeksi mencapai puluhan ribu jiwa.
Virus baru corona telah diberi nama oleh Komite Taksonomi Virus Internasional, yaitu SARS-CoV-2.
Virus corona: Apakah jika kita terkena maka akan menjadi kebal, apa bisa menyebar lewat hubungan
seks?
Ribuan turis China memilih perpanjang liburan, 61 pulang ke Wuhan: 'Mereka menyukai Bali'
Perawat pasien virus corona 'tak diizinkan makan, istirahat, atau menggunakan toilet' saat bekerja
Para peneliti meminta baik penyakit maupun virus tersebut diberi nama untuk menghindari
kebingungan dan stigmatisasi terhadap kelompok masyarakat atau negara tertentu.
Virus corona sendiri merujuk pada kelompok virus yang terdiri dari berbagai macam virus, termasuk
yang mewabah saat ini.
"Kita harus mencarikan nama yang tidak merujuk lokasi geografis, hewan, individu, atau kelompok
orang, yang juga dapat dilafalkan dan berkaitan dengan penyakit," sebut Ghebreyesus.
"Nama itu penting untuk mencegah penggunaan nama lain yang bisa tidak akurat atau menstigmatisasi.
Kami juga mendapat format standar untuk wabah virus corona di masa mendatang," lanjutnya.
Nama baru yang dimunculkan, diambil dari kata "corona", "virus", "penyakit", serta 2019 sebagai
penanda waktu ketika wabah terjadi (wabah dilaporkan ke WHO pada 31 Desember 2019).
Saat ini ada lebih dari 42.200 kasus yang terkonfirmasi di seantero China. Adapun jumlah kematian
akibat penyakit Covid-19 telah melampaui jumlah korban meninggal dunia saat Sars mewabah pada
2002-2003.
Pada Senin (10/02) saja, sebanyak 103 orang meninggal dunia di Provinsi Hubei—rekor terbanyak dalam
sehari. Jumlah kematian Covid-19 di China kini mencapai 1.016 orang.
Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan masih ada peluang realistis untuk
membendung penyakit jika terdapat sumber daya yang cukup untuk melawannya.
Berita terkait
Virus corona: Apakah jika kita terkena maka akan menjadi kebal, apa bisa menyebar lewat hubungan
seks?
11 Februari 2020
Ribuan turis China memilih perpanjang liburan, 61 pulang ke Wuhan: 'Mereka menyukai Bali'
10 Februari 2020
Virus corona: Petugas medis 'tak diizinkan makan, istirahat, atau menggunakan toilet' saat bekerja
08 Februari 2020
Copyright © 2020 BBC. BBC tidak bertanggung jawab atas isi situs dari luar.
tirto.id
Home Kesehatan
Gejala Virus Corona dan Daftar Info Penting yang Perlu Diketahui
06 Februari 2020
Gejala Virus Corona dan Daftar Info Penting yang Perlu Diketahui
Gejala Virus Corona dan sejumlah informasi penting lainnya mengenai penyakit yang sedang meluas di
dunia ini telah disediakan oleh Kementerian Kesehatan RI.
tirto.id - Novel Coronavirus (2019-nCov) atau Virus Corona hingga hari ini masih menyita perhatian
banyak negara di dunia. Penyebaran Virus Corona masih terus meluas secara global. Jumlah kasus baru
positif Virus Corona juga bertambah cepat, terutama di China.
Berdasarkan data terbaru Map of Coronavirus 2019-nCoV Global Cases by Johns Hopkins CSSE, pada 6
Februari 2020 per pukul 18.30 WIB, ada 28.344 orang di seluruh dunia dinyatakan positif Virus Corona.
Sementara kasus kematian akibat Virus Corona sudah mencapai 565 jiwa.
Kasus positif Virus Corona terbanyak masih di China daratan, yakni 28.085 orang. Sedangkan dari 565
kematian pasien sebab virus Corona, semua terjadi di China daratan, kecuali dua kasus yang masing-
masing terjadi di Hongkong dan Filipina.
Mayoritas kasus kematian tercatat ditemukan di Provinsi Hubei, yakni 549 jiwa. Hubei merupakan
provinsi China dengan ibu kota Wuhan, kawasan yang diduga menjadi lokasi pertama penularan Virus
Corona.
Baca juga: Dua Alat Milik Indonesia Disebut Mampu Deteksi Virus Corona
Data jumlah kasus positif Virus di atas menunjukkan lonjakan cepat dibanding sehari sebelumnya. Pada
5 Februari 2020, per pukul 13.35 WIB, data kasus positif virus Corona baru mencapai 24.551. Artinya,
terdapat penambahan 4.000 kasus dalam sehari saja.
Sampai hari ini, 10 negara selain China dengan jumlah kasus positif virus Corona terbanyak adalah
Jepang (45), Singapura (28), Thailand (25), Korea Selatan (23) dan Hongkong (21). Lima negara lainnya
adalah Australia (14), Taiwan (13), Jerman (12), AS (12) serta Malaysia (12).
Di sisi lain, ada 1.337 orang yang dilaporkan berhasil pulih setelah dinyatakan positif Virus Corona.
Sebagian besar dari mereka yang pulih setelah dirawat di rumah sakit dari Hubei, yakni 694 orang.
Sementara di Indonesia, sampai Kamis pekan ini belum ada kasus positif virus Corona ditemukan. Baru
satu WNI di Singapura yang positif tertular virus Corona. WNI yang bekerja sebagai asisten rumah tangga
di Singapura itu saat ini sedang diisolasi oleh otoritas kesehatan negara setempat.
Pemerintah RI juga telah mengeluarkan sejumlah kebijakan baru untuk mencegah penyebaran virus
Corona di Indonesia, termasuk pembatalan sementara penerbangan dari dan menuju China mulai pekan
ini. Pemerintah pun melarang impor hewan hidup dari China.
Sejumlah langkah pencegahan juga dilakukan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI). Salah
satunya dengan memberikan informasi agar publik memahami berbagai hal terkait Virus Corona.
Melalui situs Infeksi Emerging, Kemenkes merilis sejumlah informasi penting yang perlu diketahui publik,
mulai dari gejala, bahaya hingga mekanisme penularan Virus Corona. Berikut ini sejumlah info penting
dari Kemenkes yang dilansir pada 5 Februari 2020 tersebut.
Novel coronavirus (2019-nCoV) atau Virus Corona merupakan jenis baru coronavirus yang belum pernah
diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Coronavirus termasuk keluarga besar virus yang menyebabkan
penyakit pada manusia dan hewan. Pada manusia, Virus Corona menyebabkan penyakit flu biasa hingga
penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernafasan Akut
Berat/ Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
SARS adalah coronavirus yang diidentifikasi pada tahun 2003 dan termasuk dalam keluarga besar virus
yang sama dengan Novel Coronavirus. Namun keduanya berbeda jenis virusnya. Gejalanya mirip dengan
infeksi 2019-nCoV, namun SARS lebih berat.
Seperti penyakit pernapasan lainnya, infeksi Virus Corona bisa menyebabkan gejala seperti pilek, sakit
tenggorokan, batuk, dan demam. Beberapa orang mungkin akan menderita sakit yang parah, seperti
disertai pneumonia atau kesulitan bernafas.
Baca juga: Apakah Penularan Virus Corona Bisa Dicegah dengan Masker?
Walaupun fatalitas penyakit ini masih jarang, namun bagi orang yang berusia lanjut, dan orang-orang
dengan kondisi gangguan medis yang sudah ada sebelumnya (seperti, diabetes dan penyakit jantung),
biasanya lebih rentan untuk menjadi sakit parah. Infeksi virus ini terbukti dapat memicu kematian.
Sampai saat ini, belum diketahui secara pasti bagaimana manusia bisa terinfeksi virus ini. Para ahli masih
melakukan penyelidikan untuk menentukan sumber virus, jenis paparan, cara penularan dan pola klinis,
serta perjalanan penyakit.
Hasil penyelidikan sementara dari beberapa institusi di kota Wuhan, menunjukkan bahwa sebagian
kasus terjadi pada orang yang bekerja di pasar hewan/ikan. Namun, belum dapat dipastikan jenis hewan
penular virus ini.
Hingga saat ini, sudah dipastikan ada penularan antar-manusia. Biasanya, penularan dapat terjadi
setelah ada kontak erat dengan pasien terinfeksi Virus Corona, seperti di tempat kerja, rumah atau
fasilitas pelayanan kesehatan dan lainnya.
Untuk itu disarankan pada saat berkunjung ke pasar hewan hidup, hindari kontak langsung dengan
hewan dan permukaan yang bersentuhan dengan hewan tanpa alat pelindung. Konsumsi produk hewani
mentah atau setengah matang juga perlu dihindari.
Baca juga: Bayi di China Positif Virus Corona pada 30 Jam Usai Lahir
Penanganan daging mentah, susu, atau produk hewani harus diperhatikan, untuk menghindari
kontaminasi silang dengan makanan mentah lain. Hal ini perlu dilakukan dengan memperhatikan
keamanan pangan yang baik.
Saat ini, belum ditemukan bukti soal hewan peliharaan, seperti anjing atau kucing, bisa terinfeksi Virus
Corona. Namun, jauh lebih baik untuk selalu mencuci tangan dengan sabun dan air setelah kontak
dengan hewan peliharaan. Kebiasaan ini dapat melindungi Anda terhadap berbagai bakteri umum
seperti E.coli dan Salmonella yang dapat berpindah dari hewan ke manusia.
Sampai saat ini belum diketahui berapa lama 2019-nCoV bisa bertahan di permukaan suatu benda,
meskipun ada informasi awal yang menunjukkan virus dapat hidup hingga beberapa jam. Namun
disinfektan sederhana disebut dapat membunuh virus ini agar tidak menginfeksi orang lagi.
10. Apakah ada vaksin atau obat khusus untuk Virus Corona (2019-nCoV)?
Belum ada vaksin atau pengobatan spesifik untuk Virus Corona. Namun, gejala yang disebabkan oleh
virus ini dapat diobati. Oleh karena itu pengobatan harus didasarkan pada kondisi klinis pasien.
Perawatan suportif diyakini dapat sangat efektif.
11. Apakah antibiotik efektif mencegah dan mengobati Virus Corona (2019-nCoV)?
Tidak, antibiotik tidak bekerja melawan virus, hanya bakteri. 2019-nCoV adalah virus. Oleh karena itu,
antibiotik tidak boleh digunakan sebagai sarana pencegahan atau pengobatan. Namun, jika Anda
dirawat di rumah sakit untuk 2019-nCoV, Anda mungkin menerima antibiotik, karena infeksi sekunder
bakteri bisa saja terjadi.
Orang yang tinggal atau bepergian di daerah lokasi Virus Corona mewabah atau bersirkulasi sangat
mungkin berisiko terinfeksi. China merupakan negara terjangkit 2019-nCoV dengan sebagian besar kasus
telah dilaporkan.
Baca juga: Gejala Virus Corona atau 2019-nCoV: Demam hingga Sesak Napas
Mereka yang terinfeksi di negara lain umumnya adalah orang-orang yang belum lama ini bepergian ke
China atau tinggal maupun bekerja dekat dengan wisatawan, rekan kerja, tenaga medis yang merawat
pasien terinfeksi 2019-nCoV, dan pembawa virus lainnya.
Petugas kesehatan yang merawat pasien positif Virus Corona berisiko tertular sehingga mereka harus
konsisten melindungi diri dengan prosedur pencegahan dan pengendalian infeksi yang tepat.
13. Siapa yang lebih rentan tertular, orang tua atau muda?
Tidak ada batasan usia orang-orang dapat terinfeksi oleh coronavirus (2019-nCoV). Namun, orang
berusia lanjut, dan orang-orang dengan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya (seperti asma,
diabetes, penyakit jantung) terindikasi lebih rentan untuk menderita sakit parah usai tertular.
14. Apa beda sakit akibat Virus Corona (2019-nCoV), dengan influenza biasa?
Orang yang terinfeksi 2019-nCoV dan influenza akan mengalami gejala infeksi saluran pernafasan yang
sama, seperti demam, batuk dan pilek. Meski gejalanya sama, tetapi virus penyebabnya bisa berbeda.
Kemiripan gejala tersebut membuat identifikasi infeksi Virus Corona tidak mudah dilakukan. Perlu ada
pemeriksaan laboratorium untuk mengonfirmasi indikasi seseorang tertular Virus Corona.
Oleh karena itu, WHO merekomendasikan agar setiap orang yang menderita demam, batuk, dan sulit
bernapas mencari pengobatan sejak dini. Mereka pun perlu memberitahu petugas kesehatan soal
riwayat perjalanannya dalam 14 hari terakhir sebelum gejala muncul. Informasi lainnya ialah riwayat
kontak mereka dengan seseorang yang sedang menderita infeksi saluran pernafasan.
Waktu yang diperlukan sejak tertular atau terinfeksi hingga muncul gejala disebut masa inkubasi. Saat
ini masa inkubasi Virus Corona (2019-nCoV) diperkirakan antara 2-11 hari, dan perkiraan ini dapat
berubah sewaktu-waktu sesuai perkembangan kasus.
Jika merujuk data kasus penyakit akibat coronavirus sebelumnya, seperti MERS dan SARS, masa inkubasi
2019-nCoV juga bisa mencapai 14 hari.
16. Bisakah 2019-nCoV terdeteksi dari orang yang tidak menunjukkan gejala?
Sangat penting untuk memahami kapan orang yang terinfeksi dapat menyebarkan virus ke orang lain
untuk upaya pengendalian. Informasi medis terperinci dari orang yang terinfeksi diperlukan untuk
menentukan periode infeksi 2019-nCoV.
Berdasarkan laporan terbaru, ada kemungkinan orang yang terinfeksi 2019-nCoV bisa menularkan virus
ini sebelum menunjukkan gejala yang signifikan. Namun, berdasarkan data yang tersedia saat ini,
sebagian besar yang menyebabkan penyebaran adalah orang-orang yang memiliki gejala.
Daftar info di atas dapat berubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan wabah Virus Corona di dunia
dan penelitian terhadap penyakit ini.
Informasi selengkapnya mengenai Virus Corona (2019-nCov) maupun perkembangan kasusnya di luar
maupun dalam negeri dapat diakses di situs infeksiemerging.kemkes.go.id. Masyarakat pun bisa
mendapatkan informasi di laman sehatnegeriku.kemkes.go.id.
Baca juga: Di Negara Mana Virus Corona Telah Menyebar Hingga Hari Ini?
Baca juga artikel terkait VIRUS CORONA atau tulisan menarik lainnya Addi M Idhom
(tirto.id - add/agu)
Editor: Agung DH
Hingga kini, jumlah kasus positif Virus Corona terus bertambah dengan cepat, khususnya di China
Sebaran Maut COVID-19 Dua Seminar di Bogor: Pemda Sigap Pusat Gagap
Infografik Instagram
Dari Sejawat
Surat dari Roma Italia untuk Indonesia yang Baru Melawan Corona mojok.co
Miliki Skema Penanganan Virus Corona Anies Baswedan Lapor Ke Presiden law-justice.co
Sempat Tutup Gara-gara Corona, Tembok Besar China Kembali Dibuka covesia.com
Cegah Penyebaran Covid-19, Puskesmas Perak Kerjasama dengan Forkopimcam Terjun ke Masyarakat
faktualnews.co
Tirto.id
Home
Topik
Profil
Search
menu
Siapa orang pertama yang memicu wabah virus corona dan mengapa orang ini 'harus ditemukan'
Fernando Duarte
21 Februari 2020
Bagikan artikel ini dengan Email Bagikan artikel ini dengan Facebook Bagikan artikel ini dengan Twitter
Bagikan artikel ini dengan Whatsapp
Image copyrightGETTY IMAGESPetugas medis mendorong pasien virus corona yang telah meninggal
dunia
Image captionPara ilmuwan sepakat bahwa episentrum wabah virus corona adalah pasar hewan dan
ikan laut di Wuhan, China.
Pihak berwenang di China dan para pakar sejauh ini belum sepakat soal bagaimana wabah virus corona,
yang sekarang diberi nama Covid-19, bermula.
Lebih jauh lagi, mereka belum tahu, siapa pasien pertama penyakit ini, pasien yang kemudian
menyebarkan penyakit.
Ketika terjadi wabah - baik karena virus maupun bakteri - orang pertama yang terkena biasanya disebut
sebagai "pasien nol".
Khawatir tertular virus corona, pendemo serang bus yang membawa warga yang dievakuasi dari China
Kematian akibat virus corona melampaui epidemi SARS pada tahun 2003
Virus corona: Dokter Jepang 'kaget' lihat kondisi kapal Diamond Princess, 'lebih aman di Afrika saat
wabah Ebola'
Mengidentifikasi orang pertama yang terkena penyakit yang kemudian mewabah dianggap penting
karena bisa membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan penting seperti bagaimana, kapan, dan
mengapa suatu wabah bermula.
Jawaban-jawaban ini penting untuk mencegah orang-orang terkena penyakit dan juga bisa menjadi
pembelajaran serta sumber informasi ketika terjadi wabah serupa di masa mendatang.
Image captionPolisi dengan mengenakan masker berdiri di luar pasar hewan di Wuhan, yang diyakini
sebagai sumber wabah virus corona.
Belum. Awalnya, pihak berwenang di China mengatakan kasus pertama virus corona diketahui pada 31
Desember 2019.
Ketika itu, infeksi yang gejalanya mirip dengan pneumonia tersebut diyakini berasal dari pasar dan
hewan dan ikan laut di Wuhan, Provinsi Hubei.
Data statistik yang dikumpulkan oleh John Hopkins University di Amerika Serikat menunjukkan hampir
82% dari sekitar 75.000 kasus virus corona berasal dari kawasan ini.
Namun, satu kajian yang dilakukan para peneliti China, yang diterbitkan jurnal medis The Lancet ,
mengeklaim kasus pertama virus corona terjadi pada 1 Desember, jauh lebih awal dari keterangan resmi
yang dikeluarkan oleh pemerintah.
Dikatakan pula orang yang terkena virus corona tersebut "tak punya kontak" dengan pasar hewan di
Wuhan.
Image captionPara saintis mengatakan penting untuk mengetahui asal usul wabah virus corona.
Wu Wenjuan, dokter senior di Rumah Sakit Jinyintan di Wuhan dan salah seorang penulis hasil
penelitian kepada BBC pasien "pertama pertama berusia lanjut dan mengidap Alzheimer".
"Ia [pasien] tinggal sekitar empat atau lima halte bus dari pasar hewan di Wuhan ... karena ia sakit, ia
tidak keluar rumah," jelas Wu Wenjuan.
Ia menambahkan bahwa tiga orang lainnya menunjukkan tanda-tanda terkena virus corona, dua di
antaranya tidak ke pasar hewan di Wuhan.
Meski demikian, peneliti juga menemukan 27 orang dari 41 sampel pasien yang dirawat di rumah sakit
pada awal wabah "pernah ke pasar hewan dan ikan laut di Wuhan".
Hipotesis bahwa wabah berawal dari pasar tersebut dan mungkin ditularkan dari binatang hidup ke
manusia sebelum menyebar dari manusia ke manusia sangat mungkin diterima, kata Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO).
Jadi, apakah satu orang bisa memicu wabah besar?
Image captionSeorang bocah disimpulkan sebagai sumber wabah penyakit Ebola pada 2014-2016.
Pada 2014 hingga 2016 terjadi wabah Ebola di kawasan di Afrika Barat, wabah terbesar penyakit ini
sejak pertama kali ditemukan pada 1976.
Catatan WHO menunjukkan bahwa penyakit ini membunuh lebih dari 11.000 dengan angka kasus
mencapai 28.000.
Wabah berlangsung selama lebih dari dua tahun dan menyebar ke 10 negara, sebagian besar di Afrika,
namun juga ditemukan di Amerika Serikat, Spanyol, Inggris dan Spanyol.
Para saintis menyimpulkan bahwa wabah ini berawal dari satu anak di Guinea.
Mereka mengatakan anak ini mungkin terkena Ebola saat bermain di pohon yang juga menjadi rumah
koloni kelelawar.
Para ilmuwan ini melakukan ekspedisi ke desa tempat anak ini tinggal, mengambil sampel dan berbicara
dengan warga setempat untuk mengetahui sumber wabah.
Image captionMary Mallon lebih dikenal dengan 'Typhoid Mary' setelah menginfeksi lebih dari 100
dengan penyakit demam tifus di New York pada awal abad ke-20.
Sebutan pasien nol mungkin pertama kali diberikan kepada warga New York bernama Marry Mallon.
Ia kemudian lebih dikenal dengan sebutan " Typhoid Mary " karena menyebabkan wabah demam tifus di
New York pada 1906.
Ia berawal dari Irlandia dan pindah ke Amerika dengan bekerja di keluarga kaya sebagai tukang masak.
Di mana pun ia bekerja, selalu saja ada anggota keluarga yang mengalami demam tifus.
Ada bukti bahwa orang punya "kemampuan yang berbeda dalam menyebarkan virus" dan Mary Mallon
masuk dalam kategori orang yang "efektif menularkan penyakit" membuatnya mendapat predikat
"super-spreader" atau "si penyebar super".
Ketika itu, demam tifus menimpa ribuan warga New York dengan tingkat kematian 10%.
Mengapa ada ilmuwan yang tak suka dengan istilah pasien nol?
Image captionApakah adil menuding satu orang sebagai penyebab munculnya wabah penyakit?
Banyak pakar kesehatan yang tidak setuju dengan identifikasi pasien pertama yang menularkan
penyakit, khawatir orang tersebut akan mengalami akan dianggap sebagai "biang masalah".
Selain itu, identifikasi seseorang mungkin juga tidak sepenuhnya akurat.
Gaetan Dugas, seorang pramugara berkewarganegaraan Kanada, menjadi sasaran kemarahan setelah
dinyatakan sebagai sumber penyebaran AIDS di Amerika pada 1980-an.
Namun tiga dekade kemudian, para saintis menyimpulkan Dugas tak mungkin sebagai pasien pertama
AIDS.
Kajian pada 2016 menunjukkan bahwa virus penyebab AIDS bergerak dari Karibia ke Amerika pada awal
dekade 1970-an.
Istilah pasien nol pertama kali dikenal saat terjadi wabah HIV.
Awalnya, para peneliti memakai istilah pasien o (huruf o), untuk mengacu ke pasien HIV yang berada di
luar (bahasa Inggris: outside ) negara bagian California.
Peneliti-peneliti lain "salah paham", menyebutnya sebagai pasien nol dan istilah itu bertahan hingga
sekarang.
Berita terkait
22 Januari 2020
Virus corona: Kecepatan penyebaran 'mengkhawatirkan' dengan kasus baru dilaporkan di Singapura,
Vietnam dan Arab Saudi
23 Januari 2020
Kematian akibat virus corona melampaui epidemi SARS pada tahun 2003
09 Februari 2020
Copyright © 2020 BBC. BBC tidak bertanggung jawab atas isi situs dari luar.