Disusun Oleh :
Kelompok 4
Yasinta Larasati ( 17010071 )
Intan Tri Astuti ( 17010113 )
Jarisa Alfi Y ( 17010115 )
Lena Tiara Sany ( 17010119 )
Muhammad Farhan F ( 17010129 )
Nadia Ramadanti ( 17010137 )
Raden Debby N K P ( 17010151 )
Triska Puji Hartati ( 17010169 )
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik
walaupun masih banyak kekurangan didalamnya. Serta kami ucapkan terimakasih
kepada Bapak Andi yang sudah memberikan tugas ini. Kami sangat berharap
makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi yang membacanya. Kami pun
menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari sempurna. Oleh sebab itu, kami mengharapkan adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang sudah kami buat dimasa yang kan datang,
mengingat tak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Mudah-
mudah makalah sederhana ini bisa dengan mudah dimengerti dan dipahami
maknanya. Sebelumnya kami mohon maaf jika terdapat kesalahan dan kata-kata
yang kurang berkenan di hati pembaca
A. Latar Belakang
Lipid atau lemak adalah suatu kumpulan zat yang tidak larut dalam
air tetapi dapat larut dalam pelarut seperti alkohol atau kloroform. Selama
bertahun-tahun, banyak perhatian yang difokuskan terhadap golongan lipid
dan lipoprotein yang mengangkut lipid ke dalam sirkulasi.Menurut WHO
keadaan dimana terjadi akumulasi lemak yang berlebihan di dalam tubuh
sehingga dapat mengganggu kesehatan disebut sebagai obesitas (Harahap,
2011).
B. Rumusan Masalah
1. Apakah faktor - faktor yang mempengaruhi profil lipid ?
2. Apakah resiko penyakit yang disebabkan kelainan profil lipid ?
3. Bagaimana gejala klinis dari kelainan tersebut ?
4. Bagaimana memilih metode pengobatan yang tepat ?
C. Tujuan
Untuk memenuhi tugas Klinik Patologi “Profil Lipid” dan mampu
mengetahui dan memahami pengetahuan yang berhubungan dengan profil
lipid.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Lipid
Suatu lipid didefinisikan sebagai senyawa organik yang terdapat dalam
alam serta tak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non-polar
seperti suatu hidrokarbon atau dietil eter.
Lipid merupakan senyawa organik yang tidak larut dalam air tetapi
dapat diekstraksi dengan pelarut non polar seperti kloroform,eter, benzena.
Senyawa-senyawa lipid tidak mempunyai rumus struktur yang sama dan sifat
kimia serta biologinya juga bervariasi. Lipid berdasarkan sifatnya dapat
digolongkan menjadi kelompok utama yaitu:Lipid yang dapat disaponifikasi
(saponifikasi lipids), lipid yang tidak dapat disaponifikasi (nonsaponifikasi
lipids).
B. Penggolongan Lipid
1. Lipid Sederhana
a) Trigliserida
Trigliserida (atau lebih tepatnya triasilgliserol atau triasilgliserida)
adalah sebuah gliserida, yaitu : ester dari gliserol dan tiga asam lemak.
b) Lilin
Lilin adalah senyawa yang terbentuk dari ester asam lemak dengan
alkohol bukan gliserol. Pada umumnya asam lemaknya adalah palmitat
dan alkoholnya mempunyai atom C sebanyak 26-34. Contohnya adalah
mirisil palmitat. Pada umunya malam merupakan ester asam lemah
dengan alkohol allifatik bermolekul besar, dan asamnya mempunyai
jumlah karbon berkisar antara C25 sampai C35. Jika melihat definisi ini
maka dapat dikatakan bahwa proses terjadinya lilin adalah merupakan
suatu proses esterifikasi antara asam lemak dan alkohol berantai
panjang.
2. Lipid Kompleks
Lipid kompleks adalah kombinasi antara lipid dengan molekul lain. Jika
melihat definisi ini maka lipid kompleks dapat dikelompokan menjadi :
a) Fosfolid
Fosfolipid adalah lipid yang mengandung gugus ester fosfat. Kelompok
terbesar dari fosfolipid adalah turunan gliserol yang gugus hidroksil
ujungnya diesterkan dengan asam fosfat dan gugus hidroksil sisanya
digabungkan dengan asam lemak. Senyawa ini dikenal sebagai
fosfogliseraldehida.
b) Glikolipid
Glikolipid ialah molekul molekul lipid yang mengandung karbohidrat,
biasanya pula sederhana seperti galaktosa atau glukosa. Akan tetapi
istilah glikolipid biasanya dipakai untuk lipid yang mengandung satuan
gula tetapi tidak mengandung fosfor. Glikolipid dapat diturunkan dari
gliserol atau pingosine dan sering dimakan gliserida atau sebagai
spingolipida
c) Lipoprotein
Lipoprotein bertugas mengangkut lemak dari tempat pembentukannya
menuju tempat penggunaannya. Ada beberapa jenis lipoprotein, antara
lain:
1) Kilomikron
2) VLDL (Very Low Density Lipoprotein)
3) IDL (Intermediate Density Lipoprotein)
4) LDL (Low Density Lipoprotein)
5) HDL (High Density Lipoprotein)
Uji kolesterol atau disebut juga panel lipid atau profil lipid,
mengukur kadar lemak (lipid) dalam darah. Pemeriksaan ini
memerlukan persiapan puasa mulai 12 jam sebelumnya (tidak
makan atau minum, kecuali air putih). Setelah serangan jantung,
pembedahan, infeksi, cedera atau kecelakaan, sebaiknya menunggu
sedikitnya 2 bulan agar hasilnya lebih akurat. Dalam melakukan
pemeriksaan Kolesterol, HDL, LDL dan Trigliserida digunakan
metode enzimatik. Pada pemeriksaan HDL juga dapat menggunakan
perhitungan friedewald.
c. Implikasi Klinik
Penyakit hati kronis yaitu hepatitis dan sirosis hati. hati
mengkatabolisme kolesterol LDL, jika hati mengalami kerusakan
maka kadar kolesterol LDL dalam darah meningkat.
1) Gammopathies
Contoh dari penyakit ini adalah multiple myeloma. Tingginya
kadar gamma globulin [immunoglobulin (Ig)G dan IgM)]
mengikat molekul kolesterol LDL dan VLDL sehingga
menyebabkan penurunan katabolisme kolesterol LDL dan VLDL.
sehingga menyebabkan kadar VLDL dan kolesterol LDL naik
2) Hipotiroidisme
Katabolisme VLDL dan kolesterol LDL menurun sehingga kadar
VLDL dan kolesterol LDL meningkat.
3) Konsumsi alkohol
Hiperlipidemia sering muncul pada orang dengan konsumsi
alcohol berlebih.
Penyakit yang disebabkan oleh peningkatan dan penurunan
LDL berikut :
Penyakit yang disebabkan oleh peningkatan LDL salah
satunya adalah hipertensi sehingga terjadi peningkatan kadar lemak
dalam darah sampai diatas ambang batas normal atau biasa disebut
hiperlipidemia. Keadaan tersebut menyebabkan terjadinya
penimbunan lemak pada dinding pembuluh darah arteri
(arterosklerosis) yang kemudian membuat sumbatan, berakibat
jantung bekerja lebih keras sehingga meningkatkan tekanan darah
(Riskesdas, 2013).
Arterosklerosis berawal dari penumpukan kolesterol terutama
ester kolesterol-LDL (Low Density Lipoprotein) di dinding arteri.
Masuknya lipoprotein ke lapisan dalam dinding pembuluh darah
meningkat seiring tingginya jumlah lipoprotein dalam plasma
(hiperlipidemia), ukuran lipoprotein dan tekanan darah (hipertensi).
Kadar kolesterol-LDL yang tinggi dalam darah meyebabkan
kolesterol-LDL dapat melekat pada dinding arteri. Lama kelamaan
menyebabkan terjadinya penyempitan atau penutupan arteri,
sehingga jantung akan memompa darah lebih kuat. Karena sangat
kuat, maka pembuluh darah mengalami tekanan sehingga
menyebabkan peningkatan tekanan darah (hipertensi).
HDL merupakan produk sintetis oleh hati dan saluran cerna serta
katabolisme trigliserida. Kolesterol HDL mengangkut kolesterol lebih
sedikit dari LDL dan sering disebut kolesterol baik karena dapat
membuang kelebihan kolesterol jahat di pembuluh darah arteri kembali ke
hati, untuk diproses dan dibuang. HDL mencegah kolesterol mengendap di
arteri dan melindungi pembuluh darah dari proses aterosklerosis
(terbentuknya plak pada dinding pembuluh darah).
a. Nilai Range Kolesterol LDL
Nilai normal kolesterol HDL menurut National Cholesterol
Education Program Adult Panel III (NCEP ATP III) tahun 2001.
1) Penatalaksanaan non-farmakologis
Perencanaan makan bukan hanya mengurangi jumlah
asupan kalori tetapi juga mengatur komposisi makanan.
Subtitusi lemak mono-unsaturated yang lebih besar
dibandingkan poly-unsaturated secara umum menurunkan
kolesterol-LDL tanpa menurunkan kolesterol-HDL. Olah raga
dapat meningkatkan kadar kolesterol-HDL dan menurunkan
kolesterol-LDL. Pada individu obes, membatasi asupan kalori
disertai olah raga sangat bermanfaat meningkatkan kolesterol-
HDL serta penghentian rokok dan alkohol.
2) Penatalaksanaan farmakologis
Pada saat ini dipasarkan lima jenis obat untuk dislipidemia
yaitu golongan resin (Questran), HMG-coA reductase inhibitor
atau golongan statin, derivat asam fibrat, asam nikotinik
(Niaspan), dan penghambat resorbsi kolesterol di usus yaitu
ezetrol (Ezetimibe). Tiga jenis obat terbukti mempunyai efek
untuk meningkatkan kolesterol-HDL, yaitu golongan statin,
derivat asam fibrat, dan asam nikotinik. Obat yang terakhir
yaitu asam niotinik terbukti sangat bermanfaat meningkatkan
kadar kolesterol-LDL
c. Implikasi klinik
Penurunan HDL dapat menyebabkan beberapa penyakit
yang mengganggu kesenambungan kesehatan diantaranya :
1) Terdapat hubungan antara HDL – kolesterol dan penyakit arteri
koroner
2) Peningkatan HDL dapat terjadi pada alkoholisme, sirosis bilier
primer, tercemar racun industri atau poliklorin hidrokarbon.
Peningkatan kadar
3) HDL juga dapat terjadi pada pasien yang menggunakan klofi brat,
estrogen, asam nikotinat, kontrasepsi oral dan fenitoin.
a) Penurunan HDL terjadi dapat terjadi pada kasus fi brosis
sistik, sirosis hati, DM, sindrom nefrotik, malaria dan
beberapa infeksi akut. Penurunan
b) HDL juga dapat terjadi pada pasien yang menggunakan
probucol, hidroklortiazid, progestin dan infus nutrisi
parenteral.
4. Pemeriksaan Laboratorium Total Trigliserida
Hipertrigliseridemia adalah istilah medis untuk peningkatan
trigliserida dalam darah. Tingkat saat berpuasa dapat berbeda secara
normal dari hari ke hari. Trigliserida akan berbeda secara dramatis ketika
makan dan bisa meningkat lima hingga 10 kali lebih tinggi dibandingkan
saat berpuasa
2) Tahap Analitik
a. Reagen
Perlu diperhatikan pada penggunaan reagen adalah :
1) Fisik, kemasan dan tanggal kadaluarsa
2) Suhu penyimpanan
3) Penyimpanan reagen sebelum pemeriksaan (suhu,
peralatan, stabilitas)
b. Alat / intrsumen
Perlu diperhatikan pada penggunaan peralatan :
1) Bagian – bagian fotometer dan alat ukur otomatis lainnya
berfungsi dengan baik (kalibrasi alat)
2) Pipet juga harus dipantau secara teratur ketepatannya
3) Kebersihan, keutuhan dan ketepatan alat
c. Metode pemeriksaan
Dalam pemeriksaan metode pemeriksaan hendaknya
dipertimbangkan hal berikut :
1) Reagen yang mudah diperoleh
2) Alat yang tersedia dapat digunakan untuk metode
tersebut
3) Suhu pemeriksaan dipilih sesuai dengan tempat kerja
4) Metode pemeriksaan yang mudah dan sederhana
3) Tahap Pasca Analitik
Pencatatan hasil dan pelaporan hasil dilakukan secara teliti dan
benar.
4) Pengaruh Pemasangan Pembendungan Terhadap Kadar
Kolesterol
Tourniquet (tali pembendung) merupakan bahan mekanis
yang fleksibel, biasanya terbuat dari karet sintetis yang bisa
merenggang. Tourniquet digunakan untuk pengebat dan
pembendung pembuluh darah pada organ yang akan dilakukan
penusukan phlebotomy. Tujuan pembendungan ini adalah
untuk fiksasi, pengukuhan vena yang akan diambil dan juga
untuk menambah tekanan vena yang akan diambil, sehingga
akan mempermudah proses penyedotan darah ke dalam spuit.
Pemasangan tourniquet hendaknya tidak lebih dari 2 menit.
Pemasangan tali pembendung dalam waktu lama dapat
menyebabkan hemokonsentrasi (peningkatan nilai hematokrit/
PVC dan elemen sel), peningkatan kadar substrat (protein total,
AST, besi, kolesterol, lipid total).
5) Interaksi Obat / Makanan Dengan Hasil Laboratorium
Interaksi obat dibedakan menjadi dua berdasarkan
mekanismenya yaitu interaksi farmakokinetika dan
farmakodinamika. Interaksi farmakokinetika merupakan
interaksi pada proses absorbsi, distribusi, metabolisme dan
eksresi (ADME) sedangkan interaksi farmakodinamika adalah
obat yang menyebabkan perubahan pada respon pasien
disebabkan karena perubahan aksi obat tanpa mengalami
perubahan konsentrasi plasma. Penyebab terjadinya gangguan
interaksi obat dengan hasil laboratorium yaitu :
a) Interaksi produk vitamin C
Pada dosis tinggi vitamin C dapat menurunkan kadar
kolesterol. Mekanismenya adalah dengan memperlebar
ateri, meningkatkan aktivitas fibrinolisis yang
bertanggungjawab untuk memindahkan penumpukan
kolesterol dari arteri dan mengeliminasi kelebihan
kolesterol dalam darah dengan membawanya ke empedu.
b) Interaksi susu dan makanan berlemak
Produk susu khususnya susu alami sapi dan kambing
memiliki kandungan lemak yang tinggi. Begitu pula
makanan berlemak, hal ini dapat menyebabkan kesalahan
interpretasi berupa tingginya hasil pemeriksaan
laboratorium.
c. Implikasi Klinik
Penyakit yang disebabkan tingginya kadar kolesterol
diantaranya :
1. Aterosklerosis
Aterosklerosis adalah penyempitan atau pengerasan pembuluh
darah arteri akibat penumpukan plak pada dinding pembulu
darah. Kondisi ini merupakan penyebab umum penyakit
jantung koroner.
2. Penyakit jantung koroner
Jantung koroner adalah kondisi ketika pembuluh darah jantung
(arteri koroner) tersumbat oleh timbunan lemak. Bila lemak
makin menumpuk, maka arteri akan makin menyempit dan
membuat aliran darah ke jantung berkurang.
3. Stroke
Stroke adalah kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke
otak terganggu atau berkurang akibat penyumbatan (stroke
iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik).
4. Tekanan darah tinggi
Tekanan darah tinggi adalah kondisi saat tekanan darah berada
pada nilai 130/80 mmHg atau lebih. Kondisi ini dapat menjadi
berbahaya, karena jantung dipaksa memompa darah lebih keras
ke seluruh tubuh, hingga bisa mengakibatkan timbulnya
berbagai penyakit seperti gagal ginjal, stroke dan gagal
jantung.
Simvastatin
Rumus kimia :
Gambar 1. Rumus Kimia Simvastatin
Lovastatin
Lovastatin merupakan obat yang menurunkan kadar
kolesterol total dan LDL pada pasien dengan
hiperkolesterolemia primer yang tidak dapat diatasi dengan
diet atau tindakan nonfarmakologi lain serta menurunkan
kadar kolesterol pada pasien hiperkolesterolemia dan
hipertrigliseridemia (Charles, 2009) Kontraindikasi Lovastatin
yaitu pada wanita hamil, menyusui, pasien dengan penyakit
hati aktif atau peningkatan serum transaminase yang tidak
dapat dijelaskan sebabnya (MIMS, 2017). Dosis awal
Lovastatin yaitu 20 mg/hari, diberikan bersamaan makan
malam. Dapat ditingkatkan sampai maksimal 80m mg 2x/hari
dengan interval 4 minggu (Charles, 2009). Efek samping obat
Lovastatin yaitu sakit kepala (2% sampai 4%), pusing (0,5%
sampai 1%), ruam (0,8% sampai 1%), nyeri perut (2% sampai
3%), perut kembung (4% sampai 5%), mual (2% sampai 3%),
penglihatan kabur (0,8 % sampai 1%) (Charles, 2009).
Pravastatin
Pravastatin merupakan obat hiperkolesterolimia
primerpada pasien dengan kadar kolesterol 6,5 mmol/l atau
lebih besaryang tidak cukup memberikan respon terhadap diet
memperlambatprogesifitas arterosklerosis koroner dan
menurunkan kejadianjantung pada pasien dengan
hiperkolesterolemia yang mengalamiarterosklerosis arteri
koroner. Serta menurunkan resiko infarkmiokard dan
menurunkan resiko intervensi revakularisasi miokardan
mortalitas (Charles, 2009).
Kontraindikasi Pravastatin terjadi pada wanita
hamil,menyusui,asien pada penyakit hati aktif atau
peningkatan serumransaminase yang tidak dapat dijelaskan
sebabnya (MIMS, 2017). Dosis awal obat Pravastatin yaitu 10
mg/hari dosismaksimum 20 mg/hari sebelum tidur malam.
(Charles, 2009).Efek samping obat Pravastatin yaitu pusing
(1% sampai3%), kelelahan (4%), sakit kepala (2% sampai
6%), diare (6%),mual atau muntah (7%), batuk (3%), sakit
maag (3%) (Charles,2009).
Terdapat nama dagang, bentuk sediaan dan kekuatan dari
obat Pravastatin, dapat dilihat pada Tabel 5
Fluvastatin
Fluvastatin merupakan obat hiperkolesterolemia
primer pada pasien dengan kadar kolesterol 6,5 mmol/l atau
lebih besar yang tidak cukup memberikan respon terhadap diet
tambahan pada diet dalam menunda progresi aterosklerosis
koroner pada hiperkolesterolemia primer dan penyakit jantung
koroner yang menyertainya (Charles, 2009) Kontraindikasi
pada obat Fluvastatin yaitu pada wanita hamil, menyusui,
pasien dengan penyakit hati aktif atau peningkatan serum
transaminase yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. Dosis awal
Fluvastatin 20 mg/hari sore hari, dosis lazim 20- 40 mg/hari.
Dapat disesuaikan dengan interval 4 minggu sampai 40 mg
2x/hari (Charles, 2009). Efek samping Fluvastatin yaitu sakit
kepala (9%), kelelahan (3%), insomnia (3%), sakit perut (5%),
mual (3%), infeksi saluran kemih (2%) (Charles, 2009).
Terdapat nama dagang, bentuk sediaan dan kekuatan
dari obat Fluvastatin, dapat dilihat pada Tabel 6
b) Golongan Fibrate
Golongan Fibrate Terapi Fibrat yaitu Gemfibrozil,
Fenofibrat, dan Clofibrat. Golongan fibrat efektif dalam
mengurangi VLDL, LDL, dan nilai kolesterol total.
Konsentrasi HDL dalam plasma dapat meningkat menjadi
10%-15%. Gemfibrozil dapat mengurangi sintesis VLDL dan
lebih beresiko menyebabkan miopati dibandingkan fenofibrat
jika dikombinasi dengan Statin. Jika Fibrat diberikan
bersamaan dengan statin maka sebaiknya waktu pemberiannya
dipisah, misalnya Fibrat pada pagi hari dan Statin diberikan
pada malam hari. Penggunaan Clofibrate kurang efektif
dibandingkan Gemfibrozil atau Niacin dalam mengurangi
produksi VLDL (Charles, 2009). Fenofibrat merupakan
golongan fibrat yang baik jika dikombinasi dengan Statin
untuk menurunkan kadar trigliserida dan meningkatkan kadar
kolesterol HDL dengan Dislipidemia campuran dan penyakit
jantung koroner (Goldfine et al, 2011). Efek samping Fibrat
yaitu gangguan gastrointestinal (GI) terjadi pada 3%- 5%,
ruam, pusing, pandangan kabur, vertigo, sembelit, diare
(Charles, 2009).
A. Simpulan
Dari hasil analisa data mengenai profil pemeriksaan lipid, didapat
hasil sebagai berikut :
1. Faktor yang terkait pemeriksaan laboratorium pasien antara lain: umur,
jenis kelamin, ras, genetik, tinggi badan, berat badan, kondisi klinik,
status nutrisi dan penggunaan obat. Sedangkan yang terkait laboratorium
antara lain: cara pengambilan spesimen, penanganan spesimen, waktu
pengambilan, metode analisis, kualitas spesimen, jenis alat dan teknik
pengukuran.
2. Pemeriksaan profil lipid adalah rangkaian tes darah untuk mengukur
kadar lemak dalam darah meliputi total kolesterol, total trigliserida, kadar
LDL dan kadar HDL.
3. Penyakit yang meliputi akibat ketidaknormalan profil lipid sebagian
besar mencakup penyakit kardiovaskuler.
4. Golongan obat dalam pengobatan penyakit akibat ketidaknormalan profil
lipid adalah golongan statin, golongan fibrate, golongan bile acid resin,
ezetimble dan golongan niacin.
DAFTAR PUSTAKA