Anda di halaman 1dari 19

PATOFISIOLOGI

ASMA
Anggota

8.000k

Agnes Abelyna Neni Nur A Nisrina Z P Syiva Rahmawati


(220344613813) (220344613866) (220344613861) (220344613899)
Pengertian Diagnosis
Asma Asma

Klasifikasi Diagnosis
Asma Banding
TOPIK
Etiologi Penatalaksa
PEMBAHASAN Asma naan

Patofisiologi Komplikasi
Asma Asma

Gambaran Pencegahan
Klinis Asma Asma
A S M A
peradangan saluran nafas yang
berlangsung secara kronis yang ditandai
dengan batuk / ‘mengi’ (wheezing) dan
disertai rasa sesak di dada.
Klasifikasi Asma
ETIOLOGI (Penyebab)

Kontraksi otot sekitar


bronkus sehingga
terjadi penyempitan
Obstruksi jalan napas pada napas.
asma disebabkan oleh Pembengkakan
membrane bronkus
Bronkus berisi mucus
yang kental
Adapun faktor predisposisi pada asma yaitu:

Genetik Alergen 1. Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan


seperti debu, bulu binatang, serbuk bunga,
pemicu timbulnya penyakit bakteri, dan polusi
dikarenakan anggota keluarga 2. Ingestan, yang masuk melalui mulut yaitu
memiliki riwayat penderita Merupakan suatu bahan makanan dan obat-obatan tertentu seperti
penyakit asma, riwayat penyakit penyebab alergi. Dimana ini penisilin, salisilat, beta blocker, kodein, dan
alergi, atau bisa juga karena dibagi menjadi tiga, yaitu: sebagainya
terlahir secara prematur. 3. Kontaktan, seperti perhiasan, logam, jam tangan,
dan aksesoris lainnya yang masuk melalui kontak
dengan kulit.
Infeksi Saluran Pernapasan
Infeksi saluran pernapasan terutama
disebabkan oleh virus. Virus Influenza Olahraga
merupakan salah satu faktor pencetus yang
Sebagian besar penderita asma akan
paling sering menimbulkan asma bronkhial
mendapatkan serangan asma bila
sedang bekerja dengan
berat/aktivitas berat. Lari cepat
Perubahan Cuaca paling mudah menimbulkan asma

Cuaca lembab dan hawa yang dingin sering Stress


mempengaruhi asma, perubahan cuaca
menjadi pemicu serangan asma Gangguan emosi dapat menjadi
pencetus terjadinya serangan asma,
selain itu juga dapat memperberat
serangan asma yang sudah ada
Lingkungan Kerja

Misalnya orang yang bekerja di pabrik kayu,


polisi lalu lintas, penyapu jalanan.
Patofisiologi
Patofisiologi asma berupa hiperresponsivitas saluran napas, obstruksi saluran
napas dan hipersekresi saluran napas. Kerusakan epitel saluran nafas, gangguan
saraf otonom, dan adanya perubahan pada otot polos bronkus juga diduga
berperan pada proses hipersekresi saluran napas. Peningkatan reaktivitas saliran
nafas terjadi karena adanya inflamasi kronik yang khas dan melibatkan dinding
saluran nafas, sehingga aliran udara menjadi sangat terbatas tetapi dapat kembali
secara spontan atau setelah pengobatan.
Dikenal dua jalur untuk bisa mencapai keadaan tersebut. Jalur imunologis yang terutama
didominasi oleh IgE dan jalur saraf otonom. Pada jalur IgE, masuknya alergen ke dalam
tubuh akan diolah oleh APC (Antigen Presenting Cells), kemudian hasil olahan alergen
akan dikomunikasikan kepada sel Th (T penolong) terutama Th2. Sel T penolong inilah
yang akan memberikan intruksi melalui interleukin atau sikotin agar sel-sel plasma
membentuk IgE, sel-sel radang lain seperti mastosit, makrofag, sel epitel, eosinofil,
neutrofil, trombosit serta limfosit untuk mengeluarkan mediator inflamasi.
TANDA DAN GEJALA NYA
Tanda dan gejala yang muncul yaitu
hipoventilasi, dispnea, wheezing (mengi),
pusing, perasaan yang merangsang, sakit
kepala, nausea, peningkatan napas pendek,
kecemasan, diaforesis dan kelelahan.
Sedangkan tanda dan gejala yang berat pada asma, antara lain:
a. Bibir dan wajah tampak kebiruan
b.Penurunan tingkat kewaspadaan seperti mengantuk berat atau
kebingungan
c. Kesulitan bernapas yang ekstrem
d. Denyut nadi meningkat
e. Timbul kecemasan berat karena sulit bernapas
f. Berkeringat

Beberapa tanda dan gejala lain yang mungkin menyertai asma,


antara lain:
a. Pola pernapasan abnormal seperti perlu menarik dua tarikan
napas untuk menghirup napas dalam-dalam
b. Kadang-kadang terjadi henti napas
c. Nyeri dada dan rasa sesak di dada
tri
me
o
spir Diagnosis Asma
FVC FEV1
(Forced Vital Capacity) (Forced Expiratory Volume)
Volume udara yang Volume udara yang
diekspirasi secara paksa dan diekspirasi pada detik
tuntas setelah inspirasi pertama saat FVC.
dalam. Normal: 70-80% FVC
Diagnosis
Banding

1. Cystic Fibrosis dan Bronchiectasis


2. Imunodefisiensi
3. Diskinesia Ciliary Primer
4. Bronchitis Bacterial
5. Airway Malacia
6. Benda Asing Jalan Napas
7. Kebiasaan Batuk
8. Vocal Cord Dysfunction
9. Bronchiolitis obliterans
PENATALAKSANAAN

1. Tatalaksana Asma Jangka Panjang. Prinsip utama dari


penatalaksanaan jangka panjang adalah edukasi, obat Asma (terdiri
dari pengontrol dan pelega), dan menjaga kebugaran (senam asma).
Obat pelega diberikan saat serangan asma, obat pengontrol diberikan
dengan tujuan untuk mencegah serangan dan diberikan dalam jangka
panjang dan terus-menerus.

2. Tatalaksana Asma Akut pada Anak dan Dewasa Tujuan dari


tatalaksana serangan asma akut adalah:
a. Mengatasi gejala serangan asma
b. Mengembalikan fungsi paru ke keadaan sebelum serangan
c. Mencegah terjadinya kekambuhan
d. Mencegah kematian karena serangan asma
PENATALAKSANAAN
Pengontrol
Pelega
Berfungsi untuk dilatasi jalan nafas melalui relaksasi otot polos, menghambat
bronkokonstriksi yang berlebihan tetapi tidak memperbaiki inflamasi.
Macam-macam pelega:
SABA (Short Acting Bronchodilator) : Fenoterol, prokaterol ,
salbutamol/terbutalin.
Short Acting anticholinergic : Ipratropium bromide, oxitroprium bromide
Aminofilin
Kortikosteroid sistemik ( dipakai apabila bronkodilator optimal tetap tidak
berespom)
Adrenalin
KOMPLIKASI
Asma yang parah dapat menyebabkan status asmatikus. Kondisi ini terjadi ketika
penderita asma tidak merespons pengobatan biasa sehingga perlu ditangani di rumah
sakit.
Status asmatikus dapat menimbulkan sejumlah komplikasi pada penderita asma, yaitu:
Gagal napas, akibat saluran pernapasan melebar dan penuh lendir
Henti jantung, yang terjadi akibat kekurangan oksigen
Hipoksemia, yaitu kerusakan atau kematian otak akibat darah tidak mengandung
cukup oksigen dalam waktu yang lama
Alkalosis respiratorik, yang terjadi ketika tubuh kekurangan karbondioksida akibat
bernapas terlalu cepat
Hiperkarbia, terutama pada pengguna ventilator, akibat ketidakmampuan paru-paru
dalam membuang karbondioksia sehingga menumpuk di dalam tubuh
Pneumotoraks, yaitu ketika paru-paru kolaps atau rusak sehingga udara bocor ke
ruang di antara paru-paru dan dinding dada
Pneumonediastinum, yang terjadi ketika udara bocor dari paru-paru ke rongga dada
Upaya Pencegahan
Beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk menghindari serangan asma, yaitu:
Menjalani pengobatan asma yang telah ditentukan oleh dokter, termasuk dengan
mengonsumsi obat-obatan untuk asma secara rutin dan sesuai petunjuk dokter
Menjalani vaksinasi flu dan pneumonia secara teratur
Mengetahui pemicu munculnya gejala asma dan menghindarinya
Mewaspadai timbulnya gejala asma, seperti batuk, mengi, atau sesak napas
Menangani gejala asma sedini mungkin dengan mengonsumsi obat-obatan atau
menghentikan aktivitas yang dapat memicu serangan
Melakukan konsultasi dan pemeriksaan ke dokter bila pengobatan tidak juga mampu
meredakan gejala
Menjalani pola hidup sehat dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang,
berolahraga dalam intensitas ringan secara teratur, dan tidak merokok
Menurunkan berat badan bila menderita obesitas
Mengelola stres dengan baik
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai