BELIA
OLEH :
CUT INTAN HIDAYAH
FITRIA LASISKA
HAWANUR HUSNA
INDIKA
LIA SAHARA
PUTRI SITI SARIFAH
PEMBIMBING :
DR. FADHLIA,M.KED(ORL-HNS)SP.THT-KL
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
EPIDEMIOLOGI
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI
ANATOMI
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI
ANATOMI
TINJAUAN PUSTAKA
ETIOLOGI
TINJAUAN PUSTAKA
MANIFESTASI KLINIK
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Klasifikasi Sessions
Stadium IA
Klasifikasi Fisch
Stadium I
PENATALAKSANAAN
TERAPI HORMONAL
RADIASI
KEMOTERAPI
PEMBEDAHAN
INJEKSI
AGEN SKLEROSING
DIAGNOSIS BANDING
PROGNOSIS
BAB II
Laporan Kasus
INDENTITAS PENDERITA
Nama
: Bustanul Arifin
Umur
: 22 Tahun
Jenis Kelamin
: Laki-Laki
Suku
: Aceh
Agama
: Islam
Alamat
: Aceh Barat
Tanggal Masuk : 05 Maret 2015
Jaminan
: JKRA
Nomor CM :1041000
Anamnesa
Keluhan Utama
hidung tersumbat. Keluhan ini dirasakan sejak lebih kurang 2 tahun yang lalu. Dan memberat
dalam dua bulan terakhir. Hidung tersumbat tidak dipengaruhi oleh cuaca maupun
perubahan posisi. Pasien juga mengeluhkan hidung sering sulit mecium bau sesuatu dan sakit
kepala karena keluhan tersebut. Hidung berair dan secret berbau disangkal. Dalam 2 bulan
terakhir, pasien sering tidur mendengkur, ini membuat pasien sering terbangun saat tidur
karena sulit bernafas, namun sesak nafas dan nyeri dada disangkal. Selain itu pasien juga
mengeluhkan sulit menelan, dan suara berubah menjadi sengau dalam satu bulan terakhir.
Anamnesa
Riwayat penyakit dahulu:
disangkal
Riwayat pemakaian Obat:
Tidak ada anggota keluarga pasien yang mengalami sakit yang sama.
Riwayat kebiasaan sosial
Pasien adalah perokok aktif sejak lebih kurang 3 tahun terakhir. Pasien
Pemeriksaan Fisik
Status Present
Keadaan Umum
sedang
Kesadaran
Heart rate
Respiratory rate
Temperatur
Pemeriksaan fisik
Kepala
: Normocephali
Mata : konjungtiva palpebra inferior pucat (-/-)
Telinga : Serumen (-/-)
Hidung : Sekret (-/-), hiperemis (-/-)
Tenggorokan : Mukosa hiperemis (+), Sianosis(-)
Pemeriksaan fisik
Leher
Inspeksi
Palpasi
: Simetris
: TVJ (N) R-2 cm H2O.
Pembesaran KGB
: Tidak ada
d. Thorax
Statis : Simetris, bentuk normochest
Dinamis : Pernafasan abdominothorakal,
Retraksi suprasternal (-), Retraksi intercostals (-),
Pemeriksaan fisik
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba di Intercostal V 1 jari lateral
dari Linea
Midclavicula Sinistra.
Perkusi : Atas
: Intercostal III Midclavicula Sinistra
Pemeriksaan fisik
Abdomen
Inspeksi
Pemeriksaan Penunjang
Foto Thorax PA
Ekspertise :
Jantung tidak nampak
Pemeriksaan Penunjang
CT Scan Nasopharynx tanpa kontras
Ekspertise :
Tampak gambaran massa pada daerah nasopharynx
(fossa rosen muller kana dan kiri tertutup)
Ukuran massa 5,9 x 7,4 x 6,2 cm, batas massa tegas
deanga tepi yang tidak rata.
Kesimpulan : angiofibrinoma nasopharynx
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang
CT-SCAN nasopharynx dengan kontras
Ekspertise :
Tampak gambaran massa pada daerah nasopharynx
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang
27-2-2015
5-3-2015
6-3-2015
Normal
Hemoglobin
15,0 g/dL
14,5 g/dL
12,7 g/dL
14,0-17,0 g/dL
Hematokrit
44 %
43 %
37 %
45-55 %
Eritrosit
5,4.104/mm3
5,1.104/mm3
4,5.104/mm3
4,7-6,1.104/mm3
Leukosit
6,0.103/mm3
6,3.103/mm3
21,4.103/mm3
4,5-10,5.103/mm3
Trombosit
157.103U/L
153.103U/L
136.103U/L
150-450.103U/L
diftell
4/0/1/47/8
3/0/53/36/8
0/0/92/2/5
Darah rutin
MCV
82
80-100 fL
MCH
28
27-31 pg
MCHC
34
32-36 %
27/2/2014
5/3/2015
6/3/2015
Normal
Elektrolit
Natrium
133 mmol/L
135-145 mmol/L
Kalium
5,2 mmol/L
3,5-4,5 mmol/L
Klorida
107 mmol/L
90-110 mmol/L
KGDS/GDP/G
D2PP
-/76/87 mg/dL
<200 mg/Dl
Ur
25 mg/dl
25-60 mg/dl
Cr
0,6 mg/dl
0,6-1,1 mg/dl
CT/BT
8/3
Diagnosis Banding
Angiofibroma Nasofaring
Belia
Ca. Nasofaring
Tumor Palatum
DIAGNOSA KERJA
Angiofibroma Nasofaring
Belia
PLANNING
TATALAKSANA
Post Operasi
Pre Operasi
Ivfd RL 20 gtt/menit
Cefotaxime 1 gr/ 8 jam
penuh
IVFD RL 500 gtt/8 jam
Inj. Cefotaxime 1 gr/12 jam
Inj.transamin 500 mg/8 jam
Inj.dexamethasone 5 mg/8 jam selama 3
hari
Inj. Ranitidine 50 mg/8 jam
Inj. Ketorolac 3% 30mg/8 jam
Betadine kumur
Pertahankan NGT
ANALISA KASUS
Diagnosa
Laki-laki 22 tahun, datang dengan
keluhan hidung tersumbat.
Analisa
Tumor ini umumnya terjadi pada
laki-laki pada usia antara 7 19 tahun
namun jarang terjadi pada usia lebih
dari 25 tahun.
Gejala dan tanda juvenile
angiofibroma nasofaring terkait
dengan perluasan tumor ke rongga
hidung, orbita dan basis kranii. Gejala
yang khas adalah obstruksi hidung
unilateral yang progresif (80-90 %)
dengan rhinorrhea dan epistaksis
unilateral berulang (45-60 %). Gejala
yang lain adalah sakit kepala (25 %),
nyeri wajah, otitis media unilateral,
rinosinusitis kronis, proptosis dan
gangguan penglihatan
ANALISA KASUS
Pemeriksaan rhinoskopi
ANALISA KASUS
Gambaran Ct scan (tanpa
ANALISA KASUS
Dilakukan tindakan
pembedahan dengan
teknik transpalatal. Hal
ini dipilih karena tumor
lebih meluas ke daerah
palatum, dan tumor msih
terbatas pada daerah
nasofaring, rongga
hidung dan sinus
sphenoid.
KESIMPULAN
KESIMPULAN 2
Bersadarkan SKDI 2012 kasus angiofibroma
nasofaring belia merupakan kompetensi 2 bagi dokter
umum. Dimana diharapkan dokter umum mampu
mengenal gejala dari angiofibroma nasofaring belia
sehingga dapat merujuk kepada ahlinya sesegera
mungkin. Dimana pada tingkat kemampuan 2 ini
dokter umum diharapkan mampu membuat diagnosis
klinis terhadap penyakit tersebut dan menentukan
rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien
selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindak
lanjuti sesudah kembali dari rujukan
TERIMAKSIH